"Eh, Ra. Loe kapan jadian sih? bosen Gue liatNya."
"Ya elah Wi, Dia aja yang jomblo gak bosen. Kok Loe yang cuma ngeliat bosen duluan?" Tanya Latifa.
"Duh, gimana sih Loe, Fa? diantara Kita berlima itu, cuma Dia yang gak punya pasangan alias jomblo!.
Eh, Ra kalo Gue liat yah di sekolah ini banyak kok yang suka sama Loe. Termasuk Kak Revan!." Kali ini Andrini bersuara.
"Iya, Ra. Loe gak minat yah ama Kak Revan? padahal ni yah, Gue liat si Revan ngejar ngejar Loe mulu!. Tapi Loe nya aja yang belum ngeh dari kemaren. Bahkan, diantara sekian banyak cowok yang ngejar Loe. Cuma beberapa cowok yang tetep bertahan dengan sikap acuh Loe itu. Termasuk si Revan. Gue liat Dia ngebet banget pengen jadian ama Loe!."
"Kalo Gue jadi Loe sih, udah Gue sikat si Revan. Lagian siapa sih yang gak mau ama si Dia. Udah ganteng, kapten basket, friendly and tentunya incaran para cewek di sekolah Kita lagi. Jarang jarang lho Ra, Loe dapetin cowok kaya Dia." Ucap Dewi.
"Ya udah, kalo Loe mau. Ambil aja tuh si Revan. Kalo bisa, ajak nikah sekalian aja. Kan jarang jarang ada cowok kayak Dia." Jawab zahra santai.
"Sialan Loe, Ra. Kalo Gue ambil si Revan, trus yayang ragis Gue kemanain? geser otak Loe yah." Kesal Dewi.
"Nah, itu masalah Loe. Loe yang punya pacar, ya kale Gue yang ngurusin." Jawab Zahra datar.
"Duh, Ra. Walaupun Loe mau mana rela Gue juga nyerahin yayang Ragis ke Loe. Yah walaupun si Revan lebih sempurna, tapi di sini cuma ada si yayang Ragis." Ucap Dewi seraya menunjuk dada Nya.
"Serah Loe deh.." Pasrah Zahra.
"Tapi, guys. Loe pada ngerasa aneh gak sih?" Ucap Latifa bertanya.
"Aneh kenapa? perasaan kelas kita gak angker, Fa. Gak pernah tu Gue denger cerita atau liat penampakan di kelas ini."
"Ih, begok. Itu si Kita semua tau. Maksud Gue itu Loe pada gak ngerasa aneh gak ama si Zahra." Semua pandangan menuntut kearah Zahra. Andrini dan Dewi memperhatikan Zahra dari ujung kaki, eh ralat! maksudNya dari ujung sepatu sampai puncak kepala.(mau nulis ubun ubun, terlalu ketinggian buat dilihat). Sedangkan Orang yang diperhatikan hanya mengernyitkan dahi.
"Loe pada liat apaan sih..risih tau gak!" Kesel Zahra.
"Kita cuma mau liat bagian mana yang aneh. Eh, tapi ternyata gak ada kok, Fa. Loe kali yang aneh. Zahra mah tetep sama kayak kemaren kemaren!. Gak ada bedanya!." Timpal Dewi.
"Eh, siapa suruh Loe pada ngeliatin Zahra. Ya Iya lah Dia masih Zahra yang sama.Yang ada maksud Gue itu Zahra itu aneh. Nih ya, Dia itu kan remaja. Saat dimana masa remaja adalah masa Kita untuk dimabuk cinta. Cari pasangan. PokokNya gitu deh. Eh, tapi Zahra kok beda. Dia malah lebih suka jomblo atau sendirilah malahan risih kalo di deketin cowok."
"Iya juga sih, kalo dipikir pikir benar juga." Gumam Andrini.
"Zahra, Loe aneh deh. Masa ada cowok yang mau deket ama Loe, Loe menghindar trus. Jangan..jangan..Loe.." Ucap Latifa seraya menutup mulutNya sendiri.
"Eh, kampret!. Loe pikir Gue pecinta sesama jenis heh?. Loe kira Gue lesbian!." Emosi Zahra.
"Bbbuuukkkkaaannn...." Jawab Latifa terbata bata.
"Gue milih jomblo karena Gue belum tertarik sama mahluk yang bernama cowok! kenapa? karena Gue belum bisa jatuh cinta sama satu pun cowok yang ngejar ngejar Gue...!
