Loading...
Logo TinLit
Read Story - Raha & Sia
MENU
About Us  

"HEYYO SISTA WHAT'S UP!"

"Allahuakbar ngagetin gua aja sih lu, sendok sayur!" Sebut Helen menetralkan perasaannya di pagi ini. Di sampingnya, Sia cengengesan karena sudah berhasil menjalankan misi dadakannya : Membuat Helen bertanduk.

"Bahasa Jermannya selamat pagi apa ya?"

Hari ini Helen dan Sia datangnya bersamaan, dan sekarang mereka berjalan bersisian menuju ke kelas. 

"Guten Morgen." Jawab Helen bernada tak ikhlas. 

"Morgen? Itu kan personil SMASH kan ya?"

"Terserah." Helen mendahului Sia namun Sia berhasil mensejajarkan langkah mereka lagi. 

"Yahh bule Jermannya Sia ngambek. Jangan ngambek, dong. Helen jelek kalo lagi ngambek, noh bibirnya jontor noh." 

Helen tak peduli dan saat mereka masuk ke kelas, Sia menyempatkan diri mengatakan, "guten Morgen," pada angin. 

"Yakin nih baru kita berdua yang datang?" Sia tercengang melihat kelas yang kosong. "Tumben. Ya sudahlah."

Ia dan Helen duduk di tempat duduk urutan kedua dari belakang. Untuk umur pertemanan, mereka berteman saat awal-awal MOS karena kebetulan saat itu mereka satu gugus.

"Hel, kapan-kapan kalo sepupu Helen ngajak makan lagi, Helen jangan sungkan-sungkan ya ngasih tahu ke Sia?"

"Yeh itu mah maunya elo!" Helen berdecak, mendecaki Sia yang di kepalanya hanya ada makanan, makanan dan makanan. 

"Oh ya, btw btw sepupu Helen itu bule lokal juga ya, sama kayak Helen. Kan?" Tanya Sia lagi sembari menepikan tasnya ke bangku.

"Iya. Eh tunggu, bule lokal maksud lo blasteran, kali?" 

"Itu deh pokoknya. Tapi ya, dari namanya Sia kira dia bukan bule, lho. Rahardi, Indonesia banget ya kan?" Sambung Sia, nadanya semangat sekali. "Nama Helen kan Helena Glitzern. Pas deh sama muka Helen yang kebarat-baratan. Jadi western-nya kerasa gitu. Yaa meskipun cara Helen ngomong ngalahin slangnya preman pasar tapi se-"

"Ngomong apa lo? Minta ditebas ya?"

"Nah, kan. Apa Sia bilang." Sia menjauhkan dirinya sedikit dari Helen. Untuk jaga-jaga karena Helen ini hanya anggun dari luarnya saja. 

"Cantik gini dibilang preman." Sementara Helen merapikan poninya sendiri. "Asal lo tahu ya, Rahardi itu nama pemberian papanya. Nama Indonesianya. Sedangkan di akta kelahiran dan di Jerman, namanya itu Raha Diano Gilbert."

Sia manggut-manggut pertanda paham. "Ohhhh begitu toh. Dia yang Jerman apa nih, mama atau papanya?"

"Nyokapnya."

"Terus, ini pertama kalinya dia ke sini?"

"Kan semalam udah dibilangin, dia di sini itu 6 tahun yang lalu. Setelah bonyoknya pisah dia ikut nyokapnya ke Berlin."

"Ohh. Dia ngapain di Berlin?"

"Bernapas. Ya hidup kek orang-orang, lah."

Sia jadi gemas sendiri dengan jawaban Helen barusan. "Ih! Maksud Sa kuliah kek kerja kek apa kek gitu. Ah."

"Dia udah lulus kuliah. Waktu kuliah dia ngambil jurusan Tata Boga."

"Seriusan Tata Boga? Cowok? Tata Boga?" Sia menganga. "Bagian masak atau make up atau apa spesifiknya?"

"Katanya sih fokus ke urusan makanan. Nah, mau nanya apa lagi lo? Udah buruan mumpung lagi mood." Helen melihat satu persatu teman kelasnya datang. Perlahan-lahan kelas itu pun mulai ramai mengingat jam sudah menunjukkan angka berapa. 

"Oke, Sia mau nanya lagi." Lanjut Sia setelah memikirkan pertanyaannya. Hitung-hitung sekedar mengisi waktu di pagi hari ini. "Bahasa Jermannya 'aku' apa?"

Helen menaikkan alis. "Ich. Emang kenapa?"

"Hm. Kalo mencintai?" Lanjut Sia lagi.

"Lieben. Bentar, bentar. Lo suka sama cowok?" 

