Loading...
Logo TinLit
Read Story - Puggy Humphry and the Mind Box
MENU
About Us  

            David Robbinson menatap ruang kerja di hadapannya dengan heran. Aroma dupa terbakar menggelayut di udara, bercampur bau zat kimia, dan aroma tanah dari arsitektur bebatuan. Dia mengamati ruangan itu, tanpa memahami kamar kerja macam apa itu. Ruangan yang menyambutnya mirip kapel Sistine yang ditempati ilmuwan gila. Serangkaian lampu aneh bermodulasi menghiasi langit-langit rendah, berlukisakan kolase langit surga. Sebuah rak buku dari abad ke delapan belas, yang dipenuhi artefak religius dari seluruh penjuru dunia, seperti Ekuaba dari Ghana, patung berhala dari Aegean Selatan, salib emas dari Spanyol, bahkan Boccus--tenunan langka dari Kalimantan yang merupakan simbol keabadian usia muda--menutupi salah satu dinding. Di sisinya, dekat tempat perapian, diletakan sebuah meja kayu besar tempat peralatan elektronik--komputer, mesin faksimile, scanner tipis, proyektor dan setumpuk tinggi dokumen yang diikat. Di tengah-tengah ruangan, sepasang meja lapik Henry Holland dengan kursi rancangan Thomas Hope tersusun rapi. Sementara itu, alih-alih menutupi dinding, sebuah lemari kaca gantung berukuran tidak terlalu besar, diletakan di sisi dekat jendela. Lemari ini berisi tabung-tabung reaksi, aneka pipet, botol-botol kaca berisi macam-macam zat kima, dan peralatan kimia lain. Di bawah lemari gantung itu, ada meja kayu panjang untuk tempat percobaan. Selama beberapa saat David terpaku, keheranan. Belum pernah selama hidupnya dia melihat ruangan sefantastis itu. Sebuah ruang kerja yang merangkap laboratorium kimia, museum antropologi, dan pasar loak. 

 

            Sesosok perempuan yang tingginya lebih dari enam kaki, yang datangnya entah darimana, berdehem di belakang dan mengejutkan mereka. Si pelayan memutar badan, lalu membungkuk penuh hormat. "Sir David Robinson dan Inspektur Jérome Deyrill, Mademoiselle."

            Perempuan jangkung itu hanya mengangguk kecil.

            "Saya akan mengambil teh." Pelayan itu berkata sebelum berbalik dan pergi.

 

            David Robbinson dan Inspektur Jèrome Deyril bergeming. Terperangah menatap perempuan di hadapannya dengan tidak percaya. Kulit perempuan itu putih pucat dan tampak berbintik-bintik. Tubuhnya sangat jangkung, kurus, dan gerak-geriknya yang lincah mengingatkan orang pada belalang sembah. Sepasang mata kecil kelabu yang berkilau tajam, melekat di antara hidung yang melengkung hampir menyentuh dagu yang runcing. Rambut cokelat kemerahannya tipis dan jatuh berantakan di bahu, dengan beberapa helai menjulur ke depan melewati celah telinga. Bibir perempuan itu kehitaman, dan tidak lebih dari tumpukan dua buah garis--sangat terlalu tipis. Sehingga jika tersenyum giginya yang besar-besar, tidak beraturan, dan penuh noda tembakau di sana-sini, akan tampak jelas sekali. 

            "Bonsoir Messieurs," ujarnya. Suaranya berkerit dan kosong. Seperti suara orang sekarat. Dia mengulurkan tangannya yang bertulang menonjol untuk berjabat. "Saya Puggy Humphry," sambungnya, "silakan duduk."

 

             Untuk beberapa detik David terbelalak, seolah perutnya baru saja ditinju. Secara emosional benaknya nyaris tidak bisa menerima apa yang dia lihat. Perempuan mengerikan ini Miss Puggy yang terkenal itu? Dia lebih mirip penyihir jahat daripada seorang detektif. David menoleh pada Inspektur Deyrill. Laki-laki berwajah lonjong itu juga tampak sama terkejutnya.

            "Saya minta maaf datang selarut ini," kata David setelah duduk, "saya benar-benar tidak bisa menunggu sampai besok pagi."

