Loading...
Logo TinLit
Read Story - Balada Cinta Balado
MENU
About Us  

“Entah kenapa setiap kali aku melihatmu rasanya keinginanku untuk hidup itu hilang,” geleng Toto lemas yang melihatku rebahan di sofa tercintaku.

“Suruh siapa kau melihatku? ini kan hidupku kenapa kau yang repot?” bantahku.

“Kalau kata orang, mimpi buruk itu harus diceritakan biar tidak terjadi sesuatu yang buruk. Tapi kalau kau yang cerita itu seperti kutukan bagi orang yang mendengarnya,” tambah Asbul mengerling mata pada Toto.

“Pasang jimat,” ucapku kesal.

“Yang benar…,” pikir Toto sedikit terkejut. “Sekarang bukannya hari Selasa?”

“Jimat To, bukan Jumat” jawab Asbul.

“Sedang apa kalian disini, pulang sana Menuhin rumah orang,” usir kakak iparku.

 “Kak, aku kan numpang dirumah kakak,” ujarku melas.

“Owh ya lupa, adikku kan…?” ujar kakakku tidak memperpanjang ucapannya karena sudah ia siratkan di balik goyangan alis matanya.

“Betul sekali kak," ucap Toto puas.

“Memangnya kau tahu apa yang mau aku katakan?” Tanya kakakku pada Toto yang memotong ucapannya 

“Kalau hubungannya sama Lotty kak, mata batinku otomatis terbuka,” ujarnya dengan senyum yang merekah.

Lain halnya dengan Asbul yang langsung kabur, kalau Toto lebih memilih cara lembut untuk menghadapi kakakku, meski ujungnya tidak akan mempan.

“Hahahhahahah…,” aku tertawa melihat wajah Toto yang langsung mematung berhadapan dengan kakakku yang paling cantik. namun aku langsung bungkam ketika tatapan horornya berubah haluan kearahku. Tatapan mutlak yang merupakan peringatan dan mengharuskanku untuk mengungsi.

Its my life…, “ ingat itu adalah gumaman dari dalam hatiku bukan kata “Bon Jovi."

Masa depan tidak ada yang bisa menerka begitupun dengan pemikiran dan penampilan seseorang yang sulit untuk dikenali bahkan dipahami. Itulah yang ku lihat dari dirinya dan teman-temanku saat ini. Tapi anehnya hal itu seperti tidak berlaku untukku. Habar kabar yang aku dengar tentang mereka semuanya telah berubah baik itu dari penampilan ataupun kehidupan, setidaknya hal itu yang kulihat dari ke dua sahabatku. Ya… Semua orang sedang berusaha untuk menjadi pohon. Mereka dipupuk, disirami dan hanya tinggal menunggu untuk menunjukan buahnya. Justru aku seperti batu yang selalu berada disamping pohon (mereka). Ketika hujan turun, pohon menjadi subur sedangkan diriku tertutupi lumut dan tidak terlihat, bahkan terkadang aku tidak bisa mengenali diriku sendiri. Ini adalah diriku sekarang yang semakin jauh dari harapan dan kenyataan. Bahkan sahabatku mengatakan jika aku lupa dengan hidupku.

Dari zaman sekolah dulu, rasa percaya diriku sangatlah tinggi. Aku selalu percaya apa yang aku lakukan dan tidak pernah peduli apa yang orang lain katakan. Aku juga sering kali menyiapkan progress masa depan. Meski sering tergores ataupun terluka, aku tidak mempermasalahkannya selagi hal itu bisa sembuh dan menghilang namun rasa sakit itu akan ku ingat untuk suatu saat nanti.

Keyakinan membuatku berpikir terlalu jauh sampai temanku memandangku terlalu berlebihan, karena harusnya aku menikmati masa-masa SMA-ku, yang lebih penting lagi memikirkan cara untuk lulus sekolah terlebih dahulu. Padahal bukanlah tanpa persiapan aku memikirkan itu semua, meski aku bukan tergolong orang yang pintar tapi aku orang yang cukup berusaha dengan keras. Karena itu aku yakin akan lulus dan diterima di perguruan tinggi yang terbaik dan diumurku yang ke 23, aku bisa menjadi lelaki dewasa yang akan menggapai dan bertarung diseluk beluk kehidupan. Tapi, ternyata apa yang aku rencanakan tidak sesuai kenyataan. Catatan kecil untuk masa depanku hanyalah sebuah goresan pena yang tidak berarti. Aku seperti lelaki terhebat yang berubah seketika menjadi Mikroba sampai kehadiranku seakan tidak dirasakan.

