Loading...
Logo TinLit
Read Story - Breakeven
MENU
About Us  

Biarlah luka berbicara melalui mata, karena kata sudah terlalu menyakitkan bahkan saat aku belum sempat untuk berucap.

-Breakeven

"Pegang tangan gue, cepet!" titah Galaksi.

"Harus sekarang gitu?" Letta mengernyitkan dahinya.

Galaksi berdecak. "Lo ga liat apa di depan sana banyak kerumunan cewek? Gue paling gasuka kalo mereka udah neriakin nama gue dan menuhin tangan gue sama coklat."

Inilah yang dimaksud dengan melindungi Galaksi dari serangan fansnya, yaitu dengan membuat semua fansnya jadi membubarkan diri karena tahu Galaksi sudah mempunyai pacar ~ pura-pura. Apalagi pacar pura-puranya sekarang adalah perempuan seperti Letta, yang aslinya memang terlihat seperti cewek sangar.

Galaksi sebenarnya bisa saja memarahi mereka, tapi Galaksi hanya ingin menjagaimage-nya sebagai cowok terganteng, pinter, baik hati dan tidak sombong. Cukup namanya aja yang galak, orangnya jangan. Hehe.

Dan pertanyaannya sekarang adalah, kenapa Galaksi gamau nyari pacar beneran, dan mau-mau aja nerima Letta? Kalau mau di dramatisin nih ya, Galaksi tuh masih terjebak sama cinta masa lalunya yang kemarin bilang "Kamu terlalu baik buat aku Gal." Alah drama, tai.

Letta menarik nafas panjang. "Ayo Galak, kita mulai peran-- Eh! Kenapa?" Letta mengernyit saat Galaksi malah menarik balik genggaman tangan mereka.

"Jangan panggil gue Galak. Gue aslinya kalem."

Letta memutar bola mata malas. "Yaudah, ayo Abi, kita let's--"

"Lo kira gue bapak lo apa?!"

"Terus lo mau apa? Manyu?!"

"Nama gue ga sekampungan itu. Lo jangan keenakan motong-motong nama gue."

"Alah tai! Yaudah, gue panggil lo, Aksi."

"Aksi apaan? Lo kira kita mau demo?!"

"Bacot sialan! Percuma gaya sok keren kalo aslinya bacot. Salahin nama lo tuh yang gaada bagus-bagusnya!" Letta menaikkan oktaf suaranya, kesal.

"Enak aja lo ngata-ngatain nama gue. Gini-gin--"

"Galaksi?" ujaran dari eksistensi lain yang memotong kalimat Galaksi, serempak membuat mereka menoleh ke sumber suara, dan mendapati seorang perempuan yang bisa di kategorikan cantik berada dalam radius kurang lebih dua meter dari mereka.

"Nada? Lo~ ngapain ke sini?"

Nada menaikkan kedua alisnya. "Lewat?" Nada berkata seolah bertanya. "Ini masih jalan umum kan?" tambahnya nyengir. Galaksi malah menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bener juga.

"Lo ngapain samaa~" Nada menggantung kalimatnya, atensinya teralih pada name tag Letta yang kebetulan tidak dikenakannya.

"Zetheera Sekaletta. Lo bisa panggil gue Letta."

"Ah, Letta. Gue Nad--"

"Ga perlu kenalin diri. Lo salah satu dari cewek yang paling cantik di sekolah ini." Letta memotong.

Nada semakin menaikkan alisnya, lalu tersenyum simpul. "Jadi, kalian berdua ngapain?" Kini Nada menatap bergantian pada Galaksi dan Letta.

"Ah~ Tad--"

"Tadi Galaksi nembak gue di atap. Gue tau emang ga ada romantis-romantisnya sama sekali. Tapi gapapa. Sekarang gue resmi pacarnya Galaksi. Kalo lo mau tau," ujar Letta, menyambar ucapan Galaksi, setelahnya merangkul lengan cowok itu. Itu taunya menimbulkan delikan cukup lebar tak hanya di mata Nada, tapi juga di mata Galaksi.

Namun cowok itu setelahnya terdiam, tak mengindahi. Obsidian gelapnya malah terpaku untuk menatapi mata Nada.

"Oh. Kirain ada apa. Oke. Gue cabut dulu. Mau ke kelas."

"Lah, lo ga kaget?" ujar Letta bingung. Karena yang dia tahu, hampir seluruh populasi perempuan di sekolahnya ini adalah dede gemeznya Galaksi, si cowok ganteng-ganteng goblok sih. Ah, itu singkatan baru Letta untuk Galaksi.

Nada merespon dengan kedikkan bahu. "Soalnya gue bukan fans Galaksi. Makanya ya~ biasa aja."

"Itu Galaksii!" seruan dari eksistensi lain, membuat mereka menoleh lagi.

"Woy ada Galaksi di koridor kita!"

Mampus.

Galaksi tanpa berkata lagi pada Nada, langsung menarik pergelangan tangan Letta meninggalkan Nada yang kini hanya menatap tegap tubuh Galaksi dengan raut wajah tak terbaca.

