Jadi... ini semata mata hanya demi kamu Krys, aku bahkan tak peduli sakit yang akan ku tanggung nanti, tapi aku akan bersaha kuat di depanmu.tambahnya dalam hati, sekarang Gilang sadar bahwa ia harus memulainya dari detik ini dan selanjutnya. Ia tak boleh berangsur angsur dalam kesedihan semata.
" gue nggak butuh tatapan lo itu" kata Krystal dingin yang menyadarkan Gilang dari lamunannya, dan segera memalingkan wajahnya ke arah depan. Ia telah tertangkap basah oleh Krystal bahwa ia sedang memperhatikan gadis tersebut.
"ah... maaf" kata Gilang pada akhirnya. Mungkin kali ini ia terlihat seperti perempuan yang melakukan kesalahan kepada pacarnya. Sangat lembut dan lemah.
"sir! Perkenalannya kapan?" tanya Lascrea yang berhasil membuyarkan tatapan dingin Krystal ke Gilang.
"brisik banget sih lo" kata Krystal yang kini tengah menatap Lascrea tak suka.
"mulut-mulut siapa? Jadi terserah gue dong, mau brisik apa nggak. So, lo nggak punya hak buat nglarang gue" jelas Lascrea tak mau kalah.
"ya... ya... ya..., up to you girl" jawab Krystal yang sudah tak mau membuat ribut dengan Lascrea di sini. Jika ia mau, Krystal bisa saja membalas perkataan Lascrea yang pasaran itu. Tapi ia masih waras untuk tidak melakukan hal gila seperti itu.
"gimana mau perkenalan jika kalian saja tidak bisa tenang" jawab sang donatur enteng.
"kita nggak tenang itu karena ketampanan Mr" jawab Dina menimpali dengan wajah bersemu merah.
Isss... dasar nenek peyot, bisa-bisanya dia nggak takut sama omongan gue tadi. Batin Krystal kesal.
Murid-murid yang mendengar perkataan Dina langsung memberinya tatapan tajam, tapi itu tak berpengaruh bagi Dina. Karena ia adalah salah satu orang yang tak tau malu dan tak tau takut. Dia blak-blakan jika dirinyaa tertarik atau tak tertarik pada sesuatu.
"kalau begitu, saya pakai topeng saja supaya kalian bisa tenang" jawab sang donatur dengan wajah sok berpikirnya.
"jangan Sir!!!" seru serempak para murid.
"kami akan tenang, jadi sir nggak perlu nutupin wajah sempurna Mr. Itu" jelas Dina dengan wajah berbinarnya, yang malah tambah membuat Krystal jijik.
Meskipun begitu, kini akhirnya ruangan itu bisa agak tenang. Sehingga Kelvin maupun Gilang dapat membuka tangannya yang sedari tadi digunakan untuk menutup kuping mereka karena tak tahan dengan rusuhnya keadaan.
"pertama-tama saya ingin meminta pada kalian untuk tidak berbicara formal pada saya. Yaaa.... memang kalian harus bersikap sopan dan hormat pada yang lebih tua, terutama kepala sekolah. Tapi berbeda dengan saya, umur kita hanya berselisih empat tahun, jadi jangan anggap saya sebagai bapak-bapak oke? Dan itu berbeda lagi dengan kepala sekolah, beliau itu adalah orang terhormat di sekolahan kalian dan beliaulah yang mengurusi kalian di samping guru-guru kalian itu, jadi hargailah beliau. Saya sering dengar kalian ngebantah omongan ataupun ucapan kepala sekolah. Dan apa yang kalian dapat dari ngebantah omongan beliau? Tidak ada kan? Jadi mulai sekarang berlatih bersikap hormatlah kepada kepala sekolah ataupun guru-guru yang lain. Dan ingat di sekolah ini tak ada pembedaan kasta tentang kalian miskin atau kaya, kalian pintar atau bodoh. Di sini kalian semua sama, jadi jangan sampai saya mendengar laporan tentang bullying dari sekolahan ini"
"ah... iya, tentang bicara formal tadi, saya ingin menambahkan. Kalian boleh bicara formal dengan saya ketika kalian menjalin kerjasama dengan saya. Eh... ralat bukan boleh, tapi itu suatu keharusan kalian bicara formal pada saya saat itu. Tapi jika di luar pekerjaan, bersikap biasa saja oke? Karna saya bukan presiden, yang harus selalu kalian hormati" jelas sang donatur dengan nada lembutnya, senyumanpun tak lepas dari bibirnya.
"dan yang kedua, saya minta maaf karena tadi telat. Dan yang terakhir, apa ada pertanyaan?" katanya yang diakhiri dengan senyuman manisnya. Tak lama kemudian, ada murid yang mengacungkan tangannya.
