Loading...
Logo TinLit
Read Story - Tentang Penyihir dan Warna yang Terabaikan
MENU
About Us  

6. Pesta Kembalinya Warna

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Alunan musik terdengar dengan bersemangat. Gelak tawa anak-anak, gosip murahan ibu-ibu, taruhan bapak-bapak terdengar riuh saling bersahutan. Kue-kue manis, buah segar dan berbagai jenis kerupuk terhidang dengan melimpah ruah. Sudah tiga tahun sejak warna Sungai Kristal kembali dan beberapa awan kelabu menyingkir hingga membiarkan sinar matahari lewat, hari pengorbanan selalu ditutup dengan pesta meriah selama satu malam. 


Seluruh penduduk kota berkumpul di lapangan desa Karteng, desa yang terletak di perbatasan dengan Sungai Kristal dan Hutan Hidup. Bukan hanya itu, Desa Karteng juga merupakan desa yang paling banyak menerima perubahan sejak dilakukan pengorbanan. Pohon berwarna kuning, tanah berwarna biru, awan berwarna merah serta air berwarna merah muda bisa dijumpai di wilayah Desa Karteng. Tidak ada yang peduli terhadap ketidaksesuaian warna, mereka hanya peduli bahwa warna kelabu tidak lagi mendominasi.


Lovita berlari di antara meja-meja dengan taplak berwarna hijau. Kaki pendeknya tersandung hingga membuat tubuh gempalnya jatuh terjerembab. Gadis kecil yang hari ini berusia lima tahun tersebut mengembungkan pipi saat ayah, ibu dan neneknya hanya tertawa tanpa berniat membantunya berdiri. Ia berdiri dengan usahanya sendiri, ditatapnya tanah yang melekat pada telapak tangan mungil nya. Mengibaskan tangan berkali-kalu, Lovita berusaha membuat tanah berwarna kelabu tersebut agar lepas darinya.


"Iii pelgi dong Lovi tidak suka kelabu, Lovi ingin ungu!" gerutu Lovita. 


"Ungu!!" Lovita berteriak keras dengan terus mengibaskan tangan berharap tanah-tanah yang kotor itu menghilang.


Nyonya Ann tertawa melihat tingkah cucunya yang semakin menggemaskan. Tawa gembiranya memudar saat ia melihat noda di tangan, lutut dan ujung kaki Lovita berubah menjadi ungu. Dikuceknya mata yang berbingkai kelopak penuh keriput guna memastikan bahwa usia tua tidak membuat pandangannya yang mulai rabun salah lihat. 


Kaki pendek Lovita kembali berlari seolah baru saja ia tidak habis terjatuh. Jejak kaki Lovita berubah menjadi berwarna ungu. Sepanjang gadis itu melangkah, jejak berwarna ungu terus mengikuti Lovita. Nyonya Ann tersenyum lagi, ia senang sedikit demi sedikit warna kelabu mulai digantikan dengan warna lain. 


"Hei lihat tanahnya ungu!" seru seorang bocah lelaki dengan rambut coklat keriting. 


"Lovita di bawahmu ungu!" Kini giliran gadis cilik dengan dua buah gigi depan yang tidak ada.


Nyonya Ann yang mendengar hal tersebut segera melambaikan tangan--memanggil Lovita. Gadis kecil itu berlari cepat meninggalkan jejak ungu yang semakin banyak dan segera berhambur ke pangkuan neneknya. Tidak ingin para penduduk menyadari Lovita yang meninggalkan jejak ungu tersebut, Nyonya Ann menggendong Lovita dengan tubuh rentanya kemudian bergeser ke sisi lain lapangan.


Teriakan dua bocah tersebut berhasil menarik perhatian penduduk. Decak kekaguman dan kegembiraan terdengar saling bersahutan. Dari kerumunan penduduk, seorang wanita dengan peragai yang anggun tersenyum ke arah Lovita dan Nyonya Ann. Ia mendekat, meninggalkan para penduduk, "Lovita, apa kau yang melakukannya?"


