Loading...
Logo TinLit
Read Story - Pangeran Benawa
MENU
About Us  

Beberapa puluh tombak dari batas di sebelah barat kota Tuban tampak beberapa orang menaiki kuda menuju sebuah rumah yang berukuran sedang di tengah sebuah pedukuhan. Senja baru saja berganti malam ketika mereka memasuki halaman rumah yang berukiran halus. Saat itu terlihat mendung bergelayut di langit Demak namun agaknya tidak menjadi penghalang bagi para penunggang kuda itu. Kala malam mulai menapak sedikit larut, sekitar tiga atau empat purnama yang berlalu, Ki Tumenggung Prabasena berkata,”Kematian Raden Kikin tentu saja di luar perkiraan dan tidak sesuai dengan harapan kita semua. Meski begitu, aku ingin kita dapat menahan diri. Ketenteraman dan kesejahteraan mereka yang berada di bawah naungan Demak masih menjadi tanggung jawab kita semua.”

“Namun aku masih sering merasa jengkel karena keangkuhan anak-anak Raden Trenggana,” kata seorang tumenggung yang lain.

“Bersabarlah, kita tidak semestinya menuntut kembali kemuliaan dan kehormatan yang sudah tidak lagi berada di pangkuan kita. Akan tetapi, seperti yang dikatakan oleh Angger Tumenggung Prabasena, kesejahteraan rakyat adalah tugas utama kalian semua, bahkan kalian harus membantu Demak meraih kejayaan seperti masa lalu,” berkata seseorang yang telah lanjut usia namun mempunyai wibawa sangat besar. Setiap orang yang hadir dalam pertemuan itu merupakan orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi dalam Kerajaan Demak. Dan kini mereka menundukkan kepala menunggu kata-kata dari kakek yang berwibawa sangat besar itu.

“Paman, Raden Trenggana telah menempuh jalan yang keliru untuk meraih kedudukan itu. Aku pikir, kita tidak semestinya untuk membantunya,” berkata Ki Tumenggung Arya Dipa. Kemudian ia menambahkan lagi.”Paman Parikesit, aku sama sekali belum melihat kemajuan yang dilakukan ayahnya dan ia sendiri untuk sesuatu yang dapat dinilai sebagai kemajuan. Sejauh ini aku hanya melihat perluasan dan keinginan mendapatkan pengakuan.”

“Meskipun ia bersalah dalam meraih kedudukan itu, kita tidak mempunyai hak untuk menggantikannya. Ia adalah pemimpin tertinggi kalian saat ini. Sudah sepatutnya kalian berada di balik punggungnya untuk mendorongnya maju,” kata Pangeran Parikesit.

“Meskipun begitu ia seharusnya sadar jika anak lelaki itulah yang semestinya menjadi seorang prabu,” kata seorang lagi yang berpangkat sebagai rangga.

“Kalian tidak boleh membiarkan gejolak hati yang tersimpan dalam dada kalian mengambil alih nalar tajam yang kalian miliki,” kata Pangeran Parikesit. Ia kemudian bertanya,”Dimanakah anak itu sekarang?”

“Ia berada dalam pengamatan Ki Matahun,” jawab Ki Tumenggung Prabasena.

“Paman, sebenarnya aku ingin menempatkan kembali anak itu pada kedudukan sewajarnya,” berkata Ki Rangga Gagak Panji. Ia melihat sekelilingnya untuk mengamati pendapat yang akan berkembang. Namun semua orang berdiam diri menunggu Ki Rangga melanjutkan pendapatnya.

“Aku telah bertemu dengan Mpu Badandan dan berbicara tentang persoalan ini. Dan mungkin saat ini Panarukan telah siap menjadi benteng terakhir kita semua,” lanjut Gagak Panji kemudian.

“Bagus! Kalian berhasil menjalankan rencana sebagaimana yang telah kita rundingkan,” kata Pangeran Parikesit. Ia berkata lagi,”Raden Trenggana tentu mengira sangat mudah menundukkan wilayah-wilayah yang berada di dekatnya. Akan tetapi ia mungkin tidak  mendapat laporan sandi jika kita telah mengosongkan separuh kekuatan di setiap kadipaten. Kita telah mendengar kasak kusuk jika Raden Trenggana akan segera memaksa Panarukan dan Blambangan mengakui kekuasaannya. Tentu saja sejak saat ini kita harus memikirkan beberapa langkah untuk mengurungnya di Panarukan.”