            Pintu berderit terbuka, si pelayan masuk membawa tiga buah cangkir dan poci  yang uapnya mengepul-ngepul. Atas permintaan Puggy, pelayan itu meletakan nampannya di atas meja kemudian keluar.

            "Saya terbiasa menyajikan teh untuk tamu-tamu saya," kata Puggy  yang kemudian berdiri untuk menuang teh. "Krim dan gula?"

            "Gula." Inspektur Deyrill menyahut. 

            Puggy menoleh kepada David. "Anda, Sir?"

            "Gula."

            Puggy menyerahkan cangkir dari keramik yang indah kepada masing-masing tamunya. "Sesi menjelaskan masalah selalu menjadi sesi menegangkan untuk beberapa klien saya. Padahal mereka harus tenang agar fokus."

            David mereguk tehnya, menghormati keramah-tamahan mengerikan empunya rumahnya. "Ini ramuan teh terbaik yang pernah saya minum." David berbasa-basi kosong. 

            "Mrs. Marie memang hebat meracik teh, dia tahu rahasia penyaji teh," sahut Puggy setelah duduk dengan nyaman di kursinya. "Eh bien, sebelum kita berbicara lebih jauh, saya ingin Anda berdua tahu. Bila Anda ingin meminta jasa saya untuk menyelidik suatu kasus, saya punya metode sendiri dalam bekerja, dan apa pun kebenaran dari kasus tersebut, akan saya ungkap semua."

            "Itu tidak perlu, Miss," sergah Inspektur Deyrill, "kasusnya sudah selesai. Maksud saya, dengan menangkap Sir David, kasus pembunuhan ini selesai."

            "Babi busuk!" pekik David, cangkir tehnya terhenti di udara. "Saya menghadiri pertemuan antar bankir di Aoste semalam. Mustahil saya membunuh Leon!"

            "Tapi korban sendirilah yang mengatakan Anda pembunuhnya."

            "Ini gila! Anda tak punya bukti."

            Mata Inspektur Deyrill melebar. Seolah berkata: dasar bodoh! "Sir David, kami memiliki bukti lebih dari cukup untuk menjebloskan Anda ke penjara. Selain itu, kami punya saksi mata yang mendengar pertengkaran Anda dengan korban. Anda mengancam akan membunuhnya sore ini, kan?" Inspektur Deyrill menanggapi dengan diplomasi.

            "Demi Tuhan, itu tidak benar. Semua itu bohong!"

            "Ini bukan televisi Inggris, Sir. Anda tinggal di Prancis." Puggy menyela, "di sini, hukum melindungi polisi, bukan penjahatnya. Sialnya, dalam kasus Anda ini, ada juga pertimbangan media. Sir Leon adalah arkeolog muda yang cemerlang kebanggan Prancis. Selain itu, ayahnya adalah senator yang digadang-gadang menjadi calon duta besar Inggris untuk Prancis. Kasus pembunuhan ini pasti  menjadi berita ramai pagi nanti."

            Bahu bidang David merosot turun. Rasa ngeri dan putus asa terpancar jelas di mmatanya. Dia menatap Puggy dengan memohon. "Saya memang mengancam Leon. Tapi bukan membunuhnya."

            "Saya ingin mendengar alibi Anda."

            David tidak langsung menyahut. Dia menoleh ke arah Inspektur Deyrill, menunggu keputusan.

            Inspektur polisi itu mmengerling sekilas ke arah Puggy. Lalu menoleh pada David. "Saya tidak mau berbuat tidak adil," kata Inspektur Deyrill dengan enggan. "Silakan, Sir." Meskipun sopan, perintah itu diucapkan seperti memerintah anjing.

            David menelan ludah dengan susah payah. "Saya ... sebenarnya, saya mungkin tahu siapa yang membunuh Leon."

            Pernyataan David mengejutkan Inspektur Deyrill dan Puggy. Secara bersamaan mereka bertukar pandang hampir tiga detik lamanya.

            "Lanjutkan, Sir." Puggy memberikan rangsangan. 

            "Apa yang akan saya katakan ini, mungkin terdengar gila. Dan memang gila saya rasa."  David menghela napas dalam-dalam. "Seseorang menelepon saya siang ini--pria beraksen aneh. 'Namaku kau tak perlu tahu,' katanya, 'yang jelas, kita masih sanak-saudara atau semacam itu. Dan kita memiliki musuh yang sama.'

