Read More >>"> About us (Part 22) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - About us
MENU
About Us  

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, hari ini merupakan awal minggu ketiga bimbingan mereka. Semua berjalan sesuai perhitungan mereka bertiga, bahwa mereka akan menaikkan poin mereka dengan jangkauan sepuluh atau setengahnya. Dan mereka berhasil melakukan itu.

Sedangkan di bidang non,kondisinya sebanding dengan di akademik. Entahlah tahun ini semua kelihatan normal, tidak seperti tahun lalu yang banyak masalah di non.

"Good Fian!" teriak Miss Sarah yang cukup puas dengan hasil Fian dan Lascrea.

"Kalian kemarilah" seruh Miss Sarah dengan senyum mengembang di bibirnya.

"Kali ini kalian amazing. Apa yang buat kalian sampai sebaik ini hem? Biasanya juga masalaaaaah terus. Tumben tahun ini nggak seperti itu"

"Haha... nggak tau juga Miss, mungkin nasib lagi mihak ke saya"

"Dasar lo! Emang lo bakal bisa tanpa adanya gue? Lo nggak inget betapa malangnya gue waktu bangunin lo!" cerca Lascrea tak terima karena dirinya tak diikutsertakan dalam ucapannya.

Mendengar perkataan Lascrea, mereka bertiga sontak langsung tertawa bersama. Entah apa yang mereka tertawakan.

"Sudah sudah, kalau seperti ini terus, kapan kalian latihannya. Ingat minggu depan kalian sudah memasuki kompetisi babak pertama, jadi kalian nggak boleh santai santai seperti ini"

"Iya Miss, kami mengerti"

"Tapi sebelum lanjut latihan, kita istirahat dulu ya miss," usul Lascrea dengan ekspresi berharapnya.

"Sepuluh menit miss nggak lebih. Serius" yakinnya lagi yang diangguki Fian.

"Baiklah, sepuluh menit. Nggak lebih" putus Miss Sarah.

Sepeninggalnya Miss Sarah, Lascrea segera menyeret Fian ke kantin utama. Yang diseret langsung kelabakan sendiri karena dirinya yang belum siap untuk berdiri dan menyeimbangkan tubuhnya. Al hasil ia seperti karung beras yang diseret oleh yang punya.

"E.. eh.. La, pelan-pelan dong. Gue belum berdiri ini!"

"Cerewet lo! Udah ikut gue sekarang! Traktir gue kali ini"

"Eh tunggu! Traktir apaan? Kantin di sini gratis semua La"

Mendengar jawaban Fian, Lascrea menepuk jidatnya pelan. Ia lupa kalau semua yang ada di sini free. Ia pun langsung melepaskan tangan Fian begitu saja, yang menyebabkan Fian terjatuh dengan tidak elitnya.

"Akh... jahat lo La!"

"Eh... sorry, gue nggak sengaja" jawab Lascrea enteng dan kembali melanjutkan jalannya menuju kantin utama yang langsung di ikuti Fian.

Setelah sampai di kantin utama, matanya tak sengaja melihat orang yang tak asing baginya. Iapun segera berjalan mendekati mereka, namun sesuatu menghalang langkahnya. Fian memegang tangannya supaya dirinya tak melanjutkan niatnya itu.

"Mau kemana? Ke sana? Jangan deh, mending cari tempat lain aja. Tapi kalau lo tetep mau ke sana sih gak pa pa, gue balik aja" jelas Fian yang langsung memutar tubuhnya untuk kembali ke ruang latihannya di lantai tujuh.

Namun kasihan sekali kerah baju yang tengah Fian kenakan, karena Lascrea menariknya seperti memegang kucing.

"Mau kemana lo? Kalau lo balik, yang ada gue bakalan ikut kena oon. Udah ikut gue lo!" tandas Lascrea seraya berjalan mendekat ke arah meja yang sempat ia lihat tadi dengan masih menyeret kerah baju Fian. Kasihan.

"Hai Lang, boleh gabung nggak?" tanya Lascrea setelah sampai di meja mereka seraya memegang kerah Fian agar dia tak bisa kabur.