"maaf sir, mungkin pertanyaan saya tidak bermutu tapi saya penasaran. Kenapa Mr. mendirikan asrama yang begitu megah melebihi hotel bintang lima? Dan apa yang membuat Mr. termotivasi ? terimakasih" setelah menanyakan hal itu, siswa tersebut kembali duduk dengan diikuti tepuk tangan yang sangat membosankan.
"pertanyaan yang bagus, tapi sebelum menjawab pertanyaan kamu yang bagus itu, saya mau tanya dulu boleh?"
"yes sir" jawab serempak dengan semangatnya.
"siapakah namamu anak tampan?" pertanyaan yang keluar dari mulut manis sang donatur itu sukses membuat seluruh murid menahan tawa mereka masing-masing, terkecuali Krystal yang hanya tersenyum miring meremehkan. Sedangkan para guru langsung memalingkan wajah mereka karena malu.
"ah... eh... em... maaf Sir kelupaan. Nama saya Dion Alfaris dari olimpiade Bahasa Indonesia. Sekali lagi maaf Sir" jelasnya kemudian kembali duduk dengan menyunggingkan senyum canggungnya karena malu.
"permintaan maaf diterima, Dion or Alfa or Faris?"
"eh... Faris Sir"
"oke Faris, hmmm.... namamu bagus dan kamu tampan, tapi sayang sebagai murid yang masuk dalam olimpiade Bahasa,kamu kurang kritis. Tapi itu sudah bagus" Jawab sang donatur dengan tampang seriusnya.
"aha...ha...ha, maaf-maaf saya hanya bercanda tadi. Jadi dimaklumi ya" lanjutnya dengan tawanya yang garing. Seluruh muridpun tak ada yang tertarik untuk tertawa.
"hahaha... tidak lucu ya? Jelas tidak lucu karena yang pasti saya bukan komedian. Oke kalau begitu, saya lebih memilih langsung menjawab pertanyaan Faris tadi" katanya yang sudah mulai serius kembali.
"pertanyaannya kenapa saya membangun asrama melebihi megahnya hotel bintang lima dan apa motivasi saya untuk itu? Jawabannya, saya mendirikan asrama ini karena saya ingin, dan dibalik keinginan saya itu juga, pasti akan menambah semangat belajar kalian untuk olimpiade bulan depan itu. Memangnya kalian mau tinggal di asrama tanpa AC, satu kamar tiga orang, tidur di kasur bertingkat dan tanpa springbed?"
"NO!!!" jawab seluruh murid dengan sangat cepat.
"kalau tidak mau, berterimakasihlah kepada saya. hahaha.... bercanda saya"
"dan untuk apa motivasi saya, itu karena ada orang di sana yang harus saya jaga, dan dia tidak boleh merasakan penderitaan atau kesakitan sedetikpun. Untuk namanya, saya tidak akan memberi tahu kalian, karena itu privasi" jelasnya dengan menatap lembut ke arah Krystal.
Kemudiaan diakhirinya dengan senyuman lembut kepada semua orang yang berada di ruangan tersebut. Sang donaturpun disambut dengan tepuk tangan yang sangat luar biasa dari penghuni di sana, bahkan Krystalpun kali ini ikut bertepuk tangan yang membuat raut heran di wajah Kelvin.
"hentikan tepuk tangan kalian, apa tangan kalian tidak panas bertepuk tangan sekencang dan selama itu?"
"tidak" jawab mereka dengan senangnya
"meskipun tidak, kalian tidak perlu bertepuk tangan seheboh itu untuk jawaban saya. Karna saya juga tahu kalau saya itu jenius" jawab sang donatur dengan nada jenakanya.
"baiklah, siapa yang mau bertanya lagi?"
"saya Sir" kata siswi dengan semangat empat limanya.
"ah ya, apa pertanyaannya? Semoga lebih Kritis dan teliti ya, karena tidak baik jika kalian tidak teliti saat olimpiade waktu debat, apalagi bagi kalian yang akan olimpiade Bahasa Indoesia dan Bahasa Inggris. Eh... kok jadi ngelantur ya... ya sudah, kembali ke topik. Apa pertanyaannya cantik?"
"nama saya Syila ..... dari olimpiade Bahasa Indonesia"
"aha... Bahasa Indonesia lagi, kemana yang lain? Oke lanjut cantik"
"dengan membangun asrama semegah ini, anda pasti membutuhkan dana yang besar. Lalu apakah kami akan membayar lebih untuk itu? Terimakasih"
"Syila, kenapa saya ingin membangun asrama ini? Jawabannya adalah karena saya ingin. Lalu mengapa kalian harus membayar apa yang jadi keinginan saya? Ya... meskipun kalian memakai yang jadi keinginan saya itu. Jelas Syila?"