            " 'Siapa Anda dan apa maksud Anda?!' bentak saya.

            " 'Tidak bijaksana. Sama saja dengan si komunis jadah haram itu,' jawab pria misterius itu.

            " 'Maafkan saya, tapi sudah cukup omong kosong ini!' saya marah dan hendak memutuskan sambungan.

            " 'Kau harus dengarkan aku,' sahut lelaki itu cepat-cepat, 'Leon itu anggota komplotan komunis bawah tanah yang berbahaya.'

            " 'Organisasi tombak lima?' spontan saya menyela.

            " 'Tepat. Itulah nama organisasinya. Akar mereka sudah menyusup ke semua tempat yang kamu lihat. Bahkan telah menjangkau seluruh daratan Eropa,' sahut orang itu, berusaha meyakinkan.

            " 'Sayang sekali, Sir. Lelucon Anda tidak lucu!' teriak saya.

            " 'Kamu  orang Inggris tolol. Organisasi itu benar-benar ada. Bukalah matamu, Eropa kini sedang sekarat. Setelah peristiwa Mei 1968, ekonomi kita terus merosot. Usaha EEC dengan Common Marketnya pun tidak berarti banyak. Kenapa? Karena ada otak di balik semua kekacauan itu. Otak yang mengendalikan perdagangan, perpolitikan, dan pasar. Orang-orang itu adalah komplotan komunis tombak lima.'

            " 'Saya tidak percaya!' sergah saya.

            " 'Terserah kamu. Tugasku hanya memberitahumu dan mengajukan penawaran kerja sama--'

            "Kerja sama?" Inspektur Deyrill menyela dengan tidak sabaran. 

             David menahan napas, tidak yakin akan apa yang hendak dikatakannya. "Pria itu ingin bekerja sama untuk ... menghabisi Leon."

            "Maaf?" 

            David mengangguk mantap. "Oui, Miss.  Benar-benar membunuh Leon. Mungkin, sore itu ada pelayan yang tak sengaja mendengar potongan-potongan pembicaraan kami. Yang waktu itu memang bernada tinggi. Lalu, saat tahu Leon terbunuh, dia menduga saya pelakunya."

            "Bagaimana dengan pesan kematian itu?" sergah Inspektur Deyrill, "korban jelas-jelas mengatakan Andalah pelakunya."

            "Anda pasti keliru!" David berkeras, "pesan kematian itu, saya yakin ditunjukan untuk komplotan komunis tombak lima."

            Inspektur Deyrill tersenyum mengejek. "Semua orang tahu organisasi itu hanya omong kosong, Sir. Bualan si sinting Kolonel Morries."

            Dengan kepercayaan diri yang telah kembali bangkit, David menyahut layaknya orang Inggris sejati. "Saya pun awalnya tidak percaya yang dikatakan pria gila itu. Tetapi, bursa-bursa saham di Eropa yang mulai berguguran ... jelas bukan suatu kebetulan. Karena itulah, sore ini saya menemui Leon untuk minta penjelasan, sekaligus memperingatkan dia. Tapi dia justru mengejek dan mentertawakan saya. Saya tak tahan dan .... " David menutup wajahnya dengan ke dua telapak tangan. Kemudia dia mengerang,  tidak sanggup melanjutkan bicaranya.

            Alis Puggy naik sedikit, tergugah minatnya. "Dalam dua tahun terakhir ini saya menyaksikan dan mengalami sendiri krisis keuangan dan ekonomi euro zone. Yang lebih parah lagi, krisis dalam bidang tersebut dengan segera mengalir ke dalam krisis sosial-politik."

            David menurunkan tangannya, lalu mengangguk. "Sebab itulah, saya pikir ... pria gila yang menelpon saya itu  mengatakan yang sebenarnya."

            Inspektur Deyrill berdehem. "Sir David, sekalipun hal itu benar, Anda tidak akan lepas dengan mudah. Ingat, Sir, kami punya cukup banyak bukti dan saksi  yang siap menyeret Anda ke penjara."

            David membuka mulutnya, namun tidak satu kata pun yang keluar. 

