Loading...
Logo TinLit
Read Story - Code: Scarlet
MENU
About Us  

Kota Natsushibara, sebuah kota besar yang terbagi menjadi 4 distrik.

Distrik 1, yang juga dikenal sebagai distrik mati.

Dua tahun lalu sebuah insiden besar membuat distrik itu hancur. Media masa memberikan informasi jika terjadi kecelakaan di labolaturium utama. Sebuah bahan kimia mematikan menyebar dan membuat area Distrik 1 menjadi area berbahaya. Kini tempat tersebut berubah menjadi terbengkalai dengan sisa kubah tipis yang digunakan untuk menutup tempat itu.

“Ichimiya, ayo kita mampir ke stasiun. Di sana ada kedai crepes baru lho. Aku ingin mencobanya,” ajak Erika.

Crepes?” Ichimiya bertanya. Dia belum pernah mendengar nama makanan seperti itu.

Erika tiba-tiba terdiam. Seperti bingung. Dan saat itu Ichimiya tau jika dirinya bersikap aneh.

“Apa kau belum pernah memakannya?” Tanya Erika. “Biasanya di SMP atau saat pelajaran memasak, crepes jadi menu yang sering dibuat lho.”

“Hmm, aku tidak pernah memakannya.”

“Kalau tidak salah, kau pindahan dari Distrik 3 ya? Sekolahmu dulu seperti apa? Aku sempat penasaran karena kau berasal dari tempat itu. Jangan-jangan, Ichimiya, kau itu sebenarnya termasuk orang-orang yang punya kedudukan tinggi di kota ya?” Erika terus menunjukkan wajah penasaran.

Ichimya menatap gadis itu. Kelihatannya Erika punya pemikiran yang lebih dewasa dari yang dia kira. Dengan bersikap tetap tenang agar tidak lebih aneh, Ichimiya mencoba untuk menyunggingkan senyumnya.

“Distrik 3 tidak seperti yang orang-orang katakan. Di sana sama saja dengan tempat ini. Aku juga bukan bagian dari orang penting di sana. Sungguh,” ucap Ichimiya. Dia menggenggam tasnya dengan erat.

“Heee…”

“Teman-teman maaf membuat kalian menunggu.” Rin dan Kurumi berlari menghampiri mereka berdua. 

Keempat gadis itu memang berencana pergi bersama setelah pulang sekolah. Namun karena hari ini jadwal piket kelas untuk Rin dan Kurumi, mereka meminta Ichimiya dan Erika untuk menunggu di depan gerbang.

“Apa yang kalian bicarakan?” selidik Kurumi. Alisnya saling bertaut, gadis itu mencondongkan tubuhnya ke depan. Bergantian matanya menatap Erika dan Ichimiya.

“Ichimiya bilang dia belum pernah makan crepes. Jadi bagaimana jika kita pergi ke stasiun dan mencoba kedai baru di sana?” jelas Erika.

“Wah, itu boleh juga,” setuju Kurumi. Dia menjentikkan jarinya dan menoleh ke Rin—meminta persetujuannya. Rin hanya menginyakan dengan anggukan.

Mereka berempat berjalan ke arah stasiun bersama.

Distrik 7 merupakan distrik yang tenang. Sebuah area yang cukup luas dan nyaman untuk ditinggali. Berbeda dengan distrik yang lainnya, distrik ini bisa dibilang wilayah netral. Distrik 7 diapit oleh Distrik 3 dan Distrik 6.

Ada sungai besar yang membagi wilayah timur dan barat. Tempat tinggal Ichimiya berada si sebelah barat yang bersebelahan dengan Distrik 6. Yang diketahui gadis itu, lingkungan tempat tinggalnya punya suasana tenang dengan area hijau di beberapa tempat. Dan ada sebuah bangunan yang mencolok di Distrik 7. Sebuah taman bermain dengan menara atau bangunan yang mirip istana dan bianglala raksasa.

Entah kenapa taman hiburan itu malah tidak berada di Distrik 6 yang merupakan pusat kota.

Tidak butuh waktu lama berjalan dari sekolah menuju stasiun.

Kedai crepes yang Erika katakan berbentuk mobil. Atau lebih tepatnya mereka berjualan di atas mobil. Ada banyak menu rasa yang mereka sediakan. Namun hanya beberapa yang direkomendasikan kepada pelanggan. Seperti menu andalan mereka.

“Selamat menikmati.”

