SURAT PERJANJIAN PURA-PURA PACARAN ANTARA GALAKSI ABIMANYU DAN ZETHEERA SEKALETTA
Letta refleks mengangguk-angguk takzim, membaca tulisan besar-besar judul di kertas yang di bacanya, sambil menghisap pelan rokok yang terselip di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.
"Gue masih ga nyangka." Galaksi tiba-tiba berujar. Letta spontan menolehkan kepalanya pada cowok yang eksistensinya berada di sebelahnya, yang juga sedang menghisap rokok di tangannya.
"Tentang?"
Galaksi menghela pelan. "Lupain," jawabnya datar. Letta lantas hanya mengedikkan bahunya tak acuh, enggan peduli, dan mulai membaca poin pertama.
1. Pihak pertama yang mana di sini adalah Galaksi Abimanyu, akan menjadi pacar pura-pura pihak kedua yang mana di sini adalah Zetheera Sekaletta yang diwajibkan untuk melindungi Galaksi Abimanyu dari serangan penggemarnya.
Merasa tak ada yang harus di permasalahkan dengan poin pertama yang memang selalu terlihat umum sebagai penegas, Letta menggulirkan matanya, membaca poin kedua.
2. Di depan publik terkhusus di depan para penggemar Galaksi Abimanyu, segala bentuk kontak fisik di perbolehkan, seperti bersentuhan, bergandengan tangan, merangkul pundak, dan berpelukan selagi dalam batas wajar. Apabila sedang tidak berada di depan publik, maka segala bentuk kontak fisik tidak di perbolehkan.
Letta lantas mengernyit. "Dalam kondisi apa gue harus meluk lo? Gak, gue ga mau meluk orang kayak lo."
"Yaudah coret," ujar Galaksi datar. Letta lantas menarik pulpen yang ada di selipan cuping telinganya, membuka tutupnya dengan mulut, lalu mencoret bagian "berpelukan selagi dalam batas wajar" yang tertera di kertas tersebut.
Merasa cukup, Letta melanjutkan membaca poin selanjutnya.
3. Sebagai imbalan, pihak pertama yakni Galaksi Abimanyu akan membelikan satu bungkus perhari rokok merek Joged untuk pihak kedua yakni Zetheera Sekaletta dan menemani pihak kedua pergi ke toko buku setiap hari Minggu (13.30AM - 14.00AM).
"Setengah jam? Lo kira gue ke toko buku cuma mau numpang ngudud doang?"
"Dan lo kira, nemuin rokok merek Joged semudah gue ngabisin sabun di kamar mandi?" balas Galaksi dengan senyum miringnya.
"Sialan." Letta lantas berdesis. "Pokoknya gue ga mau tau, lo harus nemenin gue di toko buku selama empat jam. Titik!"
Galaksi spontan mendelikkan matanya. "NAK GILO! (MAU GILA!) Emang lo mau bertapa apa gimana?! Tempatnya juga kebagusan kalo lo mau bertapa di sana."
"Ya baca bukulah bego. Gue ga punya duit buat beli bukunya, makanya gue baca buku yang plastiknya udah pada kebuka-buka."
"Ck! Lo se-gaada duit itu apa ya? Gak! Pokoknya gue gamau."
"Kalo lo gamau, berarti lo harus bersedia buat beliin gua satu buku setiap kita ke sana."
"Sialan." Kini Galaksi yang menggumamkan kata itu. "Yaudah. Semerdeka lo aja. Yang penting gue selamat dari fans gila gue."
"Deal." Letta tersenyum senang, mengganti kalimat-kalimat sebelumnya dengan persetujuan baru tadi, kemudian kembali meneliti poin berikutnya, sembari menghisap pelan rokok ditangannya yang sudah hampir habis.
4. Segala kerugian yang dialami pihak pertama adalah tanggung jawab pihak kedua. Dan segala kerugian yang dialami pihak kedua, pihak pertama tidak perlu bertanggung jawab.
"INI GA ADIL!" Letta lantas memekik.
"Ga adil dari mananya? Inget, lo yang menawarkan diri buat jadi pacar pura-pura gue. So, lo harus menanggung kerugiannya sendiri."
"Ga, gue ga setuju. Pokoknya ini ga adil."
"Yaudah, lupain perjanjian kita." Galaksi menjawab enteng.
"Damn!" maki Letta. "Yaudah, selama kerugiannya belum jelas dalam bentuk apa, gue ga akan mempermasalahkan. Tapi, kalo kerugiannya bener-bener ngerugiin gue, gue berhak komplain."
