Read More >>"> Ballistical World (Kekuatan dari Kelemahan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ballistical World
MENU
About Us  

Hari pun berganti. Yuan berhasil diterima di sebuah perusahaan yang cukup besar. Dia bekerja dengan gaji 150 shard per bulannya, sebagai karyawan di bidang marketing atau pemasaran.

Elias dan Hotaru yang seumuran berada di kelas yang sama, yaitu kelas 3-A. Sedangkan Ibrahim masih duduk di kelas 2, tepatnya kelas 2-C.

Elias belajar layaknya di dunia nyata. Dia mendengarkan apa yang disampaikan gurunya, begitu juga dengan Hotaru.

Pada saat jam istirahat, Elias menghampiri Hotaru dan mengajaknya makan bekal di taman sekolah. Hotaru pun menyetujuinya. Mereka pun bergegas pergi ke taman.

"Bekal yang kau buat enak," puji Elias sambil menyantap bekalnya.

"Terima kasih."

Mereka pun memakan bekal mereka masing-masing. Lalu, mereka terkejut melihat seorang murid laki-laki berkelahi dengan dua orang murid laki-laki lainnya. Dia dikeroyok oleh dua orang itu sehingga dia dihajar.

Hotaru dan Elias pun menutup kotak bekal mereka dan menghampiri mereka.

"Woi, berhenti!" bentak Elias dengan suara lantang.

"Kenapa kami harus berhenti? Dia berani menentang kami," ucap salah seorang murid.

"Hentikan! Dia sudah tidak berdaya. Kalian pergi saja!" tegas Elias.

Mereka berdua pun pergi. Sementara Elias dan Hotaru membantu siswa yang dikeroyok tadi.

"Dia berdarah. Lebih baik kita bawa ke UKS saja," ucap Hotaru.

Mereka pun pergi ke UKS. Disana, siswa tadi dirawat oleh seorang petugas.

"Kalian berdua, terima kasih sudah menolongku," ucap siswa laki-laki itu.

"Sama-sama. Kau tidak apa-apa, kan?" tanya Hotaru.

"Aku baik-baik saja. Namaku Zselvin, dari kelas 3-B," ucap Zselvin sambil memperkenalkan diri.

Lalu, Elias dan Hotaru pun memperkenalkan dirinya.

Zselvin pun menceritakan alasan mengapa dia bisa berkelahi dengan dua orang tadi. Zselvin tidak terima kalau mereka semena-mena terhadap temannya yang bernama Deazlix. Deazlix sering disuruh-suruh oleh dua siswa laki-laki yang berkelahi dengannya.

Zselvin adalah orang asli Freyland. Sehingga dia menggunakan bahasa Asvon dalam bercerita.

Elias dan Hotaru sedikit mengerti dengan apa yang diceritakan Zselvin. Karena mereka sudah belajar kamus Asvon pada malam hari sebelumnya.

Bel pun berbunyi. Mereka bertiga pun kembali ke masing-masing kelas.

***

Yuan bekerja di kantornya. Tidak ada orang yang ia kenal. Dia sangat fokus dengan komputernya. 

Dia sudah berpengalaman dalam bidang dimana dia dipekerjakan. Dia menjadi manajer pemasaran di kehidupan nyatanya. Oleh karena itu, dia tidak terlalu asing dengan pekerjaannya dan tidak banyak bertanya pada rekan kerjanya.

Lalu, seorang laki-laki tampan dengan kemeja putih menghampirinya. Karena Yuan menatap wajah orang itu, dia pun bisa membaca pikirannya.

Yuan pun mengetahui kalau orang itu mempunyai kekuatan, dan berasal dari dunia nyata. Dan dia pun juga tahu kalau laki-laki itu menghampirinya karena merasa bahwa Yuan merupakan manusia dari dunia nyata.

"Hai, namaku Arvonso Luigina. Kau pegawai baru, ya? Ingin kubantu?" ucap Arvonso sambil mengajak bersalaman.

"Oh, hai. Aku Lim Xat Yuan. Aku pegawai baru disini. Mohon bantuannya," kata Yuan sambil menjabat tangan Arvonso.

Yuan dan Arvonso sebenarnya tahu kalau mereka berdua sama-sama manusia asli. Karena itu, Yuan pun berkata terus terang.

"Arvonso, apa kau berasal dari dunia nyata? Maaf aku harus menanyakan ini."