Sia lantas memandangi Helen dengan tatapan risih. "Apaan sih Helen! Sia tuh mau tanya bahasa Jermannya' aku mencintai makanan' apa?"

Helen menghela napas. Berbicara dengan Sia, apapun topiknya pasti ujung-ujungnya akan kembali pada yang namanya makanan. "aku cinta makanan. Ich liebe Essen." 

"Ich liebe Essen? Wahaha Sia liebe Essen." Sia bicara sendiri. Helen memutar bola mata malas.

"Apaan sih, Si. Nggak jelas banget pagi-pagi."

"Sabodo. Sia mau nulis kalo ich liebe Essen!" Sia merogoh laci di kolong mejanya. "Kemarin pulpen Sia ketinggalan nih." Namun bukan pulpen yang ia temukan, melainkan sebuah amplop berwarna hitam.

"Apaan nih?" Dikeluarkannya amplop itu dan memperlihatkannya pada Helen. "Punya Helen ya?"

Helen yang ikut penasaran lalu mengambil amplop itu, memperhatikan sisinya sebentar. Kemudian menggeleng, "bukan. Lagian ngapain gue make amplop?"

"Atau barangkali ini amplop surat izin temen kita yang sakit, kali ya?" Tebak Sia seraya membuka amplop itu, penasaran dengan isinya dan penasaran kenapa bisa ada di laci mejanya. 

Hingga apa yang ia temukan adalah secarik kertas. Dan di kertas itu ada tulisan yang membuat Sia mengernyit bingung. 

"Apa isinya?" Tanya Helen penasaran juga.

"Cuman kertas. Tapi ada tulisannya."

"Coba lihat," Helen merebut kertas itu kemudian membulatkan mata. 

ICH LIEBE DICH.

Tulisan yang tertera di sana. 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Reminisensi Senja Milik Aziza
908      485     1     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
Salju di Kampung Bulan
2120      972     2     
Inspirational
Itu namanya salju, Oja, ia putih dan suci. Sebagaimana kau ini Itu cerita lama, aku bahkan sudah lupa usiaku kala itu. Seperti Salju. Putih dan suci. Cih, aku mual. Mengingatnya membuatku tertawa. Usia beliaku yang berangan menjadi seperti salju. Tidak, walau seperti apapun aku berusaha. aku tidak akan bisa. ***
Klise
3114      1176     1     
Fantasy
Saat kejutan dari Tuhan datang,kita hanya bisa menerima dan menjalani. Karena Tuhan tidak akan salah. Tuhan sayang sama kita.
SiadianDela
9069      2376     1     
Romance
Kebahagiaan hanya bisa dicapai ketika kita menikmatinya bersama orang yang kita sayangi. Karena hampir tak ada orang yang bisa bahagia, jika dia tinggal sendiri, tak ada yang membutuhkannya, tak ada orang yang ingin dia tolong, dan mungkin tak ada yang menyadari keberadaanya. Sama halnya dengan Dela, keinginan bunuh diri yang secara tidak sadar menjalar dikepalanya ketika iya merasa sudah tidak d...
Secret Love
350      236     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...
Mengapa Harus Mencinta ??
3647      1174     2     
Romance
Jika kamu memintaku untuk mencintaimu seperti mereka. Maaf, aku tidak bisa. Aku hanyalah seorang yang mampu mencintai dan membahagiakan orang yang aku sayangi dengan caraku sendiri. Gladys menaruh hati kepada sahabat dari kekasihnya yang sudah meninggal tanpa dia sadari kapan rasa itu hadir didalam hatinya. Dia yang masih mencintai kekasihnya, selalu menolak Rafto dengan alasan apapun, namu...
Teman
1448      674     2     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
Frasa Berasa
66382      7404     91     
Romance
Apakah mencintai harus menjadi pesakit? Apakah mencintai harus menjadi gila? Jika iya, maka akan kulakukan semua demi Hartowardojo. Aku seorang gadis yang lahir dan dibesarkan di Batavia. Kekasih hatiku Hartowardojo pergi ke Borneo tahun 1942 karena idealismenya yang bahkan aku tidak mengerti. Apakah aku harus menyusulnya ke Borneo selepas berbulan-bulan kau di sana? Hartowardojo, kau bah...
With you ~ lost in singapura
421      292     2     
Fan Fiction
Chaeyeon, seorang siswi SMA yang sangat berani untuk pergi menyusul Tae-joon di Paris. Chanyeol, seorang idol muda yang tengah terlibat dalam sebuah skandal. Bagaimana jika kedua manusia itu dipertemukan oleh sebuah takdir?
Peri Untuk Ale
5592      2297     1     
Romance
Semakin nyaman rumah lo semakin lo paham kalau tempat terbaik itu pulang