Letta sepertinya perlu menyadari satu hal, kehadiran Nada tadi mampu membuat kata "galak" yang tersempal dalam nama Galaksi, benar-benar membuat cowok itu berubah galak hanya dalam hitungan detik, ini terbukti dari Galaksi yang tiba-tiba menariknya kuat.

"Gal. Lepas Gal. Sakit. Woy goblok! Lepas!" Letta terus menepak-nepak lengan Galaksi yang seperti kesetanan menariknya. Akhirnya Galaksi menghentikan langkahnya setelah berada dari beberapa cewek yang sudah mulai berdiri di sisian koridor hanya untuk memujanya. Halah lebay.

"Subhanallah. Marah aja ganteng ya si Galaksi."

"Ini ni yang bikin gue betah sekolah. Kalo mati gara-gara tugas juga gapapa yang penting bisa liat Galaksi."

"Galaksi bener-bener kayak Dewa Yunani yang kesesat ke sekolah kita karena alamat palsu. Arghh! Alapyu Gal!"

Najis.

"Gal. Lo suka coklat kan? Ini gue baw--"

Tiba-tiba rangkulan yang dilakukan Galaksi di bahu Letta, dan merapatkan tubuh cewek itu ke sisinya, mampu mematahkan kalimat cewek barusan, yang Galaksi tilik dariname tag-nya bernama Raya. Bukan hari Raya Idul Fitri yang pasti.

Galaksi tak berbicara apa-apa, lantas langsung melanjutkan langkahnya dengan tetap merangkul bahu Letta yang tiba-tiba terdiam dengan perlakuan Galaksi. Dan itu tentunya tak terlepas dari pasang mata yang melirik mereka berdua heran bercampur kaget. Karena, menurut hemat pikir mereka, seorang Galaksi Abimanyu ga mungkin ada urusan sama cewek triplek dan muka pas-pasan kayak Letta, apalagi sampai rangkul-rangkulan gitu.

"Stop!" Letta memberhentikan langkahnya saat sudah sampai di depan kelasnya, melepas rangkulan Galaksi di bahunya, lantas berdiri di depan Galaksi dan berkacak pinggang di depan cowok itu.

"Eh! Kok lo malah nyakitin gue sih. Kalo gini caranya, kita harus perbaharui sur-- hmpt."

Galaksi langsung membungkam mulut Letta dengan telapak tangannya cepat. Ini bahkan belum sehari mereka menjalankan peran sebagai pacar pura-pura, tapi cewek grantangan di depannya ini terlihat akan mengacaukan semuanya.

Setelahnya, Galaksi tiba-tiba mendekatkan wajahnya ke wajah Letta, yang spontan menimbulkan delikan lebar di mata cewek itu. Masih dengan membungkam mulut Letta, juga tangan lainnya yang berada di sisi belakang kepala cewek itu, Galaksi lantas berbisik, "Jangan marah-marah dong sayang. Kamu jelek kalau lagi marah," namun mampu terdengar oleh seluruh siswa yang kini berkumpul menyaksikan mereka berdua.

Galaksi menjauhkan wajahnya, berganti mengusak kepala Letta. "Sana masuk. Pacar aku ga boleh nakal."

Decakan kekagetan dan delikan mata, kini telah menginvansi seluruh nyawa yang ada di sana.

Permainan telah di mulai.

...

WASSUP
~New Message ~
Dion Ganteng????
Bebebnya akang di mana? Akang udah di kantin tempat somaynya Bu Sayang. Jangan ngilang lagi, nanti akang beliinbakso????????

Refleks Letta memutar bola mata jengah. Oke, tentunya bukan Letta yang memberi nama, melainkan Dion sendiri, cowok lambe turah yang Letta yakini, sekarang pasti hendak mewawancarainya tentang berita pacaran mereka ~ Letta dan Galaksi.

Letta
Kalo gue liat lo makan duluan, otong lo gue sunat dua kali.

Dion Ganteng????
Apasih yang nggak buat bebebnya akang. Ditunggu nich:*

Belum sepenuhnya Letta berdiri, tiga orang cewek tiba-tiba bergerumul memadati kursi kosong di depan dan sampingnya, yang Letta ketahui, mereka adalah teman sekelasnya.

"Sekaletta?" tanya salah satu mereka dengan raut wajah tak percaya.

Letta lagi memutar bola matanya malas. "Apa!"

"Galak ouyh!" Refleks mereka, terkejut. Kini di belakang mereka bertiga juga udah rame sama temen-temen kelasnya yang lain baik cowok atau cewek, yang penasaran dengan berita Letta.

"Udah-udah sana, pergi. Gue mau makan," usir Letta yang langsung berdiri, hendak menerobos mereka, namun tertahan dengan mereka bertiga yang kembali mendudukkan Letta di kursi.

"Astaga! Gue telen juga lo lo pada."

Mereka bertiga nyengir. "Bentar Lett. Kita-kita mau nanya. Lo beneran pacaran sama si jelmaan Dewa Yunani itu ~ si Abang Galaksi? Hehe..."