"Eh Lascrea. Mau gabung? Kebetulan ini ada bangku kosong, jadi gabung aja, nggak pa pa kok" jawab Gilang dengan ramahnya.

"By the way, itu... kenapa kerah baju Fian lo pegang kaya gitu? Berasa kucing dianya. Hahaha" lanjutnya yang disusul dengan tawa dari dirinya dan Kelvin, sedangkan Krystal lagi fokus sama handphonenya sejak tadi.

"Boleh kah? Makasih Gilang. Soal ini, biar dia nggak bisa kabur" 

"Kabur? Kabur dari mana? Apanya yang musti di kaburin? Kelihatannya juga nggak ada hal yang mesti di kaburin" kali ini Kelvin yang menimpali.

"Entahlah, gue juga nggak ngerti" jawabnya dengan nada herannya.

"Sini Fi, duduk sebelah gue" lanjutnya dengan menepuk bangku yang di sebelah kirinya dan sebelah kanan Kelvin.

Fian hanya bisa menghembuskan nafas pasrahnya dan segera duduk di samping Lascrea. Lumayan, ia bisa mendapat waktu istirahat di sini. Tapi ya... begitu, ia tak bisa tenang.

"Lo mau pesen apa Fi?" tanya Lascrea dengan antusiasnya.

"Emmm... kayanya sup buah enak" jawab Fian berusaha menghiraukan kekhawatirannya.

"Ooo... sup buah. Gue juga pengen itu. Sana lo pesen" kata Lascrea yang sukses membuat Fian melongo. Sedangkan Gilang dan Kelvin berusaha meredam tawa mereka.

"Terus gunanya lo nanya ke gue tadi apa? Kalau ujung-ujungnya lo nyuruh gue buat pesen?" tanya Fian tak percaya.

"Ya buat tau lo mau pesen apa lah... ya kali gue mau pesenin lo. Murah hati banget gue" jawab Lascrea yang sudah kembali ke sifat asalnya. 

Fian hanya bisa menghela nafas pasrah. Pasrah dengan apa yang harus ia jalani hari ini. Lebih labik tadi ia tak mengangguki permintaan Lascrea, kalau ujung-ujungnya ia akan dijadikan babu olehnya.

"Uh..." keluh Krystal saat merasa lehernya sangat pegal. Iapun mendongakkan kepalanya guna menormalkan otot-otot lehernya.

"Kenapa Krys? Makanya jangan main game terus" cerca Gilang dengan nada khawatir plus kesalnya saat melihat handphone Krystal yang bertuliskan game over.

"Ya.. ya.. ya... lo paling hebat kalau soal nasehat menasehati" jawab Krystal tak peduli.

"How are you my friend?" sapa Lascrea tanpa memperdulikan Krystal yang masih memegangi lehernya dengan serius.

"Woah... ada Lascrea di sini? Sungguh kebetulan yang indah" jaawab Krystal kembali ke dirinya yang biasa. Seolah ada yang merasuki dirinya begitu mengetahui Lascrea tepat di depannya.

"Ekhem... sepertinya ini bukan waktu yang pas buat kalian beradu argumen" sela Kelvin.

"Yeah... kali ini gue setuju sama Kelvin" tambah Gilang.

"Oho... kalian sungguh berpikiran negatif ternyata. Gue Cuma mau nyapa teman gue nggak lebih" jawab Lascrea mendahului Krystal.

"Yeah... she's right" jawab Krystal akhirnya dengan diiringi senyum miringnya.

"Umm... ini pesenan lo La" kata Fian ragu.

"Waaaah... ada Fian juga ternyata. Long time no see Yan" kata Krystal yang justru lebih menyeramkan.

"Eh... yeah..."

"Nggak usah gugup gitu kali, gue nggak gigit" canda Krystal yang justru semakin membuat Fian ketar ketir.

"Lo bercanda? Dia gugup sama lo? Cih PD banget lo" sahut Lascrea.

Gilang dan Kelvin hanya diam dan memakan makanan mereka. Mereka sudah lelah dengan pertengkaran kedua makhluk itu. Jadi mereka lebih memilih masa bodoh. 

