Read More >>"> Truth Or Dare (#10) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Truth Or Dare
MENU
About Us  

Tepat pukul 5 sore Yoongi berada di depan rumah Cheonsae. Setelah mengirim pesan kepada Cheonsae, gadis itu pun keluar.

"Kau sudah siap?" tanya Yoongi.

Cheonsae mengangguk. "Apa ini tidak akan mengganggu waktu belajarmu?"

"Aniya, gwaenchanha. Kaja, kita tidak boleh terlambat." ajak Yoongi.

Mereka harus tiba disana dalam waktu 30 menit, karena kapal pesiar itu akan berangkat pukul 17.40 KST, atau jadwal yang kedua pukul 20.40 KST.

Setibanya di dermaga, Yoongi dan Cheonsae mengikuti rombongan untuk masuk ke dalam kapal. Penumpang yang akan menaiki kapal itu cukup banyak, sehingga mereka sedikit berdesak-desakan.

"Ah!" pekik Cheonsae saat seseorang tidak sengaja menubruknya.

"Gwaenchanhayo? Apakah sakit?" tanya Yoongi.

"Aniya. Aku hanya terkejut." ucap Cheonsae sambil menunjukkan senyum tipis, ia ingin membuktikan jika dirinya tidak apa-apa.

Yoongi pun meletakkan lengannya pada bahu Cheonsae--merangkulnya. Ia hanya ingin melindungi gadis itu, karena saat ini ia menjadi penanggung jawab. Jika ia membawa pergi gadis itu dalam keadaan baik, maka ia juga harus membawa kembali gadis itu dalam keadaan yang sama.

"Kaja nae cheonsa." (ayo bidadariku)

"Cheonsae. Sepertinya lidahmu terpeleset." celetuk Cheonsae. Sedangkan Yoongi hanya tersenyum menanggapi hoobae-nya itu.

Akhirnya mereka berdua berada di dalam kapal pesiar yang akan berjalan melewati Sungai Han. Tidak lama, kapal itu mulai bergerak meninggalkan dermaga dan menyusuri sungai.

Mereka memilih untuk berada di kapal bagian atas. Langit senja mengiringi keberangkatan kapal itu hingga akhirnya berganti langit gelap yang dipenuhi bintang.

Para penumpang melakukan kesibukannya masing-masing. Ada yang berfoto, berbincang-bincang, atau merenung sambil melihat pemandangan.

Yoongi mengambil dua kaleng soda dari drink machine kecil yang berada di dalam kabin dan memberikannya kepada Cheonsae.

"Gomawo." ucap Cheonsae sambil menerima kaleng itu dengan kedua tangannya. "Aku akan minta appa mengganti biaya untuk naik kapal ini nanti."

Cheonsae merasa tidak nyaman karena statusnya hanya seorang adik kelas atau hoobae, tetapi Yoongi sudah banyak mengajak Cheonsae pergi dan bahkan mentraktirnya.

"Andwaeyo, kau bisa menjatuhkan harga diriku." canda Yoongi. "Anggap saja ini sebagai hadiah ulang tahunmu, karena aku tidak tahu kapan hari itu datang." katanya lagi sambil tertawa kecil.

"Tetapi aku merasa harus menggantinya."

"Heol jinjja. Begini saja, sebagai gantinya, aku akan mengajakmu pergi di akhir pekan selama 3 kali dan kau tidak boleh menolak."

"Ne? Bukankah itu akan semakin mengganggu waktu belajarmu?"

"Mengapa kau sangat memperhatikan waktu belajarku sedangkan aku sendiri tidak memedulikannya?" Yoongi tertawa.

Cheonsae hanya mendengus. Ia pun mengalihkan pembicaraan mereka. "New Year Party, apakah itu hal yang seru?"

"Ya seperti itulah, aku tidak ingin menjelaskannya, biar kau sendiri yang menebak dan merasakannya."

"Ku dengar, oppa adalah King of party saat itu." ucap Cheonsae, sedikit ragu.

"Ah geurae, sudah pasti mereka memilihku karena tidak ada yang bisa mengalahkanku." Yoongi sangat percaya diri.

"Terserah kau saja, sunbaenim."

Yoongi menjadi lebih serius. "Geunde, jangan salah dalam memilih pasanganmu untuk ke pesta itu."

"Museun soriya? Memangnya ada apa dengan Yerin eonni?"

