Malam hari di 2018.
Di bawah bintang-bintang yang terlihat riang, hatikupun ikut bercerita. Pertemuan singkat dengannya tadi siang membawa dampak besar bagi perasaanku. Entah mengapa setelah begitu lama, perasaanku masih saja sama. Aku semakin membencinya, membenci semua yang ada padanya. Hingga membuat diriku lemah, dan kini insomnia.
"Apakah perasaannya padaku sama seperti dulu?" kataku pada diriku sendiri.
"Bukankah dia sudah punya kekasih?" tanyaku lagi.
"Bukankah perasaan itu sudah terjadi lama sekali?" masih kubertanya.
"Apakah hanya aku yang merasakan cinta itu?" aku masih berbincang dengan diriku.
"Bukankah aku harusnya sadar kalau semuanya tak pernah terjadi?" kataku lagi.
Entahlah. Aku selalu bingung dengan perasaanku kepadanya. Tentang kisahku dengannya. Tentang cerita lama yang pernah kami ciptakan. Sudah sangat lama, tapi sungguh masih teringat sampai sekarang. Kejadiannya masih sangat jelas tanpa ada satupun yang terlewatkan. Aku bahkan masih sering berharap kisah lalu terulang lagi, padahal aku tidak lagi sendiri. Aku telah bersama orang lain yang sangat kucintai. Dan dia sepertinya juga telah bahagia dengan orang lain.
"Apakah aku berdosa jika aku membagi hatiku untuk orang lain?" aku kembali bertanya pada diriku.
Sesungguhnya dia bukan lagi orang lain, dia hanya sosok masa lalu yang kini bertamu.
"Lalu apakah arti lelaki yang dengan begitu baik mencintaiku di masa sekarang?" aku masih bertanya.
Mungkin harusnya aku tak lagi menggali rasa lama yang sebenarnya dari dulu tidak pernah kukubur. Rasa yang dari dulu masih kusimpan rapat di sudut paling dalam ruang hatiku.
"Apakah aku tetap berdosa?" kataku lagi.
"Bukankah hati tak pernah salah?" masih untuk diriku sendiri.
Memang, hati tak pernah salah. Hanya saja waktu sering keliru dalam menjalankan tugasnya. Disaat aku telah bahagia bersama orang yang kini kucintai dan sangat mencintaiku. Waktu kembali mengundang sosoknya hadir memupuk rasa lama yang sudah mati-matian kusembunyikan. Kini aku tak tau harus bagaimana berteman dengan hatiku, aku masih mencintainya dan tetap mencintainya. Tapi aku harus mencintai kekasihku yang sangat tulus mencintaiku. Kini aku terjebak dalam kebimbangan. Dilema.