"lo nggak akan lepas dari gue mulai sekarang" kata Gilang dengan tangan kirinya mengarah ke dada krystal.
"m... mau apa lo?!" Tanya krystal susah payah menahan rasa takutnya.
"gue? Gue mau ini" jawab gilang santai dengan memegang cabang hendseat yang di pakai krystal.
Akibat sentuhan gilang pada headsetnya, Krystal segera melepas headset yang berada di kedua telinganya itu dengan cepat.
"nih!" kata krystal dengan mendorong headsetnya tadi ke dada Gilang agak keras, kemudian berlalu begitu saja mendahului gilang. Gilang yang mendapat perlakuan seperti itu hanya tersenyum miring bahagia.
Sesampai di depan kelasnya, Krystal segera mengetuk pintu itu kemudian langsung masuk menuju meja guru.
Dan sialnya ini adalah pelajarannya bu Linda, guru yang paling lemah lembut kepada muridnya. Jadi ya... Krystal tidak akan mendapatkan sambutan lebih hari ini di kelasnya itu.
"maaf miss saya telat" kata krystal dengan menundukan kepalanya.
"tidak biasanya kamu telat seperti ini Krys, apa ada halangan besar sampai kamu telat?" Tanya bu Linda dengan lembutnya.
"ah-" jawab Krystal terpotong karena ada yang mengetuk pintu.
Tok... Tok... Tok...
"masuk" kata bu Linda dengan menengok ke arah pintu.
"maaf mengganggu waktu ibu mengajar"
"eh pak kepala sekolah, ada apa pak?" kata bu Linda dengan beranjak berdiri menghampiri kepala sekolah yang masih berdiri di depan pintu.
"ini, saya ingin mengantarkan murid baru. Tapi maaf karena telat mengantarkannya" kata kepala sekolah dengan senyum tenangnya.
"ah.. tidak apa apa pak, lalu dimana dia sekarang pak?" jawab bu Linda dengan senyumnya.
"ayo sini" perintah kepala sekolah.
Setelah kepala sekolah memanggilnya, anak yang dimaksudpun akhirnya masuk dengan kedua tangannya ia masukan ke dalam saku celananya. Saat dia memasuki kelas itu, Krystal hanya mampu membelalakan matanya tak percaya dan juga baru kali ini ia dibuat melongo oleh seseorang. Sedangkan yang ditatap hanya tersenyum miring kemenangan, bahkan ia mengedipkan salah satu matanya pada Krystal. Yang malah membuat Krystal ingin mencolok mata itu sekarang juga.
"baiklah kalau begitu saya permisi dulu bu" pamit kepala sekolah yang mendapat anggukan dari bu linda.
"Krystal, kamu boleh duduk sekarang" kata bu Linda menyadarkan Krystal dari lamunannya.
"eh... baik bu"
Krystalpun segera duduk di tempat duduknya. Ia berlalu begitu saja saat melewati murid baru itu, bahkan ia bersikap seolah olah tidak pernah terjadi apa apa pada dirinya. Bahkan murid baru itu sangat terkesan dengan perubahan ekspresi yang begitu hebat itu.
"nah... sekarang silahkan perkenalkan nama kamu" perintah bu Linda kepada murid baru yang masih sibuk memperhatikan Krystal sedari tadi.
Sedangkan Krystal bersikap acuh, ia malah membaca novel yang ia bawa tadi pagi.
"hallo nama gue Gilang Vans Katria, cukup panggil Gilang. Gue pindahan dari SMA NUSA. Gue tinggal di Magersari, jalan Delima, nomor 02. Ok, mungkin sudah cukup perkenalan dari gue" kata Gilang yang di akhiri dengan mengarah ke Krystal dengan senyum manisnya, yang membuat kaum hawa di kelas itu memekik tertahan karena senyum mautnya dan juga wajah super tampannya itu.
"Baiklah, apa ada pertanyaan buat Gilang?" tawar bu linda yang sudah duduk di kursinya.
"Masuk kelas ini lewat apa? Akademik apa non akademik?" Tanya Kelvin dengan tampang sok kerennya.
Sedangkan Krystal yang mendengar pertanyaan itu hanya tersenyum miring meremehkan, ya... meskipun dia tidak memperhatikan perkenalan Gilang tadi, dia hanya mendengarkan apa yang dia maksud menarik saja.
"pertanyaan yang bagus vin, kali ini gue setuju" bisik Syila sebelahnya yang di jawab oleh anggukan konyol oleh Kelvin.
"gue masuk ke kelas ini melalui non akademik"
Mendengar jawaban tadi membuat Krystal tersenyum meremehkan, merasakan kemenangannya akan datang. Begitu juga dengan Kelvin, ia tersenyum lega dan merasa tidak akan terjadi perubahan terhadap popularitasnya karena Gilang jauh lebih tampan darinya.
"gue masuk olimpiade nasional dan itu hanya juara satu"
Satu kalimat yang terlontar dari mulut Gilang itu, sukses membuat Krystal menjatuhkan novelnya ke mejanya dan juga mengalihkan pandangannya ke arah Gilang. Gilang yang merasa pikirannya benar hanya tersenyum menanggapi ekspresi kaget Krystal.
Berbeda dengan Kelvin, Kelvin bahkan sudah membuka mulutnya karena saking terkejutnya. Begitu juga dengan yang lain.
"w... what?! L... lo bilang hanya?!" kata Krystal dengan geramnya. Bagaimana bisa dia menyebutkan kejuaraan itu dengan kata hanya?