Raut wajah Ki Tumenggung Arya Senguruh menunjukkan kebimbangan. Kemudian ia mengatakan,”Masih belum jelas bagiku tentang persoalan ini secara menyeluruh.

Pertama, kita setuju untuk tidak menentang Raden Fatah. Dan itu telah kita lakukan seperti pesan Ramanda.

Kedua, kita setuju untuk tidak mengusik ketenangan pewaris tahta. Dan itu juga kita telah melakukannya.

Namun sekarang, kita berkumpul disini untuk menempatkan anak itu pada kedudukan semestinya. Bukankah yang seperti itu berarti kita telah mengusik urusan antar pewaris Demak Bintara?”

“Kakang Senguruh, harap jangan salah untuk mengerti. Arya Penangsang adalah pewaris sah Demak Bintara. Dan satu tambahan penting adalah Pangeran Trenggana memaksa saudara-saudara kita di sebelah timur untuk mengakuinya sebagai seorang prabu,” Ki Tumenggung Prabasena bangkit berdiri dan memberi penjelasan.

“Benar apa yang kau katakan. Memang sejak Ramanda melepas singgasana Majapahit, banyak saudara kita yang tidak menentang Demak Bintara dan juga tidak mengakuinya,” Ki Tumenggung Arya Senguruh agaknya mulai mengerti arah pertemuan yang mereka adakan itu.

“Nah, sekarang Pangeran Trenggana menggunakan kekerasan agar kita mengakuinya. Lalu? Kita bersikap seolah menyetujuinya dan takluk padanya. Sementara Kakang telah mengosongkan kekuatan di setiap kadipaten agar tidak ada darah dan nyawa yang sia-sia,” Ki Tumenggung Prabasena melanjutkan lagi,”Dan itu berarti kita semua akan berkumpul di Panarukan untuk memintanya mengembalikan kekuasaan pada keturunan Raden Kikin.”

Kemudian Gagak Panji bangkit berdiri dan memotong pembicaraan. Ia mengatakan,”Jika memang Paman Parikesit berencana untuk mengumpulkan kekuatan di Panarukan, aku sarankan sebaiknya Kakang Arya Dipa harus segera menempatkan petugas sandi di Jepara dan satu dua orang untuk menjadi penghubung. Sementara aku sendiri akan mengamati keadaan di Tuban. Lalu kita membagi kekuatan kita sendiri melalui jalur darat.”

Ki Arya Senguruh menatap tajam Gagak Panji yang telah mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Kemudian ia menoleh Pangeran Parikesit lalu,”Jika ia menolak?”

“Kita jadikan ia sebagai tawanan. Dan memaksa seluruh wilayah Demak Bintara menobatkan Arya Penangsang sebagai raja,” jawab Pangeran Parikesit. ia menambahkan,”Gagasan Angger Gagak Panji dapat kalian pertimbangkan. Karena aku telah mendengar jika Jepara memang mulai membangun banyak kapal.”

Waktu demi waktu merambat hingga tak terasa telah bergulir tiga purnama sejak pertemuan di Tuban. Dalam suatu pertemuan di kraton Demak, Raden Trenggana lantang berkata,”Demak telah kehilangan wibawa dan kedaulatannya saat banyak wilayah di daerah Timur melepaskan diri.” Mata Raden Trenggana bersinar kilat melihat orang-orang yang duduk di hadapannya. Para senapati dari seluruh tingkatan prajurit berkumpul dalam satu ruangan saat itu.

Kemudian dengan penuh semangat ia melanjutkan,”Pasuruan, Surabaya, Wirasaba hingga lereng Penanggungan telah kembali mengakui kekuasaan Demak sebagai penerus Majapahit. Dan sekarang ini, aku katakan pada kalian jika Panarukan adalah pintu permulaan menuju Blambangan.” Pesan-pesan kemudian ia sampaikan secara menyeluruh. Tak lama kemudian ia membubarkan pertemuan agung yang dihadiri semua pemimpin prajurit dari berbagai tingkatan.

Menjelang senja di sebuah rumah, seorang senapati bertanya pada kerabatnya yang datang dari lembah Sungai Brantas,”Bagaimana kita dapat mengakui kekuasaan mereka? Sementara raja mereka tidak mendapatkan pengesahan dari kita semua.”

