Loading...
Logo TinLit
Read Story - Semanis Rindu
MENU
About Us  

 

 

         Bulan maret ada lomba melukis untuk seluruh pelajar se malang. Jaka mendapat kehormatan untuk mewakili SMAnya. Dia berangkat ke lapangan rampal milik TNI AD. Lapangan tersebut sangat luas. Banyak event yang dilaksanakan di tempat tersebut setiap tahunnya. Bersama beberapa gurunya Jaka berangkat mengikuti lomba melukis.

          Lapangan sangat ramai. Terlihat banyak orang berlalu lalang di antara para peserta yang sedang melukis. Jaka saat itu berencana melukis alam. Biasanya Jaka memang sangat suka dengan pemandangan alam. Baginya deskripsi alam selalu membawa ketenangan bagi setiap orang yang melihatnya. 

         Entah mengapa. Bayangannya beralih, dia mulai mengingat sedikit demi sedikit wajah yang di lihatnya dalam keadaan remang itu. Perlahan-lahan Jaka menggoreskan perlahan mulai dari mata, alis, hidung, bibir. Guru pembimbing yang mengawasinya heran. Dia terus melihat apa yang akan digambar Jaka. 

         "Gadis," kata gurunya. 

         Jaka menoleh. 

        "Siapa gadis itu? Semua orang menggambar alam, gunung, lautan, atau bahkan gambar abstrak. Tapi kamu menggambar seorang gadis SMA. Emm... Jaka tak kusangka kau diam-diam punya hati juga sama cewek. Ku kira kau hanya ahli berkelahi." gurunya berseloroh. 

        Jaka hanya melirik gurunya dengan tatapan dingin. 

       "Siapa dia?" gurunya masih penasaran. Memang tidak biasa Jaka si anak pembuat onar itu tampak menyukai gadis.

        "Saya juga tak tahu pak."

        "Alamak....tak mungkin lah kau tak tahu."

        Jaka diam saja. 

        "Kau ngayal dari mana cewek secantik itu. Aduh Jaka... Kau ada-ada saja. Jujur saja jak, bapak juga pernah suka sama anak gadis orang. Biasa lah masa remaja jak yang penting gak di bawa serius. SMA itu jak, masa-masa paling indah. Kau jangan berkelahi mulu, cari pengalaman lain. Pacaran kek, apa lah terserah kau."

          Jaka tersenyum tipis. "Bukannya pacaran di larang pak. Bapak kok malah ngajarin saya pacaran," Jaka menanggapi. 

          "Y-ya... Iya sih. Kau kan manusia. Normal jak, kalau kau suka sama lawan jenis. Ya sudah selesaikan lukisanmu." Guru itu menepuk pundak Jaka lalu pergi meninggalkan Jaka. 

           Lomba melukis berjalan sekitar satu jam. Seluruh siswa yang mengikuti seni lukis itu saling melihat lukisan satu sama lain selama juri menilai hasi lukisan peserta. Jaka terus berjalan mengelilingi sekitar. Dia melihat banyak lukisan-lukisan indah yang digoreskan oleh tangan-tangan anak remaja seusianya. 

           Jaka sudah mulai merasa lelah. Dia mencoba kembali ke tempatnya. Untuk sekedar duduk dan melemaskan kakinya.

          Saat tiba di depan lukisannya. Ada seorang gadis memakai jaket kuning memandangi lukisan karyanya. Jaka penasaran. Dia mendekati gadis itu. Gadis itu terkejut saat tahu Jaka sudah ada disampingnya. 

           "Kamu kenal dia?" tanya gadis itu. 

           "Entahlah. Aku tidak tahu namanya. Tapi aku pernah melihatnya." 

            "Aku pikir. Dia cewekmu."

            "Bukan."

            "Jika gak kenal kenapa kamu bisa melukisnya?" tanyanya lagi. 

             "Ada apa memangnya. Aku hanya ingin melukisnya saja."

             "Masalahnya. Dia temanku," 

             Mendengar itu. Jaka terkejut. 

