Tatapan mata untuk yang kedua kalinya.
---------------------------------------------------------------
Mampir ke toko buku bukan hal yang langka. Hampir setiap hari, kaki ini menuju kesana, baik itu setelah mengajar tari atau sore hari.Gemar membaca adalah hobby sejak kecil. Mungkin menurun dari bapak, adikku juga suka membaca.
Bahkan Aris "melahap" semua buku-buku yang baru beli hanya beberapa jam saja.
Bapak selalu mengingatkan kami berdua "Kalau kalian ingin mengenal dunia bacalah, kalau kalian ingin dikenal dunia maka menulislah."
Sebenarnya, ingin sekali melanjutkan ke sekolah jenjang lebih tinggi namun keadaan yang menuntun aku untuk saat ini begini saja dahulu.
Sambil memilih-milih buku, tanpa tersadar seperti ada yang mengikuti kaki dari arah belakang.
Karena tidak berani menengok, kaki terus saja berjalan bahasa kerennya cuek.
"Mbak, mbak manis."
Suara itu seolah memanggil-manggil tapi pandanganku tetap lurus, cuek saja.
"Halo, mbak kita bertemu lagi."
Kata-kata terakhir yang memaksa untuk menoleh, dalam hati sudah berharap semoga kamu mas Genta.
Ya Tuhan, mau pingsan tapi ini ditempat umum, mau berkata apa mulut rasanya terkunci.
"Maaf, mas?"
Mas Genta pakai topi merah, berkaos merah juga. Wajahnya nampak putih bersih bercahaya. Asli, kali ini jantung sudah tidak bisa teratur lagi, denyut nadi mulai melemas. Sepertinya ada yang lagi jatuh cinta.
"Waah suka baca buku ya mbak?" tanyanya halus banget, bahasanya santun.
"Oh, eh Iya mas," jawab yang singkat-singkat saja karena salah tingkah.
"Kalau sudah selesai saya antar pulang ya? sekalian mau kenal bapak ibu."
Darah berdesir cepat, tapi bukan aku namanya kalau langsung mengiyakan.
"Maaf mas saya ada perlu lain, permisi."
Buru-buru segera menghilang, seperti kilatan cahaya berjalan sangat cepat terus bersembunyi dibalik tembok bangunan besar diluar toko buku itu. Terlihat mas Genta celingukan mencari jejakku. Tak bisa ditemukannya.
"Aahh cepat sekali gadis itu pergi, aku kehilangan jejaknya," ucapnya terdengar pelan.
Menarik nafas panjang, lega rasanya. Masih bersembunyi di tembok itu, aku langsung meneguk air mineral. Kok tiba-tiba ada sosok tinggi besar pas didepanku, spontan tersedak saat minum tadi dan mataku melotot. Air menyembur ke baju orang itu sampai basah kuyup.
"em, em mas..."
Siapakah dia?