Loading...
Logo TinLit
Read Story - Upnormal
MENU
About Us  

           Zela menyipitkan mata, lalu menyisir ruangan yang sangat luas nan indah dengan penataannya. Membuat ruangan itu semakin rapi dan bersih. Ia berjingkat kaget  ketika para makhluk alam lain muncul secara tiba-tiba dan menyeringai ganas. Ia meringkuk ketakutan. Tak sengaja wanita paruh baya melihat. Dena namanya. Masuk kamar itu yang sengaja tak di tutup.  

            “Kamu udah bangun?” tanya Dena sambil menjatuhkan pantatnya di tepi ranjang. Zela tersentak dengan suara wanita itu.

            “Oh. Eh. Ehm. Udah tante. Maaf saya di mana ya?” ucap Zela sambil merenggangkan ringkukannya dan menarik bibirnya lima centi.

            “Manis sekali senyumannya. Apa lagi dengan lesung pipinya”~ Dena.

            Zela yang mendengar salah tingkah dengan pujian tak lansung dari Dena. Lalu merapikan tempat tidur berukuran king size.

            “Biar nanti bibi yang rapiin. Ini rumah tante” balasnya sambil berdiri seolah membimbing Zela keluar dari kamar. Dengan patuh Zela mengekori.

            “Tadi tante lihat kamu pingsan di jalanan, terus tanpa pikir panjang tante bawa kamu ke sini, rumah tante. Apa masih ada yang sakit?” lanjut Dena perhatian membuat Zela terharu.

            “Ehm. Anu makasih tante. saya udah baikan” gugup Zela.

            “Apa kamu sudah makan?” tanya Dena lembut.

            “Seperti inikah di perhatiin ibu?”~ Zela sambil terpsona dengan perhatian Dena hingga  tak ia sadari mengembangkan senyuman maut yang dimiliki. Ya senyum tulus itu akan menghiasi bibirnya, ketika ia memuji sesuatu dengan ketulusan. Dena balik kanan melihat orang di belakangnya dan pemandangan indah yang di saksikan mampu menyihir wanita paruh baya ini. Efek senyuman Zela, tak intrupsi tangan Dena bergerak menyentuh pipi  gadis mungil nan menawan ini.

            Zela memejamkan mata ketika tangan Dena mengelus pipinya. Ia mengabaikan trailer masa depan atau masa lalunya.

            “Tanteee apa kabar?” ucap Metra dan kaget dengan adegan di depan matanya.

            “Ehm. Ada apa ini tan?” lanjut Metra.

            “Cih. Tante Dena dapet gembel dari mana nih? Apa jangan-jangan kandidat menantunya? gak ini gak boleh terjadi. Tapi, dia bukan tipe menantu om Jimin Banget. Tenang Metra tenang. Dia cuma gembel. Pasti pergi kalau udah dapet makan”~Metra.

            Zela mengeraskan rahangnya medengar pikiran Metra yang berani mengomentari penampilan segaligus menghina harga dirinnya. Baginya fashion orang beda-beda. Memang penampilan Zela jauh berbeda dengannya. Zela hanya memakai jeans dan kaos hitam dibalut baju panjang kotak-kota dengan rambut dikuncir kuda. Sedangkan Metra memakai gaun hitam tanpa lengan panjang selutut. Zela menghebuskan nafas lelah dengan orang yang menilainya sebelah mata.

            “Terima kasih tante atas pertolongannya saya permisi” pamit Zela sopan.

            “Loh kok buru-buru. Kita makan aja dulu. kebetulan masak banyak. Soalnya anak tante mau mampir ke sini katanya” cegah Dena dengan bahagia.

            “Apa? seriusan tan dia ke sini?” Metra antusias.

            Dena manggut-manggut sambil menata piring.

            “Maaf tante saya gak bisa, masih ada urusan yang harus saya selesaikan. Sekali lagi saya terima kasih tante. Saya permisi” tolak Zela sambil mecium tangan Dena. Kali ini ia menyunggingkan senyum ketika melihat sepenggal kisah dari Dena. Zela balik kanak menuju pintu utama.

            “Awas!” reflek Zela sambil menangkis pot yang terjenu bebas dari lantai atas. Ia medongak sambil melotot. Ada makhluk yang usianya sekitar sepuluh tahun sedang bercanda dan salah satu dari mereka menyenggol pot itu.