So, apakah salah Gue jomblo?!
Toh, hati Gue juga belum ada penghuniNya!" Jelas Zahra.
"Oh, bilang kek dari kemaren." Andrini terlihat tenang.
"Loe kan gak nanya." Jawab Zahra.
"Hehehe..." Andrini cengengesan.
"Ok, lupain masalah jomblo nya Gue. Sekarang Kita beralih ke Fia."
"Loe pada liat Fia gak? perasaan dari tadi Gue gak liat Dia deh..?" Zahra terlihat khawatir.
Zahra mengkhawatirkan fia yang bisa saja di bully oleh Yola and the geng. Pasalnya, tadi malam Fia bercerita akan pacar barunya yang notabene mantan pacar Kak Yola dan Fia pun juga menceritakan bahwa Kak Yola diputuskan hanya demi Fia. Jadi, siapa yang akan tinggal diam melihat kekasihnya di ambil Orang?.
"Iya yah dari tadi Gue juga gak pernah liat si Fia? Dia kemana yah?" Timpal Latifa.
"Gue lihat sih,malahan sempat jalan bareng ama curut itu.Tapi saat Gue mau masuk kantin. Eh,Dia di panggil Kak Alfi.Mungkin Mereka berdua pergi kencan di taman belakang." Tutur Dewi.
"Eh,Ra. Loe ngapain sih mikirin curut satu itu. Dia kan baru jadian ama Kak Alfi,so Dia pergi kencan lah ama Kak Alfi.Gak usah di ribetin kale.Nanti juga kalo si Fia bosen,kan tinggal pulang ke Kita." Saran Andrini.
Zahra masih berpikir.
"Loe semua mungkin gak ngerasain apa yang Gue rasain.Di sini hanya Dia yang ngebuat Gue trus bertahan dan Gue gak mau Dia terluka.Karena Dia adalah Adek sekaligus kakak buat Gue di sini" Ucap Zahra dalam hati.
"Ra..Ra..zahra!" Panggil Dewi.
Zahra langsung tersadar dari lamunannya. Ia kesal sekaligus marah dengan Dewi.melihat tatapan ketidak sukaan Zahra,Dewi langsung angkat bicara.
"Maaf Ra,bukan maksud Gue buat ngebentak Loe.Kita tadi ngajak Loe bicara,eh tapi Loe gak nanggepin omongan Kita.Makanya Gue teriak.Lagian Loe si tiba tiba ngelamun gak jelas!" Jelas Dewi.
"Iya nih,Loe ngelamunin apa sih..? menghayati banget!" Tanya Andrini.
"Gak,Gue cuma kepikiran Fia aja.Gue takut Dia ada masalah." Ucap Zahra jujur.
Dewi, Latifa dan Andrini langsung geleng geleng kepala.
"Fia?tu Anak gak usah di...."
Tiba tiba ucapan Dewi terhenti oleh kedatangan Fira.Fira terlihat menangis dan memanggil nama Zahra.
"Zahra...
Tolongin Fia Ra...Tolongin Fia.."
Mendengar nama Fia,Zahra lansung merespon.Ia memegang dan mengguncangkan kedua bahu Fira.
"Fia kenapa Fira? Loe apa in Fia? heh...jawab Gue.!" Bentak Zahra.
Ia sangat mengkhawatirkan Fia. Karena sedari tadi Zahra sudah merasakan firasat buruk.
"Bbbuuukkkaann...Aku hiks..hiks.." Jawab Fira.
"Fia..Fia..di bully sama Kak Yola Ra..please..
Tolongin Dia..Aku gak mau Dia kenapa napa..hiks hiks.." mohon Fira.
Mendengar nama Yola. Zahra langsung naik pitam.Ia sudah menduga semua ini akan terjadi.
"Bangsat! mau nyari mati ya tu Anak! Dia belum tau aja siapa Gue sebenarnya, memang Anjing jadi jadian harus dimusnahkan di sekolah ini.Awas aja nanti,Gue bakal buat Kalian ngerasain yang namanya di bully Adek kelas."
Umpat Zahra.
Semua yang mendengar perkataan Zahra langsung terdiam,pasalnya jika zahra sudah marah maka satu sekolah pun akan tau.Secara Zahra primadona di sekolah ini.
"Sekarang kemana Mereka bawa Fia pergi?" Tanya Zahra.
"Mereka bawa Fia ke kelas 12.3! kelasnya Kak Yola." Jawab Fira.