             "Dimana dia. Aku ingin bertemu denganya."

              Gadis itu membimbing Jaka untuk bertemu dengan cewek yang di carinya itu. 

              Jaka terus berjalan mengikuti langkah gadis berjaket kuning itu. Berjalan memecah kerumunan. Entah mengapa tiba-tiba deru jantung Jaka berbeda. Dia merasakan debar tak beraturan. Meski dia belum mengenal cewek itu. Dia sudah sejak lama memikirkannya.

              Entah karena hanya ingin mengucapkan terimakasih atau mungkin dia merasa ada sesuatu yang lebih saat pertama kali melihat cewek itu meski dalam matanya yang meremang. 

             Setibanya di sebuah lukisan. Tidak ada siapapun disana. 

             "Mana?" Jaka bertanya. 

             "Tadi dia di sini," gadis itu menoleh kesana ke mari. 

             "Itu lukisannya?"

            Jaka melihat di ujung lukisan bertanda nama ARUM SEKAR. Jaka tersenyum, dia manggut-manggut. Dia sudah tahu namanya. 

           "Ayo ikut aku," gadis jaket kuning itu mengajak Jaka. 

            Jaka terus mengikutinya. Tiba di sebuah pohon besar. Arum yang sedang di carinya sedang bertikai dengan seorang remaja SMA laki-laki. Entah karena apa remaja laki-laki itu menampar Arum. 

         Ceplak.... 

         Melihat itu. Jaka berlari. Sekejap hanya hitungan detik dia meraih kerah remaja laki-laki itu lalu memukulnya. 

          "Kau jangan kasar sama cewek," Jaka berseru kencang. 

          "Siapa kau. Jangan ikut campur urusan ku."

          "Aku memang bukan siapa-siapa dia. Tapi, aku gak suka lihat cowok kasar sama cewek. Kau banci apa laki. Hadapi aku kalo emang laki."

          Sekejap laki-laki remaja itu hendak memukul Jaka. Tapi, sial... Jaka bisa berkelit dan membalas pukulan laki-laki remaja itu. Secara Jaka pemimpin gengster terkenal di kota malang. Hanya hitungan menit dia bisa melumpuhkan laki-laki remaja itu dan membuatnya lari terbirit-birit. 

          Jaka mendekati Arum.

         "Kamu gak apa-apa?" tanyanya. 

         "Kamu siapa?" tanya Arum yang lupa dengan Jaka. 

         "Aku cowok yang kamu tolong waktu di angkot. Kamu Arum kan?" 

         Arum terdiam. Mencoba mengingatnya. Bola matanya berputar keatas seolah berusaha keras mengingatnya. 

        "Oh... Kamu cowok yang babak belur itu."

        Jaka tersenyum simpul. 

        "Ada apa mencariku?" imbuhnya lagi. 

        "Emm...hanya sekedar mengucapkan terima kasih." kata Jaka gelagapan. "Perkenalkan. Aku Jaka."

         "Yang jelas kamu sudah tahu namaku. Terimakasih tadi sudah menolongku juga." ujar Arum.

         "Laki-laki seperti dia memang harus dikasih pelajaran." kata Jaka penuh wibawa. 

         Sejak saat itu. Mereka mulai mengobrol panjang lebar di bawah pohon tembesi yang menjulang tinggi dengan gagahnya. Sinar mentari yang terik seolah tak bisa mengusik keasyikan dua remaja yang baru saling mengenal itu. 

         Jaka mulai tahu rasanya mengenal gadis. Berbicara empat mata dengannya. Merasakan deru jantung yang tidak normal dan juga melihat senyum tulus dari seorang gadis. 

