Bagi Mysha, kedatangan rombongan modern dance terasa sangat dramatis. Seisi lapangan langsung berhenti dari aktivitas masing-masing dan memandang para penari sekolah tersebut sambil bertepuk tangan dan bersorak penuh semangat. Aura antusiasme yang penuh semangat seperti tersulut dan kian membara. Mysha cukup kagum dan menjadi tidak sabar untuk menonton latihan modern dance. Ia bahkan ikut merasakan debaran di hatinya, padahal tadinya Ia hanya ingin sekedar menonton sambil menghabiskan waktu saja.
Anggota modern dance pun akhirnya sudah berada di lapangan, sementara tribun sudah ramai oleh para penonton yang sedari tadi tersebar di seluruh penjuru sekolah. Nampaknya semuanya tidak sabar melihat penampilan modern dance.
“Akhirnya koreografi dan team baru launching juga!” sahut seorang anak perempuan yang duduk tepat di bawah Mysha kepada temannya. Anak tersebut memakai baju seragam yang agak ketat dengan seragam rok panjang. Badannya terlihat tinggi karena meskipun Ia duduk di bawah, Ia nyaris menutupi pandangan Mysha.
Setelah semua penonton sudah duduk rapi, team modern dance mempersiapkan atribut penampilannya sementara seorang lelaki gemulai bertubuh kecil maju ke tengah seperti siap memberi kata sambutan. Mysha langsung menebak kalau laki-laki itu adalah pelatih modern dance.
“Halo temen-temen sekalian, makasih yaa udah pada ngumpul… boleh tepuk tangannya lagi dong cyiinnn biar tambah semangat”, sambut laki-laki itu dengan pinggul sedikit melenggang. Bak penggemar berat, semua yang di tribun mengikuti permintaan laki-laki itu dan bertepuk tangan memberi semangat. Para anggota modern dance yang berkumpul di belakang langsung menahan tawa sambil mengatur formasi. Damar menyempatkan diri untuk membisiki Mysha, “Itu namanya Kak Roni, pelatih modern dance. Aslinya kuliah sambil ikut klub dance juga di kampusnya. Tapi dia udah sering perform dimana-mana gitu. Terakhir jadi back dancer-nya Angelica pas lagi konser.” Mysha langsung mengangguk sambil membayangkan Angelica, si penyanyi RnB yang sedang sangat terkenal dan bersiap Go International itu.
“Kayak yang udah rame diomongin ya… modern dance kita yang cucok ini dapet tawaran battle di acara dance yang lagi hits banget, ‘Show Your Moves’. Mohon dukungan dari temen-temen semua, soalnya kita ngga mau nanggung-nanggung. Sekali dapet undangan, kita kirim langsung dua team dari sekolah kita. Biar nanti di final ketemu, sekalian itu acara jadi acara sekolah kita kan keren abeeessss ya booook…” kali ini tanpa disuruh para penonton langsung bertepuk tangan kembali.
“Secara anggota kita makin banyak, sekarang kita ngga cuma punya Sugar Ladies aja nih… tapi kita juga punya Demon’s Baaaaaabes…” tangan Kak Roni langsung melebar dan Ia bergerak ke samping, mempersilahkan team yang dikenalkannya maju. Lima perempuan berkostum gothic dan ber-makeup punk dengan smoky eyes dan liner tebal berglitter di mata serta lipstick hitam pun maju. Meskipun dandanan mereka seram, tapi mereka membungkuk hormat dan tersenyum menyambut riuh tepukan dan seruan penonton.
“Ini dia Demon’s Babes… terdiri dari Desi, Riana, Cinta, Cherry dan Ladya! Sekarang udah cas cis cus-nya, mari kita mulai aja yaa penampilan dari Demon’s Babes!!”
Senyum ramah para anggota Demon’s Babes seketika lenyap seiring dengan terbentuknya formasi awal mereka. Semuanya berkumpul di tengah dan berpose menunduk. Anggota lain memencet tombol play pada CD player yang sudah tersambung dengan sound system. Seluruh penonton terdiam. Suasana seperti berkata, “Waktunya penampilan dimulai”.