" Lo yakin pulang sendirian Bul.?" tanya Mia yang saat ini sudah berada di tempat parkiran.
" Kalau lo gak di jemput sopir bareng kita-kita aja Bul.?" ajak Quenza
" Gue gak sendirian kok, tenang aja." balas Bulan.
" Lah terus ngapain masih disini?" tanya Quenza.
" Gue lagi nunggu."
" Nunggu siapa? sopir?"
" Bukan."
" Lah terus siapa?"
" Entar juga loe tau." kata Bulan dengan tersenyum tipis.
Mia dan Quenza hanya menganguk angguk, dan menemani Bulan di tempat parkiran.
" Nah itu dia." Kata Bulan dengan girang.
Mia dan Quenza menoleh menatap orang yang di tunjuk oleh Bulan. " Radit " kata mereka bersamaan.
" Misi pertama gue." bisik Bulan pada Quenza dan Mia.
Quenza dan Mia menoleh kearah Bulan dan berkata. " Misi?" kata mereka bersamaan kembali.
Bulan tidak menanggapi mereka, Bulan sedikit merapikan penampilan nya dan memanggil radit. " Hay Dit mau balik?" tanya Bulan.
" Iya, loe sendiri gak balik." balas Radit.
" Kebetulan gue gak ada yang jemput, gue nebeng lo ya?"
" Itu ada Mia dan Quenza, kenapa gak bareng mereka aja.?"
Bulan menatap Mia dan Quenza sambil mengedikkan kepala nya untuk memberi isyarat, namun mereka hanya melongo dan berkedip-kedip saja.
mereka kok Oon banget sih. batin Bulan
" Oh.. mereka ada acara dit, jadi gak bisa nganter. gue pulang sama lo aja deh ya."
" Tapi Bul, gue kan tad..
" Iya, tadi lo ngomong kan ke gue kalau ada acara keluarga, gak papa kok tinggal aja, lagi pula ada radit disini." sela Bulan pada Quenza tersenyum penuh arti.
" Yuk dit, kita pulang." ajak Bulan dengan menggeret lengan radit.
Mia dan Quenza hanya bisa menatap bingung Bulan yang semakin menjauh. " Bukan nya kita udah nawarin nebeng ya Mi." kata Quenza pada Mia.
Mia mengangguk. " Iya, atau kita yang bodoh." balas Mia dengan bingung.
Merek mengedikkan bahu nya lalu berjalan pergi untuk pulang.
" Dit, dimana motor lo?" tanya Bulan yang mencari cari motor Radit.
" Gue gak bawah motor hari ini." balas nya
Bulan menatap Radit sambil berkata kembali. " Oh, lo gak bawa motor berarti bawa mobil dong.?"
" Gue juga gak bawah mobil Bul."
" Lah terus gimana kita pulang nya." kesal Bulan
" Gue aja mau nebeng."
" Nebeng?sama siapa?"
" Itu." tunjuk Radit
Bulan menoleh ke arah tangan Radit yang menunjuk. " Dia siapa?" tanya Bulan yang menyipitkan mata nya memandang jauh seseorang yang tiduran di atas kap mobil.
" Itu Bintang."
Bulan melotot tak percaya dan menoleh ke arah Radit dengan cepat. " Lo yakin mau nebeng sama dia?" kata Bulan pada Radit.
" Ya yakin lah, gue udah janjian sama dia."
" Kalau gitu gue gak jadi pulang bareng deh." putus Bulan
" Lah kata nya mau nebeng, lo mau pulang sendirian?" tanya Radit
" Lebih baik sendirian, dari pada harus nebeng sama bintitan." balas Bulan
Bulan merenggut kesal, padahal ini sudah rencana nya untuk deketin Radit, tapi Bintitan itu sudah menggagalkan rencana nya.
" Lo lama amat sih Dit, garing tau gak gue nunggu lo.?" tanya Bintang yang menghampiri Radit
" Sorry Bin, tadi gue ketemu sama Bulan kata nya dia mau nebeng bareng." balas Radit
Bintang menoleh ke arah Bulan yang memalingkan wajah nya. tadi ia tidak tahu jika di situ ada Bulan. " Idihhh siapa yang ngijinin dia nebeng di mobil gue, ogah gue." kata Bintang
Bulan menatap tajam Bintang dengan cepat. " Eh Bintitan lo fikir gue mau satu mobil sama lo." balas nya
" Kalau gitu gak usah bareng gue bulbul kurang belaian."
Bulan bersedekap dada dan menghadap Bintang sepenuh nya. " Emang lo fikir, gue mau bareng sama lo, sampai Michle jakson hidup kembali, ogah gue bareng lo." balas Bulan
" Udah-udah kalian kok pada ribut sih." kata Radit menengahi.
" Eh dit, gue saranin jangan deket-deket sama biang rusuh kayak dia. nanti lo kenak imbas nya lagi." kata Bulan pada Radit menyindir Bintang.
" Maksud lo apa?" Sahut Bintang tidak terima.
" Emang bener kan, lo itu berandalan yang gak punya sopan santun, lo aja sering di keluarin dari kelas."
" Oh jadi selama ini lo ngintai gue ya.?" tuduh Bintang
Bulan tertawa hambar. " Hahaha.. mau banget lo ya gue ngintai lo. sorry ya, gue gak perlu ngintai cowok model serampangan kayak lo." sarkas Bulan.
Bintang tersenyum miring. " Masih mending gue yang berandalan, dari pada lo yang MU-RA-HAN" Balas Bintang penuh penekanan di akhir kalimat nya.
Bulan melebarkan mata nya terkejut atas perkataan Bintang, slama ini tidak ada yang berani mengatai Bulan seperti itu. Nafas Bulan sangat memburu penuh kemarahan. Bulan melayangkan tangan nya untuk menampar Bintang namun secepat itu Bintang mencekal tangan Bulan. " Lo.." Kata Bulan menatap tajam Bintang.
" Cewek yang slalu deketin beberapa cowok, apa coba nama nya kalau bukan MURAHAN." ulang Bintang dengan tersenyum miring.
Bulan merasa tidak terima, Namun tangan nya di cengkram begitu kuat sehingga ia meringis kesakitan. Namun tatapan mereka tetap menyatu dengan penuh kebencian.
" Gue pulang dulu, kasih tau gue besok. siapa yang jatuh duluan." ucap Radit yang sudah berada di dalam taxi.
Bulan dan Bintang sontak menoleh ke arah Radit, dan mendapati radit yang melambaikan tangan nya ke arah mereka.
" Radit, tunggu in gue." teriak Bulan ketika taxi yang di tumpangi radit sudah meluncur pergi.
Bulan menoleh ke arah Bintang dan menginjak sepatu Bintang dengan kuat seketika itu pula cengkeraman Bintang lepas begitu saja.
" Ini semua gara-gara lo bintitan." tuduh Bulan kembali dan sekali lagi ia menginjak kaki nya Bintang dengan sangat keras dan pergi begitu saja.
Bintang jingkrak-jingkrak kesakitan, sambil menggerutu. " Sial, awas lo bulbul kurang belaian." ancam Bintang dengan melihat pungung Bulan yang menjauh.
nice story, i love it :)
Comment on chapter PERMUSUHAN..