Toh juga mereka tidak bakal sampai beradu senjata di sini. Jadi tidak ada masalah serius. Biarlah mereka beradu pendapat sampai diri mereka sendiri yang bilang stop.

"Waaah.. waah... waaaah... mata temen gue bermasalah nih. Apa perlu gue bawain kacamata yang tebel? Lo nggak bener-bener katarak kan?" kata Krystal merendahkan.

"Oh ya? Apa mata gue kelihatan sakit?" jawab Lascrea seraya mengeluarkan handphonenya untuk digunakan bercermin seraya melihat matanya.

"Kelihatannya mata gue sehat-sehat aja. Nggak ada masalah" sambungnya seraya menaruh handphonennya di samping sup buahnya.

"Terus kenapa lo nggak bisa lihat ekspresi dia?" balas Krystal sembari menunjuk ke arah Fian yang sedang menunduk cemas. Kelvin dan Gilangpun ikut menoleh ke arah Fian.

"Ekspresi? Memangnya bagaimana ekspresi dia? Bukankah itu ekspresi biasa saja"

"Ahahaha... kalian ini memang hiburan yang menarik"

"Hei Yan! Lo nggak perlu kaya gitu ke gue. Tenang aja, tahun ini gue nggak bakalan main-main. Karena gue udah bosen. Gue pengen lihat, seberapa hebatnya gue tanpa bermain-main. Dan seberapa hebatnya lo tanpa di sentuh apapun" jelas Krystal dengan nada yang tak bisa diterima oleh Lascrea ataupun Fian.

"Aha... bermain. Permainan seperti apa itu teman? Bolehkan aku ikut ke dalamnya?" tanya Lascrea yang berhasil membuat Krystal kembali geram.

"Kalian berdua hentikan sekarang. Gue nggak mau waktu isirahat gue keganggu sama ocehan-ocehan kalian yang nggak ada gunanya itu. Jadi tolong jangan buat keributan disini. Oke girl's? Dan cepat habisin makanan kalian, karena ini udah hampir sepuluh menit. Dan kalian taukan apa artinya?" kata Gilang mengintrupsi percakapan antara kedua gadis tersebut.

Ia tak bermaksud apa-apa di sini. Ia hanya sudah lelah dan muak dengan apa yang diperdebatkan oleh dua gadis cantik di hadapannya ini. Kalau saja sikap mereka yang tak aneh, pasti banyak yang sudah mengantri di belakang mereka untuk di audisi.

Setelah mendengar perkataan Gilang, mereka berdua segera menyantap makanan yang udah mereka pesen tadi. Dan ajaibnya tak ada lagi debat antara mereka.

"La... gawat, waktu kita tinggal dua menit" kata Fian reflek.

"What? Lo jangan bercanda dong! Makanan gue belum habis nih"

"Oh my... Lascrea, lo nggak khawatir tentang apa yang terjadi kalau kita telat tapi khawatir tentang makanan lo yang belum habis? Oh... my gosh" cerca Fian tak habis fikir.

"Kalau lo masih pengen disini, gue duluan kalau gitu" lanjutnya seraya berdiri untuk meninggalkan meja tersebut.

"Kalau lo ninggalin gue, gue nggak janji lo bakalan bisa masuk kamar lo lagi Fi" kata Lascrea yang lebih bisa disebut ancaman.

"Kalau gitu ya cepetan makannya. Kita nggak punya banyak waktu La"

Lascrea segera menghabiskan makanannya. Dan menatap Krystal sejenak.

"Bye my friend. Gue harap kita bisa bertemu di babak nasional. Tapi gue jadi nggak yakin kalau lo bisa. Yaaah... you know, saingan lo itu" kata Lascrea dengan tenangnya yang langsung pergi bersama dengan Fian tanpa susah-susah mendengar balasan dari Krystal.

****

"Kalian telat satu menit. Berarti latihan hari ini ditambah satu jam. Benar begitu Lascrea?" tanya miss Sarah dengan nada yang tak bisa dibilang santai.

"Y... yah... jangan dong miss. Kan miss bilang kita berdua udah bagus, jadi ngapain jam latihannya ditambah, kalau kita ngebut di sini, ntar waktu lomba kita nggak ada tenanga gimana miss? Kan susah" bela Fian.

