Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kisah yang Tak Patah
MENU
About Us  

Chapter VI

Ah Ternyata begitu Rasanya. Rindu.

(2011)

Setelah seminggu berkutat dengan buku dan rumus-rumus sepertinya ada yang rindu di hari minggu.

“Nay..Nay??”. “Nay lagi dimana?” dua pesan singkat yang baru aku baca setelah baterai HP ku penuh dan menyala, 2 jam yang lalu pesan dari pacar. Ya ampun aku melewatkan waktu untuk berkirim pesan dengan Dafa, bagaimana kalau ini aku balas tapi Dafa tidak merespon dan sedang sibuk.  Dia kan lagi liburan di luar kota dengan teman-temannya, bagaimana kalau aku membuatnya terganggu dan menganggapku manja. Aku memenuhi pikiran-pikiranku dengan kecurigaan tentang pengabaian Dafa akan diriku seakan aku tidak rindu padanya.

“Dafa Hp Nay baru nyala soalnya tadi kehabisan baterai, Dafa dimana sekarang?” pesan itu pun terkirim perlahan. Sesuai dugaan dia tidak membalas pesan ini segera. Mungkin dia belum membacanya itu ku tanamkan dipikiran ku semenjak terbiasa dengan pesan singkat yang terkirim selalu mendapat balasan setelah beberapa menit dan bahkan jam. Ini yang dinamakan adaptasi ketika aku pacaran dengan seorang Dafa yang nggak tahu kapan waktu senggangnya kalau udah pulang sekolah, habis main bola, atau kalau lagi main game bersama temannya.

Pesan terkirim pukul 14.20 WIB, dan di balas pukul 17.08 WIB dengan isi yang membuat aku tidak bisa marah karena awalnya aku yang terlambat membalas pesannya. “ Nay, tadi Nay kemana? Dafa tadi nyari nay karena Dafa lagi sakit. Maaf ya balasnya lama soalny HP tinggal dirumah”.

“Loh, lagi sakit? Astaga, demam? Sekarang gimana? Udah minum obat?” balas ku segera.

“Iya udah tadi, Cuma meriang aja terus minum obat dan tidur”

“jadi ini ketiduran sampe sore?”

“kan tadi pagi sakitnya, Nay sih tadi nggak balas jadi udah minum obat terus tidur siang, sore main futsal, terus nanti malam mau jalan sama teman hehehe” dengan santai pesan itu terkirim darinya tapi membuat aku merasa bingung.

“katanya sakit, terus kok bisa main futsal, alasan banget nyari-nyari Nay, huh” balas ku ketus namun luluh dengan jawabannya yang membuatku tersenyum dan tersipu tanpa dia tahu.

“Obat sakit buat Dafa itu Cuma dua, Bola dan Nayla. Kwkwk” itulah pesan dari dia yang selalu gagal  buat aku marah meski udah nunggu berjam-jam untuk tahu kabarnya, kegiatannya, dan dimana dia. Begitu juga dia terhadapku, sekarang kami mulai sering berkirim pesan mungkin karena sadar kalau saling merindukan itu tidak perlu gengsi lagi. Aku rindu, dan aku sayang. Semua bermula semenjak dia liburan ke luar kota bersama temannya, mungkin karena kami tidak bisa bertemu untuk dua minggu kedepan dikarenakan liburan sekolah. Setiap hari selalu ada saja ucapan selamat tidur yang ku nantikan darinya.

“Nay udah mau tidur ya?” pesan masuk dari Dafa.

“Iya fa. Dafa dimana? Masih diluar dengan teman-teman? Yaudah nanti aja smsnya” balasku dengan cepat.

“ini lagi diluar, dan baterai HP Dafa udah mau habis Nay. Dafa takut nanti nggak bisa ucapin selamat tidur dan Nay nungguin kabar dari Dafa. Ini kan udah pukul 21.30 WIB Nay. Dafa ucapin selamat tidur sekarang ya?”

“Oke deh, Nay juga udah ngantuk, tapi nanti Dafa jangan pulang malam-malam ntar sakit lagi” balasku dengan sedikit kecewa tapi tetap khawatir.

“Nayla sayang iya makasih perhatiannya yang selalu Dafa rindukan..selamat malam sayang dan selamat tidur, semoga mimpi indah. Peluk dan cium dari Dafa Alfatih.hhehe *** ” pesan yang penuh lambang hatinya untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan pacaran. Aku simpan itu rapat-rapat dalam ingatanku karena untuk pertama kalinya dia seperti itu. Aku rindu, sungguh.

Sejak saat itu hari-hari indah mulai tampak, dan membuat aku meyadari pantas saja banyak orang yang menikamti masa Cinta Pertama, Pacar Pertama di SMA, di rok abu-abu. Mungkin karena ini rasanya asam-manis seperti permen nano-nano serta penuh kejutan setiap harinya. Kami melewati hari-hari yang indah bersama, dari ulang tahun ke-17 tahun ku dan dirinya, dan sampai hari-hari indah lainnya yang terlewati dengan banyak sekali kenangan indah yang akan selalu aku ingat dari matahari, bintang, senja, panas, dan hujan tentunya.