Ichimiya memegang crepes pertamanya. Rasa banana cream, sama seperti rasa yang dipesan oleh Rin dan Kurumi. Dari tampilannya terlihat menggoda dan baunya juga beraroma manis.

Gigitan pertama. “Hmm,” gumam Ichimiya. Dia merasakan lembutnya cream di dalam mulutnya. Juga rasa manis dari pisangnya. Kulit tipis yang membungkusnya begitu kenyal dan gurih. Gigitan keduanya. Dia tidak bisa berhenti mengunyah. Ini enak sekali. Manis, batinnya dalam hati.

“Bagaimana Ichimiya? Apa kau suka?” Tanya Rin.

“Ini benar-benar enak,” jawabnya.

“Karena masih sore bagaimana jika kita melihat-lihat dulu?” ajak Kurumi antusias.

“Baiklah. Kita bisa pulang sebelum makan malam.”

Semua setuju dengan rencana tersebut dan akhirnya empat gadis itu berjalan menyusuri area perbelanjaan yang ada di dekat stasiun. Mereka melihat toko dan kedai makanan yang ada. Masih belum puas, mereka membeli beberapa makanan lagi.

Semuanya menikmati acara jalan-jalan dadakan itu. Ichimiya juga terlihat begitu senang karena banyak hal yang belum pernah dilihatnya berada di tempat ini. Tak henti-hentinya dia kagum pada benda-benda asing yang tidak di ketahuinya.

“Ichimiya-chan!” panggil Kurumi saat Ichimiya terfokus pada toko antik dengan barang-barang aneh.

“Ya!” Ichimiya segera menyusul teman-temannya.

Drrt.. Drrt.. Ponsel di sakunya bergetar.  Sejak mendapatkannya ponsel itu tidak pernah berbunyi. Kali ini ada sebuah email masuk—dari Aki. Ichimiya membaca pesan tersebut sambil mengerutkan keningnya.

“Ichimiya ada apa?” Rin menghampirinya. Ichimiya menatap gadis itu dengan wajah sedikit kecewa.

“Maaf. Sepertinya aku harus pulang.”

“Heh? Kau sudah mau pulang.”

“Maaf ya. Lain kali kita pergi bersama lagi ya,” Ichimiya tersenyum lalu berbalik melangkah pergi. Dia merasa tidak enak pada yang lainnya.

Begitu keluar dari area perbelanjaan segera kakinya melangkah lebih cepat.

Hari ketiganya sebagai murid SMA. Misi dadakan yang dibicarakan waktu itu. Misi yang melibatkan anak percobaan dari Distrik 1—yang sama seperti dirinya akhirnya tiba. Misi resmi setelah dirinya berhasil keluar dari Distrik 3.

***

Ichimiya bersiap. Dia menyisir rambutnya dengan perlahan lalu menyibakkannya ke belakang. Dengan balutan kemeja lengan pendek dan rok hitam sebatas lutut dia akan pergi menjalankan misi. Tidak lupa dia juga menyiapkan peralatan tugasnya. Pistol yang sudah terisi penuh dengan peluru—yang ditaruh di pinggang belakangnya—dan sebuah pisau belati yang tersimpan di balik roknya.

Sebelum berangkat Ichimiya termenung di depan meja belajarnya. Suara angin malam membawanya mendekati jendela kaca menuju balkon. Jendela kaca geser itu membawa masuk suara kesibukan dari Distrik 6.

Terlihat kemerlap lampu yang menerangi wilayah tersebut. Lalu jauh dari arah berlawanan sebuah pemadangan yang amat berbeda juga terlihat dari tempat Ichimiya termenung. Suasana sunyi menyelimuti pemandangan Distrik 1.

“Aku ingin pergi ke sana,” bisik Ichimiya. Dia menyisir rambutnya yang diterpa angin dengan jari tangannya. Sudah waktunya dia untuk berangkat.

Setelah mengambil kotak obat pemberian Miyura, juga ID Card miliknya, Ichimiya memakai jaketnya dan melesat menuju tempat misinya dijalankan.

***

Distrik 7. Bagian timur, di dekat tepi sungai.

Sebuah melodi dari ponsel Ichimiya memecah kesunyian tempat itu. Sebuah panggilan masuk dari Aki. Ichimiya memakai alat komunikasi kecil di telinganya.

Tit.

[Ichimiya, kau sudah sampai?] Suara Aki di telepon.

“Aku sedang menuju ke sana. Berapa orang yang ikut hari ini?”

