Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cadence's Arcana
MENU
About Us  

Ketakutan Kay terbukti. Lyra sedang duduk di meja makan, mug kesayangannya di tangan. Dia langsung mengangkat wajah begitu Kay masuk ke rumah. Wajahnya lebih masam daripada asam lambung Kay.

Semoga dia masih bisa melihat matahari terbit esok pagi.

“Kay, aku mau ngomong,” kata Lyra tanpa basa-basi.

Kay menarik napas perlahan, sebisa mungkin membuat dirinya tenang. Semakin dekat jarak antara dia dan Lyra, sensasi terbakar di pangkal dadanya semakin intens. Satu-satunya hal yang bisa menurunkan kekhawatirannya, walau sedikit, adalah mug yang sedang digunakan Lyra. Mug itu oleh-oleh dari Papa dan Mama waktu terakhir mereka liburan. Lyra tidak akan melakukan sesuatu yang bisa merusak mug itu. Walaupun tidak ada jaminan dia tidak akan segan menyiramkan isinya.

“Sori soal UKS tadi,” kata Kay cepat-cepat. “Ra memang orangnya aneh.”

“APA?!”

Kay ingin membenturkan kepalanya ke meja karena kecerobohannya.

“Eh, maksudnya bukan kamu. Kakak UKS tadi. Namanya Aria. Panggilannya Ra juga. Kayak kamu.”

Lyra spontan menggebrak meja. “Hah! Jangan sama-samain aku sama dia! Udah bongsor, bloon, mulutnya bau, lagi!”

Sepertinya komentar Ra tentang postur Lyra yang imut-imut membuatnya hampir sama kesalnya dengan isu kembar.

“Dia nggak bloon kok. Dan mulutnya memang agak-agak nggak bisa direm, tapi itu cuma masalah kebiasaan aja. Bukan berarti dia jahat.”

Lyra memicingkan mata.

“Kenapa sih kamu ngebelain dia banget?”

“Bukan kenapa-kenapa, saya cuma—“

“Ah, aku tau! Kamu suka kan sama dia? Kamu kan emang dari dulu suka cewek tembem yang lebih tua!”

Kay tertegun.

Dia mencoba mengulangi ucapan Lyra dalam hati, tetapi tetap tidak mengerti maksudnya.

Kenapa Lyra jadi menuduhnya soal itu? Kalaupun benar, memangnya ada hubungannya? Lalu kenapa? Pertanyaan itu seperti mereplikasi diri, lalu membentuk word cloud di kepala Kay.

“Jadi ngapain kamu tadi di UKS? Darimana kenal si bongsor itu?”

“Kak Erhu minta saya jadi volunteer di sana.”

“Kenapa?”

Kay menimbang sejenak. Agak susah berpikir dalam kondisi naik pitam. “Karena Ra orangnya begitu, jadi menurut Kak Erhu sebaiknya dia nggak dibiarkan sendiri.”

Lyra mendengus. “Trus? Kamu mau aja, gitu?”

“Yah… soalnya—“

“Karena kamu suka dia kan?!”

“Ng—bukan gitu—“

“Ah, peduli amat deh. Dasar selera cupu! Apa sih bagusnya? Tampang kayak simpanse sirkus gitu. Badan segede gorila. Tinggal suruh pegang pisang aja udah mirip ba—”

“Mukanya manis kok!” potong Kay keras. “Badannya juga bagus, tinggi!” Daripada kamu, Kay hampir menambahkan. Untunglah dia sempat mengerem. Kalau tidak, mungkin Lyra tidak akan peduli bahwa mug di tangannya bisa pecah kalau dihantamkan ke kepala orang.

Entah bagaimana, mungkin terpengaruh oleh perasaan Lyra sendiri, Kay sangat terdorong untuk membalas kata-katanya. Pokoknya mengalahkan argumennya. Membuatnya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tidak peduli apa yang dikatakannya relevan atau tidak.

Dan dia berhasil. Ucapan Lyra terhenti. Lyra menatapnya dengan mata terbelalak, seolah-olah dia baru saja menumbuhkan tanduk di kepala. Kemarahannya seperti api cair yang menggelegak. Kay mendesis. Rasanya begitu panas sampai telinganya berdenging.

“Kenapa, sakit lagi? Sakit aja terus. Tukang cari perhatian! Kak Erhu bodoh dan percaya aja semua kebohongan yang kamu bikin, tapi aku nggak! Sekarang Kak Erhu udah pindah. Nggak ada gunanya akting sakit-sakitan kayak gitu. Nggak ngefek, tau nggak?!”