 

Begini nasib jadi bujangan, kemana-mana tak punya uang tiada orang yang menganggu. Hati senang walaupun tak punya uangggg o… o… owwww…

Hari ini baik sekali, aku harus bertemu muka dengan kedua pria yang terbelenggu keadaan, sedang asyik bernyanyi dengan suara yang membuat pagiku semakin suram. Bagaimana tidak, di pagi yang cerah ini aku sudah diberi asupan gizi dengan nutrisi buruk yang berlebih untuk membuat pikiran semakin kacau. Suara mereka yang ngasal semakin lama semakin melengking tidak berujung membuatku semakin gemetaran. Aku tidak pernah iklas jika lagu favoritku dinyanyikan oleh mereka. Akupun langsung menaikkan volume suara berharap suara mereka yang angker berhenti. Namun justru yang terjadi mereka menyanyikannya semakin kencang dan tidak mau kalah, padahal aku sudah menunjukan wajah muram semenjak aku menginjakan kaki ditempat ini, mereka tetap asyik menyanyi dan mengacuhkanku. Karenanya aku hanya bisa bernyanyi dalam hati atau dalam keadaan sendiri tapi mereka terlalu memaksakan diri untuk mengeluarkan suara mereka yang pas-pasan. Suara itu seakan mengumpat didalam gendang telinga dan semakin jelas terekam di memoriku. Berkali-kali aku marahpun percuma, mereka semakin heboh menggelengkan kepala dan menggerakkan bibir mereka yang elastis.

“Weyy… suara neror bangga, berisik kalian!” aku menimpuk mereka dengan bantal di sofa.

BEEEEGINNI NAAAAAAAAAASIB JADIIIIIIII BUJANGANNNNN…,” melihat amarahku mereka dengan sengaja menyanyikannya semakin kencang dan menjadi-jadi berteriak ditelingaku.

Rasanya aku tidak kuasa lagi jika harus mendengar mereka lebih dari ini, tapi tidak ada lagi tempat untukku berlabuh selain di basecamp yang kuberi nama “Reot” ini. Aku langsung mematikan lagu itu dan memasang earphone agar hanya aku yang bisa mendengarnya dengan tenang dan damai. Karena aku yakin kedatangan mereka pasti tidak akan berubah menyenangkan.

“Heh…," bentak Asbul. "Datang-datang kesini wajahmu mengkerut.”

“Ya, masih mending lihat nenekku yang keriput," tambah Toto.

Aku diam mengacuhkannya.

"Bul lebih baik kau diam saja. Mau bagaimanapun orang yang suasana hatinya sedang jelek. Apapun yang kau katakan atau perbuatpun. Tetap saja dia berpikir jelek, meskipun yang kau katakan adalah sesuatu yang baik," tegas Toto berceramah yang sangat kuyakini telah tertular virus Asbul.

"Ya juga sih To," angguk Asbul dengan wajah pasti. “Tapi… kalau wajah mendung-mendung petir seperti ini biasanya dia bawa sesuatu."

“Ngareppp…,” sentakku. “Tidak bisa Kak Dzi sudah menancapkan benderanya."

“Pantas…,” Angguk Asbul sedikit kecewa, baginya justru sangat menyenangkan jika aku marah-marah atau kesal karena aku pasti akan melampiaskan di ranah dapur, namun tidak untuk saat ini karena keberadaan kakak iparku yang lebih berkuasa dariku.

“Sudahlah Bul, lebih baik aku keluar beli makanan. Laper lihat orang marah-marah,” ucap Toto ikut sewot.

“Dengan senang hati,” senyum harap Asbul berkali-kali lipat. "Aku benar-benar baper jadinya."