"Thanks atas info Loe." Ucap Zahra menepuk pelan bahu sebelah kanan Fira.
"Ayo,guys.Saatnya Kita beraksi. Udah lama Kita gak ngerasain yang namanya bully Kakak kelas lagi." Ucap Zahra sinis.
"Yo e.Udah gatel nih." Tantang Dewi.
Akhirnya,Mereka pun pergi ke kelas 12.3 dengan misi bersenang senang.
***
"Dasar cewek murahan! kenapa gak sekalian aja Loe jadi PSK!hahh...lagian Gue liat yah,Elo dan teman teman Loe itu gak ada bedanya sama PSK!sama sama murahan!" Bentak wanita yang bernama Yola.
"Iya nih, kenapa gak sekalian aja sih..
Apalagi teman Loe yang satu itu..
Siapa sih namanya...Zar...Zara...Zahra! yah,Loe tau gak?Loe itu sekelas ama si Zahra!tukang goda pacar orang!genit!dan murahan." Ucap Rani.
"Eh,Kak salah Gue apa sih ama Loe?kok sampai bisa bawa nama Zahra di sini?" Tanya Fia polos.
"Hahaha..." Yola terdengar tertawa.Ia maju selangkah ke depan Fia.ditariknya rambut Fia dengan kasar dan membisikkan sesuatu di telinga Fia.
"Hei,njing!.Loe pura pura bego atau apa sih?Loe itu udah rebut Alfi dari Gue!!!!Dia mutusin Gue hanya untuk Loe kampret!dan gue benci penolakan!!!" Ucap Yola seraya melepas rambut Fia dari tangannya dengan kasar.
Fia menangis,Ia bingung harus berbuat apa.karena seisi kelas tempat Ia berada trus saja memperhatikannya,ada yang kasihan,acuh bahkan ada yang tertawa.
"Udah deh Yo,telanjangin aja tu cewek di sini,bosen Gue liatnya." Saran wanita yang bernama Lala.
Mendengar itu,Fia kaget bukan main.Ia langsung mengedarkan pandangan nya berharap Alfi menyelamatkannya.Setelah menemukan sosok Alfi,Ia tertegun dengan pemandangan yang Ia lihat.Alfi ternyata sedang bersenda gurau dengan seorang wanita lain.Yah,Dia sedang tertawa lepas dengan Adik Yola.
Sakit!
Tentu hatinya sangat sakit melihat pemandangan di depannya.
"Kenapa?Loe nyari teman teman Loe yah?berharap Mereka datang bantuin Loe?hahaha...
Mimpi Loe Fi!Mereka semua itu pengecut!Udahlah Yo,telanjangin aja ni cewek.udah geram Gue liatnya."
"Hhhmmm.." Yola terlihat berpikir.
"Please Kak,Gue mohon jangan lakuin itu.." mohon Fia histeris.
"Yo..buka dong.Kita pengen liat yang secara live.bosen ama yang digambar." Ucap cowok seraya menunjuk pose wanita telanjang di majalah dewasa.
Suara teriakan para cowok di kelas itu pun semakin bergema.Membuat Fia semakin ketakutan.
"Ok,deh.Kita telanjangi Dia." Ucap Yola sambil membuka kancing baju Fia.Sementara Fia hanya bisa berontak.Agar kancing bajunya tak terlepas.
Yola pun mulai geram.
"Rani!Lala!pegang tangannya.Andi!Hery!tolong pegangin Gue kakinya." Perintah Yola yang langsung mendapat anggukan dari Mereka.
"Coy,Kita kebagian ayam nih.Untung banget Kita." Ucap Hery yang selalu memperhatikan paha Fia yang tersingkap.Sedangkan Yola,hanya tersenyum geli melihat pemandangan didepan nya.Yola pun bergerak membuka kancing baju Fia.sedangkan,Fia hanya menangis pasrah dengan perbuatan Yola.
"Zahra..
Loe dimana..?" Bisik Fia.
GUUBBRRRAAKK
Suara tersebut sukses menghentikan aktifitas Mereka.
"Zahra." Ucap Fia lemah.
"Loe.." Kaget Yola.
"Eh,bangsat!lepas in gak tangan Loe pada dari tubuhnya." Geram Zahra.
Mendengar intruksi itu,Yola mulai berdiri dan angkat suara.
"Jangan."
"Oohhh..gitu." Mata Zahra mulai geram dengan pemandangan Hery dan Andi yang terus memandangi paha Fia.Zahra yang mulai tidak terima langsung beraksi dan..