[Selain aku, ada 5 orang termasuk dirimu. Aku sudah bersiap di posisi. Ao akan jadi koordinator.]

“Aku mengerti.”

Tit.

Panggilan berakhir. Tak lama kemudian di kejauhan terlihat beberapa orang yang tengah menunggunya. Salah satunya Ao.

“Ichi,” panggil Ao begitu Ichimiya tiba.

“Akhirnya,” dengus seorang anak perempuan di sebelah Ao. Namanya Azura. Dia Agen Devisi Percobaan sama seperti Ichimiya, hanya statusnya masih dalam pengawasan.

“Jadi Azura ya.” Ichimiya melihat sisa 2 orang yang lain. Agen biasa dari Distrik 3. Kelihatannya hanya sebagai pengawas agar misi ini lancar.

Setelah semua berkumpul, Ao menjelaskan misi hari ini.

Ada beberapa insiden pencurian di sekitar sini. Pihak keamanan sekitar sudah menyusuri wilayah tepi sungai dan tidak menemukan apa-apa. Di tempat ini hanya ada deretan gudang dan bangunan tua yang sudah tidak dipakai. Ada yang mengatakan mereka melihat beberapa anak kecil dengan pakaian bernoda darah. Sekitar 5 hari yang lalu.

Lalu sebuah kejadian aneh muncul. Di bawah jembatan besar sana ditemukan beberapa benda membeku secara misterius. Dan berlanjut dengan rerumputan di sana tiba-tiba membeku juga. Saat ini Aki sedang menyelidiki tempat-tempat tersebut. Dan tugas Ichimiya juga yang lainnya mencari seseorang yang mungkin menjadi dalangnya. Seseorang yang kemungkinan anak percobaan yang selamat dari Distrik 1.

“Sebenarnya ada berapa banyak anak-anak dari Distrik 1 itu?”

“Kita sudah menangkap sekitar 30 lebih anak dari sana. Sisanya tidak ada yang tau.”

“Kalian berdua diamlah.” Azura menutup matanya. Berkonsentrasi.

Gadis yang lebih tua setahun dari Ao dan Ichimiya itu mencoba untuk tenang. Perlahan matanya terbuka dan semua hal dalam pandangannya terlihat berbeda. Azura, gadis dengan sifat yang tidak bersahabat itu mempunyai kemampuan untuk melihat jauh sampai radius 50 meter. Dengan lebih berpusat pada satu titik dia bisa melihat sampai ke tempat yang tertutup.

“Kita mulai.” Azura bergerak maju. Mereka semua berlari mengikutinya. “Area A. Area B. Aman,” lapornya. Dia juga mengenakan alat komunikasi kecil di telinganya.

Ao melihat layar tablet kecil yang dibawanya. Tangannya menandai area yang disebutkan oleh Azura tadi. Mereka masih terus bergerak menyusuri area tepi sungai.

“Area C. Aman. Area D terlalu banyak objek. Aku perlu mendekat.”

“Baik. Kita berpencar jadi 2 kelompok,” ucap Ao. Semua mengangguk. Ao bersama Ichimiya, dan Azura bersama 2 agen lainnya.

Azura masuk ke sebuah bangunan tua yang terlihat bobrok. Matanya bergerak menelusuri setiap sudut ruangannya.  “Aku melihat sesuatu. Itu…” Azura menyipitkan matanya. Dia berhenti bergerak. “Ao-kun mereka-”

“Aaaaaaa!” Seseorang berteriak. Azura segera melompat mundur dan merunduk. Lalu tiba-tiba sebatang besi melewati atas kepalanya. Bruak! Setumpuk kotak kayu hancur berkeping-keping. Kedua agen yang bersama Azura bersiaga, mereka mengeluarkan sebuah pistol dari jasnya.

“Tunggu,” kata Azura. Keadaan kembali sunyi. Tak lama kemudian Ao datang dari arah belakang.

“Azura-san.” Ao juga mengeluarkan pistol miliknya. Azura menunjuk ke arah pintu belakang yang tertutup dengan tumpukan kotak kayu lain. “Ichi,” ucap Ao.

“Aku bisa melihatnya,” jawab Ichimiya.

Dalam gelapnya malam, perlahan sinar bulan mulai masuk lewat celah-celah atap yang berlubang. Awan yang bergerak karena angin, membuka tirai kelabu di langit. Bulan yang begitu besar memperlihatkan keindahannya. Ichimiya membuka matanya lebar-lebar.  Terlihat jelas manik matanya yang berwarna merah. Seperti menyedot energi pada malam ini.