"As your wish," jawab Galaksi.
5. Apabila di salah satu pihak ada yang sakit, maka kewajiban bagi pihak satu maupun pihak dua akan gugur pada hari itu saja, untuk kemudian kembali di lanjutkan bila sudah dalam keadaan sehat wal'afiat.
"Tapi, kalo misal lo sakit pas hari Minggu buat nemenin gue ke toko buku, jadi di qadha' hari sabtu depan."
"Eh, enak aja. Lo kira hari libur gue cuma buat nemenin lo doang?"
"Cih! Siapa tahu lo ngibulin gue dengan selalu sakit pas hari minggu kan?"
"Gue bukan cowok pembohong dan ga nepatin janji."
"Ya-ya." Letta berujar malas. "Awas aja kalo lo emang coba-coba bohong. Gue cincang juga pantat lo yang bohay itu," ujar Letta sambil melirik nakal pada pantat Galaksi yang bohay benar adanya.
"Sialan!" Galaksi melayangkan tangannya, seolah hendak memukul Letta. "Untung cewek, lo."
Letta hanya cengengesan, atensinya kembali teralih pada kertas di tangannya.
6. Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku.
"Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?"
"Who knows?" Galaksi mengedikkan bahunya, melirik sekilas pada Letta kemudian sibuk lagi menghisap rokoknya. "Pesona gue biasanya bikin cewek-cewek lupa diri, tak terkecuali elo kayaknya. Makanya gue antisipasi duluan."
Letta lantas memutar bola matanya jengah. "Gimana kalo malah lo duluan yang jatuh cinta sama gue?"
Galaksi spontan menurunkan rokoknya, menatap Letta datar. "Itu ga akan pernah terjadi."
"Who knows?" Letta menjawab dengan gaya bicara seperti Galaksi sebelumnya. "Emang siapa yang mau, jatuh cinta sama cowok payah kayak lo."
"Fans gue banyak. Gue ingetin, kalo lo lupa."
"Iya, fans lo kan cewek otak setengah semua."
Malas berargumen, Galaksi hanya diam, menatap pada bangunan tinggi sekolahnya juga pemandangan rumah penduduk yang terlihat kecil dari atap sekolah, tempat mereka berdua duduk sekarang.
7. Segala pelanggaran yang terjadi baik yang di lakukan oleh pihak pertama maupun pihak kedua, akan di selesaikan melalui diskusi antara kedua belah pihak dengan kepala dingin.
Merasa tak ada yang perlu di ubah, Letta kembali membaca poin selanjutnya.
8. Perjanjian dapat berhenti dan di hapuskan kapan saja, sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak setelah sebelumnya di diskusikan terlebih dahulu dengan memberikan alasan yang jelas dan masuk akal.
Tertanda
Pihak pertama
Galaksi Abimanyu
Pihak kedua
Zetheera Sekaletta
Letta lagi mengangguk-anggukan kepalanya takzim. "Oke, ga perlu di tulis ulang. Gini aja udah jelas. Mana meterainya?" pinta Letta.
Galaksi lantas merogoh saku seragamnya, namun tak segera memberikan materai itu pada Letta yang sudah mengulurkan tangannya, malah menatap pada kedua obsidian cewek itu.
"Kenapa?"
"Lo yakin?"
"Menurut lo?"
"Penggemar gue kebanyakan kayak mak lampir."
"Selagi lo bisa menuhin apa yang gue minta, thats no important problem for me."
Galaksi menghela napasnya kasar, memberikan materai yang setelahnya langsung di jilat belakangnya oleh Letta, lantas menempelkannya pada kertas yang sudah berubah acak-acakan dari sebelumnya.
Entah kenapa, tiba-tiba ada sesuatu yang menelusup ke benak Galaksi akan apa yang ia dan Letta lakukan ~ terasa aneh menurutnya. Dan juga mungkin sedikit, sangat sedikit muncul rasa khawatir di benaknya, entah khawatir dalam bentuk apa dan untuk apa, Galaksi juga tak tahu.
"Nih." Letta menyodorkan pulpen dan kertas yang sudah di tandatanganinya pada Galaksi.
"Done." Galaksi mengalihkan atensinya pada Letta di sebelahnya. "Lo, Zetheera Sekaletta, adalah pacar pura-pura gue, mulai sekarang."
Mereka berdua berjabat tangan, sepakat.
...
Next...Next... pengen tahu si galaksi sama zetheera menjalani pura-pura pacaran dan tingkah fansnya galaksi melihat mereke berdua.. Hihihihi... ;d
Comment on chapter [2] Sarkasme