Loading...
Logo TinLit
Read Story - LELAKI DI UJUNG JOGJAKARTA
MENU
About Us  

Desember kelabu

*****************

Kurang dua minggu lagi pernikahanku dan mas Genta digelar. Pagi akad nikah, dan sorenya syukuran di restoran hotel termegah sudah diatur oleh wedding organizer kenalan mas Genta.
Sungguh aku tidak sedikitpun direpotkan oleh mas Genta. Semua serba cepat dan selesai tepat waktu.

Sore ini tidak seperti biasa hujan deras mengguyur Jogjakarta. Mas Genta meneleponku dari suara ponsel yang sangat tidak jelas terdengar.
"Iya mas, suara mas terputus-putus kurang jelas. Mas di kantor?"
"Maaf dik, aku sudah berangkat ke Jakarta," jawabnya samar-samar.
"Loh mas cuaca buruk begini kok berangkat? Apa sudah mendarat disana?"
"Sudah dik, lusa mas balik ke Jogjakarta."
"Mas Genta tidak bicara denganku dulu, tanpa pemberitahuan dulu. Aku khawatir mas," jawabku sedih.
"Hahahahaha love you dik, asli kali ini aku bahagia ternyata kau mengkhawatirkanku. Terima kasih ya,"

Suara tertawanya keras sekali, sedikit-sedikit menggodaku. Terdengar dia bahagia sekali aku mengkhawatirkan dia. Tapi itu memang jujur dari hatiku, aku sayang dia dan aku khawatir akan keadaan dia. Biasanya mas Genta selalu memberikan kabar kalau akan bepergian. Tapi ini tiba-tiba sudah di Jakarta, jangan jangan mas Genta pulang ke Jakarta tidak kembali atau dijodohkan disana.
"aaah aku buang jauh-jauh pikiran negatif, setiap ada yg mau menikah selalu saja ada ujian emosi terus, ingin ngambek, ingin dimanja, ingin diperhatikan. Hal yang biasa untuk calon pengantin baru."

Hujan belum reda, tapi ada sisa gerimis yang menambah suasana dingin malam ini.
Terdengar nada dering dari handphoneku
"Honey lagi apa?"
Suara itu khas sekali, suara mas Genta yang jauh disana.
"Lagi tidak bisa tidur mas, kepikiran mas. Ini suara mas sudah jelas sekali."
"Oo ya sudah di hotel jadi jernih suaranya kalau tadi dijalan. Di Jakarta juga hujan deras, angin dan cuaca sedikit buruk."
Aku sedikit menggerutu, pergi jauh tanpa info buat orang kepikiran.
"Ada apa sih mas ke Jakarta mendadak?"
Fikiranku kembali menyeruak, jangan jangan mas Genta di hotel dengan wanita lain, atau ada jalinan asmara dengan wanita lain di Jakarta.
Rasanya ingin berangkat sekarang juga kesana, belum pernah aku punya rasa seperti ini cemburu, sedih, kangen campur jadi satu.
"Ada keperluan mendadak dik sayang, kamu kepikiran aku ya?"
"Nggak!!" jawabku
Tumben-tumbenan aku bisa sedikit bernada tinggi, terlihat sekali saat aku menjawab gurauannya.
"Aku serius mas, aku kepikiran kamu karena sudah dekat dengan hari pernikahan kita. Bukan saatnya bercanda."
"Iya iya maaf, lusa aku sudah ke Jogja dik. Mau tahu aku ada urusan apa ke Jakarta? Pokoknya penting banget. Nanti aku cerita kalau sudah di Jogjakarta."
Penjelasannya cukup mendinginkan hatiku.
"Oke kalau mas memang ada kepentingan di Jakarta, oo ya surat-surat nikah sudah beres semua mas."
"Baik dik, mas mau istirahat dulu ya. Mimpikan aku." godanya lagi.

Suasana di Jogjakarta dingin sekali hari ini. Ada yang bergelayut di fikiran dan hatiku, aku pandangi langit lewat jendela masih saja mendung. Hujan masih turun dan menyisakan tanda tanya mas Genta yang ke Jakarta tanpa pamit. Tidak biasanya mas Genta begitu, jangankan keluar kota setiap detik aktifitasnya saja pasti ada laporan ke aku. Mengapa kali ini tidak, jauhkan fikiran-fikiran jelek ini aku tidak mau terjadi sesuatu dengan dia.