***

Sebenarnya saat awal pacaran aku selalu mencemaskan apa yang akan terjadi esok, lusa, dan hari berikutnya jika tiba-tiba perasaan Dafa berubah padaku, tapi itu semua hanya membuang waktuku. Kecemasan yang tidak berujung yang membuatku selalu khawatir dan takut dengan kenyataan tentang aku dan dia. Sekarang aku hanya akan menghargai setiap detik waktuku bersama Dafa, tidak peduli jika pada akhirnya aku yang lebih menyukainya, karena waktu ini, saat ini semua akan jadi kenangan nantinya. Aku ingin membuat kenangan yang indah untukku dan untuk Dafa agar suatu hari jika takdir tidak menginginkan kami ada di satu waktu yang sama setidaknya aku sudah memiliki potret-potret kenangan indah ku bersamanya yang rapat tersimpan di satu kotak istimewa dalam ingatan dan hatiku.

***

 Di mulai dari ucapan selamat pagi, aku dan dia hanya berkirim pesan pada malam hari saja karena kami satu sekolah dan di kelas yang sama pula. Kadang merasa tidak enak dengan tema-teman kalau kita sudah membuat dunia jadi milik kita berdua, jadi aku dan Dafa memutuskan untuk selalu gabung dengan teman-teman yang lain meski kita suka umbar keromantisan kita. Malam-malam indah dengan ucapan selamat tidur darinya selalu jadi pengawal mimpi yang indah. Dafa itu ahli kata-kata manja nan romantis kalau untuk ucapan selamat tidur hingga membuat aku terbiasa dengannya. Beginilah kisah yang indah terlukis setiap detiknya hingga menit berganti jam, hari berganti minggu tanpa sadar waktulah yang akan menentukan segalanya dengan sang penulis takdir. Semoga skenario yang aku dapat menjadikan aku pemeran utama wanita dan Dafa pemeran utama pria dengan kisah klasik ala kita yang bermula dari remaja SMA hingga menjadi pasangan romantis hingga hari tua doaku pada-Nya.

Tags: kisah twm18

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • hafizanana

    terimakasih ^^

    Comment on chapter Si Biru yang Menjadi Abu
  • rezataufik_h

    Nice story.. Semangat buat authornya..

    Comment on chapter Pacar, Mana Pacar?
  • hafizanana

    semoga pembaca menikmati. terimakasih ^^

    Comment on chapter Si Biru yang Menjadi Abu
Similar Tags
Shinta
6740      1913     2     
Fantasy
Shinta pergi kota untuk hidup bersama manusia lainnya. ia mencoba mengenyam bangku sekolah, berbicara dengan manusia lain. sampai ikut merasakan perasaan orang lain.
Kare To Kanojo
6600      1771     1     
Romance
Moza tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah setelah menginjak Negara Matahari ini. Bertemu dengan banyak orang, membuatnya mulai mau berpikir lebih dewasa dan menerima keadaan. Perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri bagi Moza. Apalagi dia harus dihadapkan dengan perselisihan antara teman sebangsa, dan juga cinta yang tiba-tiba bersemayam di hatinya. DI tengah-tengah perjua...
Puisi yang Dititipkan
531      352     2     
Romance
Puisi salah satu sarana menyampaikan perasaan seseorang. Puisi itu indah. Meski perasaan seseorang tersebut terluka, puisi masih saja tetap indah.
Mengejarmu lewat mimpi
2204      881     2     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
Perfect Love INTROVERT
10920      2028     2     
Fan Fiction
Frekuensi Cinta
306      258     0     
Romance
Sejak awal mengenalnya, cinta adalah perjuangan yang pelik untuk mencapai keselarasan. Bukan hanya satu hati, tapi dua hati. Yang harus memiliki frekuensi getaran sama besar dan tentu membutuhkan waktu yang lama. Frekuensi cinta itu hadir, bergelombang naik-turun begitu lama, se-lama kisahku yang tak pernah ku andai-andai sebelumnya, sejak pertama jumpa dengannya.
My sweetheart senior
17454      3234     3     
Romance
Berawal dari kata Benci. Senior? Kata itu sungguh membuat seorang gadis sangat sebal apalagi posisinya kini berada di antara senior dan junior. Gadis itu bernama Titania dia sangat membenci seniornya di tambah lagi juniornya yang tingkahnya membuat ia gereget bukan main itu selalu mendapat pembelaan dari sang senior hal itu membuat tania benci. Dan pada suatu kejadian rencana untuk me...
Aldi. Tujuh Belas. Sasha.
517      300     1     
Short Story
Cinta tak mengenal ruang dan waktu. Itulah yang terjadi kepada Aldi dan Sasha. Mereka yang berbeda alam terikat cinta hingga membuatnya tak ingin saling melepaskan.
Sampai Nanti
505      282     1     
Short Story
Ada dua alasan insan dipertemukan, membersamai atau hanya memberikan materi
Memoar Damar
6196      2832     64     
Romance
Ini adalah memoar tiga babak yang mempesona karena bercerita pada kurun waktu 10 sampai 20 tahun yang lalu. Menggambarkan perjalanan hidup Damar dari masa SMA hingga bekerja. Menjadi istimewa karena banyak pertaruhan terjadi. Antara cinta dan cita. Antara persahabatan atau persaudaraan. Antara kenangan dan juga harapan. Happy Reading :-)