Nyonya Ann buru-buru menarik Lovita agar duduk di pangkuannya, "Ntahlah Alefa, kupikir penyihir di Hutan Hidup puas dengan persembahan kali ini."


"Terlalu banyak penyihir," gumam Alefa, "Aku tidak habis pikir mengapa warna yang kembali tidak beraturan."


"Tidak mengapa Nona Alefa, yang penting warna sudah kembali." Suara serak seorang pria tua membuat kedua wanita itu menoleh.


Alefa tersenyum ramah mengetahui Tuan Sindu dan Tuan Parwi sudah berdiri di depannya. Dengan penuh sopan santun, Alefa bergeser mempersilakan kedua Tetua tersebut duduk di sebelah Nyonya Ann. Lovita yang sedari tadi diam mulai menunjukkan ketertarikannya pada jenggot putih Tuan Sindu. Jemari mungilnya berusaha meraih helain putih yang menggantung di depannya. 
Si pemilik jenggot putih tersenyum membuat kumis yang sama putihnya mengembang. Ia mengulurkan tangan yang hanya berupa tulang berbalut kulit keriput guna mengajak Lovita ke pangkuannya. Ia membiarkan bocah menggemaskan tersebut memainkan jenggotnya bahkan sesekali menariknya.

 
"Para penduduk sekalian," ucap Tuan Sindu dengan suara lantang. Para penduduk yang sebelumnya riuh menjadi hening seketika. Perhatian mereka terfokuspada sumber suara. "Penyihir itu puas dengan persembahan pagi tadi. Mari berpesta untuk kembalinya warna!!"


Semua orang bersorak tanpa terkecuali. Beberapa orang menyanyi diiringi alunan musik merdu yang sudah dipersiapkan. Anak-anak--ada beberapa orang dewasa--menari dengan hati ceria. Tidak ada raut kesedihan sedikit pun bahkan dari keluarga anak perempuan berusia 15 tahun yang baru saja dikorbankan. Para Tetua dan Alefa duduk mengamati kegembiraan para penduduk yang meluap. Kemudian Alefa menarik dirinya dan pergi.


*****


Suara musik yang bising membuat wanita dengan gaun ungu dengan jubah kuning tersebut mengerucutkan bibirnya, kesal. Ia masih tidak mengerti bagaimana bisa warna kelabu yang ia kirimkan menghilang perlahan-lahan. Tidak pernah sedikit pun ia merasa menarik mantra kelabu yang ia rapal lima tahun lalu. Mendengus dengan kesal, ia berbalik menyeret jubah kuning yang ia kenakan hingga meninggalkan jejak kelabu yang tampak muram.


Kekesalannya semakin meningkat saat sesuatu yang kenyal mengenai kepalanya. Wanita tersebut mengambil benda bulat berwarna hijau kemudian meremasnya. Cairan coklat dan lengket melumuri tangannya. Ia melempar benda tersebut kemudian mengibaskan tangannya berharap sisa-sisa yang menempel di tanggann menghilang.


"Apa kau tidak tahu klepon? Jajanan manis dengan gula merah cair di dalamnya?" Suara seorang anak lelaki membuatnya terdiam. Ia mengedarkan pandang mencari ke sumber suara. 


Suara gemersik dedaunan membuatnya waspada. Tidak lama kemudian sesosok anak lelaki dengan tangan berisi keranjang berisi kue-kue manis berjalan mendekat. Bocah tersebut menggunakan jubah coklat berbulu beraroma gandum. Tudung yang ia gunakan dipadukan dengan helaian rambut yang menjutai ke wajah membuat ia sulit dikenal.


Ia menyeringai, "Aku tahu siapa kau, tapi aku tidak ingin menyebut namamu." Ia mengambil kue klepon dari keranjang dan memasukkannya ke mulut. Sesekali ia bergumam menikmati rasa klepon yang manis dan gurih. "Aku akan memanggilmu Penyihir Kelabu." 


Bocah lelaki itu  mendongak dan kembali menyeringai melihat Penyihir Kelabu yang mengatupkan rahang kuat-kuat. "Oh aku Zaidan."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • SusanSwansh

    Kerenn.

