Loading...
Logo TinLit
Read Story - seutas benang merah
MENU
About Us  

"Re!Re!"
Yuri menggedor pintu kamarku cukup keras.Tidak biasanya dia berlaku seperti ini.
Kubuka pintu kamarku dengan wajah yang masih kusut.Aku bahkan belum sikat gigi.
"Kenapa Yuri?!"
"Re,kamu baik baik saja kan?kamu tau sekarang pukul berapa?"
"Masih pagi ini Yuri"
Yuri menjitak kepalaku dengan punggung tangannya.
"Hei!sakit!"
"Sekarang pukul 8 Re,bukannya kamu mau interview pekerjaan di Asahi resto"
"Oh!aku benar benar lupa"
Segera aku membersihkan diri dan bergegas menuju kantor pusat Asahi resto.

"Bibi Mei,itu siapa?"Ryu menunjuk sebuah mobil bmw berwarna hitam pekat yang bergerak menuju arah panti.
"Aku juga tidak tau Ryu"
Seorang wanita berusia sekitar kepala empat keluar dari mobil itu.Ia mengenakan dress biru muda selutut, memakai topi berwarna putih tulang.
"O genki desu ka?*apa kabar Mei san!"
Mei menghambur kearah wanita itu,memeluknya erat.
"Anita!kenapa tidak bilang  jika mau datang kemari"
"Bukan Surprise namanya,jika aku bilang padamu.Apakah kondisi panti sudah lebih membaik?"
"Seperti yang kau lihat,mungkin beberapa tahun lagi panti ini akan tutup.Aku harus segera mencari orang tua adopsi untuk anak anak"
"Kurasa tidak perlu Mei,Aku akan membantumu,panti ini akan tetap ada.Aku tau harapan dan cita cita besarmu ada dipundak mereka"
Anita menoleh kepada Matt,Ryu,Genta dan anak anak lain yang sedang bermain petak umpet di halaman.
"Anita,aku lupa bagaimana caranya kita bertemu waktu itu.Apa kau mengingatnya?"
Anita memegang kedua pudak Mei.
"Sudahlah Mei,sekarang itu tidak penting.Kita bertemu karena ikatan takdir dan pasti ada alasan dibalik itu semua"
Mei mengusap air mata yang keluar tiba tiba dari kedua pelupuk matanya.

"Rhe tanaka"
"Haik*ya!"
Laki laki itu menyerahkan padaku amplop hasil interview selama 30menit yang lalu.Aku tidak cukup positif dengan hasilnya,tetapi setidaknya aku mencoba,dan kuharap berhasil kali ini.
"Hai Re"
Seseorang menepuk pundakku.
"Aidan!kenapa kamu disini?"
"Em ya,aku mempunyai saudara disini,dan kebetulan aku bertemu kamu Re"
Jelas jelas Aidan sedang berbohong padaku.Mungkin dia pemilik restaurant ini,atau orang yang berinvestasi disini.
"Tidak mau makan?"
"Tadi aku sudah makan onigiri sebelum berangkat kesini Aidan"
"Makan sekali lagi tidak membuatmu mati kan?"
Aidan menarik lenganku,berjalan menuju pintu masuk restaurant Asahi.
"Nah kamu duduk disini Re,aku pesankan makanannya dulu"
Aidan tersenyum.
"Oh ya,jangan lupa menoleh kesisi kirimu.Pemandangannya sangat indah,sayang bila tidak dilihat"
Memang benar kata Aidan,gunung fuji terlihat sangat dekat dari sini.Sungguh indah,ditemani dengan cahaya emas sang mentari yang bersinar terik.Seolah menyapa seluruh penduduk bumi dengan cahaya nya.
Aidan bersikap seperti biasanya.Sedangkan aku sedikit canggung,mungkin karena ungkapan perasaan Aidan tadi malam.Kenapa aku yang merasa aneh??!Sadarlah Rheaa!!
"Apakah ini waktu untuk mengambilnya Anita?"
"Bukankah sekarang dia berumur 17 tahun?sudah saatnya dia tau kebenaran yang terpendam selama ini Mei"
"Mungkin ini memang saatnya Rhea tau tentang apa yang terjadi kepada kedua orang tuanya"
Ryu berjalan menghampiri Mei dan Anita yang sedang duduk dibawah pohon.
"Bibi Mei!"
"Ada apa Ryu?"
"Tali sepatuku lepas,aku tidak bisa mengikatnya kembali"
Mei mengacak pelan rambut Ryu.
"Baiklah akan kubantu Ryu,tapi dengan syarat ya?"
"Apa?"
"Sehabis main kamu harus cuci tangan pakai sabun"
Anita tertawa.
"Wahh wahh Mei kamu pantas sekali menjadi ibu"
Ryu kembali berlarian setelah tali sepatunya terikat rapi.
"Bukannya kamu yang lebih pantas Anita? aku ini sudah janda.Kapan kamu menikah Anita?"
Kali ini Anita yang gelagapan.
"Aku belum memikirkannya Mei,selama di Indonesia pikiranku terus saja melayang ke jepang,memikirkan mu dan Rhea,dan tentu saja bisnis yang kubangun selama ini.Aku ingin membahagiakan kalian"
"Kudoakan yang terbaik untukmu Anita"
Anita merangkul Mei.
Sama seperti dua belas tahun yang lalu.
Sahabat sma yang masih saja saling merangkul
Satu sama lain.