“Baper… !” kecutku mendengar ucapannnya. “BAwaannya laPER kalau dengar makanan."

Toto langsung keluar setelah meledekku dan membalasku dengan bantal yang kulempar tadi. Aku hanya menggaruk kepala mendengar perkataan Toto alias Tommy Tholinson. Temanku yang serba berkecukupan tapi rasa orang hilang. Karena dia yang paling betah tinggal di basecamp reot milikku ini. Sebenarnya kakakku adalah pemilik sah basecamp reot ini, basecamp yang terdiri dari 2 lantai ini sudah tidak ditempati kakakku lagi semenjak ia sudah memiliki anak, karenanya aku pakai untuk berkumpul bersama dengan temanku. Dan tempat ini sering kali menjadi tempat tinggal kedua Toto, dia tidak pernah tinggal diistananya yang mewah dan megah sebab ia tidak suka dengan sifat kembarannya yang merupakan playboy cap gurita, tentakel yang dimilikinya sering sekali menjerat wanita cantik. Namun aku juga tidak bisa menampik, dilihat dari segimanapun aku akui dia sangat tampan bak pangeran. Mungkin kalau didongeng seperti pangeran berkuda putih, sedangkan didunia nyata pangeran berban karet empat alias mobil. Ia sering berganti perempuan dan membawanya kerumah. Karena ulah saudara kembarnya, Toto sering sekali menjadi korban para wanita yang pernah dikencani oleh saudaranya. Karenanya Toto sering menjadi Ubur-ubur yang tentakel digunakan untuk menyengat agar tidak ada yang mendekatinya. Mereka berdua adalah saudara kembar abu-abu alias campuran timur dan barat. Mereka berdua memiliki sifat dan pemikiran yang sangat berbeda, melenceng jauh ke utara dan selatan, tidak jarang pula mereka sering bertengkar karena masalah sepele. Sekalinya mereka kompak dan satu kepala pasti hal itu akan bertentangan dengan orang tua mereka. Dan jika sudah seperti itu pasti orang tua mereka akan mengatakan. “Pasti sifat anak itu menurun darimu?”. Meski mereka seperti air dan api ada saatnya mereka saling menghangatkan dan menyejukkan.

Tidak hanya Toto yang menjadikan basecamp ini tempat pelariannya, tetapi Asbul juga yang menjadikan basecamp ini tempat kerja pribadinya bahkan ia memasang stiker di pintu “Dilarang masuk : Ruangan ini lebih berharga dari hidupmu”. Asbul adalah temanku yang kukenal sejak kepindahanku kesini kelas 6 SD. Umurnya lebih muda dariku setahun. Asbul adalah temanku yang paling jujur sejujur-jujurnya, karenanya banyak orang yang bertanya kepadanya atau mungkin juga meledeknya. “Kau ini memang beneran jujur, polos atau bodoh?”. Mendengar hal itu Asbul langsung mengeluarkan Motto hidupnya alias kalimat dari buku sihir yang sudah disimpan dimemori kepalanya, mungkin sekarang sudah mencapai ribuan halaman. “Motto hidup hal 718 : Terkadang jujur itu memang menyakitkan tapi itu adalah kenyataan”. Asbul orang yang sangat realistis dan humoris. Karena ucapannya, ada beberapa orang yang tidak mau menerima kejujurannya, akhirnya berujung warna abstrak diwajahnya. Tapi jika dia sedang serius tingkat Galaxy, pokoknya jangan cari masalah dengannya jika tidak ingin terkena blackhole. Dia orang yang sangat baik dan suka sekali membantu meski terkadang yang dia katakan bisa sangat menusuk, tidak melihat tempat, bahkan sering membuatku naik darah tidak turun-turun. Ucapannya memang sederhana tapi makna dibalik itu adalah seperti jebakan yang harus direnungkan. 

“Heh… ini makan dulu," Toto datang membawa setenteng kantong plastik dan menaruhnya di sofa. "Tuh… aku sangat baikkan sering membelikan kalian makanan. Kurang apa coba aku?”