Melihat Yoongi yang terdiam, membuat Cheonsae semakin penasaran. Entah mengapa otak dan mulutnya tidak sinkron. "Bukankah kalian berkencan? Apa yang salah?"

Cheonsae-ya, neo pabo jinjja. Batin Cheonsae merutuki dirinya sendiri. Wajah Yoongi terlihat sedikit muram, seolah tidak ingin menjawab pertanyaan Cheonsae. (kau sangat bodoh)

"Ah joesonghaeyo, lupakan saja perkataanku." imbuh Cheonsae.

"Itulah alasanku mengatakan jangan salah memilih pasangan. Aku tidak berkencan dengan Yerin sama sekali, tetapi entah bagaimana mereka menganggap kami berkencan dan menyebarkan rumor itu." Yoongi tertawa kecil.

"Jadi kalian sama sekali tidak berkencan?"

Yoongi menggelengkan kepalanya dan berhasil membuat Cheonsae tersenyum tipis.

"Sepertinya kita akan sampai di dermaga sebentar lagi." ucap Yoongi. Ia pun melihat layar ponselnya, jam menunjukkan pukul 19.45 KST. "Apa yang ingin kau makan?"

"Sebagai hoobae yang baik, aku akan memakan apapun yang sunbae pilihkan." canda Cheonsae.

"Arrasseo, makanlah batu di tepi sungai nanti."

Cheonsae mengerucutkan bibirnya dan membuat pipinya terlihat lebih menggemaskan.

"Sepertinya dia tidak mengerti bahasa manusia." gumam Cheonsae, meledek.

"Geurae, aku hanya mengerti bahasa cinta." sahut Yoongi tiba-tiba sambil berjalan turun dari kapal mendahului Cheonsae.

Tetapi ia tidak sepenuhnya mendahului. Tangan Yoongi menggenggam jemari kecil Cheonsae yang spontan membuat Cheonsae membeku.

= = =

Sebuah restoran sederhana yang tempatnya tidak jauh dari Sungai Han adalah pilihan Cheonsae untuk makan malamnya. Ia tidak ingin memilih-milih makanan karena perutnya sudah sangat lapar.

Mereka berdua juga langsung memesan makanan setibanya disana.

"Oppa, aku merasa ada yang aneh." bisik Cheonsae.

"Mwo?"

"Meja di pojok itu, sejak tadi, laki-laki itu menutupi dirinya dengan menu book, sedangkan perempuan itu menutupi wajahnya dengan tangan. Bukankah aneh?"

"Mungkin mereka malu." ucap Yoongi yang belum menoleh ke arah yang dimaksud Cheonsae.

"Lihatlah mereka." pinta Cheonsae sekali lagi.

Yoongi akhirnya menoleh. "Aku merasa tidak asing dengan topi itu." ucap Yoongi setelah melihat topi yang dikenakan oleh laki-laki itu, dengan bagian depan topi yang diletakkan di belakang hingga nyaris menutupi lehernya.

Restoran itu sedang sepi, sehingga Yoongi menjalankan aksi nekatnya. Ia mengambil kacang rebus dan melemparnya ke arah laki-laki itu.

Sontak saja laki-laki itu menoleh.

"Omo!" pekik Yoongi yang terkejut ketika mengetahui siapa laki-laki itu. "Jimin-a!" sambungnya.

Benar, laki-laki bertopi itu Jimin, dan ia sedang bersama seorang gadis.

"Haerin-a!" giliran Cheonsae yang terkejut.

"Kalian kemarilah." ucap Yoongi sambil melambaikan tangannya agar Jimin dan Haerin mendekat. "Ahjumma, apa kami boleh menggabungkan dua meja?"

"Ne.." jawab pemilik restoran itu.

Setelah meja itu tertata rapi, Yoongi mulai menanyakan berbagai hal kepada Jimin yang duduk di hadapannya sekaligus Haerin yang duduk di hadapan Cheonsae.

"Sejak kapan kalian mulai berkencan?"

"Geu--" ucapan Jimin dihentikan Yoongi.

"Kau bisa mengatakannya setelah ini." Yoongi pun melakukan panggilan video secara grup dengan Taehyung dan Jungkook. "Katakan."

"Aku dan Haerin mulai berkencan mungkin ... hampir dua minggu yang lalu."

"Heol pantas saja saat bertemu Haerin kau selalu tersenyum seperti orang gila." sahut Jungkook.

"Bahkan kau mendahului Yoongi." imbuh Taehyung.