            “Wah Terima kasih nak. Untung ada kamu. Sudah siuman? Tadi Dena sangat khawatir sekali dengan keadaanmu. Dia memang wanita baik”

            “Hehehe. Iya Nek sama-sama.  Lain kali hati-hati ya Nek. Ze pulang dulu”

            Setelah Zela menyalami nenek ia langsung menuju pintu gerbang. Ia mengabaikan apa yang di lihat. Sebelum benar-benar enyah, Zela menoleh belakang melihat nenek itu duduk di teras seolah menyambut kedatangan seseorang. Lalu ada makhluk alam lain yang melambaikan tangan kepadanya.

            “Aku merindukanmu Nek” celetuk Zela sambil berlalu.

                               

                                 ***

 

            Zela nyaris ketabrak BMW biru. Untung para makhluk medorongnya dengan kapasitas super  yang di miliki hingga membuat empu tubuh terpelanting. Zela meringis kesakitan. Sang empu mobil tak turun dan hanya mengumpat kasal. Zela hanya mengangguk seolah mengatakan ‘maaf’.

            “Ck. Mata taruh mana sih? main nylonong” gerutunya sambil mengemudi kembali. Ia masih menatap orang itu lewat spion sambil mengernyitkan dahi. Menurutnya gestur tubuh orang itu tak asing.

            “Zela Syinjin? Tinggal daerah sini? sejak kapan? Kok gak tau?” monolognya sambil masuk ke area pekarang rumah. Lalu menggeleng mengusir sosok orang yang ia lihat tadi.

            “Alhamdulillah Jay akhirnya datang juga” sambut sang Bunda Dena sambil tersenyum bahagia.

            “Mampir doang Bun” balas Jay malas sambil menjatuhkan pantatnya di sofa.

            “Dasar anak nakal. Apa sudah gak butuh orang tua, hah?” hardik Nenek pura-pura seraya menghambur memeluk cucuk lelaki satu-satunya. Ia meciumi Jay hingga membuat empu tubuh geli.

            “Ih. Nenek geli ah, Jay udah gede jangan gitu”

            “Kalau udah gede buruan nikah”

            “Nah betul kata Bunda Jay”

            “Ck. Ck. Ck  sejak kapan nenek jadi sekutu Bunda? Wah. Sekarang aku gak punya bala tentara nih”

            “Hehehe. Bukan gitu Jay. Nenek ingin lihat kamu nikah. Lihat keponakan udah pada nikah. Kamunya masih di situ aja”

            “Tante bajunya gak...”

            Deg

            Jay langsung berdiri. Terpesona dengan wajah itu dan dadanya berdekup kencang. Rasanya ingin memeluk sang empu wajah untuk melepas kerinduannya.

            “Shit! Dia bukan Mela tapi Metra. Sadar!!”~  Jay.

            “Bagus Metra. Akhirnya setelah sekian lama dia mau memandangmu”~ Metra sambil tersenyum malu-malu dengan pandangan Jay.

            “Bun. Jay tiba-tiba keingetan ada yang harus di selesaikan. Jay pergi dulu. Lusa Insya Allah Jay datang” ucap Jay dingin sambil balik kanan.

            “Maafin Ayah, Bunda Jay. Apakah kamu masih mencintainya?”~ Bunda Dena.

            Flash Back:

            Tiga tahun yang lalu. pertemuan dua keluarga besar di puncak. Mereka memilih tempat puncak supaya berganti suasana. Keluarga kolongmerat yang lumayan tersohor di negeri pertiwi ingin memperkuat kolega bisnis.

            “Wah  udara di sini segar sekali  Jim”

            “Jelaslah. Kan aku sering ke sini. tapi anakmu tau gak di sini tempatnya?”

            “Ragu sih. tapi gampanglah kan ada google maps. Hehehe”

            “Hmmm kenapa sih gak bareng aja To?”

            “Katanya ada kuis Jim”

            “Oalah gitu. Sabtu-sabtu ngampus? Kerajinan amat tuh dosen. Hahaha”

            “Hush. Kayak gak aja dulu”

            “Hahaha. Emang gak pernah Darto”

            “Eh. Si Jay di mana dia? Belum dateng juga?”

            “Belum. Si bocah itu masih sibuk ngurus peerusahan penerbitan katanya. Paling sampai sini sorean. Katanya mau bawa temennya gitu sih”

            Darto hanya mangguk-mangguk. Lalu mereka melihat-lihat sekiling villa. Sedang istri mereka menyiapkan untuk keperluan acara nanti malam. tak terasa hari semakin sore. Cuaca puncak tak begitu bersahabat. Kadang mendung dan terang.

            Pukul lima.

            Sebuah kejadian tak terduka menimpa keluarga mereka. Tiba-tiba hujan lebat mengguyur puncak. Sepertinya Sang Kuasa membuat skenario yang susah di tebak. Kecelekan maut yang memakan banyak korban. Sebuah penduduk riuh dengan kejadian itu. Semua korban di larikan ke rumah sakit terdekat.