Letta tak kuat untuk tak membenturkan kepalanya ke dinding sekarang juga. Perutnya benar-benar lapar sekarang, karena istirahat pertama tadi, ia tak sempat makan karena mengurus surat perjanjiannya dengan Galaksi.

"Iya. Kenapa? Ga suka?"

Bukan Letta yang menjawab, melainkan eksistensi lain yang sekarang berdiri di ambang pintu kelas Letta, membuat perhatian seluruh siswa yang ada disana beralih pada Galaksi.

"Yuk yang, kita makan. Kamu pasti laper." Galaksi mendekat, lantas langsung menarik pergelangan tangan Letta untuk pergi.

Wajahnya berubah masam, karena seumur hidupnya, Letta adalah jomblo abadi, bisa dikatakan ini adalah pacaran pertamanya, dan Letta tak menyangka, rasanya akan semenggelikan ini.

Sampai mereka keluar kelas dengan bergadengan tangan, beberapa pasang mata sudah ada yang menatapnya tajam, namun ada juga mata yang terluka di sana.

...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • Gaki28

    Next...Next... pengen tahu si galaksi sama zetheera menjalani pura-pura pacaran dan tingkah fansnya galaksi melihat mereke berdua.. Hihihihi... ;d

    Comment on chapter [2] Sarkasme
  • Gaki28

    Mantap author... Next.... Pengen tahu jalan ceritanya....!!!1 ;d

    Comment on chapter [1] Agreement
Similar Tags
Melawan Takdir
1812      884     5     
Horror
Bukan hanya sebagai mahkota pelengkap penampilan, memiliki rambut panjang yang indah adalah impian setiap orang terutama kaum wanita. Hal itulah yang mendorong Bimo menjadi seorang psikopat yang terobsesi untuk mengoleksi rambut-rambut tersebut. Setelah Laras lulus sekolah, ayahnya mendapat tugas dari atasannya untuk mengawasi kantor barunya yang ada di luar kota. Dan sebagai orang baru di lin...
Cinta Aja Nggak Cukup!
5054      1655     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Aku Lupa
669      466     3     
Short Story
Suatu malam yang tak ingin aku ulangi lagi.
With You
2633      989     1     
Fan Fiction
Kesan pertama yang dapat diambil dari seorang Jevano ketika pertama kali bertemu adalah laki-laki berparas tampan dengan aura dingin dan berwawasan luas, tapi sayangnya Jevano tidak peka. Tampannya Jevano itu lengkap, manis, ganteng, cool, dan ga bikin bosen. Bahkan kalau dilihat terus-terusan bikin tambah sayang. Bahkan perempuan seperti Karina yang tidak pernah tertarik dengan laki-laki sebelum...
BOOK OF POEM
2282      754     2     
Romance
Puisi- puisi ini dibuat langsung oleh penulis, ada beragam rasa didalamnya. Semoga apa yang tertuliskan nanti bisa tersampaikan. semoga yang membaca nanti bisa merasakan emosinya, semoga kata- kata yang ada berubah menjadi ilustrasi suara. yang berkenan untuk membantu menjadi voice over / dubber bisa DM on instagram @distorsi.kata dilarang untuk melakukan segala jenis plagiarism.
Panggil Namaku!
8801      2255     4     
Action
"Aku tahu sebenarnya dari lubuk hatimu yang paling dalam kau ingin sekali memanggil namaku!" "T-Tapi...jika aku memanggil namamu, kau akan mati..." balas Tia suaranya bergetar hebat. "Kalau begitu aku akan menyumpahimu. Jika kau tidak memanggil namaku dalam waktu 3 detik, aku akan mati!" "Apa?!" "Hoo~ Jadi, 3 detik ya?" gumam Aoba sena...
Bulan Dan Bintang
5406      1401     3     
Romance
Cinta itu butuh sebuah ungkapan, dan cinta terkadang tidak bisa menjadi arti. Cinta tidak bisa di deskripsikan namun cinta adalah sebuah rasa yang terletak di dalam dua hati seseorang. Terkadang di balik cinta ada kebencian, benci yang tidak bisa di pahami. yang mungkin perlahan-lahan akan menjadi sebuah kata dan rasa, dan itulah yang dirasakan oleh dua hati seseorang. Bulan Dan Bintang. M...
I am Home
556      388     5     
Short Story
Akankah cinta sejati menemukan jalan pulangnya?
Returned Flawed
280      226     0     
Romance
Discover a world in the perspective of a brokenhearted girl, whose world turned gray and took a turn for the worst, as she battles her heart and her will to end things. Will life prevails, or death wins the match.
Pillars of Heaven
2996      962     2     
Fantasy
There were five Pillars, built upon five sealed demons. The demons enticed the guardians of the Pillars by granting them Otherworldly gifts. One was bestowed ethereal beauty. One incomparable wit. One matchless strength. One infinite wealth. And one the sight to the future. Those gifts were the door that unleashed Evil into the World. And now, Fate is upon the guardians' descendants, whose gifts ...