Hari berganti tiba saatnya mas Genta harus kembali ke Jogjakarta, setelah dua hari dia ada keperluan di Jakarta.
Matahari naik sedikit, gerimis masih turun tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. Bergegas aku lari, aku buka pintu itu tapi mengapa tidak ada seorang pun.
" Apa aku berhalusinasi tentang mas Genta?"
Aku lihat sekeliling tidak ada tamu pagi itu.
"Siapa ya?"
Ada jawaban dari samping rumah seperti suara mas Genta.
"Aku dik."
Aku pandangi sosok lelaki yang tiba-tiba mengagetkanku dari balik pintu, rupanya dari tadi ada yang sembunyi. Tak sanggup aku menahan, aku peluk mas Genta.
"Hei, hei dik kita belum resmi."
Aku tersentak, mungkin reflek karena menyatakan dia baik-baik saja sudah berada di depanku pagi ini.
Aku meneteskan air mata
"Maaf mas, aku takut kehilanganmu mas," isakku.
"Hahahahaha kamu lucu dik Ningsih, boleh masuk nggak nih. Kok sepi, pada kemana?"
"Orang ini malah becanda saja," gerutuku dalam hati kesal.
"Mas Genta ini malah tanya orang lain, aku khawatir sama kamu mas. Orang-orang ke rumah pakde mempersiapkan buat acara kita seminggu lagi." ucapku sedikit marah tapi bernada manja.
"Iya iya maaf, tahu tidak aku pulang ke Jakarta untuk apa?" godanya lagi sembari kami berdua masuk ke ruang tamu dan duduk dengan tempat terpisah.
"Tidak tahu mas, kan mas tidak info seperti biasanya." jawabku sinis.
"Hahahaha aku mau beri kamu surprise," jawab mas Genta tetap dengan tertawanya yang puas sekali membuat aku shock.
"Apa mas, penasaran jadinya," jawabku sudah mulai mencairkan suasana mendung pagi ini.
"Tutup mata dulu dong," tambahnya lagi.
Hatiku deg degan juga, mengacuhkan pikiranku yang macam-macam langsung aku tutup mata.
Ada yang dilingkarkan di leherku, semacam kalung.
"Loh kalung ini buat apa mas?," tanyaku keheranan. Saat aku buka mata kalung yang melingkar di leher berwarna putih dan bentuk hati di bandulnya. Lalu tulisan inisial G ?? N. Ada berlian di samping-sampingnya.
"Cantik sekali kalung ini mas?"
"Nah itu yang aku ambil ke Jakarta, aku pesan dari bulan lalu karena ada kendala dipengiriman sekaligus aku ingin lihat perusahaan papa di Jakarta sebentar. Aku harus pastikan kalung ini Perfect buat kamu dik."
Ya Tuhan, tak kuasa aku menahan bulir air mata ini jatuh. Aku ingin didekapnya tapi mas Genta bukan lelaki sembarang peluk, dia sangat memuliakan wanita. Tidak asal memeluk, tapi aku terlalu bahagia rasanya ingin menjatuhkan tubuhku ke dadanya yang bidang dan tangannya yang kuat untuk mendekapku. Dia selalu membahagiakan aku, dia selalu memberi sesuatu yang lebih untukku.
"Terima kasih untuk semua kebaikan mas, kejutan-kejutan indah dari mas Genta," rasanya bibir ini idak bisa berkata apa-apa.
"Sama-sama dik, aku akan selalu berusaha bahagiakanmu semampuku."
Bahkan untuk mengusap airmataku saja mas Genta hanya mengulurkan saputangan dari jauh. Lelaki ini benar-benar seperti malaikat, tidak pernah marah, tidak pernah berkata kasar, tidak pernah bernada tinggi padaku, belum pernah menyentuhku, tidak pernah mengecewakan aku setitikpun, selalu membahagiakanku, membahagiakan keluargaku, keluarganya. Sempurna sekali lelaki ini.
"Hai jangan melamun, aku kembali ke kantor dulu ya dik. Oo ya lusa aku ke Surabaya lanjut ke Singapura ada dokumen perusahaan papa yang harus diurus sangat darurat sifatnya sebelum aku cuti panjang. Takut tidak ada yang handle," ucapnya serius.
"Mas kita menikah seminggu lagi loh,, mas masih harus ke Surabaya, keluar negeri juga. Tidak dapat jatah cuti?" tanyaku sedikit memelas.
"Masih banyak waktu jangan khawatir, lusa itu kan hari Kamis nah Jumat sore aku sudah di Jogja. Nanti cuti sampai sebulan dik," senyumnya.
"OOO cuma sehari ya mas ke Singapura ya?" tanyaku mendesak.
"Iya cuma satu hari saja, setelah itu libur panjang. Kamu harus jaga stamina, biar fresh. Kan nanti kita persiapan bulan madu kemana saja kamu mau mas antar deh. Bahkan ke syurgapun mas antar," candanya.
"Mas, kali ini aku serius. Bercanda terus deh," wajahku berubah lesu.
"Hujan sudah mulai reda, aku kembali ke kantor dulu ya . Jaga baik-baik kesehatanmu."
Sekejap mas Genta sudah berlalu, tapi fikiranku dipenuhi wajah, senyum dan kata-katanya. Mengapa selalu saja bahagia bila didekatnya?
******************
Kamis pagi mas Genta menelepon dari bandara, hujan disertai angin tidak kunjung berhenti. Info dari mas Genta beberapa penerbangan tertunda karena buruknya cuaca.
"Dik disitu masih hujan deras?" tanyanya.
"Masih mas, di bandara juga bukankah masih hujan?"
"Iya, ini penerbangan dari Surabaya dulu baru lanjut ke Singapura. Infonya dua puluh menit lagi pesawat berangkat ke Singapura. Cukup lama delay."
"Hati-hati mas, banyak doa. Aku doakan mas juga. Cepat kembali ke Jogja ya."
Mengapa disaat kita ada keinginan, hajat dan merencanakan pernikahan ini justru mas Genta sibuk? Tuhan yang mengatur segalanya. Aku berharap semua sesuai rencana, tapi kalau takdir tuhan berkata lain aku bisa apa. Semua kupasrahkan kepadaNya Sang Maha Pengatur.