"he.em... memang, karena gue udah sering ngalaminnya jadi gue udah biasa dengan begituan, karna gue sekarang ingin bertanding melawan Negara se asia, jadi jika hanya sampai nasional saja gue nggak akan puas" kata Gilang enteng.
"WHAAAT?!!!! Lo bilang se Asia?! Yang benar saja!!!" kali ini bukan dari Krystal, melainkan dari Lascrea.
Ya... meskipun dia terhipnotis dengan wajah Gilang, tapi dia masih sadar akan kompetisi yang di remehkan Gilang tadi, bahkan Lascrea saja harus mati matian berlatih untuk masuk ke nasional.
"sudah... sudah... tanya tanyanya di lanjutkan nanti waktu istirahat saja, sekarang Gilang kamu duduk di sebelah krystal" kata bu Linda memecahkan suasana tegang itu.
****
"Krys... ke kantin bareng gue ya..." kata Kelvin yang kini sudah berada di depan meja Krystal.
"sorry gue sibuk" jawab Krystal dengan mengemasi semua bukunya dengan terburu buru, ia hanya meninggalkan satu buku.
Tanpa menghiraukan Kelvin lagi, Krystal segera meningalkan kelas dengan setengah berlari. Dan sekarang disinilah ia berada, di depan pintu perpustakaan utama sekolah. Setelah mengatur nafasnya, Krystal segera memasuki perpustakaan itu dengan wajah datarnya.
Cukup lama ia berada di perpustakaan itu hanya untuk sekedar membaca, Krystal akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelasnya, mengingat ini sudah jam sepuluh lima belas menit masih tersisa lima menit untuknya kembali ke kelas.
Bagi Krystal di sinilah tempat paling favoritnya, tempat yang tenang, tanpa gangguan, dan juga tidak ada yang ingin mengganggunya. Ia bisa sepuas puasnya untuk menikmati hari harinya di sini meskipun ia tak punya banyak teman.
Dalam perjalan ke kelasnya, Krystal selalu saja memikirkan hal hal kecil yang mungkin terjadi di masa yang akan datang, tentang sahabatnya dulu yang meninggalkannya karena ia harus meneruskan masa SMAnya di luar negri kerena orang tuanya memiliki bisnis disana.
Krystal terus berharap agar suatu hari nanti ia dapat bertemu dengan sahabatnya lagi, sahabat yang bener bener tulus dan tidak memandang derajat mereka, yang tidak pernah berfikir untuk memanfaatkan satu sama lain.
Krystal tersenyum kecut mengingat hal itu semua. Bagaimana mungkin sahabatnya itu akan ingat kepadanya yang sudah berubah seratus delapan puluh derajat dari Krystal yang dulu? Sudah berkali kali Krystal menolak pemikiran itu, namun entah mengapa justru pemikiran itulah yang muncul pertama kali setiap ia mengingat kejadiannya.
"semua telah berlalu, inilah Krystal yang sekarang, jadi lo nggak boleh goyah hanya karena dia" gumam Krystal menyemangati dirinya sendiri.
"emang Krystal yang dulu gimana?"
Krystal segera mendongakkan kepalanya dengan pupil yang membesar, karena mendengar seseorang berbisik di telinganya.
"lo apa-apaan sih?!" kata Krystal marah kepada orang yang sekarang sedang bersikap biasa saja seolah tak terjadi apapun.
"apa? Emang gue kenapa?" jawab Gilang dengan menampakkan senyum memikatnya.
"KRYS!!!"
Belum sempat Krystal menjawab, seseorang sudah memanggil namanya dengan keras, bahkan murid murid yang sedang lewat menengok ke
arah sumber suara itu. Ya... siapa lagi si biang onar yang mengganggu krystal selain Kelvin?
"haaaahs... beratnya hidup gue" gumam Krystal saat melihat Kelvinlah yang memanggil namanya sekeras itu. Memang tak tahu malu tu orang.
"Krys, kamu dari mana aja sih? Dari tadi aku cariin tau" kata Kelvin saat sudah di depan Krystal.
"terus, ngapain ni anak bareng ama kamu? Bukannya kamu nggak suka kalau ada orang yang nggak kenal tapi sok kenal ya?" lanjut Kelvin dengan menengok ke arah Gilang.
"ya kayak lo nggak aja" jawab Gilang sedikit bergumam.
"apa?! Tadi lo bilang apa? Heh... gue itu udah kenal ama Krystal sejak kita kelas sepuluh, jadi nggak salah dong kalau gue deket ama dia" jawab Kelvin yang mulai menyombongkan dirinya.
Krystal yang melihat dan mendengar pertengkaran kedua makhluk itu hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis fikir.
"buktinya lo nggak tau dia habis darimana" jawab Gilang enteng.
Belum sempat Kelvin menjawab perkataan Gilang, krystal sudah melenggang pergi melewati kedua makhluk itu.
"eh... Krys, tungguin!" teriak Kelvin yang segera menyamakan langkahnya dengan Krystal.
Sedangkan Gilang hanya tersenyum miring melihat tingkah lakunya dan juga tingkah laku kedua makhluk yang sedang berjalan beriringan di depan matanya itu.
Pasalnya, dia tidak pernah bersikap peduli dan juga care dengan perempuan, baru kali ini dia yang memulai percakapan antara dirinya dan juga seorang perempuan. Biasanya para kaum hawalah yang berlomba hanya untuk sekedar mengajaknya berbicara panjang lebar.
Makasih ????
Comment on chapter Part 1