Arvonso pun terkejut mendengarnya. Karena sebelumnya dia hanya menduga kalau Yuan itu manusia asli. Setelah Yuan menanyakan hal itu, Arvonso pun semakin yakin bahwa Yuan manusia asli.

"Oh, iya. Aku berasal dari Italia. Biar kutebak, kau mempunyai kekuatan bukan?"

"Iya."

Yuan pun menjelaskan bahwa dia mempunyai kekuatan untuk membaca pikiran. Dia juga memberitahu Arvonso kalau dia berasal dari Singapura.

"Singapura itu di Asia, kan? Sangat jauh dengan Italia," celetuk Arvonso.

"Iya. Jika aku boleh bertanya, kekuatan apa yang kau miliki?"

"Oh, aku tidak mempunyai kekuatan super, kok."

Yuan terkejut mendengarnya. Karena itu, Arvonso pun menjelaskan kalau dia benar-benar tidak memiliki kemampuan super ataupun kekuatan. Tetapi, dia menjadi seseorang yang sangat jenius.

"Apakah jenius itu kekuatan?" kata Yuan yang merasa heran.

"Intinya, kekuatan yang kita dapat di dunia ini merupakan cerminan kelemahan kita di dunia nyata. Aku saja saat di dunia nyata sangat malas dan bodoh, lho!" jelas Arvonso.

"Benarkah begitu?"

"Iya. Aku menjadi sangat cerdas di dunia ini. Padahal di dunia nyata, aku sangat bodoh."

Mereka berdua pun berteman sejak hari itu. Arvonso pun merasa senang karena sebelum bertemu Yuan, dia tidak menemukan siapapun yang berasal dari dunia nyata. Arvonso bahkan berpikiran bahwa dia hanya sendiri di dunia itu, dan dunia itu hanya mimpinya.

Yuan pun pulang setelah pekerjaannya selesai.

Sesampainya di rumah, Hotaru pun menyambutnya dan mempersiapkan makanan. Yuan tak menyangka kalau dia harus lembur sampai jam 10 malam di hari pertama bekerja. Sementara itu, Elias dan Ibrahim sudah tidur terlebih dahulu.

"Hotaru, kau belum tidur? Padahal yang lain sudah tidur," tanya Yuan.

"Yah, aku memang tidak biasa tidur jam segini. Malah biasanya aku tidur jam 12."

Mereka berdua pun duduk di meja makan lalu menyantap makan malam bersama.

"Hotaru, tadi aku bertemu seseorang dari dunia nyata."

"Benarkah?"

Yuan pun berhenti memakan makanannya. Dia lalu bercerita mengenai Arvonso yang berasal dari Italia.

"Wah, Orang Eropa. Lalu, apa dia juga punya kekuatan?" tanya Hotaru.

"Yah, katanya dia menjadi seseorang yang jenius. Dia juga berkata kalau kekuatan yang kita miliki itu adalah cerminan kelemahan kita di dunia nyata."

Hotaru pun berpikir sejenak. Ia agak heran dengan apa yang disampaikan oleh orang yang bernama Arvonso Luigina itu.

"Tapi, aku memang benar-benar bisa menggambar di dunia nyata. Bagian mana yang mencerminkan kelemahanku?" ucap Hotaru sambil memainkan beberapa helai rambutnya.

Mereka berdua pun terdiam. Lalu beberapa saat kemudian, Yuan pun menyadari sesuatu.

"Hei, Hotaru. Kau bilang kau berasal dari desa, kan?" tanya Hotaru.

"Iya."

"Dan kau merasa kurang percaya diri dan kekurangan teman, kan?"

"Iya."

"Dengarkan aku. Saat kau mencoba kekuatanmu, kau tidak bisa mengendalikan harimau hasil gambaranmu sendiri, kan?"

"Iya, benar."

"Nah, hal itu mungkin dikarenakan kau kurang percaya diri dengan apa yang kau miliki sekarang."

Hotaru pun mulai memahami apa yang diucapkan oleh Arvonso setelah mendengar penjelasan Yuan. 

Memang benar dia kurang percaya diri dengan gaya penampilan, gaya bicara, dan juga gambarannya.

Setelah berbicara mengenai hal itu, Yuan pun mengajak Hotaru tidur.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    nice story

    Comment on chapter Dunia yang Berbeda
Similar Tags