Loading...
Logo TinLit
Read Story - Raha & Sia
MENU
About Us  

 

 "Ada yang tahu nggak sih, gimana caranya makan banyak tapi nggak bisa kenyang sama nggak perlu BAB? " 

Terlihat bahwa kantin SMA Dasawarsa cukup ramai hari ini. Utamanya kios baksonya bang Sohun, ramai betul. Dan di pojok kantin itu, seorang siswi berambut cepol sedang menunggu jawaban atas pertanyaannya tadi. 

Namanya Sia. Si cewek berbadan mungil yang doyan sekali makan.

Lima detik berlalu dan tidak seorang pun yang menyahut. Tapi dapat Sia lihat kalau mereka menahan tawa.

Perasaan Sia nggak melawak, deh?

Di samping Sia, ada Helen si mata abu-abu berdarah setengah Jerman yang merupakan sahabatnya. Helen menarik tangan sahabatnya itu, menyuruhnya kembali duduk. "Si, jangan aneh-aneh, deh. Malu, diketawain adek kelas."

"Lah kan Sia penasaran." Sia menyeruput es jeruknya. "Lagian nggak usah malu, keleus! Ngapain malu sama adek kelas? Kita ini udah senior di sini, udah kelas 3! Kita yang berkuasa!"

Helen berdecih malas. "Sono lu ngomongin senioritas sama tembok." Dan dilihatnya Sia berdiri. "Mau ngapain  lagi?"

Sia memperlihatkan mangkoknya yang sudah kosong. "Mau nambah."

"Lagi? Buset dah. Itu perut apa karet?"

"Nih bule cerewet banget ya? Eh, makanlah selagi makan tidak dilarang, dan makanlah selagi anda punya uang untuk bayar!" Sia melengos pergi.

Helen istighfar.

"Bang Sehun," Sia mendatangi bang Sohun--yang menjual bakso di situ.

"Neng, nama saya Sohun. Bukan Sehun." Protes bang Sohun bukan untuk pertama kalinya.

"Iya nih, ntar ada Exo-L yang denger, bisa diajak gelut lo." Timpal siswi lain yang sedang mengantri bakso juga.

Sia mengendik acuh seraya mengulurkan mangkoknya pada bang Sohun. "Sia mau nambah."

Bang Sohun yang sedang sibuk lantas meminta agar Sia mengisi sendiri, Sia pun menurut.Toh, pelanggan bang Sohun banyak sementara tangan bang Sohun cuma dua. 

Sia pun kembali ke tempatnya semula setelah membayar. Saat duduk, ia melihat Helen sedang senyum-senyum nggak jelas. 

"Kenapa nih, Helen kok cengengesan?" Sia menatap Helen penasaran.

"Nggak, gue senang aja."

"Ya iya tapi maksud Sia, seneng kenapa?"

"Sepupu gue ternyata udah pulang dari Jerman. Asli, gue nggak dikabarin. Udah seminggu dia di sini, parah kan?"

Sia menghentikan kunyahannya sebentar. "Nggak dikabarin gitu, kok malah seneng?" 

"Ya kan gue maklum. Dia sibuk ngurusin karir."

"Oh. Sia baru tahu kalau Helen punya sepupu."

Helen memandangi Sia masih dengan air muka senangnya. "Hari ini dia baru sempat ngabarin keluarga gue, sekaligus memperkenalkan restorant Jerman yang ia dirikan di sini. Gue sekeluarga diundang nanti malam."

Mendengar kata restorant, Sia membulatkan mata. "Restoran? Makan makan, dong?"

Helen menepuk jidatnya. Ia kelepasan.

Sedangkan Sia tengah membayangkan makanan-makanan resto yang masuk ke mulutnya. Apalagi ia belum pernah memakan makanan Jerman secuilpun. "Sia ikut, ya?" 

"T-tapi Sia, kan ini pertemuan  keluarga." Tolak Helen secara halus. Bukannya ia sampai hati tidak ingin mengajak Sia ikut serta, tapi Helen tidak enak pada sepupunya itu. Tidak bisa Helen bayangkan betapa malunya ia nanti bila membawa Sia yang... Rakus itu...

"Nenek moyang kita sama-sama nabi Adam, sayang. Jadi secara nggak langsung kita ini keluarga, kan?"

Helen meringis mendengarnya. Helen harus mencari cara lain! "Lo nggak merasa ganjal gitu, sama orangtua gue? Kan, mereka juga ikut."

"Ah, auntie Dewi sama uncle Simpson pasti ngizinin kok."Alisnya Sia naik dua-dua. 