            "Mungkin tidak ada artinya bagi Anda," Puggy menanggapi dengan sarkastis, "tapi besar artinya bagi saya. Ingat Inspektur, tujuan penegak hukum adalah merekonstruksi tindak kejahatan. Untuk melakukannya, dia harus meletakan satu fakta di atas fakta yang lain layaknya membangun rumah kartu. Kalau fakta itu tidak cocok, kalau kartu tidak seimbang, kita harus memulainya lagi. Kalau tidak, rumah kartu itu pasti hancur berantakan. Karena itulah, penegak hukum yang baik harus menggali informasi secara rinci sebelum membuat hipotesis--tidak boleh mengabaikan apa pun, tidak peduli seberapa tidak penting dan tidak berharganya petunjuk itu kelihatannya. Sebab itu yang akan membawa pada kebenaran yang sesungguhnya."

            Walaupun harga dirinya tersinggung, Inspektur Deyrill tahu perempuan itu benar. Dengan sikap kesatria Prancis dia menjawab, "Saya tahu apa yang saya lakukan."

            "J'espére," sahut Puggy, "saya harap, Anda benar."

            Inspektur Deyrill mengerutkan alis. "Anda meragukan kerja polisi, Mademoiselle?

            Puggy mengangkat bahu, menganggap itu biasa. Tapi dia tidak menjawab. Melainkan mengambil Hookahnya di atas rak perapian dan menyalakannya. Baru setelah kembali duduk, dia berkata, "Inspektur, saya memang meragukan Anda. Maksud saya, Anda terlalu terburu-buru. Saya berjanji kepada Anda, jika Sir David terbukti bersalah, saya tidak akan menghalangi Anda melakukan kewajiban Anda. Tapi sebelum itu, saya ingin mendengar kronologi pembunuhan Sir Leon terlebih dulu."

            Wajah Inspektur Deyrill mengeras. "Saya rasa itu tidak perlu. Miss Puggy, Anda dan saya telah melihat begitu banyak kematian dalam pekerjaan kita. Dan izinkan saya mengatakan sesuatu, ketika seseorang hendak dibunuh, saya tidak percaya dia memikirkan hal lain selain satu soal saja. La vengeance! Balas dendam."

            "Tapi saya punya bukti representatif yang menyatakan sebaliknya." Dengan taktis Puggymenanggapi.

            "Apa maksud Anda, Miss Puggy?!"

            Puggy bangkit dari kursinya. "Petang ini saya mendapat sebuah telegram berisi selembar sapu tangan yang yang membungkus pesan kaleng." Puggy berjalan ke meja kerjanya, mengambil sebuah surat di antara tumpukan dokumen. "Cap posnya dari Belley. Tapi nama dan alamatnya palsu."

            "Pesan kaleng?" ulang Inspektur Deyrill ragu-ragu.

            Puggy menyerahkan surat itu kepada Inspektur Deyrill. "Isinya adalah tantangan dari seseorang berinisial 'SP.' " Dia juga memberikan sehelai sapu tangan yang tampak kemerahan. "Reaksi asam-basa dari penoftalein yang mengubah warnanya."

            "Anda tadi mengatakan surat itu dari seseorang berinisial 'SP?' " tanya David.

            Puggy mengangguk, mengiyakan. 

            David tampak tidak percaya. "Inisial itu ... tidakkah terdengar seperti Sang Pengawas ... nama pemimpin organisasi tombak lima?"

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

3 0 4 1 0 0
Submit A Comment
Comments (183)
  • Nisa_Putri

    Waw! Ceritanya memikat banget. Gaya bahasanya apik, rekomended juga nih kalau bisa juara. Sukses ya.

    Comment on chapter Bab 5
  • SusanSwansh

    @ReonA wkwkwk

    Comment on chapter Bab 16
  • ReonA

    @SusanSwanshwkkwkw iya

    Comment on chapter Bab 3
  • SusanSwansh

    @ReonA haha Serlock sama Watson versi perempuannya.

    Comment on chapter Bab 3
  • ReonA

    Berasa baca Sherlock holmes sama Watson wkkwkw

    Comment on chapter Bab 3
  • SusanSwansh

    @lanacobalt Hahaa. Karakternya terinspirasi dari Kogoro mouri itu Kak.