Kata-kata Lyra sangat tajam. Tapi Lyra bukan orang pertama yang mengatakannya. Di panti asuhan, anak-anak lain juga menganggap Kay begitu. Pura-pura sakit supaya diperhatikan lebih. Supaya bisa mangkir dari tugas.

“Kalau…” Kay menggeram dengan susah payah. “Kalau kamu berpikir begitu… terserah! Tapi jangan jelek-jelekkan Kak Erhu!”

“Kak Erhu bukan kakakmu! Nggak usah sok ngebelain dia!”

Dia kakakku juga, Kay ingin berteriak.

Namun… tidak bisa.

Kak Erhu memang bukan kakaknya. Dia hanyalah seorang induk semang yang terlalu baik. Lagipula, siapa bilang dia percaya Kay? Mungkin Kak Erhu hanya mencoba memaklumi keadaan Kay yang tidak stabil. Dengan masa lalu sepertinya, orang akan cenderung memberi toleransi kalau dia mengalami episode-episode tak masuk akal. Mereka lebih khawatir Kay akan bertindak di luar nalar dan segera menyusul ibunya jika tidak diacuhkan. Kay juga tidak akan percaya kalau ada orang lain tetiba mengatakan memiliki kondisi yang sama dengannya, meski Kay akan berpura-pura memercayainya hanya demi mencegahnya menabrakkan diri ke mobil pertama yang lewat atau melompat dari atap gedung.

“Denger, Kay. Kamu bukan siapa-siapa. Kamu nggak boleh mengaku-ngaku jadi anak papa dan mamaku, mengaku-ngaku jadi adik kakak-kakakku, mengaku-ngaku jadi saudaraku! Karena kamu bukan siapa-siapa!”

Kebencian Lyra tidak pernah sejelas ini sebelumnya. Begitu kental sampai Kay bisa mengecapnya di udara.

“Pokoknya, si pipi bakpao itu nggak boleh menyebarkan info soal keluarga kita. Aku nggak mau temen-temenku tau soal kamu! Aku nggak mau kejadian waktu SMP terulang. Kamu nggak lupa, kan?!”

Kay menggeleng.

“Dia nggak bakal menyebarkan apa-apa. Memangnya apa untungnya?”

“Mana aku tahu! Tukang gosip memang senengnya bergosip kan?”

“Ra bukan tukang gosip. Ngomongnya memang nyebelin, tapi dia bisa jaga rahasia.”

“Kenapa kamu bisa seyakin itu? Karena kamu suka sama dia?”

“Kenapa buntutnya ke situ lagi? Memangnya kenapa kalau saya percaya Ra? Atau—” Kay menarik napas dalam-dalam.

Benar juga. Kenapa dia tidak menyadarinya sejak tadi? Masalahnya bukan Ra. Bukan sama sekali.

Dia-lah masalahnya.

Lyra tidak punya alasan untuk membenci Ra, apalagi mendiskreditkan kakak kelas mereka itu. Kalaupun Lyra tidak suka dengan apa yang dikatakan Ra di UKS tadi, dia tetap tidak perlu repot-repot membenci Ra karena toh mereka tidak punya hubungan apa-apa.

“Kalau kamu nggak percaya sama saya, kamu bisa bilang sama Kak Erhu,” kata Kay, entah bagaimana dia sudah tidak lagi merasakan amarah Lyra memanggang tubuhnya dari dalam. Mungkin karena sekarang saraf-sarafnya sudah rusak dan tidak bisa lagi merasakan sakit. Atau mungkin karena dia tidak ingin peduli lagi. Dia hanya ingin perdebatan ini berhenti. “Pasti Kak Erhu yang cerita soal kita ke Ra.”

“Hah, sekarang kamu nuduh Kakak yang bocor? Padahal jelas-jelas kamu kan yang cerita?!”

“Nggak—“

“Kak Erhu nggak mungkin cerita ke siapa-siapa, karena Kakak janji akan merahasiakan itu kalau aku bersedia masuk Ensembel!”

Kay sontak ternganga.

Jadi ada perjanjian seperti itu antara Kak Erhu dan Lyra? Kalau bukan mendengarnya dari Kak Erhu, terus dari siapa? Tapi, sebentar… bagaimana Kak Erhu mengenalkan Kay kepada Ra? Apakah sebagai adik? Sebagai tetangga? Kenalan?