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Hei cowok...I like you
822      528     1     
Romance
Hei cowok...i like you, kalimat itulah yang keluar dari mulut cewek berwajah pas-pasan kepada cowok berparas tampan yang wajahnya gak kalah cakep dengan cowok-cowok korea.
always
1191      650     6     
Romance
seorang kekasih yang harus terpisah oleh sebuah cita-cita yang berbeda,menjalani sebuah hubungan dengan rasa sakit bukan,,,bukan karena saling menyakiti dengan sengaja,bahkan rasa sakit itu akan membebani salah satunya,,,meski begitu mereka akan berada kembali pada tempat yang sama,,,hati,,,perasaan,,dan cinta,,meski hanya sebuah senyuman,,namun itu semua membuat sesuatu hal yang selalu ada dalam...
Cowok Cantik
13948      2166     2     
Romance
Apa yang akan kau lakukan jika kau: seorang laki-laki, dianugerahi wajah yang sangat cantik dan memiliki seorang ibu dari kalangan fujoshi? Apa kau akan pasrah saja ketika ditanya pacarmu laki-laki atau perempuan? Kuingatkan, jangan meniruku! Ini adalah kisahku dua tahun lalu. Ketika seorang laki-laki mengaku cinta padaku, dan menyebarkannya ke siswa lain dengan memuat surat cintanya di Mading...
Kala Saka Menyapa
12021      2852     4     
Romance
Dan biarlah kenangan terulang memberi ruang untuk dikenang. Sekali pun pahit. Kara memang pemilik masalah yang sungguh terlalu drama. Muda beranak begitulah tetangganya bilang. Belum lagi ayahnya yang selalu menekan, kakaknya yang berwasiat pernikahan, sampai Samella si gadis kecil yang kadang merepotkan. Kara butuh kebebasan, ingin melepas semua dramanya. Tapi semesta mempertemukannya lag...
My sweetheart senior
16996      3166     3     
Romance
Berawal dari kata Benci. Senior? Kata itu sungguh membuat seorang gadis sangat sebal apalagi posisinya kini berada di antara senior dan junior. Gadis itu bernama Titania dia sangat membenci seniornya di tambah lagi juniornya yang tingkahnya membuat ia gereget bukan main itu selalu mendapat pembelaan dari sang senior hal itu membuat tania benci. Dan pada suatu kejadian rencana untuk me...
Switched A Live
3463      1368     3     
Fantasy
Kehidupanku ini tidak di inginkan oleh dunia. Lalu kenapa aku harus lahir dan hidup di dunia ini? apa alasannya hingga aku yang hidup ini menjalani kehidupan yang tidak ada satu orang pun membenarkan jika aku hidup. Malam itu, dimana aku mendapatkan kekerasan fisik dari ayah kandungku dan juga mendapatkan hinaan yang begitu menyakitkan dari ibu tiriku. Belum lagi seluruh makhluk di dunia ini m...
Our Tears
3004      1338     3     
Romance
Tidak semua yang kita harapkan akan berjalan seperti yang kita inginkan
Kamu&Dia
262      205     0     
Short Story
Ku kira judul kisahnya adalah aku dan kamu, tapi nyatanya adalah kamu dan dia.
Premium
Sakura di Bulan Juni (Complete)
20114      2213     1     
Romance
Margareta Auristlela Lisham Aku mencintainya, tapi dia menutup mata dan hatinya untukku.Aku memilih untuk melepaskannya dan menemukan cinta yang baru pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi dariku barang hanya sekalipun.Seseorang yang masih saja mau bertahan bersamaku meski kesakitan selalu ku berikan untuknya.Namun kemudian seseorang dimasa laluku datang kembali dan mencipta dilemma di h...
What a Great Seducer Fist Series : Mengenalmu
16699      3009     6     
Romance
Bella, seorang wanita yang sangat menyukai kegiatan yang menantang adrenalin terjebak di dalam sebuah sekolahan yang bernama Rainwood University dengan profesinya sebagai Guru BK. Bukan pekerjaan yang diharapkan Bella. Namun, berkat pekerjaan itu takdir dapat mempertemukannya dengan Rion. Salah seorang muridnya yang keras kepala dan misterius. Memiliki nama samaran RK, Rion awalnya bekerja sebag...