    Comment on chapter Bab 14
  • lanacobalt

    Suka dengan karakter Count Jeoply. Kira-kira di mana Anda mengecat rambut Anda, Sir? ????
    Para penjudi juga memiliki seseorang yang menginspirasi. Flora, you are my everything. ????

    Comment on chapter Bab 30
  • SusanSwansh

    @thomas hehe. Makasih banyak Sob. Sini main saja ke Prancis. Penulisnya orang Prancis, kok. Perapatan Ciamis. Hehe

    Comment on chapter Prolog
  • thomas

    keren banget, pengen ketemu sama penulisnya.

    Comment on chapter Prolog
  • Tashya

    Suka sama diksinya. Benar-benar pemaksimalan kata yang bagus. Singkat padat dan jelas. Style writingnya juga bagus. Ploting, dan settingnya terutama.

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
When the Winter Comes
60933      8222     124     
Mystery
Pertemuan Eun-Hye dengan Hyun-Shik mengingatkannya kembali pada trauma masa lalu yang menghancurkan hidupnya. Pemuda itu seakan mengisi kekosongan hatinya karena kepergian Ji-Hyun. Perlahan semua ini membawanya pada takdir yang menguak misteri kematian kedua kakaknya.
Kaichuudokei
8080      2048     5     
Fantasy
“Suatu hari nanti aku akan mengubahnya. Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Bagaimanapun caranya. Jadi, saat waktu itu tiba, jangan menghalangiku!” (Nakano Aika) “Aku hanya ingin mengubahnya.. aku tidak ingin itu terjadi, aku mohon.. jika setelah itu kalian akan menghapus semua ingatanku, tidak masalah. Aku hanya tidak ingin menyesali sesuatu selama hidupku.. biarka...
REMEMBER
4685      1402     3     
Inspirational
Perjuangan seorang gadis SMA bernama Gita, demi mempertahankan sebuah organisasi kepemudaan bentukan kakaknya yang menghilang. Tempat tersebut dulunya sangat berjasa dalam membangun potensi-potensi para pemuda dan pernah membanggakan nama desa. Singkat cerita, seorang remaja lelaki bernama Ferdy, yang dulunya pernah menjadi anak didik tempat tersebut tengah pulang ke kampung halaman untuk cuti...
Mengejarmu lewat mimpi
2198      878     2     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
Aku menunggumu
4536      955     10     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
Strawberry Doughnuts
821      526     1     
Romance
[Update tiap tengah malam] [Pending] Nadya gak seksi, tinggi juga kurang. Tapi kalo liat matanya bikin deg-degan. Aku menyukainya tapi ternyata dia udah ada yang punya. Gak lama, aku gak sengaja ketemu cewek lain di sosmed. Ternyata dia teman satu kelas Nadya, namanya Ntik. Kita sering bertukar pesan.Walaupun begitu kita sulit sekali untuk bertemu. Awalnya aku gak terlalu merhatiin dia...
MANTRA KACA SENIN PAGI
3761      1354     1     
Romance
Waktu adalah waktu Lebih berharga dari permata Tak terlihat oleh mata Akan pergi dan tak pernah kembali Waktu adalah waktu Penyembuh luka bagi yang sakit Pengingat usia untuk berbuat baik Juga untuk mengisi kekosongan hati Waktu adalah waktu
Kamu, Histeria, & Logika
63532      7320     58     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
IZIN
3237      1181     1     
Romance
Takdir, adalah sesuatu yang tidak dapat ditentukan atau disalahkan oleh manusia. Saat semua telah saling menemukan dan mencoba bertahan justru runtuh oleh kenyataan. Apakah sebuah perizinan dapat menguatkan mereka? atau justru hanya sebagai alasan untuk dapat saling merelakan?
Cinta Kita Yang Tak Sempurna
4498      1712     0     
Romance
Bermula dari kisah awal masuk kuliah pada salah satu kampus terkenal di Kota Malang, tentang Nina yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seorang aktivis di UKM Menwa yang bernama Aftar. Namun Nina tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam memperhatikannya dan tulus mencintainya bahkan rela berkorban pada akhirnya, dia adalah Gio. Namun dipertengahan cerita muncul-lah Bayu, dia ad...