"belum Sir, hehe... bisa yang lebih simpel nggak Sir?"
"kalau soal dibuat simpel, untuk apa diadakan olimpiade? Tujuan diadakan olimpiade adalah supaya murid lebih bisa menalar dan juga memperluas pengetahuan mereka. Mereka harus berusaha lebih keras agar soal yang diberikan kepada mereka adalah hasil dari jawaban yang telah mereka pikir itu tadi, jadi tingkatkan pemahaman kalian oke?"
"tapi, karena ini bukan olimpiade, saya akan menjelaskannya sedikit mengerucut. Begini, misal saya ingin membuat mobil-mobilan, dan saya berhasil membuatnya. Suatu hari ada sekelompok orang ingin meminjamnya untuk kegiatan praktek mereka. Apakah mereka harus membayar mobil-mobilan yang mereka pinjam itu?"
"No sir"
"tidak? Kenapa tidak? Coba berikan alasanannya" kata sang donatur yang memberikan jeda sejenak sebelum meneruskan perkataannya dengan,
"Krystal" ucapnya dengan tenang.
Nama yang dipanggil otomatis mendongakkan kepalanya , yang sedaritadi diam bermain handphone kesayangannya. Bukan apa-apa, ia hanya bermain game, hitung-hitung dapat menghilangkan rasa jenuhnya. Dan sekarang apa? Ia tiba-tiba dipanggil untuk menjawab pertanyaan bodoh, yang bahkan anak SD pun tau jawabannya.
Tanpa susah-susah berdiri,ia langsung meletakkan handphonnya dikursi dan menjawab,
"Alasan? Alasannya adalah, untuk apa kita membayar apa yang kita pinjam? Jika kita meminjam sesuatu dan pihak yang dipinjami memperbolehkan, untuk apa susah-susah membayarnya? Buang-buang waktu saja". Jawabnya dengan nada lemah dan sinis dikalimat terakhirnya.
"Hmmm...apa kalian mengerti?" tanya sang donatur.
"Tidak!! Jawabannya terlalu berbelit-belit" jawab Lascrea dengan tenang dan keras. Sedangkan yang lain, hanya bisa menundukkan kepalanya takut.
"Ah....aisssh..." desis krystal yang sudah mulai kesal, "segitunya kalian nggak paham?" tanyanya dengan nada yang masih tenang. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, akhirnya Krystal memilih untuk berdiri menghadap kearah mereka semua dengan pandangan kesalnya.
"Kalian-Nggak-Perlu-Bayar-Asama!!!" jelasnya dengan penekanan setiap katanya.
"Aha! Itu maksud saya tadi, jadi kalian mengerti bukan? Asrama ini ibarat mobil-mobilan yang saya buat, dan kalian ibarat orang-orang yang memijamnya untuk praktek kalian. Nah... yang dimaksud praktek disini adalah olimpiade kalian. Kalau setelah penjelasan yang sekian lama ini kalian tidak juga mengerti maksudnya, lebih baik urungkan niat kalian untuk maju ke olimpiade itu, apa lagi kalian berani bermimpi membawa pulang tropi dari olimpiade itu, lebih baik kalian kubur dalam-dalam impian kalian itu" kata sang donatur dengan penuh kesabaran dan kebijakannya itu.
Namun respondnya tidak seperti yang dia bayangkan, ia kira mereka pasti akan tertunduk malu karena tidak mengerti hal kecil seperti itu, tapi ini apa? Mereka malah berteriak gembira sembari bertepuk tangan, bahkan Krystalpun heran dengan tingkah semua penghuni di situ.
"sang donatur yang terhormat, apakah anda tidak mengerti cara kami bertaya dan menjawab tadi? Bukankah sudah kentara di sana bahwa kami hanya mencoba membangkitkan sang ratu yang sudah lama tertidur, dan al hasil kami berhasil"
"ah... dan ya, kalau boleh saya ingatkan, anda belum memperkenalkan diri anda kepada kami" tambah Lascrea dengan senyum mengembang di bibirnya.
"ah... Lascrea, kau selalu cerdik cantik. Tapi kalau boleh saya jawab, saya sengaja melewati perkenalan diri saya, supaya apa? Supaya kalian bisa lebih sadar dan teliti tentang apa yang kalian dengarkan sekarang. Tapi apa? Tak ada yang menanyakan itu, padahal sedari tadi saya selalu bilang kurang kritis dan itu tandanya ada hal yang kalian lewatkan"
"dan untuk masalah ratu? Siapakah yang kalian maksut ratu di sini? Apakah Krystal? Jika iya, kenapa kalian ingin membangkitkannya? Apakah jika dengan kalian membangkitkannya, kalian akan merasa terhibur atau justru malah merasa tertekan?" tanya sang donatur yang masih setia dengan seyum di bibirnya.
