1. Athalea
Namaku Athalea Sharly Maulina, biasa dipanggil Lea. Aku adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Keempat kakakku adalah Arkhaira, Annisa, Agnia, dan Alfabian. Aku tak tahu apa yang terbesit dalam benak Ayah dan Ibu ketika memberikan kami nama. Kurasa mereka sungguh kreatif. Kelima anak yang dinamai dengan awalan huruf A itu (dibaca: kami), lahir dari sepasang suami isteri bernama Aziz dan Ani. Mungkin kau akan menyimpulkan bahwa, Ayah dan Ibuku tidak ingin anaknya memiliki nama sesimpel nama mereka, oleh karena itu lahirlah kami dengan nama-nama unik yang akupun tak tahu artinya sampai saat ini.
Lea, begitu biasa orang memanggilku. Terkecuali Arka. Tetangga sekaligus teman sekelasku yang super menyebalkan. Aku tak pernah sedikitpun menganggapnya teman baik, karena pada kenyataannya dia hampir tak pernah menunjukkan sikap baiknya padaku. Arka tinggal disamping rumahku, dia adalah anak seorang dokter hewan yang juga suka memelihara hewan. Pernah sekali aku masuk ke rumahnya, waktu itu aku disuruh Ibu untuk mengantarkan kue sebagai sambutan untuk tetangga baru. Aku menelan salivaku ketika melihat anjing galak berada di depan garasinya. Bukan hanya itu, bahkan di dalam rumahnya terdapat suatu ruangan yang didesain khusus sebagai kebun binatang. Di sana ada kucing, ular, kura-kura, kelinci, ikan, hamster, dan banyak lagi. Membayangkannya saja bulu kudukku sudah merinding. Aku tak suka hewan, terlebih hewan berbulu seperti kucing, anjing, dan hamster. Tapi sialnya, Arka selalu menakutiku dengan hewan-hewan itu. Jika sudah begitu, yang bisa kulakukan hanya mengalah.
“Aku gak mau panggil kamu Lea.” kata Arka di awal pertemuan kami. Saat usia kami masih 7 tahun waktu itu.
Aku hanya diam, dan menampakkan wajah bingungku padanya.
“Atha! Aku mau panggil Atha.” katanya kemudian memperjelas maksudnya.
“Terserahlah.”
Pada dasarnya, aku sulit untuk menerima orang baru dalam hidupku. Entah siapapun itu. Termasuk Arka sebagai tetanggaku, teman masa kecilku hingga sekarang. Saat aku menginjak usia 22 tahun.
***
Ini cerita tentang bagaimana Tuhan masih menyayangiku. Tentang pertahanan hidupku yang akan kubagikan denganmu. Tepatnya, tentang masa laluku.
Nice, gaes^^
Comment on chapter 1. Aku, Athalea