“Nggak kok… nggak kurang, hanya kurang banyak saja yang dibawa,” Asbul sumeringah mulai mengeluarkan jurus rayuan setiap kali ada yang membelikannya makanan“ Toto itu sangat baik, ganteng, kaya jadi jangan bosen bawain makanan ya?”

Aku hanya diam mendengar ucapannya yang sudah tidak aneh.

“Hmmm…hmmm,” Asbul tiba-tiba berdehem dengan bola mata melirik Toto.

“Tenang… tenang…aku tahu kok. Aku sudah beli agar dia tidak gentayangan,” senyum Toto yang mengerti maksud dari Asbul.

 "Ya sudah kita makan dulu daripada mubazir,” ucap Asbul.

“Mubazir... mubazir darimana?” ujar Toto seraya menyantap makanannya yang sudah sangat tahu sifat Asbul.

“kau kan tidak pernah menolak Bul kalau urusannya dengan makanan, apalagi gratis!” ucapku perlahan menekan gigi terlalu kesal, seolah-olah ia terpaksa menerimanya padahal memang mengharapkannya. 

“Sudah… sudah…hentikan. Aku tahu kok, kalau aku itu orangnya baik. Tapi aku mohon.. Mohon dengan sangat, kalian berduaa jangan terus mengungkit kebaikanku,” ujar Toto narsis yang membuatku ingin menimpuknya dengan sofa ini. “Aku tidak enak jadinya, mau bagaimana lagi kalau sudah ditakdirkan jadi orang baik. Sudah… sudah jangan ribut Ty kamu turun makan bareng sini."

Aku tidak bohong sama sekali ucapan lembut Toto membuat tanganku gatal. Dengan kesal dan rasa bersalah plus wajah tembok karena sikapku tadi aku langsung turun duduk manis tanpa meminta maaf dan Kami pun menikmati makanan bersama-sama dengan lahapnya dan sesekali bercanda, seperti biasa kami selalu di belikan makanan dengan menu yang sama oleh Toto karena makanan ini merupakan makanan favoritnya dan sulit ditemukan dibanyak Negara, setiap kali pulang dari luar negeri ia langsung mampir ke basecamp, pulang tidak dijemput, datang tidak diantar. Tiba-tiba dia sudah membuat lapak nyaman di basecamp ini, setelah itu langsung ngacir ke uda edi. Karenanya tidak pernah terlewatkan satu haripun olehnya. Bayangkan saja setiap hari kami harus memakan yang sudah sangat khas dan tidak asing lagi di mulut dan mataku yaitu steak sapi, salad, nasi batok dan tidak lupa di guyur kuah kari kalau disingkat yaitu nasi padang. Dan bagiku ini bukan lagi sebuah kebiasaan tapi kebutuhan karena Toto sering sekali bolak balik luar negeri pasti selalu merindukannya sedangkan aku terkena imbas yang menguntungkan, bagiku tidak masalah selagi makanan itu enak apalagi Asbul apapun itu yang penting makanan.

“Nih tambahannya,” Toto memberikan bungkusan yang membuatku berkaca-kaca seketika. “Tuh kan apa aku bilang sudah tidak gentayangankan?.

Toto menyodorkan bungkusan yang berisi makanan kesukaanku alias telur balado. Kenangan terindah dengan rasa nikmat.

“Akhirnya warteg juga euy perutku," kata Toto mengelus perutnya yang sudah terisi penuh.

“Warteg…?" Asbul terkejut. "Memangnya di warteg menyediakan nasi padang." Tanya Asbul merasa heran dengan daging yang masih setengah masuk di mulutnya.

Aku hanya mengerutkan keningku mendengar perkataan Toto karena setahuku dan Asbul, nasi padang hanya di jual oleh rumah makan khusus yang menyediakan masakan khas padang dan dia juga harusnya tahu mengenai hal itu.

“Mengapa kalian bingung? Bukannya kenyang itu bahasa sundanya warteg” jawab Toto tidak yakin dengan perkataan sebelumnya.

Aku tak kuasa melihat ekspresi wajah Asbul yang mulai menyerupai gunung yang meletus dan tidak sanggup menahan semua material gunung yang berada didalam mulutnya. 

Ddduuuaarrrr...

Akhirnya dengan terpaksa Asbul mengeluarkan laharnya.