"Gimana Re?oishi*enak kan?"
Aku menggangguk.Mulutku masih penuh dengan kunyahan sushi.
Beberapa orang melihat kearah kami.Apa karena Aidan? 
"Aidan?kenapa orang orang disana melihat kemari ya?"
"Oh,itu karena aku yang memesan sushi ini terakhir,tadi aku sempat berebut dengan ibu ibu itu"
"Aidan!kenapa tidak diberikan saja?"
"Karena aku juga ingin makan sushi bersamamu Re.Maaf kalau ini terlalu berlebihan tapi aku "
"Terimakasih Aidan"
Aidan terdiam,kemudian menatapku.Kali ini mata birunya terlihat sangat indah,berbeda dari biasanya.
"Terima kasih juga Rhea"
Aku berdeham.
"Untuk apa?bukankah kamu yang membayar?nah pokonya lusa aku yang traktir ya!"
Aku semakin bingung.
"Mukamu merah Re,kamu sakit?"
Jantungku berdetak lebih cepat.Apa ini karena tatapan Aidan?
"Enggak kok aku "
Kepalaku pusing,apa yang terjadi?! aku merasa tubuh ku tak seimbang.Gelap.
"Rhea!"
Aku masih mendengar teriakan Aidan yang menyebut namaku.

Hari beranjak sore,sinar mentari sudah mulai meredup.Ia akan segera kembali ke peraduannya.Burung camar yang biasanya berada di daerah pantai,hari ini mengunjungi langit kota,melakukan manuver terbangnya yang elok,seolah mengiringi sang mentari yang hendak tidur.
"Bibi Mei kenapa kak Re belum pulang?"
Ryu nampak gelisah.Ia rindu dengan Rhea.
"Akan bibi hubungi dan menyuruhnya untuk pulang"
Aidan berjalan mondar mandir di depan ruang ICU,dokter yang memeriksa Rhea belum juga keluar.Hampir sepuluh menit telah berlalu.
"Drrt drrtt"
Suara handphone Rhea terdengar.Aidan segera mengambilnya dari tas ransel Rhea.
"Moshi moshi?*Halo ?"
"Rhea?"
"Bukan bi,ini Aidan"
"Dimana Rhea?"
Aidan menjelaskan apa yang terjadi kepada sambungan telepon diujung sana.
Pintu ruangan icu terbuka,seorang dokter laki laki keluar.
"Are you her guardian?"
"Yes doc,how about she?"
"Fine,she just ail allergy for nori,seaweed"
"Ok thanks doc!"

Mataku terasa lebih berat ketika akan kubuka.Semuanya nampak samar.Aku dimana?
Aidan berada disampingku dia tertidur pulas.Aku mencoba bangkit dari posisi tidurku,namun gagal.Sedikit pergerakan ku membuat Aidan bangun