    Comment on chapter 1. Lovita di bawah Pelangi
  • emirah

    nice story, suka banget sama diksinya

    Comment on chapter 1. Lovita di bawah Pelangi
Similar Tags
The watchers other world
2012      831     2     
Fantasy
6 orang pelajar SMA terseret sebuah lingkarang sihir pemanggil ke dunia lain, 5 dari 6 orang pelajar itu memiliki tittle Hero dalam status mereka, namun 1 orang pelajar yang tersisa mendapatkan gelar lain yaitu observer (pengamat). 1 pelajar yang tersisih itu bernama rendi orang yang suka menyendiri dan senang belajar banyak hal. dia memutuskan untuk meninggalkan 5 orang teman sekelasnya yang ber...
God's Blessings : Jaws
1877      854     9     
Fantasy
"Gue mau tinggal di rumah lu!". Ia memang tampan, seumuran juga dengan si gadis kecil di hadapannya, sama-sama 16 tahun. Namun beberapa saat yang lalu ia adalah seekor lembu putih dengan sembilan mata dan enam tanduk!! Gila!!!
Astronaut
6840      1763     2     
Action
Suatu hari aku akan berada di dalam sana, melintasi batas dengan kecepatan tujuh mil per detik
Premium
The Secret Of Bond (Complete)
6459      1485     1     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...
Amherst Fellows
6466      1750     5     
Romance
Bagaimana rasanya punya saudara kembar yang ngehits? Coba tanyakan pada Bara. Saudara kembarnya, Tirta, adalah orang yang punya segunung prestasi nasional dan internasional. Pada suatu hari, mereka berdua mengalami kecelakaan. Bara sadar sementara Tirta terluka parah hingga tak sadarkan diri. Entah apa yang dipikirkan Bara, ia mengaku sebagai Tirta dan menjalani kehidupan layaknya seorang mahasis...
Comfort
1301      577     3     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.
Bee And Friends
3188      1221     1     
Fantasy
Bee, seorang cewek pendiam, cupu, dan kuper. Di kehidupannya, ia kerap diejek oleh saudara-saudaranya. Walau kerap diejek, tetapi ia memiliki dunianya sendiri. Di dunianya, ia suka sekali menulis. Nyatanya, dikala ia sendiri, ia mempunyai seseorang yang dianggap sebagai "Teman Khayalan". Sesosok karakter ciptaannya yang ditulisnya. Teman Khayalannya itulah ia kerap curhat dan mereka kerap meneman...
Hujan Bulan Juni
397      274     1     
Romance
Hujan. Satu untaian kata, satu peristiwa. Yang lagi dan lagi entah kenapa slalu menjadi saksi bisu atas segala kejadian yang menimpa kita. Entah itu suka atau duka, tangis atau tawa yang pasti dia selalu jadi saksi bisunya. Asal dia tau juga sih. Dia itu kaya hujan. Hadir dengan serbuan rintiknya untuk menghilangkan dahaga sang alang-alang tapi saat perginya menyisakan luka karena serbuan rintikn...
Secret Love
356      240     3     
Romance
Cerita ini bukan sekedar, cerita sepasang remaja yang menjalin kasih dan berujung bahagia. Cerita ini menceritakan tentang orang tua, kekasih, sahabat, rahasia dan air mata. Pertemuan Leea dengan Feree, membuat Leea melupakan masalah dalam hidupnya. Feree, lelaki itu mampu mengembalikan senyum Leea yang hilang. Leea senang, hidup nya tak lagi sendiri, ada Feree yang mengisi hari-harinya. Sa...
Teater
23252      3301     3     
Romance
"Disembunyikan atau tidak cinta itu akan tetap ada." Aku mengenalnya sebagai seseorang yang PERNAH aku cintai dan ada juga yang perlahan aku kenal sebagai seseorang yang mencintaiku. Mencintai dan dicintai. ~ L U T H F I T A ? Plagiat adalah sebuah kejahatan.