“Kakang Arya Dipa, tentu saja ia akan melakukan usaha untuk menundukkan saudara-saudara kita di wilayah timur. Dalam dugaanku, raja ini membutuhkan pengakuan sebagai penerus kekuasaan leluhur kita,”  kerabatnya berkata-kata dengan tegas dan penuh keyakinan.

“Lalu, apakah yang akan kau rencanakan?” tanya Senapati Arya Dipa.

“Seperti yang pernah dikatakan oleh Paman Parikesit ketika kita semua bertemu di Tuban. Tentu kau masih ingat pertemuan tiga atau empat purnama yang telah lewat,” kata Gagak Panji mengingatkan.

“Tentu saja,” berkata Arya Dipa.

Aku akan segera kembali ke timur. Akan aku katakan apa-apa yang Kakang katakan padaku saat ini. Sementara itu, mungkin aku akan meminta para adipati untuk mengumpulkan kekuatan di Panarukan,” Gagak Panji  menjawab lalu mengurai rencananya dengan singkat. Berulang kali dahi Arya Dipa berkerut karena ia berpikir keras untuk mengerti kerumitan rencana Gagak Panji. Meski begitu ia mengakui ketajaman nalar Gagak Panji.

Keesokan harinya rencana itu dijabarkan lebih dalam oleh Gagak Panji. Ia berkuda beriringan dengan Arya Dipa mengitari barak pasukan Demak yang dipimpin Arya Dipa. Tidak ada seorangpun yang menaruh kecurigaan atas kehadiran Gagak Panji, karena Gagak Panji mempunyai kedudukan tersendiri sebagai pengajar gelar dan siasat perang meskipun ia bukan bagian dari prajurit Demak.  Kemudian Arya Dipa menghentikan kudanya lalu bertanya,”Dan bilakah kau akan berangkat ke timur?”

“Saat matahari mulai tergelincir, aku akan keluar dari kotaraja,” jawab Gagak Panji kemudian,”Dua orang prajuritmu akan aku bawa serta sebagai pendamping dan tanda agar dapat keluar dari wilayah Demak dengan aman.”

“Baiklah, rencana itu harus mendapatkan kajian ulang bila kau telah tiba di Tuban,” Arya Dipa berkata pada kerabat dekatnya itu.

Seperti yang telah direncanakan oleh Gagak Panji, mereka berkuda pelan meninggalkan Demak menuju ke arah timur. Angin datang kencang menerpa tubuh mereka. Setapak demi setapak mereka  semakin menjauhi Demak. Matahari semakin tenggelam hingga nampak separuh dari wujudnya seperti hilang dalam lautan.  Untuk beberapa saat mereka berdiam diri terpaku diatas punggung kuda masing-masing. Sesekali dua orang prajurit bawahan Ki Tumenggung Arya Dipa saling berpandangan tanpa berkata-kata, sementara Ki Rangga Gagak Panji seolah berada di sebuah dunia yang berbeda. Ia seperti tidak peduli dengan keadaan sekitarnya. Gagak Panji sebenarnya sedang merenungkan tentang kemungkinan yang akan dia hadapi bila telah bertemu dengan Adipati Tuban.

Tiba-tiba ia menarik kekang kudanya, lalu katanya,”Kita berhenti di tempat ini.” Gagak Panji melompat turun dan menuntun kudanya ke sebuah pohon siwalan. Ia mengikat kudanya di sana lalu berbaring di atas hamparan rumput yang sedikit menjorok jauh agak dalam. Dua orang prajurit Demak kemudian mengikutinya, lalu kata salah seorang dari mereka,”Senapati, aku akan berburu makanan.”

“Tidak perlu! Kau ambil kantung di sisi kiri lambung kuda. Ki Tumenggung Arya Dipa telah menyiapkan untukmu,” Gagak Panji menarik nafas dalam-dalam kemudian ia bangkit dan bersandar pada sebatang pohon.

“Aku mengetahui kedua orang ini. Tetapi aku tidak tahu apakah mereka mengerti kekuatan prajurit Demak di atas samudera,” gumam Gagak Panji dalam hatinya.