Tak ada jawaban tentang pertanyaan sang donatur tadi, semuanya memilih diam dan menundukkan kepala mereka, tetapi lain dengan Lascrea yang malah tersenyum miring mendengar jawaban sekaligus pertanyaan yang diajukan sang donatur tersebut.
"baiklah, kita lupakan saja tentang itu, dan untuk kalian para murid yang mengikuti olimpiade Bahasa Indonesia maupun Inggris lebih kritislah saat debat nanti, jangan sampai ada yang terlewatkan meskipun itu hal kecil sekalipun, karena hal kecil itulah yang menjadi nilai tambah buat kalian. Kalian mengerti?"
"Yes Sis, kami mengerti!" jawab mereka dengan semangat yang kembali membara.
"dan untuk perkenalan diri saya, saya rasa harus saya sambung dikemudian hari saja"
"jangan Sir! Kalau soal itu tak boleh ditunda-tunda"
"kenapa tak boleh?"
"kalau Mr. tak memberitahu nama Mr. jika kita bertemu di jalan, bagaimana mau menyapa? Katanya bersikap biasa saja kalau diluar pekerjaan atau apalah itu" jelas Dina yang di angguki oleh semua murid.
"baiklah... baiklah, kali ini saya akan menuruti permintaan kalian, hitung-hitung sebagai ganti untuk permintaan kalian yang saya tolak tadi"
"nama saya Kharis Di R, kalian bisa memanggil saya dengan kakak di luar jam kerja. Dan itu merupakan bonus bagi kalian jika kalian tau. Saya dari perusahaan yang bertempat di Jl. Raya Dahlia sebelah kanan jalan. Kalau kalian ingin mampir, kalian bisa datang ke sana, nanti bilang ke resepsonis ingin bertemu dengan kak Kharis, dengan begitu, kalian baru diperbolehkan masuk, jika kalian menyebutkan ingin bertemu Mr. Kharis kalian akan ditanya beberapa hal yang akan membuat kalian menyesal datang ke sana. Jadi sudah jelaskan?"
"belum!" sergah Dina cepat.
"belum? Kurang apalagi memangnya?"
"pin bb, WA, ID Line, instagram, Facebook, Twiter, dan Phat" jawab Dina dengan menghitungnya menggunakan tangannya.
"waaaahhh~ kalian teliti sekali, apa tidak sekalian saya punya pacar apa tidak?"
"jika Mr. mau, Mr. boleh memberitahu kami"
"begitukah? Biar saya jawab dulu satu persatu, untuk pin bb itu privasi khusus hanya untuk keluarga saya, WA? Juga privasi, ID Line juga privasi, instagam? Nama instagram saya, C.Kharis D.R, nama facebook sama dengan instagram, begitupula dengan twiter dan phat. Sudah semuakan? Kalau begitu mari kita akhiri acara kita ini dan segera menuju acara selanjutnya"
"yaaaahhh..." desah murid-murid kecewa.
"sudahlah, ini sudah hampir jam setengah satu. Apa kalian tidak lapar hmm? Kalau kalian tidak mau, saya akan kesana sendiri, biar acara ini di lanjutkan oleh kepala sekolah" jawabnya enteng tanpa lepas dari senyumnya.
"nggak perlu Sir!! Kami juga lapar, jadi silahkan akhiri acaranya" jawab Syila cepat.
"oke, sekian dari saya apabila ada kesalahan yang saya buat, saya minta maaf. Setelah acara ini selesai, kalian segera menuju ke kantin pusat di lantai tiga. Dan segeralah memesan apa yang menjadi keiginan kalian, jangan menunggu kepala sekolah ataupun saya untuk membimbing kalian, karna kalian sudah bersar, berusahalah untuk mandiri. Mengerti?"
"yes Mr. Kharis"
"baiklah, sampai bertemu di kantin, silahkan kepala sekolah"
Akhirnya sang donaturpun turun digantikan kepala sekolah, yang hebatnya langsung membuat semua murid terduduk lesu dan bosan.
"kenapa kalian seperti itu? Tenang saja, kali ini bapak tidak akan lama. Baiklah langsung saja. Mari kita tutup acara kita pada hari ini. Selamat siang dan nikmatilah waktu kalian hari ini untuk makan sepuas kalian di kantin nanti"
"yeeeaaayy... terimakasih kepala sekolah" jawab mereka dengan sangat semangat, dan segera berlari kearah pintu keluar dengan semangatnya.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1