Ra tahu Kay memanggil Kak Erhu ‘Kak’.

Apakah Ra tahu… karena dia mengakses database sekolah?

Lyra meletakkan mugnya di bak cuci.

“Kalau sampai berita ini bocor, awas!” ancamnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
11721      2185     1     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
Unexpected You
509      360     0     
Romance
Pindah ke Indonesia dari Korea, Abimanyu hanya bertekad untuk belajar, tanpa memedulikan apapun. tapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang diinginkannya. kehidupan SMA terlalu membosankan jika hanya dihabiskan untuk belajar saja. sedangkan Renata, belajar rasanya hanya menjadi nomor dua setelah kegemarannya menulis. entah apa yang ia inginkan, menulis adalah pelariannya dari kondisi ke...
AraBella [COMPLETED]
37581      3736     13     
Mystery
Mengapa hidupku seperti ini, dibenci oleh orang terdekatku sendiri? Ara, seorang gadis berusia 14 tahun yang mengalami kelas akselerasi sebanyak dua kali oleh kedua orangtuanya dan adik kembarnya sendiri, Bella. Entah apa sebabnya, dia tidak tahu. Rasa penasaran selalu mnghampirinya. Suatu hari, saat dia sedang dihukum membersihkan gudang, dia menemukan sebuah hal mengejutkan. Dia dan sahabat...
SALAH ANTAR, ALAMAKK!!
853      602     3     
Short Story
EMMA MERASA BOSAN DAN MULAI MEMESAN SESUATU TAPI BERAKHIR TIDAK SEMESTINYA
BANADIS
7716      1803     5     
Fantasy
Banadis, sebuah kerajaan imajiner yang berdiri pada abad pertengahan di Nusantara. Kerajaan Banadis begitu melegenda, merupakan pusat perdagangan yang maju, Dengan kemampuan militer yang tiada tandingannya. Orang - orang Banadis hidup sejahtera, aman dan penuh rasa cinta. Sungguh kerajaan Banadis menjadi sebuah kerajaan yang sangat ideal pada masa itu, Hingga ketidakberuntungan dialami kerajaan ...
Coneflower
4316      1735     3     
True Story
Coneflower (echinacea) atau bunga kerucut dikaitkan dengan kesehatan, kekuatan, dan penyembuhan. Oleh karenanya, coneflower bermakna agar lekas sembuh. Kemudian dapat mencerahkan hari seseorang saat sembuh. Saat diberikan sebagai hadiah, coneflower akan berkata, "Aku harap kamu merasa lebih baik." — — — Violin, gadis anti-sosial yang baru saja masuk di lingkungan SMA. Dia ber...
Sekretaris Kelas VS Atlet Basket
13442      2615     6     
Humor
Amira dan Gilang yang menyandang peran werewolf dan vampir di kelas 11 IPA 5 adalah ikon yang dibangga-banggakan kelasnya. Kelas yang murid-muridnya tidak jauh dari kata songong. Tidak, mereka tidak bodoh. Tetapi kreatif dengan cara mereka sendiri. Amira, Sekretaris kelas yang sering sibuk itu ternyata bodoh dalam urusan olahraga. Demi mendapatkan nilai B, ia rela melakukan apa saja. Dan entah...
My Soul
180      140     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...
Babak-Babak Drama
479      334     0     
Inspirational
Diana Kuswantari nggak suka drama, karena seumur hidupnya cuma diisi itu. Ibu, Ayah, orang-orang yang cuma singgah sebentar di hidupnya, lantas pergi tanpa menoleh ke belakang. Sampai menginjak kelas 3 SMP, nggak ada satu pun orang yang mau repot-repot peduli padanya. Dian jadi belajar, kepedulian itu non-sense... Tidak penting! Kehidupan Dian jungkir balik saat Harumi Anggita, cewek sempurna...
Trainmate
2797      1222     2     
Romance
Di dalam sebuah kereta yang sedang melaju kencang, seorang gadis duduk termangu memandangi pemandangan di luar sana. Takut, gelisah, bahagia, bebas, semua perasaan yang membuncah dari dalam dirinya saling bercampur menjadi satu, mendorong seorang Zoella Adisty untuk menemukan tempat hidupnya yang baru, dimana ia tidak akan merasakan lagi apa itu perasaan sedih dan ditinggalkan. Di dalam kereta in...