Tepat hari ini Paman Wanto sudah 9 tahun meninggalkan rumah , di kota paman Wanto bekerja sebagai buruh angkut barang di pasar . Keringat yang membasahi kaus oblong bututnya sama sekali tidak membuatnya lelah . Saat itu yang dia ingat hanya Uang ,Uang , dan Uang .
" aku harus kaya , supaya ema dan bapak tidak lagi menjadi bahan cacian tetangga " Kata Paman dalam benaknya
Sedari dulu Kakek dan Nenek selalu menjadi bahan cacian tetangga karena selalu terlilit hutang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari . Hutang Kakek dan Nenek yang terus membludak membuat tetangga semakin mencaci dan memusuhi Kakek dan Nenek .
Jam menunjukan pukul 12 siang , Paman beristirahat di tengah tengah kelelahannya memikul beberapa barang bawaan pembeli yang ada di pasar itu dan juga barang bawaan pengepul yang akan memasarkan barang bawaannya di pasar . Tanganya yang sudah mulai gemetar karena tidak kuat menahan beban yang setiap harinya harus di bawa terus dikipas kipas berharap kesejukan hadir mengelap keringat yang membuat tubuhnya basah .
" To kelihatannya kamu cape banget " kata salah satu teman nya yang bernama Karman
" iya man , saya cape banget , tangan sudah gemetar sedari tadi pagi " kata Paman
" kita bekerja dari pagi sampai larut malam tapi kebutuhan tidak ada yang terpenuhi secara layak , saya ngerasa semua yang saya lakuin untuk memenuhi itu semua hanya sia sia " kata pak Karman
" saya juga ngerasa sama Man , kadang pengen banget ngeluh sama keadaan , tapi siapa yang mau denger " kata Paman
" kamu mau apa setelah kerja To ? " Tanya pak Karman saat itu
" saya bertekad buat gak berhenti kerja Man , saya pengen kaya , tapi sampe segini nya buat itu sampe sampe lupa makan , lupa waktu ,lupa main . Dulu lupa makan karena main , sekarang lupa main buat nyari makan " Kata Paman
" (tertawa) aku punya teman To , mananya Bastaman , dulu dia jauh lebih miskin dari kita , tapi sekarang dia punya segalanya yang dia mau , dia kaya raya To , iri aku sama dia " Kata Pak Karman saat itu
" pasti dia pekerja keras " Kata Paman
" iya pekerja keras sekaligus nekat juga " Kata pak Karman
" nekat Kenapa? korupsi? " tanya Paman
" bukan To , dia itu kaya lewat jalan pintas " kata pak Karman
" jalan pintas ? Apa itu ? " tanya paman
" ya dia itu kan nyegik untuk kekayaannya " Kata pak Karman
" nyegik itu apa man ? " tanya paman yang tidak tahu apa apa kala itu
" kamu bagaimana sih To , orang dari kampung kok tidak tahu nyegik ? " kata pak Karman
" saya benar benar tidak tahu Man " kata paman waktu itu
" nyegik itu semacam ritual pemujaan untuk mendapat kekayaan To " kata pak Karman
" ritual pemujaan ? " paman tertegun mendengar hal itu
" iya To , pemujaan " Kata pak Karman
" sepertinya itu menyeramkan sekali ya Man " Kata pamanku
" kalo untuk urusan perut gak ada yang menyeramkan To " Kata pak Karman
" gila kamu Man " kata pamanku sembari tersenyum
" kamu mau nyegik juga To ? " Tanya pak Karman membuat pamanku kaget
" dosa itu Man , gak mau saya " Kata pamanku bergidik ketakutan
" katanya mau kaya ? Kalo kerjaanmu hanya kuli panggul seperti ini bukan kekayaan yang akan kamu dapat , tapi yang ada kamu keburu mati sebelum kaya karena kecapean manggulin karung karung itu " Kata Pak Karman
" lebih baik saya mati saat kerja dari pada saya mati saat muja Man " Kata Pamanku
Beberapa bulan kemudian ....
Pamanku terserang penyakit , seluruh badannya mengigil parah yang membuatnya tidak bekerja beberapa hari terakhir . Paman memutuskan untuk pulang ke kampung , tangan nya mulai merogoh kedalam dompet kain yang sudah rusak itu , di ambilnya beberapa lembar uang yang ada di dompet itu . Setelah di hitung berkali kali uang yang tersisa hanyalah 50 ribu , uang yang tersisa hanya cukup untuk ongkos pulang pergi saja nantinya , sedangkan untuk berobat tidak ada uang sama sekali .
" hanya cukup untuk pulang dan balik saja nantinya , gak papa lah aku harus tetap pulang " kata paman ku
Dia mulai mengemas beberapa barang yang akan di bawanya pul