Plakkk.....
Plakkk....
Hery dan Andi langsung memegang pipi Nereka.Sementara Rani dan Lala terkejut dengan apa yang Mereka lihat.
"Gue..Zahra Affianisha,bisa melakukan lebih dari ini ke Jalian berdua dan Loe berdua.." Tunjuk Zahra.
"Lepas in tangan Kalian dari tangan Fia,sebelum Gue bertindak lebih jauh lagi.." Sontak Lala dan Rani pun melepas kan tangan Fia dan menjauh dari Zahra.
Zahra langsung membantu Fia berdiri.
"Wi,tolong bawa Fia keluar dan sisanya sama Gue,ada yang mesti di tuntaskan di sini."
"Yuk,Fi." Ajak Dewi.
"Eh,mau Loe bawa kemana Dia." Tanya Yola.
"Bukan urusan Loe." Jawab Zahra datar.
"Ooo...
Hebat yah,sekarang ada Adek kelas yang berani lawan Kakak kelas." Ejek Yola.
"Sudah bukan cerita lama lagi." Timpal Zahra.
Yola pun geram dengan sikap Zahra.Ia pun maju beberapa langkah ingin menarik rambut Zahra.Namun Zahra bergerak cepat dan lansung mencengkeram tangan Yola.
"Hei,Loe tau gak?tangan Loe gak pantas nyentuh rambut Gue!Gue gak sudi sekaligus jijik kalo tangan Loe sampai berani nyentuh rambut Gue." Ucap Zahra tajam.
"Loe,yah seharusnya sadar Loe ngomong sama siapa!Gue ini kakak kelas Loe!seharusnya Loe kalo ngomong sama Gue lebih sopan!" Kesal Yola.
"Hahaha..
Jangan mimpi Loe!Gue punya otak ya!Gue tau siapa yang pantes Gue panggil Kakak kelas di sekolah ini dan siapa yang gak pantes Gue panggil Kakak kelas." Zahra tersenyum licik.
Zahra mendekat kan wajahnya ke samping wajah Yola.
"Eh,bangsat!Loe seharusnya sadar siapa Loe di mata Gue!Gue gak mungkin sudi manggil Loe dengan sebutan Jakak,karena Loe lebih pantas Gue panggil dengan sebutan babuk!.karena sikap dan perbuatan Loe tadi udah nunjukin siapa Loe dimata gue." Ucap Zahra sinis.
Mendengar ucapan Zahra. Yola tersentak dan lansung melepaskan cengkeraman tangan Zahra.
Yola tak menyangka ternyata,Zahra bisa seberani ini kepadanya.
"Sialan!jaga mulut Loe yah kalo ngomong sama Gue!Loe belum tau siapa Gue di sekolah ini!" Bentak Yola.Teman teman seperjuangan Yola pun mulai pasang wajah sok bangga Mereka.
"Emang Loe siapa?hehhhh? Seorang detektif yang menyamar sebagai siswa?atau jangan jangan Loe Anak presiden yah?Anak pak Jokowi?Hah....
Serius?!
Hahaha...mimpi kale!
Ya kale ada Anak Presiden model gini!?gak berpendidikan sama sekali!" Ucap Zahra remeh.
"Setan!" Umpat rani.
"Persetan dengan apa yang Loe ucapkan!" Hardik Lala.
"Yo,ternyata Dia gak tau siapa Loe di sini."
"Tenang aja,Gue akan kasih info yang sudah hal biasa di sekolah ini.Gue yakin saat Dia mendengarnya,Dia pasti langsung bungkam!dan langsung bersujud di depan Gue untuk mintak maaf." Ucap Yola bangga.
Namun respon Zahra,masih tetap sama.Datar dan acuh.Ia bahkan tidak tertarik sama sekali dengan topik yang dibicarakan Yola.
"Ok,Kita mulai dari perkenalan." Ucapnya santai.
"Kenalin nama Gue YOLANDA ARITAMI PRAMONO.Gue Anak pertama dari pasangan suami istri AGUS SATRIA PRAMONO dengan ALIARITAMI PRAMONO pendiri sekaligus pemilik sekolah ini.SMA N MERAH PUTIH.Dimana tempat Loe berdiri sekarang dan tempat Loe menimba ilmu." Senyuman kemenangan sudah tercetak manis di bibirnya.
Mendengar itu respon Zahra masih tak berubah,bahkan sangat datar .
"Kenapa?lho shock yah?mau mintak maaf yah?
Hahaha...
