Epilog
Aku Nayla Karinina hanyalah seorang gadis biasa sama seperti yang lainnya yang pernah melewati masa-masa putih abu dengan penuh tawa, canda, dan duka. Telah di ukir satu kisah tentang aku dan dia di masa remaja itu, masa putih abu yang semua pasti pernah melaluinya. Jatuh dan cinta hanyalah bagian skenario sang maha pemilik hati sehingga tidak ada yang akan tahu apa, bagaimana, kapan, dan dengan siapa hati akan di labuhkan. inilah kisahku cinta ku yang menempatkan kapal di pelabuhannya lalu kemudian kapalku di tenggelamkan oleh keegoan aku dan dia. Aku pernah jatuh di satu titik yaitu dia, dia yang aku sebut cinta pertama sekaligus menjadi pacar pertama kala itu yang aku tidak pernah tahu akan berakhir seperti saat ini. Kini ini tepat memasuki tahun ke delapan cinta ku berlabuh meski kapal sudah berbaur dengan dalamnya lautan. Aku baru terbangun sekarang dan kemudian menyadari kekonyolan-kekonyolan yang aku lakukan untuknya setiap tahunnya tidak sama sekali mendapat perhatian darinya. Usaha yang aku lakukan untuk membawanya kembali tidak berhasil karena dia yang sebenarnya tidak pernah membiarkan aku masuk ke dunianya apalagi hatinya.
Satu kekhawatiran yang aku pikirkan tentang ikatan sederhana yang pernah ada antara aku dan dia, mungkinkah aku hanyalah permainan yang di mainkannya bersama teman-temannya? apakah aku hanya lelucon dan taruhan yang di menangkannya lalu kemudian dia pergi karena telah berhasil mengurung hatiku. Tidak dalam hitungan hari hati ku terluka, bahkan setelah sekian tahun berlalu luka itu masih saja merasakan sakitnya setiap mata ini melihatnya. Pertanyaan-pertanyaan tentang perpisahan itu masih saja berputar di kepalaku, benarkah kami berakhir karena salah ku? apakah aku yang membuatnya begitu membenciku? sehingga untuk berada di dekat ku saja dia sudah tidak ingin lagi. Dia berhasil menempatkan aku pada posisi terburuk saat ini meski dulu aku pernah merasa berada di posisi terbaik hatinya tapi ternyata itu hanya pikiranku. Maka atas dasar ini aku meyakini tidak ada kisah yang dapat patah begitu saja, tidak ada kisah yang dapat terlupakan begitu saja. Aku tidak lagi mengharapkan dia kembali saat ini, hanya saja hati yang kadang tidak seirama dengan logika yang kemudian membuat kebodohannya lagi. Namun kali ini aku akan menang dan aku akan meyakinkan itu, meski tidak ada yang pernah baik-baik saja dengan perpisahan walau sudah bertahun lamanya.
Selamat tinggal masa abu-abu ku Dafa Alfatih yang telah mengizinkan aku pernah merasakan jatuh dan cinta pada waktu yang indah, dan dengan perpisahan yang terjadi antara kita membawa ku pada titik mendekat pada-Nya. Aku sangat berterimaksih pada kisah kita yang membuat aku dapat menjadi lebih baik sekarang karena luka yang kau buat aku menjaga hati ku sampai saat ini bukan bermaksud menjadikan mu yang bersalah untuk mengurung hatiku namun bersyukur karena dirimu aku berhasil untuk tidak mudah meletakkan hati lagi hingga kini. kamu memanglah yang pertama dan satu-satunya sampai saat ini tapi aku yakin sang semesta akan menghiasi hari-hari ku dengan pelangi lagi nantinya. Terimakasih cintaku yang selalu mengatakan "Love you today, Love you everyday L.U.C.U (Love you See you)" aku akan menghapus semua kini setelah sekian tahun dengan menerima semua keadaan saat ini. Sekali lagi meski tulisan-tulisan ku tentangmu mungkin tidak terbaca oleh mu tapi setidaknya mungkin suatu hari akan terdengar oleh mu, maafkan aku atas kekonyolanku, terimakasih karena pernah menjadi pewarna hatiku, dan selamat menjalani kehidupanmu yang tidak pernah ada aku untuk kamu orang yang pernah menjadi yang tersayang.
THE END
terimakasih ^^
Comment on chapter Si Biru yang Menjadi Abu