Kalau sudah begini, Helen mulai pasrah. "Tapi kalo nggak dapat izin gimana?"

"Sia yakin, pasti bakal diizinkan ikut sama auntie Dewi."

Helen hampir saja lupa kalau ia punya sahabat yang super kepedean. Menyesal Helen sering membawa Sia ke rumahnya. Dengan air muka berubah lesu, Helen pun bangkit menuju ke kios bang Sohun.

"Helen tenang aja. Percaya sama Sia." Teriak Sia.

"Bang, kembaliannya simpan aja dulu." Helen menoleh ke arah Sia yang kini sudah berdiri di dekatnya. "Percaya tuh sama Tuhan. Bukan sama lo." 

Sia menyengir, ia sudah tidak sabar menunggu nanti malam. 

"Makanan, I'm cominggg!"

Itulah dia. Sia Tadirana. 12 IPA 3, seorang manusia yang isi di kepalanya hanya makan, makan, dan makan. Tapi anehnya, Sia tidak gemuk-gemuk. Itu anugerah apa kutukan, ya?

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Help Me
6066      1816     6     
Inspirational
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jika manusia berfikir bahwa dunia adalah kehidupan yang mampu memberi kebahagiaan terbesar hingga mereka bangun pagi di fikirannya hanya memikirkan dunia yang bersifat fana. Padahal nyatanya kehidupan yang sesungguhnya yang menentukan kebahagiaan serta kepedihan yakni di akhirat. Semua di adili seadil adilnya oleh sang maha pencipta. Allah swt. Pe...
Dream
620      454     5     
Short Story
1 mimpi dialami oleh 2 orang yang berbeda? Kalau mereka dipertemukan bagaimana ya?
Premium
Titik Kembali
6074      1954     16     
Romance
Demi membantu sebuah keluarga menutupi aib mereka, Bella Sita Hanivia merelakan dirinya menjadi pengantin dari seseorang lelaki yang tidak begitu dikenalnya. Sementara itu, Rama Permana mencoba menerima takdirnya menikahi gadis asing itu. Mereka berjanji akan saling berpisah sampai kekasih dari Rama ditemukan. Akankah mereka berpisah tanpa ada rasa? Apakah sebenarnya alasan Bella rela menghabi...
RAIN
673      451     2     
Short Story
Hati memilih caranya sendiri untuk memaknai hujan dan aku memilih untuk mencintai hujan. -Adriana Larasati-
LEAD TO YOU
19994      2253     16     
Romance
Al Ghazali Devran adalah seorang pengusaha tampan yang tidak mengira hidupnya akan berubah setelah seorang gadis bernama Gadis Ayu Khumaira hadir dalam hidupnya. Alghaz berhasil membuat Gadis menjadi istrinya walau ia sendiri belum yakin kalau ia mencintai gadis itu. Perasaan ingin melindungi mendorongnya untuk menikahi Gadis.
Dunia Saga
5836      1506     0     
True Story
There is nothing like the innocence of first love. This work dedicated for people who likes pure, sweet, innocent, true love story.
Let me be cruel
5220      2706     545     
Inspirational
Menjadi people pleaser itu melelahkan terutama saat kau adalah anak sulung. Terbiasa memendam, terbiasa mengalah, dan terlalu sering bilang iya meski hati sebenarnya ingin menolak. Lara Serina Pratama tahu rasanya. Dikenal sebagai anak baik, tapi tak pernah ditanya apakah ia bahagia menjalaninya. Semua sibuk menerima senyumnya, tak ada yang sadar kalau ia mulai kehilangan dirinya sendiri.
V'Stars'
1490      686     2     
Inspirational
Sahabat adalah orang yang berdiri di samping kita. Orang yang akan selalu ada ketika dunia membenci kita. Yang menjadi tempat sandaran kita ketika kita susah. Yang rela mempertaruhkan cintanya demi kita. Dan kita akan selalu bersama sampai akhir hayat. Meraih kesuksesan bersama. Dan, bersama-sama meraih surga yang kita rindukan. Ini kisah tentang kami berlima, Tentang aku dan para sahabatku. ...
THROUGH YOU
1339      850     14     
Short Story
Sometimes beautiful things are not seen; but felt.
Cazador The First Mission
8263      2290     21     
Action
Seorang Pria yang menjadi tokoh penting pemicu Perang Seratus Tahun. Abad ke-12, awal dari Malapetaka yang menyelimuti belahan dunia utara. Sebuah perang yang akan tercatat dalam sejarah sebagai perang paling brutal.