"Re!kamu sudah sadar!"
"Aku kenapa Aidan?dan ini dimana?"
"Kamu tiba tiba pingsan tadi.Dokter bilang kamu mengidap alergi rumput laut,sedikit saja kamu memakannya bisa jadi begini dan juga kondisimu yang lelah membuat gejala alerginya sedikit lebih parah.Membuatmu pingsan"
Aku alergi rumput laut?.Kenapa aku tidak bisa mengingatnya?pasti ibu sudah memberitauku sejak kecil.Tapi kenapa aku tidak ingat?
Pintu ruangan 303 terbuka,diiringi dengan derap langkah setengah berlari.
"Rhea!"
Bibi Mei mendekap Rhea.
"Kau tidak apa apa kan?"
"Tenang saja aku hanya kecapekan"
"Syukurlah,Ryu sudah sangat merindukanmu Re,"
"Aku akan segera pulang bibi Mei,iyakan Aidan?"
"Tapi Re,belum tentu kamu pulih sepenuhnya,lebih baik berada disini selama beberapa hari.Bagaimana bibi?"
"Benar yang dikatakan Aidan,lebih baik memulihkan diri terlebih dahulu,aku akan bilang pada Ryu kalau kamu pergi berlibur supaya ia tidak khawatir.Aidan kamu juga boleh pulang,bibi akan memanggil Yuri untuk menjaga Rhea disini"
"Tidak apa bi,aku saja yang menjaga Rhea"

Malam telah datang.Langit hitam yang gelap dihiasi dengan sesuatu yang terang.Bintang dan bulan,walau mereka tak selalu tampak,tapi mereka selalu ada diatas sana.Menemani langit yang kesepian.
Aidan sedang menulis sesuatu.
"Aidan?"
"Iya Re,"
"Trimakasih untuk semuanya"
"Kenapa kamu terus mengucap trimakasih Re?ini tidak seperti kamu biasanya"
Aku tersenyum.
"Memangnya gak boleh berterimakasih lagi,gak akan mati kan?"
Aidan tertawa.
"Oke,terima kasihmu kuterima"Ucap Aidan sambil berlagak seperti pelayan restaurant Asahi.Membungkukan setengah badannya sambil mengayunkan tangan kanannya kedalam.Aku tertawa melihat kelakuannya.
"Bagaimana dengan kuliahmu?bukannya pekan ini masih hari aktif.Tapi kamu malah bolos seperti tadi siang"
"Sebenarnya,minggu depan aku akan kembali ke Indonesia Re,dan aku sudah mengakhiri studi ku di Jepang.Karena nantinya aku akan menetap tinggal di Indonesia"
Raut muka Aidan berubah ketika mengatakan kalimat tadi.
"Bukannya itu bagus Aidan,kamu bisa bertemu lagi dengan ayah dan keluargamu"
"Aku tau itu.Tapi,aku masih ingin di Jepang Re,aku ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama denganmu"
Aku tertawa.
"Loh kok ketawa Re,"
"Kamu lucu Aidan,walaupun nanti kamu di Indonesia,setidaknya kamu bisa menghubungiku.Bukankah  itu juga termasuk kategori 'menghabiskan waktu bersama'tapi,dengan cara lain"
Aku mencoba mencairkan suasana.Aku tidak ingin terlalu larut terbawa dengan suasana ini.Aku bingung dengan apa yang kurasakan pada Aidan.Sampai saat ini pun,aku hanya menganggapnya sebagai teman yang baik.Bukankah ini konyol?Aidan yang selama ini selalu ada untukku.Tetapi hatiku tetap belum bisa ada untuknya.

Hari ini aku kembali ke panti.Aidan yang mengantarku,tadi kami sempat berhenti di toko manisan.Aidan membeli banyak coklat dan permen.Tentu saja itu untuk Ryu,Matt,Genta dan anak anak yang lain.Dia juga membelikan oleh oleh untuk Bibi Mei pakTakada,Yuri dan Bu yoshioka.Katanya sebagai bentuk terimakasih.Aidan juga berniat pamit pada mereka.
Semua orang dipanti menyambut kedatanganku dengan senyum merekah.Inilah keluargaku yang selalu memberikan kehangatan.Mereka yang berhasil menghapuskan kesedihanku dan membuatku kembali tertawa,hingga aku kembali merasakan rasa bahagia yang sempat hilang.
"Kak Re!"
Ryu berlarian ke arahku.Aku memeluknya erat.
"Maaf aku telat,Ryu"
Seorang wanita paruh baya berjalan kearahku.
"Selamat datang Rhea"
Siapa?apakah aku mengenalnya?
"Maaf anda siapa?"
Wanita itu mengulurkan tangannya kepadaku.
"Namaku Anita,salam kenal"

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • Ifaa

    makasih kritik dan sarannya.Memang saya masih fokus dengan ceritanya,tanda baca belum saya perbaiki memang.Editingnya terakhir hehe.Jadi mohon maklum,kadang juga typo tanda baca krn udh keasyikan nulis.