“Pletakkk… Wareg akang bukan warteg” kesal Asbul.

“Maaf… akan nggak sengaja bro. Ternyata memang tidak mudah belajar bahasa daerah” ujar Toto berkaca-kaca.

"Kau ini bagaimana, jangan asal bicara" Kesal Asbul

Itulah sisi lain dari Toto, Ia tidak hanya Hobi bersaing dengan ayahnya tapi ia memiliki ambisi untuk menguasai semua bahasa termasuk bahasa daerah, Ia sangat takjub karena dinegara ini memiliki banyak bahasa yang sangat disayangkan jika tidak dipelajari tapi ia kewalahan karena tidak mudah untuk mempelajarinya. Selain Koes Plus, aku juga senang mendengar lagu Bahasa Sunda. Ia mulai tertarik ketika aku sering mendengarkan lagu Doel Sumbang, Duet Nining-Darso, Nike Ardila, Evie Tamala dan lainnya, lagunya tidak pernah bosan untuk didengarkan berkali-kali . Meski aku lahir di zaman sekarang tapi koleksi laguku kebanyakan lagu lama, karena bagaikan buku diary yang menulis tentang kisah cinta, perjuangan dan penuh kenangan yang sulit untuk dilupakan, bahkan maknanya sangat dalam membuatku ikut terhanyut dalam syair lagunya, bahkan terkadang aku bisa menitikkan air mata.

Asbul temanku yang paling kocak dan yang paling gembul apapun yang berurusan dengan makanan selalu menjadi nomor satu. Namun dia sangat beruntung di banding orang yang hobi makan pada umumnya karena sebanyak apapun yang dia makan dia tidak pernah gendut meskipun perutnya peka terhadap makanan. Karena itu juga aku paling malas membawanya ke tempat ramai pasti banyak makanan yang akan selalu incar, matanya bak senapan dengan infra merah yang siap membidik, karena dia tak pernah lelah sekalipun untuk memburunya.

“Memangnya ada apa denganmu bro, tumben pagi pagi mukanya mengkerut seperti jeruk purut habis diemut?” Tanya Asbul.

“Ya betul bul," sahut Toto mengacungkan telunjuknya.

“Hampir mengkerut, itu yang benar?” anggukku pada mereka.

“Pasti kau mau kasih kejutan, pasti dapat duit dari brobro,” sambung Asbul sumeringah berharap di traktir untuk kesekian kalinya.

“Brobro… boro-boro. Kakakku ke luar negeri,” ucapku datar.

“Ya ampun… jadi kau kesal karena di tinggal sama brobro, kalah kau sama anak umur 1 tahun,” kata Asbul mengangkat sebelah alisnya

“Hufftthhh… kalian bisanya bikin aku jengkel saja," aku bertambah kesal.

“Jengkel itu temannya Petai kan?” tambah Toto memahat wajah pemikir.

“Jengkol itu To…,” jawab Asbul.

“Owhhh…" angguk Toto.

Semakin lama berbalas kata dengan mereka yang ada hanya membuatku kesal tak karuan. Sebenarnya aku sedih bukan karena aku di tinggal keluar negeri meskipun aku belum pernah merasakan yang namanya luar negeri itu seperti apa tapi karena aku khawatir dengan keadaan kakakku yang sakit dan harus masuk rumah sakit yang ada di luar negeri. Aku menjadi sangat kehilangan kakakku karena selama ini hanya dia tumpuan hidupku dan kini aku harus belajar mandiri dari semua masalahku. Selain itu, aku juga ingin membantu kakakku untuk membayar biaya rumah sakit, biaya rumah sakit didalam negeri saja mahal apalagi diluar negeri. Sekarang mau tidak mau aku harus mencari kerja untuk membantunya tapi aku benar-benar tidak punya pengalaman sama sekali tentang pekerjaanku bahkan aku sudah melupakannya.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

2 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (5)
  • nuratikah

    Keren kak

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • qarinajussap

    @ShiYiCha ya maacih neng... Masih belajar neng... Belum ahli... πŸ˜πŸ˜‚

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • ShiYiCha

    Hai, Kak. Aku suka cerita ini. Lucu, ngakak bacanya. Humornya sukses. Buat saran, mungkin bisa diperbaiki lagi tentang tanda baca dan dialog tagnya, Kak. Cemangatt

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • qarinajussap

    terima kasih banyak ba. kalau ada saran dan kritik boleh ba jotos-jotos ke chat aku ya....