            Handpone Jimi bunyi. Pun juga milik Darto. Medengar kabar dari sebrang, mata mereka melotot tak percaya. Tanpa ba-bi-bu mereka menerobos hujan menuju rumah sakit.

            “Anak saya sebelah mana suster”Dena kalut.

            “Anak saya sebelah mana sus?” Darti.

            “Atas nama siapa?”

            Jimin mengambil alih. Pun juga dengan Darto. Dan memeluk bahu istrinya. Sang suster memberi informasi ruangan masing-masing. Lalu mereka mengahambur keruangan itu. Dena dan Jimin sedikit tenang dengan luka Jay yang ringan. Tapi sayangnya ia masih pingsan. Dena mengelus lembut kening putranya. Lalu mencium. Pun dengan suaminya. 

            Di ruang yang berbeda. Darti dan Darto sangat sedih dengan anaknya. Menangisi putri semata wayangnya. Tapi mereka mempunyai tekat  akan mengembalikan putri tercinta seperti sedia kala. Darto meninggalkan ruangan itu untuk membicarakan sesuatu kepada sang  dokter. Kebetulan dokter sedang berbicara dengan Jimin dan Dena.

            “Ada apa To? Bagaimana keadaan Metra?”

            “Parah Jim. Aku sedih lihatnya. Dia benar-benar tak beruntung”

            Lalu Darto menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Metra. Jimin  memberi solusi. Untuk mengoprasi Metra dengan korban yang beberapa detik meninggal. Bunda melarang. Karena itu temannya Jay. Dan hanya Jay yang berhak mengizininkan.  Entah tanpa pikir panjang Darto menyetujui saran Jimin. Ia berani membayar denda berapapun yang diinginkan dari orang tua anak itu. Oprasi sukses. Dalam waktu bersamaan Jay membuka mata. Ia berinjak dari ranjangnya. Senyum manis ketika melihat bundanya ketiduran di sofa.

            “Mau kemana Jay?” tanya sang Ayah yang baru dari luar.

            “Mau lihat Mela Yah” jawabnya Parau

            “Mela? siapa?” Mengernyitkan dahi.

           “Kekasih aku Yah. Dia yang akan Jay kenalin ke kalian” Jelas Jay sambil berlalu.

            Tanpa menunggu jawaban sang Ayah. Jay langsung raib dari ruangan. Dena yang baru bangun heran dengan ekpresi suaminya. Lalu ia bertanya keberadaan Jay. Jimin menjawab seperti orang linglung. Dena melesat mencari Jay.

           Dan di sinilah ia berada. Kamar mayat. Dengan menggoyang-goyangkan tubuh Mela. tak terima dengan takdir bahwa Mela secepat ini meninggalkannya. padahal, ia sudah berjanji ingin mengenalkan pada orang tuanya dan akan menikahinya.

         Jay belum tahu dengan sebuah kenyataan pahit yang akan menyakitkan. Jimin dan Dena memohon kepada dokter Brian tak meceritakan apa yang terjadi selama ia belum sadarkan diri. Tapi, menurut dokter Brian ia berhak tahu. Bagaimanapun Jay orang yang tanggung berjawab dengan Mela. Akhirnya, Dena dan Jimin menurut.  

         “Apa? siapa yang izinin wajahnya sebagai acuan operasi wajah?” berang Jay.

         “Gue gak masalah kalau matanya di donorkan. Tapi yang jadi masalah adalah wajahnya. Kenapa gak nungguin gue? Kenapa hanya sepihak. Gue berhak tahu semua yang terjadi padanya selama gue belum bangun. Apa kalian gak tahu sakit dan merasa bersalahnya gue? Gue harus ngomong apa sama ibunya” tambah Jay berapi-api.

       Flash Back end.  

                  ***

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • candycotton08

    Thanks masukannya kaka, siap edit :)

    Comment on chapter Episode satu
  • SusanSwansh

    Ceritanya bagus. Maaf, kasih sedikit masukan, itu maklum penulisannya, Sobat. Bukan makhlum. Dan Dewi Fortuna. Nama. Harus kapital.

    Comment on chapter Episode satu
  • candycotton08

    hehehe makasih, masih amatir kaka. oh itu karya siapa kak?

    Comment on chapter Episode satu
  • dede_pratiwi

    ceritanya seru nih kaya boss im in love hehe.