Gadis dengan rambut hitam pekat itu menyatu dengan sunyinya malam. Ichimiya menatap dalam diam dari atas bangunan di sebelah tempat itu. Dari lubang besar di atap dia bisa melihatnya dengan jelas.

“Ada 2 anak di sana,” lapornya. “Kyoka Ichimiya. Bersiap untuk misi penangkapan.”

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (11)
  • HananArrahman

    Idenya sudah bagus. Tapi penyampaiannya masih terlalu bertele2. Coba kamu sederhanakan lagi kalimat2nya. Jangan alih2 membuat detail kamu terjebak pengulangan kalimat dan jadi klise. Salam.

    Comment on chapter Mission 1
Similar Tags
WALK AMONG THE DARK
814      452     8     
Short Story
Lidya mungkin terlihat seperti gadis remaja biasa. Berangkat ke sekolah dan pulang ketika senja adalah kegiatannya sehari-hari. Namun ternyata, sebuah pekerjaan kelam menantinya ketika malam tiba. Ialah salah satu pelaku dari kasus menghilangnya para anak yatim di kota X. Sembari menahan rasa sakit dan perasaan berdosa, ia mulai tenggelam ke dalam kegelapan, menunggu sebuah cahaya datang untuk me...
FaraDigma
1358      679     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...
Love after die
474      323     2     
Short Story
"Mati" Adalah satu kata yang sangat ditakuti oleh seluruh makhluk yang bernyawa, tak terkecuali manusia. Semua yang bernyawa,pasti akan mati... Hanya waktu saja,yang membawa kita mendekat pada kematian.. Tapi berbeda dengan dua orang ini, mereka masih diberi kesempatan untuk hidup oleh Dmitri, sang malaikat kematian. Tapi hanya 40 hari... Waktu yang selalu kita anggap ...
Daniel : A Ruineed Soul
577      339     11     
Romance
Ini kisah tentang Alsha Maura si gadis tomboy dan Daniel Azkara Vernanda si Raja ceroboh yang manja. Tapi ini bukan kisah biasa. Ini kisah Daniel dengan rasa frustrasinya terhadap hidup, tentang rasa bersalahnya pada sang sahabat juga 'dia' yang pernah hadir di hidupnya, tentang perasaannya yang terpendam, tentang ketakutannya untuk mencintai. Hingga Alsha si gadis tomboy yang selalu dibuat...
Little Spoiler
1089      661     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Surat untuk Tahun 2001
5481      2201     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Bittersweet My Betty La Fea
4854      1537     0     
Romance
Erin merupakan anak kelas Bahasa di suatu SMA negeri. Ia sering dirundung teman laki-lakinya karena penampilannya yang cupu mirip tokoh kutu buku, Betty La Fea. Terinspirasi dari buku perlawanan pada penjajah, membuat Erin mulai berani untuk melawan. Padahal, tanpa disadari Erin sendiri juga sering kali merundung orang-orang di sekitarnya karena tak bisa menahan emosi. Di satu sisi, Erin j...
Laci Meja
499      337     0     
Short Story
Bunga yang terletak di laci meja Cella akhir-akhir ini membuatnya resah. Dia pun mulai bertekad untuk mencari tahu siapa pelakunya dan untuk apa bunga ini dikirim. Apa ini....teror?
Premium
Ilalang 98
7090      2223     4     
Romance
Kisah ini berlatar belakang tahun 1998 tahun di mana banyak konflik terjadi dan berimbas cukup serius untuk kehidupan sosial dan juga romansa seorang mahasiswa jurusan Sastra Indonesia bernama Ilalang Alambara Pilihan yang tidak di sengaja membuatnya terjebak dalam situasi sulit untuk bertahan hidup sekaligus melindungi gadis yang ia cintai Pada akhirnya ia menyadari bahwa dirinya hanya sebuah il...
PALETTE
539      295     3     
Fantasy
Sinting, gila, gesrek adalah definisi yang tepat untuk kelas 11 IPA A. Rasa-rasanya mereka emang cuma punya satu brain-cell yang dipake bareng-bareng. Gak masalah, toh Moana juga cuek dan ga pedulian orangnya. Lantas bagaimana kalau sebenarnya mereka adalah sekumpulan penyihir yang hobinya ikutan misi bunuh diri? Gak masalah, toh Moana ga akan terlibat dalam setiap misi bodoh itu. Iya...