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter 01. Seperti Puzzle
Similar Tags
The pythonissam
383      300     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.
Weak
251      202     1     
Romance
Entah sejak kapan, hal seromantis apapun kadang terasa hambar. Perasaan berdebar yang kurasakan saat pertama kali Dio menggenggam tanganku perlahan berkurang. Aku tidak tahu letak masalahnya, tapi semua hanya tidak sama lagi. Kalau pada akhirnya orang-orang berusaha untuk membuatku menjauh darinya, apa yang harus kulakukan?
Thantophobia
1397      789     2     
Romance
Semua orang tidak suka kata perpisahan. Semua orang tidak suka kata kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang disayangi. Begitu banyak orang-orang berharga yang ditakdirkan untuk berperan dalam kehidupan Seraphine. Semakin berpengaruh orang-orang itu, semakin ia merasa takut kehilangan mereka. Keluarga, kerabat, bahkan musuh telah memberi pelajaran hidup yang berarti bagi Seraphine.
DELION
2917      1142     2     
Mystery
Apa jadinya jika seorang perempuan yang ceria ramah menjadi pribadi yang murung? Menjadi pribadi yang dingin tak tersentuh, namun dibalik itu semua dia rapuh sepert bunga i Dandelion tapi dia tidak bisa menyesuaikan dirinya yang mulai hidup di dunia baru dia belum bisa menerima takdir yang diberikan oleh tuhan. Kehilangan alasan dia tersenyum itu membuat dirinya menjadi kehilangan semangat. Lal...
Untuk Navi
1155      644     2     
Romance
Ada sesuatu yang tidak pernah Navi dapatkan selain dari Raga. Dan ada banyak hal yang Raga dapatkan dari Navi. Navi tidak kenal siapa Raga. Tapi, Raga tahu siapa Navi. Raga selalu bilang bahwa, "Navi menyenangkan dan menenangkan." *** Sebuah rasa yang tercipta dari raga. Kisah di mana seorang remaja menempatkan cintanya dengan tepat. Raga tidak pernah menyesal jatuh cinta den...
Tuhan, Inikah Cita-Citaku ?
4173      1714     9     
Inspirational
Kadang kita bingung menghadapi hidup ini, bukan karena banyak masalah saja, namun lebih dari itu sebenarnya apa tujuan Tuhan membuat semua ini ?
Azzash
308      253     1     
Fantasy
Bagaimana jika sudah bertahun-tahun lamanya kau dipertemukan kembali dengan cinta sejatimu, pasangan jiwamu, belahan hati murnimu dengan hal yang tidak terduga? Kau sangat bahagia. Namun, dia... cintamu, pasangan jiwamu, belahan hatimu yang sudah kau tunggu bertahun-tahun lamanya lupa dengan segala ingatan, kenangan, dan apa yang telah kalian lewati bersama. Dan... Sialnya, dia juga s...
Werewolf Game
558      415     2     
Mystery
Saling menuduh, mencurigai, dan membunuh. Semua itu bisa terjadi di Werewolf Game. Setiap orang punya peran yang harus disembunyikan. Memang seru, tapi, apa jadinya jika permainan ini menjadi nyata? Cassie, Callahan, dan 197 orang lainnya terjebak di dalam permainan itu dan tidak ada jalan keluar selain menemukan Werewolf dan Serial Killer yang asli. Bukan hanya itu, permainan ini juga menguak k...
Mr. Kutub Utara
344      264     2     
Romance
Hanya sebuah kisah yang terdengar cukup klasik dan umum dirasakan oleh semua orang. Sebut saja dia Fenna, gadis buruk rupa yang berharap sebuah cinta datang dari pangeran berwajah tampan namun sangat dingin seperti es yang membeku di Kutub utara.
Mengejarmu lewat mimpi
2145      857     2     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.