    Comment on chapter Episode Dua
Similar Tags
BANADIS 2
10708      1909     6     
Fantasy
Banadis, sebuah kerajaan imajiner yang berdiri pada abad pertengahan di Nusantara. Kerajaan Banadis begitu melegenda, merupakan pusat perdagangan yang maju, Dengan kemampuan militer yang tiada tandingannya. Orang - orang Banadis hidup sejahtera, aman dan penuh rasa cinta. Sungguh kerajaan Banadis menjadi sebuah kerajaan yang sangat ideal pada masa itu, Hingga ketidakberuntungan dialami kerajaan ...
Petualang yang bukan petualang
2097      942     2     
Fantasy
Bercerita tentang seorang pemuda malas bernama Ryuunosuke kotaro yang hanya mau melakukan kegiatan sesuka kehendak nya sendiri, tetapi semua itu berubah ketika ada kejadian yang mencekam didesa nya dan mengharuskan dia menjadi seorang petualang walupun dia tak pernah bermimpi atau bercita cita menjadi seorang petualang. Dia tidaklah sendirian, dia memiliki sebuah party yang berisi petualang pemul...
Iblis Merah
9809      2614     2     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...
Coldest Husband
1629      823     1     
Romance
Saga mencintai Binar, Binar mencintai Aidan, dan Aidan mencintai eskrim. Selamat datang di kisah cinta antara Aidan dan Eskrim. Eh ralat, maksudnya, selamat datang di kisah cinta segitiga antata Saga, Binar, dan Aidan. Kisah cinta "trouble maker dan ice boy" dimulai saat Binar menjadi seorang rapunsel. Iya, rapunsel. Beberapa kejadian kecil hingga besar membuat magnet dalam hati...
REVIVE TIME
4348      1355     9     
Mystery
Kesalahan ada pada setiap orang. Kesalahan pernah terjadi pada setiap orang. Bagaimana caramu memperbaiki kesalahan di masa lalu? Yah, mungkin memang tidak bisa diperbaiki. Namun, jika kamu diberikan kesempatan untuk kembali ke masa lalu akankah kamu memperbaikinya?
Purple Ink My Story
5939      1300     1     
Mystery
Berawal dari kado misterius dan diary yang dia temukan, dia berkeinginan untuk mencari tahu siapa pemiliknya dan mengungkap misteri yang terurai dalam buku tersebut. Namun terjadi suatu kecelakaan yang membuat Lusy mengalami koma. Rohnya masih bisa berkeliaran dengan bebas, dia menginginkan hidup kembali dan tidak sengaja berjanji tidak akan bangun dari koma jika belum berhasil menemukan jawaban ...
Apakah Kehidupan SMAku Akan Hancur Hanya Karena RomCom?
4099      1184     1     
Romance
Kisaragi Yuuichi seorang murid SMA Kagamihara yang merupakan seseorang yang anti dengan hal-hal yang berbau masa muda karena ia selalu dikucilkan oleh orang-orang di sekitarnya akibat luka bakar yang dideritanya itu. Suatu hari di kelasnya kedatangan murid baru, saat Yuuichi melihat wajah murid pindahan itu, Yuuichi merasakan sakit di kepalanya dan tak lama kemudian dia pingsan. Ada apa dengan m...
Verletzt
1535      698     0     
Inspirational
"Jika mencintai adalah sebuah anugerah, mengapa setiap insan yang ada di bumi ini banyak yang menyesal akan cinta?" "Karena mereka mencintai orang yang tidak tepat." "Bahkan kita tidak memiliki kesempatan untuk memilih." --- Sebuah kisah seorang gadis yang merasa harinya adalah luka. Yang merasa bahwa setiap cintanya dalah tikaman yang sangat dalam. Bahkan kepada...
Finding Home
1996      945     1     
Fantasy
Bercerita tentang seorang petualang bernama Lost yang tidak memiliki rumah maupun ingatan tentang rumahnya. Ia menjelajahi seluruh dunia untuk mencari rumahnya. Bersama dengan rekan petualangannya, Helix si kucing cerdik dan Reina seorang putri yang menghilang, mereka berkelana ke berbagai tempat menakjubkan untuk menemukan rumah bagi Lost
Everest
1929      804     2     
Romance
Yang kutahu tentangmu; keceriaan penyembuh luka. Yang kaupikirkan tentangku; kepedihan tanpa jeda. Aku pernah memintamu untuk tetap disisiku, dan kamu mengabulkannya. Kamu pernah mengatakan bahwa aku harus menjaga hatiku untukmu, namun aku mengingkarinya. Kamu selalu mengatakan "iya" saat aku memohon padamu. Lalu, apa kamu akan mengatakannya juga saat aku memintamu untuk ...