Guys,liat deh.mungkin sekarang dia lagi mau nyiapin mental buat minta maaf ke Gue..." Ejek Yola.
"Hahaha..." Tawa para penghuni kelas.
Zahra pun mulai memperlihatkan ekspresi,dinginnya.
"Oh,cuma itu?" Tanya Zahra dingin.
"Hanya itu..?" Ucapnya menantang.
"Gak ada yang lain?" Ucap Zahra seraya mengelilingi tubuh Yola.
"Loe!!!!!!!!!!!" Tunjuk Zahra ke wajah Yola.
Yola terlihat shock dengan perbuatan Zahra.Ia tak menyangka,akan respon dari Zahra.Ini sungguh jauh dari dugaan Yola.
"SALAH BESAR NGOMONG GINI KE GUE!!!!" Ucap Zahra tajam.
"Dan Loe semua!!!" Tunjuk Zahra ke semua penghuni kelas.
"Harus dengar dan tau ini."
Tatapan Zahra kembali lagi ke wajah Yola yang sangat shock.
"Mati Loe sekarang" Batin Zahra.
"Gue?ZAHRA AFFIANISHA.Dari keluarga FFIAN.Keluarga terpandang dan keluarga yang disegani di sini.Loe tadi bilang siapa Loe di sekolah ini!dengan gaya Loe yang sok pamer dan arogan ngebuat Gue harus buka identitas.Gue harus bungkam tu mulut,biar gak berulah lagi." Ucap Zahra meremehkan.
"Loe keluarga dari PRAMONO?
Hahaha....si pemilik sekolah?gitu aja bangga!"
"Loe pernah gak sih nanya?keluarga Loe itu bisa begini karena siapa?
Atau Loe pernah nanya gak?darimana Orang tua Loe dapat uang untuk sekolah ini!?atau jangan nanya yang tadi deh!Loe pernah gak kepikiran?siapa pemberi saham paling besar di sekolah ini!?atau siapa yang memfasilitasi sekolah elit ini?"
"APA DI ANTARA PERTANYAAN YANG GUE SEBUTIN TADI PERNAH LOE TANYAKAN PADA AYAH LOE?"
"Gue rasa,kayak nya gak pernah deh!secara Loe kan gak peduli dengan hal hal kayak gitu!yang ada Loe mah bodo amat,yang penting bisa megang uang aja udah bahagianya...huh...
Kelebihan dosis." Ejek Zahra.
Zahra sangat membenci Orang yang memamerkan kekayaannya.Apalagi kekayaan yang Ia banggakan dan sombong kan adalah milik Orang tuanya dan bukan dirinya.
"Udah Ra!cukup!" Perintah Fia yang sudah berdiri disamping Zahra.Ia menatap Zahra dengan tatapan sendu nya.mencoba memberi tahu dan menjelaskan resiko apa yang akan diterimanya nanti.
"Zahra,Gue mohon.Jangan buka siapa Loe di sini.Jangan teruskan perkataan Loe tadi!Gue gak mau ngeliat Loe lebih sakit dari ini Ra!Gue gak mau ngeliat Loe lebih terluka lagi!hanya karena Gue?kenapa Loe harus ngelewatin batasan Loe sebagai Zahra Affianisha!Gue gak mau Ra!please!dengerin Gue." Ucap Fia memohon.
Ia sudah tak bisa lagi membendung air matanya yang sudah tumpah sedari tadi.
Zahra menatap mata Fia.Ada tatapan terluka di sana.Andai Mereka seperti Mu Fi.Mungkin hidupKu akan sangat bahagia.Zahra menghapus air mata Fia,seraya tersenyum.Ia seperti menyampaikan bahwa Ia akan baik baik saja.
"Gue harus melakukan ini!karena kalo gak?Mereka akan semakin berulah!dan Gue benci itu!".
"Alahh...
Kebanyakan ngomong Loe!" Hardik Yola yang sudah mulai geram.
Zahra mulai menampilkan ekspresi ajaib nya.Ekspresi membunuh.
"Oh,sepertinya pemeran utama Kita sudah tidak sabaran nih?"
"Jangan banyak bacot Loe yah!kalo enggak,Gue keluar in Loe dari sekolah ini!"
"Wo...wo...
Kejam banget ancaman Loe!tapi sayangnya,ancaman Loe gak berlaku sama sekali ke Gue!"
"Loe tau gak?Gue Anak siapa?"