Hari ini ia sugguh sudah lelah lahir batin. Bayangkan saja, ia latian selama empat jam tanpa istirahat. Saat istirahat tadi saja ia sudah tekanan batin sampai lems sendi sendinya. Ini malah ditambah dengan latihan tambahan, bisa-bisa ia mati berdiri dia.

"Ehem~ karena Fian bantah jadi latihan ditambah setengah jam lagi. Oke mulai sekarang!"

Mereka hanya bisa menghembuskan nafas pasrah. Beginilah kejamnya dunia olimpiade. Tak ada ampun bagi mereka yang telat ataupun melakukan kesalahan kecil sekalipun.

"Kalau latihan kalian kali ini memuaskan, miss bakal kurangi setengah jam waktu latihan kalian"

Mendengar nego yang dikeluarkan Miss Sarah, mereka berdua segera bersorak gembira. Setidaknya waktu latihan mreka bisa terkurangi, meskipun itu hanya setengah jam. Seperti anak kecil memang, tapi mau bagaimana lagi, ini merupakan kesempatan lagka yang tak boleh di sia-siakan begitu saja.

****

"Oke kalian boleh berhenti hari ini. Dan ingat jangan ulangi lagi kesalahan kalian hari ini. Dan fokus saja sama kesehatan dan berat badan kalian selama kalian di sini. Karena kalau berat badan kalian naik, semua akan berbeda nanti"

"Yes Miss"

"Oke, kalian boleh balik ke kamar kalian"

Sepinggalan Miss sarah mereka berdua menghembuskan nafas lega dan lelah mereka.

"huuuuffft... akhirnyaaaa...." teriak Fian dengan leganya.

"Lo sih La, udah tau kita telat, masih aja main-main sama Krystal" 

"Yeee.... santai dong lo! Lo juga sama aja, kalau lo nggak malu-malu kambing tadi, nggak bakal gue telat karna belain lo!"

"Kan lo sendiri yang maksa gue buat gabung. Ya... lo harus tanggung akibatnya lah..."

"Isshh... dasar lo. Udah ah.. gue mau balik. Kesel lahir batin gue" kata Lascrea yang langsung menutup pintu ruang latihan mereka dengan keras.

"Eh... La, tungguin"

****

"Kris, malam ini nggak usah begadang ya, capek banget gue. Sumpah" kata Kelvin dengan melasnya.

"Eh... apa lo bilang tadi? Gue? Waahh... bagus man, akhirnya lo kembali ke realita setelah sekian lama di alam bawah sadar lo" sahut Gilang sembari merangkul pundak Kelvin.

"Lo kira gue apaan. Dasar gedang lo!"

"Waaaaah... selain lo udah sadar, gue baru tahu kalau bahasa jawa lo sangat bagus. Kalau lo ngatain gue sekali lagi, gue botakin kepala lo ini" balas Gilang dengan gemasnya.

"Kalian bisa diem nggak? Gue nggak bisa fokus kalau kalian brisik " sela Krystal dengan kesal.

"Emang lagi ngapain sih hon?" kata Gilang sembari menengok ke arah ponsel Krystal.

"Eh... kalian dengerin gue nggak sih?"

"Eh... ada apa Vin?" kata Krystal setelah memasukkan ponselnya ke dalam ]tasnya.

"Kita hari ini nggak usah begadang buat belajar ya, gue lelah banget"

"Oh.. oke, tapi besok kembali ke jadwal semula"

"Oke, nggak masalah"

"Vin" kata Krystal agak keras saat Kelvin akan membuka pintu.

"Gue lebih nyaman dengan lo gue. Jadi, jangan pernah bicara aku kamu lagi sama gue" tandas Krystal yang di sambut dengan senyuman canggung dari Kelvin.

"Krys, kecuali aku. Iya kan" kata Gilang menimpali.

Krystal hanya bisa memutar bola matanya jengah dengan tingkah Gilang itu. Entah sampai kapan masalah perjodohan itu selesai.

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • IndahTri

    Makasih ????

