Read More >>"> The Bet (The Bet | 22) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The Bet
MENU
About Us  

Seperti saat taruhan dengan guru biologinya, Aretha kembali menghabiskan akhir pekannya untuk belajar. Lalu saat hari H-nya, Aretha belajar dari pagi—pelajaran pertama sampai saat ini sesi pelajaran ketiga. Belum cukup belajar saat sesi pelajaran lain, Aretha berjalan keluar dari kelasnya dan berjalan ke arah toilet masih dengan kertas di tangannya.

“Hai,” sapa Scarlet yang sedang mencuci tangannya saat Aretha masuk ke dalam toilet.

Aretha mendongak, mengalihkan pandangannya dari kertas yang dia pegang. “Hai.”

“Nilai kimia gue, sembilan puluh dua,” ucap Scarlet mengeluarkan selembar kertas yang terlipat empat setelah selesai mengeringkan tangannya.

“Oh,” balas Aretha tidak tertarik.

“Gue cuman mau ngingetin, lo udah kalah sekali.” Scarlet tersenyum miring.

“Tenang aja, nilai gue pasti lebih tinggi dari lo,” ucap Aretha santai.

“Okei,” ucap Scarlet sambil mengedikkan bahu lalu berjalan keluar dari toilet.

t h e  b e t

Aretha mengerjakan soal ulangannya dengan sangat serius, walaupun beberapa kali sempat meringis karena luka di tangan kanannya membuatnya susah untuk menulis. Perempuan itu juga terlihat meringis beberapa kali saat melihat soal yang berbeda dengan penjelasan Aram.

Waktu Aretha hanya tersisa sepuluh menit saat perempuan itu masih mengosongkan sepuluh soal dari empat puluh soal pilihan ganda. Sepuluh soal yang seingat Aretha belum dibahas oleh Aram, mengingat waktu mereka yang terbatas dengan bahan yang sangat banyak.

“Ayo, ayo kumpul. Waktunya sudah habis.” Ucapan guru kimia tersebut menuai banyak protes dari penghuni kelas Aretha yang masih sibuk dengan kertas masing-masing. Sedangkan Aretha lagi sibuk mengandalkan matanya untuk melihat jawaban orang lain agar dapat melengkapi soal yang masih belum diisi.

“Aretha!” Teguran guru kimia tersebut membuat Aretha mendongak dan menatap guru kimianya dengan cengiran lebar.

Sekitar tiga puluh menit berlalu. Aretha sedang berkeliling kelas untuk mencari kertas miliknya. Beberapa menit yang lalu mereka baru selesai memeriksa bersama dan memberi nilai dengan kertas yang diacak.

“Itu punya gue ya?” tanya Aretha pada perempuan yang sedang duduk di sebelahnya.

Perempuan itu mendongak. “Eh, iya.”

“Udah selesai?” tanya Aretha lagi.

Perempuan itu memberikan kertas yang terletak di atas mejanya pada Aretha. “Sembilan puluh,” gumam Aretha saat menerima kertasnya.

Kalah. Pikir Aretha sebelum Aretha teringat dengan ulangan matematika sebelumnya. Hal itu membuat Aretha memeriksa jawabannya dengan jawaban benar yang ditulis di papan tulis. Aretha membolak-balik kertasnya sampai ke halaman terakhir dan beralih menatap perempuan yang memeriksa ulangannya lagi. “Yura,” panggilnya membuat perempuan di depannya mendongak. “Ini, harusnya bener,” ucap Aretha kalem.

“Mana?” tanya perempuan dengan wajah khas korea yang Aretha panggil Yura. “Oh iya, sori,” ucapnya sambil mengkoreksi jawaban yang seharusnya benar tersebut dan mengganti nilai Aretha menjadi sembilan puluh dua koma lima. “Maaf ya,” ulang Yura sambil menyerahkan kertasnya pada Aretha.

“Santai aja. Gue bisa dapet segini juga karena catetan lo yang kemaren gue pinjem,” balas Aretha dengan senyuman, lalu berjalan kembali ke mejanya.

“Toilet yuk, gengs,” ajak Aretha.

“Gak mau, gue males,” jawab Sharla.

“Gue sibuk,” jawab Rachel sambil mengetik sesuatu di laptopnya yang Aretha yakini adalah balasan chat Alvaro.

“Tris?” tanya Aretha dengan wajah sedikit memelas.

“Iya, ayok. Gue temenin,” jawab Tris pasrah.

Aretha menampilkan cengiran lebarnya, lalu berjalan di sebelah Tris yang berjalan ke arah meja guru. Guru kimia adalah satu-satunya guru yang dekat dengan Aretha dan kawan-kawan, mungkin karena gurunya masih dapat dikatakan muda sehingga mereka bisa akrab. Aretha dan Tris meminta ijin untuk ke toilet pada guru kimia mereka, setelah itu berjalan keluar kelas.