"Gue adalah Anak dari investor terbesar di sekolah ini!Orang tua Gue adalah pemilik saham terbesar di sekolah ini!tanpa keluarga Gue,sekolah ini gak ada!dan gak akan pernah ada.!"
"Dan semua fasilitas yang Loe semua nikmatin itu semua adalah pemberian keluarga Gue!"
"Jadi,nyonya Yola yang terhormat!? Bagian manakah yang anda banggakan disini...saya rasa hanya sebuah bangunan sekolah udik!yang mati tanpa bantuan dari Orang lain!?"
"Jadi Gue harap mulai sekarang Loe harus jaga sikap!jaga sopan santun Loe!sebelum hal tak di inginkan terjadi!"
" Loe tau kan maksud Gue?kalo ada sesuatu yang ngebuat keluarga Gue bad mood di sini?!menurut Loe apa yang akan Mereka lakuin di sini?"
"Hahaha...
Kenapa?Loe takut?Loe malu?atau Loe marah?karena apa yang Loe banggakan gak setinggi yang Gue banggakan?"
Yola sangat shock dengan apa yang ia dengar.
Ia langsung bungkam.
Ia merasa marah dengan pernyataan Zahra.
Ia juga merasa malu dengan pernyataan Zahra.
Ia berpikir bahwa kekayaan Zahra tak sebanding dengan dirinya.
Ternyata,Zahra lebih tinggi dari dirinya dan itu berhasil membuat dirinya minder.
"Eh,Zahra!jangan banyak bacot Loe yah!walaupun Loe Anak pemilik saham terbesar!tapi Gue mau nanya ama Loe,emang benar yah gosip yang beredar bahwa Loe gak di akui sebagai seorang anak sama keluarga Loe?Hehhhh!benar apa kagak!?" Ucap Rani memancing emosi Zahra.
Mendengar itu,sontak Zahra langsung naik pitam.Ia pun langsung maju beberapa langkah dan meremas kerah baju Rani.Di tatap nya mata Rani tajam.
"Loe!gak usah sok tau dengan kehidupan keluarga Gue!karena Loe gak tau sedang berhadapan dengan siapa.." Ancam Zahra.
Sementara Rani hanya bisa menelan ludah karena mendapatkan perlakuan seperti itu dari Zahra.
"EKKKHHHHEEMMMM....."
"APA YANG SEDANG KALIAN LAKUKAN?!!!"
Tegur seorang lelaki yang sontak membuat seluruh penghuni kelas langsung melihat ke sumber suara.Ada yang histeris dan ada juga yang memasang wajah sewot karena kedatangan laki laki tersebut.Mendengar bahwa ada seseorang yang mengganggu aktivitasnya,Zahra langsung melihat sang pemilik suara dan betapa terkejutnya Ia bahwa sang pemilik suara itu ternyata adalah sosok lelaki yang selalu Ia cari keberadaan nya di sekolah.
"Dia?ternyata Dia masih di sini?oh thanks God,Engkau telah kirimkan pangeran akhir zaman untuk Ku." Ucap batin Zahra bahagia.
"Ekhemm..
Ngomong..Ngomong Kamu yang di sana,tolong lepaskan tangan Kamu dari kerah wanita itu dan tolong ikut Saya ke kantor ada yang perlu diselesaikan di sana." Perintah laki laki itu.
Zahra hanya melongo dengan intruksi cowok tersebut dalam hati Ia menyesali perbuatan nya tadi.
"Bukan cuma Kamu!tapi semua yang terlibat harus ke ruang BK sekarang juga!!" Ucap laki laki itu tegas.
"kenapa tu cowok hadir disaat yang gak tepat sih?kan Gue malu jadinya.Sialan!ini semua gara gara Rani!kalo tu cewek gak ngungkit tu masalah,mungkin tu cowok udah lamar Gue tadi!ah,shit!sadar Zahra!sadar!" Maki Zahra.
"Loe sih Ra,kebanyakan ceramah!kan jadinya sesi adu jotos nya gak bisa di laksanakan." Protes Latifa.
"Iya nih.Padahal ni yah,tangan Gue udah gatel banget pengen nonjok muka si Rani atau Yola kan kesel Gue...cuma dapet ceramah aja..
Huh.." Kesal Andrini.
"Apa Kalian bisa berjalan lebih cepat? gosipnya nanti saja disambung di ruang bk." Suara bariton laki laki itupun memecah perdebatan Mereka bertiga...
Bersambung....
***
Tetap lanjut kok, ditunggu aja yah
Comment on chapter Lembar baru, tinta hitam