"Ya! Mengapa kau malah membawa namaku?" kesal Yoongi pada Taehyung.

"Aku ingin mengatakan sesuatu pada Haerin." pinta Jungkook, lalu Yoongi pun mendekatkan ponselnya pada Haerin. "Jangan ragu-ragu jika ingin mengakhiri hubungan." celetuk Jungkook.

"Ya! Neo jugeullae? Mengapa kalian tidak bisa melihatku bahagia?" rengek Jimin.

"Arrasseo arrasseo. Lanjutkan acara kalian, kami tidak akan mengganggu double date kalian." celetuk Taehyung.

Yoongi langsung mematikan ponselnya. Ia tidak ingin Taehyung maupun Jungkook mengatakan berbagai hal aneh.

"Lupakan ucapan tidak jelas dua makhluk tadi, lebih baik kita makan sekarang." ajak Jimin.

"Maja. Mari makan." imbuh Yoongi.

Mereka pun akhirnya menikmati makanan yang sejak tadi terabaikan karena sibuk mengobrol.

= = =

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
Similar Tags
I'il Find You, LOVE
5500      1477     16     
Romance
Seharusnya tidak ada cinta dalam sebuah persahabatan. Dia hanya akan menjadi orang ketiga dan mengubah segalanya menjadi tidak sama.
Reminisensi Senja Milik Aziza
766      392     1     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
Benang Merah, Cangkir Kopi, dan Setangan Leher
214      173     0     
Romance
Pernahkah kamu membaca sebuah kisah di mana seorang dosen merangkap menjadi dokter? Atau kisah dua orang sahabat yang saling cinta namun ternyata mereka berdua ialah adik kakak? Bosankah kalian dengan kisah seperti itu? Mungkin di awal, kalian akan merasa bahwa kisah ini sama seprti yang telah disebutkan di atas. Tapi maaf, banyak perbedaan yang terdapat di dalamnya. Hanin dan Salwa, dua ma...
Finding Home
1945      914     1     
Fantasy
Bercerita tentang seorang petualang bernama Lost yang tidak memiliki rumah maupun ingatan tentang rumahnya. Ia menjelajahi seluruh dunia untuk mencari rumahnya. Bersama dengan rekan petualangannya, Helix si kucing cerdik dan Reina seorang putri yang menghilang, mereka berkelana ke berbagai tempat menakjubkan untuk menemukan rumah bagi Lost
Premium
Akai Ito (Complete)
5548      1261     2     
Romance
Apakah kalian percaya takdir? tanya Raka. Dua gadis kecil di sampingnya hanya terbengong mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Raka. Seorang gadis kecil dengan rambut sebahu dan pita kecil yang menghiasi sisi kanan rambutnya itupun menjawab. Aku percaya Raka. Aku percaya bahwa takdir itu ada sama dengan bagaimana aku percaya bahwa Allah itu ada. Suatu saat nanti jika kita bertiga nant...
Kisah Alya
227      178     0     
Romance
Cinta itu ada. Cinta itu rasa. Di antara kita semua, pasti pernah jatuh cinta. Mencintai tak berarti romansa dalam pernikahan semata. Mencintai juga berarti kasih sayang pada orang tua, saudara, guru, bahkan sahabat. Adalah Alya, yang mencintai sahabatnya, Tya, karena Allah. Meski Tya tampak belum menerima akan perasaannya itu, juga konflik yang membuat mereka renggang. Sebab di dunia sekaran...
A & B without C
231      203     0     
Romance
Alfa dan Bella merupakan sepasang mahasiswa di sebuah universitas yang saling menyayangi tanpa mengerti arti sayang itu sendiri.
AVATAR
7091      2007     17     
Romance
�Kau tahu mengapa aku memanggilmu Avatar? Karena kau memang seperti Avatar, yang tak ada saat dibutuhkan dan selalu datang di waktu yang salah. Waktu dimana aku hampir bisa melupakanmu�
Black World
1440      666     3     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
Sekotor itukah Aku
343      257     4     
Romance
Dia Zahra Affianisha, Mereka memanggil nya dengan panggilan Zahra. Tak seperti namanya yang memiliki arti yang indah dan sebuah pengharapan, Zahra justru menjadi sebaliknya. Ia adalah gadis yang cantik, dengan tubuh sempurna dan kulit tubuh yang lembut menjadi perpaduan yang selalu membuat iri orang. Bahkan dengan keadaan fisik yang sempurna dan di tambah terlahir dari keluarga yang kaya sert...