    Comment on chapter Aidan eugene
  • DekaLika

    Untuk keterangan tempat atau waktu, imbuhan di-ke- dipisahkan. Contoh: di kertas, di buku, di sana, di saat, di siang hari, dll.

    Comment on chapter Aidan eugene
  • DekaLika

    Kakak setelah tanda baca diberi spasi ya hehe kritik sedikit.
    Contoh: "Oh, tentu saja. Aku akan berkenalan dengannya di atas."

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Klise
3144      1184     1     
Fantasy
Saat kejutan dari Tuhan datang,kita hanya bisa menerima dan menjalani. Karena Tuhan tidak akan salah. Tuhan sayang sama kita.
BEST MISTAKE
13002      2260     3     
Romance
Tentang sebuah kisah cinta yang tak luput dari campur tangan Tuhan yang Maha Kuasa. Di mana Takdir sangat berperan besar dalam kisah mereka. "Bisakah kita terus berpura-pura? Setidaknya sampai aku yakin, kalau takdir memang tidak inginkan kita bersama." -K
Popo Radio
11220      2181     20     
Romance
POPO RADIO jadi salah satu program siaran BHINEKA FM yang wajib didengar. Setidaknya oleh warga SMA Bhineka yang berbeda-beda tetap satu jua. Penyiarnya Poni. Bukan kuda poni atau poni kuda, tapi Poni siswi SMA Bhineka yang pertama kali ngusulin ide eskul siaran radio di sekolahnya.
Should I Go(?)
10494      2440     12     
Fan Fiction
Kim Hyuna dan Bang Chan. Saling mencintai namun sulit untuk saling memiliki. Setiap ada kesempatan pasti ada pengganggu. Sampai akhirnya Chan terjebak di masa lalunya yang datang lagi ke kehidupannya dan membuat hubungan Chan dan Hyuna renggang. Apakah Hyuna harus merelakan Chan dengan masa lalunya? Apakah Kim Hyuna harus meninggalkan Chan? Atau justru Chan yang akan meninggalkan Hyuna dan k...
Balada Cinta Balado
15989      3204     19     
Humor
"Hidup atau dilahirkan memang bukan pilihan kita, tapi dalam HIDUP KITA HARUS MEMILIKI PILIHAN". Mungkin itu adalah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kehidupanku sekarang ini. Kehidupan yang sangat Liar Binasa menyedihkan. Aku sering dijadikan bahan bertema kehidupan oleh teman dan juga keluargaku sendiri. Aku tidak pernah menyangka rencana kehidupanku yang sudah disiapkan dengan ...
Love Never Ends
11917      2511     20     
Romance
Lupakan dan lepaskan
Late Night Stuffs
1768      842     2     
Inspirational
Biar aku ceritakan. Tentang tengah malam yang terlalu bengis untuk membuat pudar, namun menghentikan keluhan dunia tentang siang dimana semua masalah seakan menjajah hari. Juga kisah tentang bintang terpecah yang terlalu redup bagi bulan, dan matahari yang membiarkan dirinya mati agar bulan berpendar.
10 Reasons Why
2542      1105     0     
Romance
Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun tak pernah menganggap Keira lebih dari sekadar sahabat. Hingga suatu hari datanglah Gavin, cowok usil bin aneh yang penuh dengan kejutan. Gavin selalu pu...
Belum Tuntas
5071      1733     5     
Romance
Tidak selamanya seorang Penyair nyaman dengan profesinya. Ada saatnya Ia beranikan diri untuk keluar dari sesuatu yang telah melekat dalam dirinya sendiri demi seorang wanita yang dicintai. Tidak selamanya seorang Penyair pintar bersembunyi di balik kata-kata bijaknya, manisnya bahkan kata-kata yang membuat oranglain terpesona. Ada saatnya kata-kata tersebut menjadi kata kosong yang hilang arti. ...
Kesempatan
20600      3289     5     
Romance
Bagi Emilia, Alvaro adalah segalanya. Kekasih yang sangat memahaminya, yang ingin ia buat bahagia. Bagi Alvaro, Emilia adalah pasangan terbaiknya. Cewek itu hangat dan tak pernah menghakiminya. Lantas, bagaimana jika kehadiran orang baru dan berbagai peristiwa merenggangkan hubungan mereka? Masih adakah kesempatan bagi keduanya untuk tetap bersama?