Sesiangan ini belum ada kabar mas Genta sudah mendarat ke Singapura atau  belum. Aku merasakan kegalauan yang amat sangat tinggi.
Memang cuaca siang ini masih mendung, hujan masih turun deras tapi tidak ada angin kencang lagi.
Keluargaku sibuk mendekor rumah, sudut-sudut rumah dibersihkan dan ditata rapi.
Aku lihat kamar pengantin ini akan segera di benahi menjadi lebih indah. Senyumku mengembang.

Karena tidak ada pekerjaan yang berarti akhirnya aku nyalakan televisi.
"Selamat siang pemirsa, breaking news siang ini jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 penerbangan tujuan Surabaya-Singapura di prediksi jatuh ke lautan. Pesawat hilang kontak saat berada di area Selat Karimata."

Ya Tuhan, mas Genta. Aku berusaha menenangkan diri. Aku berusaha menghalau berita itu.
"Tidak, ini tidak benar. Bukan, bukan mas Genta."
Aku masih menahan tangis, aku masih lunglai. Sekujur tubuhku lemas terasa tidak ada tulang. Lidahku kaku ingin berteriak memanggil ibupun tidak bisa.
Dadaku berkecamuk, mataku memerah. Sesaat pandanganku gelap, tapi aku tahan.
Aku berusaha keras menelepon mas Genta tapi hp nya off. Aku telefon papa dan mama mas Genta semua sama tidak ada jawaban.
Awan gelap menyelimuti rumahku, aku masih berusaha meyakinkan bahwa ini belum jelas.
"Mas Genta masih di Singapura, dia bekerja."
Mulutku tak kuasa berteriak, bapak dan ibu pun berlarian. Menuju ruang tv aku dipeluk erat. Rumahku sudah penuh ramai orang.
"Ada apa pak, ada apa Bu?" tanya mereka riuh.
"Ningsih ada apa?" tanya ibu
"Berita Bu, di tv."
Aku hanya bisa berkata itu, bapak pun melihat breaking news bersama-sama warga yang berkerumun di rumahku.
"Innalilahi wa innalilaihi roji'un"
ucap beberapa orang bersamaan
"Tidak Bu, berita itu bohong."
Badanku lemas, wajahku pucat. Akupun pingsan seketika, badanku langsung ambruk ke tanah.
Ibu berteriak
"Ningsih, Ningsih Istighfar nak. istighfar semua sudah takdir Allah nak."
Ibuku menangis sejadi-jadinya, tubuhku diguncang-guncang tak merespon.

Orang tua mas Genta menghubungi handphone ku. Sampai bapakpun menerima telefon itu sedikit menangis sedih.
"Bapak, Genta ikut menjadi korban jatuhnya pesawat itu pak."
Dari ujung nan jauh disana terdengar samar-samar suara ayah mas Genta menangis sedih, ibunya meraung-raung menangisi anak semata wayangnya.
"Iya pak kami turut berduka cita, sangat sedih. Ningsih pingsan pak, kita masih mengurus Ningsih disini.
Suara handphone itupun segera terputus.
"Mas Genta!"
Aku berteriak sekuat tenaga, terbangun dari pingsan lamaku. Menangis, berteriak, berontak rasanya aku ingin menyusul ke sana.
"Aku ikut mas Genta, mas Genta janjikan kami selalu bersama. Mas Genta janji menemaniku di Syurga. Tapi mengapa sekarang dia justru meninggalkanku sendiri."
Aku berteriak-teriak seperti orang kesurupan. Ibu hanya bisa menenangkanku dan berkata Istighfar.
"Mas Genta aku ikut kemana mas pergi, aku ikut."
Informasi yang simpang siur masih membuat aku percaya mas Genta belum pergi jauh, mas Genta masih hidup.
Aku yakin mas Genta akan menikah denganku, ini hanya masalah waktu.
"Aku akan menanti mas Genta sampai kapanpun waktu berjalan, aku yakin dia kembali!"