“Berapa?” tanya Scarlet yang—entah kebetulan atau memang sengaja, sedang berdiri di depan kelas Aretha.

Aretha tersenyum miring sambil mengeluarkan kertas dari saku roknya dan membuka lipatannya. “Gue menang. Itu artinya seri.”

“Harusnya seri. Tapi tadi Aram minta gue buat batalin taruhannya, itu artinya Aram tau.”

“Re, itu… gue gak sengaja ngasih tau Theo,” sela Tris sambil menatap Aretha dengan tatapan bersalah.

“Gue gak tau siapa yang ngasih tau Aram, entah itu temen gue atau lo. Tapi pelakunya udah ngaku. Itu artinya lo kalah,” ujar Scarlet dengan senyum kemenangannya. “Lo punya waktu seminggu buat keluar dari sekolah ini.”

“Lo gila? Minggu depan udah ujian akhir semester, at least semester dua gue baru pindah.”

“Satu minggu.”

***
Jangan lupa tinggalkan jejakKritik dan saran juga boleh. ????

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
KNITTED
1357      596     1     
Romance
Dara memimpikan Kintan, teman sekelasnya yang sedang koma di rumah sakit, saat Dara berpikir bahwa itu hanya bunga tidur, pada pagi hari Dara melihat Kintan dikelasnya, meminta pertolongannya.
Kumpulan Quotes Random Ruth
1783      936     0     
Romance
Hanya kumpulan quotes random yang terlintas begitu saja di pikiran Ruth dan kuputuskan untuk menulisnya... Happy Reading...
WEIRD MATE
1416      679     10     
Romance
Syifa dan Rezeqi dipertemukan dalam kejadian konyol yang tak terduga. Sedari awal Rezeqi membenci Syifa, begitupun sebaliknya. Namun suatu waktu, Syifa menarik ikrarnya, karena tingkah konyolnya mulai menunjukkan perasaannya. Ada rahasia yang tersimpan rapat di antara mereka. Mulai dari pengidap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), pengguna narkoba yang tidak diacuhkan sampai kebencian aneh pa...
Teilzeit
795      406     1     
Mystery
Keola Niscala dan Kalea Nirbita, dua manusia beda dimensi yang tak pernah bersinggungan di depan layar, tapi menjadi tim simbiosis mutualisme di balik layar bersama dengan Cinta. Siapa sangka, tim yang mereka sebut Teilzeit itu mendapatkan sebuah pesan aneh dari Zero yang menginginkan seseorang untuk dihilangkan dari dunia, dan orang yang diincar itu adalah Tyaga Bahagi Avarel--si Pangeran sek...
Bajak Darat
548      385     0     
Humor
Setelah mengalami kecelakaan laut hingga kehilangan sebelah tangan dan kakinya, seorang bajak laut pulang kampung demi mendengar kampung halamannya akan dibuat menjadi kota mandiri dengan konsep terakota. Ia mencuri peta kuno, satu-satunya yang dapat menyelesaikan perdebatan batas wilayah antara Pemda Jakarata dengan Pemda Jataraka, dan bernilai fantastis yang cukup untuk membeli sawah dan trakto...
Astronaut
6293      1635     2     
Action
Suatu hari aku akan berada di dalam sana, melintasi batas dengan kecepatan tujuh mil per detik
Jendral takut kucing
891      456     1     
Humor
Teman atau gebetan? Kamu pilih yang mana?. Itu hal yang harus aku pilih. Ditambah temenmu suka sama gebetanmu dan curhat ke kamu. Itu berat, lebih berat dari satu ton beras. Tapi itulah jendral, cowok yang selalu memimpin para prajurit untuk mendahulukan cinta mereka.
For Cello
2681      930     3     
Romance
Adiba jatuh cinta pada seseorang yang hanya mampu ia gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang ia sanggup menikmati bayangan dan tidak pernah bisa ia miliki. Seseorang yang hadir bagai bintang jatuh, sekelebat kemudian menghilang, sebelum tangannya sanggup untuk menggapainya. "Cello, nggak usah bimbang. Cukup kamu terus bersama dia, dan biarkan aku tetap seperti ini. Di sampingmu!&qu...
Meta(for)Mosis
9851      2129     4     
Romance
"Kenalilah makna sejati dalam dirimu sendiri dan engkau tidak akan binasa. Akal budi adalah cakrawala dan mercusuar adalah kebenaranmu...." penggalan kata yang dilontarkan oleh Kahlil Gibran, menjadi moto hidup Meta, gadis yang mencari jati dirinya. Meta terkenal sebagai gadis yang baik, berprestasi, dan berasal dari kalangan menengah keatas. Namun beberapa hal mengubahnya menjadi buru...
Peringatan!!!
2133      900     5     
Horror
Jangan pernah abaikan setiap peringatan yang ada di dekatmu...