    Comment on chapter Part 1
  • dede_pratiwi

    nice story :)

    Comment on chapter Part 1
Similar Tags
When I Was Young
8239      1654     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
CATCH MY HEART
2451      907     2     
Humor
Warning! Cerita ini bisa menyebabkan kalian mesem-mesem bahkan ngakak so hard. Genre romance komedi yang bakal bikin kalian susah move on. Nikmati kekonyolan dan over percaya dirinya Cemcem. Jadilah bagian dari anggota cemcemisme! :v Cemcemisme semakin berjaya di ranah nusantara. Efek samping nyengir-nyengir dan susah move on dari cemcem, tanggung sendiri :v ---------------------------------...
Run Away
6668      1494     4     
Romance
Berawal dari Tara yang tidak sengaja melukai tetangga baru yang tinggal di seberang rumahnya, tepat beberapa jam setelah kedatangannya ke Indonesia. Seorang anak remaja laki-laki seusia dengannya. Wajah blesteran campuran Indonesia-Inggris yang membuatnya kaget dan kesal secara bersamaan. Tara dengan sifatnya yang terkesan cuek, berusaha menepis jauh-jauh Dave, si tetangga, yang menurutnya pen...
Rinai Hati
488      258     1     
Romance
Patah hati bukanlah sebuah penyakit terburuk, akan tetapi patah hati adalah sebuah pil ajaib yang berfungsi untuk mendewasakan diri untuk menjadi lebih baik lagi, membuktikan kepada dunia bahwa kamu akan menjadi pribadi yang lebih hebat, tentunya jika kamu berhasil menelan pil pahit ini dengan perasaan ikhlas dan hati yang lapang. Melepaskan semua kesedihan dan beban.
I have a dream
270      221     1     
Inspirational
Semua orang pasti mempunyai impian. Entah itu hanya khayalan atau angan-angan belaka. Embun, mahasiswa akhir yang tak kunjung-kunjung menyelesaikan skripsinya mempunyai impian menjadi seorang penulis. Alih-alih seringkali dinasehati keluarganya untuk segera menyelesaikan kuliahnya, Embun malah menghabiskan hari-harinya dengan bermain bersama teman-temannya. Suatu hari, Embun bertemu dengan s...
injured
1218      657     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
CAFE POJOK
3199      1077     1     
Mystery
Novel ini mengisahkan tentang seorang pembunuh yang tidak pernah ada yang mengira bahwa dialah sang pembunuh. Ketika di tanya oleh pihak berwajib, yang melatarbelakangi adalah ambisi mengejar dunia, sampai menghalalkan segala cara. Semua hanya untuk memenuhi nafsu belaka. Bagaimana kisahnya? Baca ya novelnya.
Hati Yang Terpatahkan
1846      839     2     
Romance
Aku pikir, aku akan hidup selamanya di masa lalu. Sampai dia datang mengubah duniaku yang abu-abu menjadi berwarna. Bersamanya, aku terlahir kembali. Namun, saat aku merasa benar-benar mencintainya, semakin lama kutemukan dia yang berbeda. Lagi-lagi, aku dihadapkan kembali antara dua pilihan : kembali terpuruk atau memilih tegar?
Move on
63      42     0     
Romance
Satu kelas dengan mantan. Bahkan tetanggan. Aku tak pernah membayangkan hal itu dan realistisnya aku mengalami semuanya sekarang. Apalagi Kenan mantan pertamaku. Yang kata orang susah dilupakan. Sering bertemu membuat benteng pertahananku goyang. Bahkan kurasa hatiku kembali mengukir namanya. Tapi aku tetap harus tahu diri karena aku hanya mantannya dan pacar Kenan sekarang adalah sahabatku. ...
Kisah yang Kita Tahu
5107      1446     2     
Romance
Dia selalu duduk di tempat yang sama, dengan posisi yang sama, begitu diam seperti patung, sampai-sampai awalnya kupikir dia cuma dekorasi kolam di pojok taman itu. Tapi hari itu angin kencang, rambutnya yang panjang berkibar-kibar ditiup angin, dan poninya yang selalu merumbai ke depan wajahnya, tersibak saat itu, sehingga aku bisa melihatnya dari samping. Sebuah senyuman. * Selama lima...