*************
Keyakinan Ningsih sangat kuat kalau Genta masih hidup, meski pernikahan yang sudah di depan mata tidak pernah terwujud. Berbulan-bulan lamanya Ningsih dalam kondisi kacau, labil, psikisnya terganggu apakah Ningsih akan menjadi gadis yang terganggu jiwanya ? atau tetap menjadi Ningsih seperti sediakala menemukan cinta lelakinya di ujung Jogjakarta?

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Diary of Time
1812      858     3     
Romance
Berkisah tentang sebuah catatan harian yang melintasi waktu yang ditulis oleh Danakitri Prameswari, seorang gadis remaja berusia 15 tahun. Dana berasal dari keluarga berada yang tinggal di perumahan elit Menteng, Jakarta. Ayahnya seorang dokter senior yang disegani dan memiliki pergaulan yang luas di kalangan pejabat pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Ibunya seorang dosen di UI. Ia memiliki...
Flower
311      263     0     
Fantasy
Hana, remaja tujuh belas tahun yang terjebak dalam terowongan waktu. Gelap dan dalam keadaan ketakutan dia bertemu dengan Azra, lelaki misterius yang tampan. Pertemuannya dengan Azra ternyata membawanya pada sebuah petualangan yang mempertaruhkan kehidupan manusia bumi di masa depan.
He Used to be a Crown Prince
3155      1073     3     
Romance
Pacar Sera bernama Han Soo, bintang instagram terkenal berdarah campuran Indonesia-Korea. Han Soo hidupnya sederhana. Setidaknya itulah yang Sera kira hingga Xuan muncul di kehidupan mereka. Xuan membenci Han Soo karena posisinya sebagai penerus tunggal kerajaan konglomerat tergeser berkat ditemukannya Han Soo.
Frekuensi Cinta
297      249     0     
Romance
Sejak awal mengenalnya, cinta adalah perjuangan yang pelik untuk mencapai keselarasan. Bukan hanya satu hati, tapi dua hati. Yang harus memiliki frekuensi getaran sama besar dan tentu membutuhkan waktu yang lama. Frekuensi cinta itu hadir, bergelombang naik-turun begitu lama, se-lama kisahku yang tak pernah ku andai-andai sebelumnya, sejak pertama jumpa dengannya.
Kayuhan Tak Sempurna
13704      2167     1     
Romance
Sebuah kisah pemuda yang pemurung, Ajar, sederhana dan misterius. Bukan tanpa sebab, pemuda itu telah menghadapi berbagai macam kisah pedih dalam hidupnya. Seakan tak adil dunia bila dirasa. Lantas, hadirlah seorang perempuan yang akan menemani perjalanan hidup Ajar, mulai dari cerita ini. Selamat datang dalam cerita ber-genre Aceh ini
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
14932      2055     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...
BANADIS
7627      1785     5     
Fantasy
Banadis, sebuah kerajaan imajiner yang berdiri pada abad pertengahan di Nusantara. Kerajaan Banadis begitu melegenda, merupakan pusat perdagangan yang maju, Dengan kemampuan militer yang tiada tandingannya. Orang - orang Banadis hidup sejahtera, aman dan penuh rasa cinta. Sungguh kerajaan Banadis menjadi sebuah kerajaan yang sangat ideal pada masa itu, Hingga ketidakberuntungan dialami kerajaan ...
CINLOV (KARENA CINTA PASTI LOVE)
16517      2051     4     
Romance
Mala dan Malto dua anak remaja yang selalu memperdebatkan segala hal, Hingga akhirnya Valdi kekasih Mala mengetahui sesuatu di balik semua cerita Mala tentang Malto. Gadis itu mengerti bahwa yang ia cintai sebenarnya adalah Malto. Namun kahadiran Syifa teman masa kecil malto memperkeruh semuanya. Kapur biru dan langit sore yang indah akan membuat kisah cinta Mala dan Malto semakin berwarna. Namu...
Arini
1066      617     2     
Romance
Arini, gadis biasa yang hanya merindukan sesosok yang bisa membuatnya melupakan kesalahannya dan mampu mengobati lukanya dimasa lalu yang menyakitkan cover pict by pinterest
Game Z
6233      1762     8     
Science Fiction
Ia datang ke ibukota untuk menuntut ilmu. Tapi, anehnya, ia dikejar dengan sekolompok zombie. Bersama dengan temannya. Arya dan Denayla. Dan teman barunya, yang bertemu di stasiun.