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    nice story broh. ditunggu kelanjutannya :)

    Comment on chapter Penaklukan Panarukan 1
Similar Tags
PENTAS
1249      727     0     
Romance
Genang baru saja divonis kanker lalu bertemu Alia, anak dokter spesialis kanker. Genang ketua ekskul seni peran dan Alia sangat ingin mengenal dunia seni peran. Mereka bertemu persis seperti yang Aliando katakan, "Yang ada diantara pertemuan perempuan dan laki-laki adalah rencana Tuhan".
My Big Bos : Mr. Han Joe
643      395     2     
Romance
Siapa sih yang tidak mau memiliki seorang Bos tampan? Apalagi jika wajahnya mirip artis Korea. Itu pula yang dirasakan Fraya ketika diterima di sebuah perusahaan franchise masakan Korea. Dia begitu antusias ingin segera bekerja di perusahaan itu. Membayangkannya saja sudah membuat pipi Fraya memerah. Namun, apa yang terjadi berbeda jauh dengan bayangannya selama ini. Bekerja dengan Mr. Ha...
Glad to Meet You
319      245     0     
Fantasy
Rosser Glad Deman adalah seorang anak Yatim Piatu. Gadis berumur 18 tahun ini akan diambil alih oleh seorang Wanita bernama Stephanie Neil. Rosser akan memulai kehidupan barunya di London, Inggris. Rosser sebenarnya berharap untuk tidak diasuh oleh siapapun. Namun, dia juga punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Rosser merasakan hal-hal aneh saat dia tinggal bersama Stephanie...
CTRL+Z : Menghapus Diri Sendiri
173      150     1     
Inspirational
Di SMA Nirwana Utama, gagal bukan sekadar nilai merah, tapi ancaman untuk dilupakan. Nawasena Adikara atau Sen dikirim ke Room Delete, kelas rahasia bagi siswa "gagal", "bermasalah", atau "tidak cocok dengan sistem" dihari pertamanya karena membuat kekacauan. Di sana, nama mereka dihapus, diganti angka. Mereka diberi waktu untuk membuktikan diri lewat sistem bernama R.E.S.E.T. Akan tetapi, ...
Ikatan itu Bernama Keluarga
298      248     1     
Inspirational
Tentang suatu perjalanan yang sayang untuk dilewatkan. Tentang rasa yang tak terungkapkan. Dan tentang kebersamaan yang tak bisa tergantikan. Adam, Azam, dan Salma. Hal yang kerap kali Salma ributkan. Ia selalu heran kenapa namanya berinisial S, sedangkan kedua kakaknya berinisial A. Huruf S juga membuat nomor absennya selalu diurutan belakang. Menurut Salma, nomor belakang itu memiliki ban...
Coneflower
4395      1753     3     
True Story
Coneflower (echinacea) atau bunga kerucut dikaitkan dengan kesehatan, kekuatan, dan penyembuhan. Oleh karenanya, coneflower bermakna agar lekas sembuh. Kemudian dapat mencerahkan hari seseorang saat sembuh. Saat diberikan sebagai hadiah, coneflower akan berkata, "Aku harap kamu merasa lebih baik." — — — Violin, gadis anti-sosial yang baru saja masuk di lingkungan SMA. Dia ber...
Distaste
5375      1291     5     
Romance
Menjadi bagian dari BEST di SMA Angkasa nyatanya tak seindah bayangan Stella. Apalagi semenjak hadirnya ketua baru, Ghazi. Cowok yang membuat Stella dikucilkan semua temannya dan selalu serba salah. Cowok humoris yang berubah menjadi badboy hanya kepada Stella. Keduanya menyimpan kebencian masing-masing di hati mereka. Dendam yang diam-diam menjelma menjadi sebuah rasa tatkala ego menutupi ked...
Rekal Rara
13377      3815     0     
Romance
"Kita dipertemukan lewat kejadian saat kau jatuh dari motor, dan di pisahkan lewat kejadian itu juga?" -Rara Gleriska. "Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?" -Rekal Dirmagja. â–Şâ–Şâ–Ş Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang lelaki yang jatuh cinta kepada wanita bernama Rar...
THE HISTORY OF PIPERALES
2125      828     2     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...
My Soulmate Is My Idol
2712      1038     0     
Romance
Adeeva Afshen Myesha gadis cantik yang tak pernah mengenal cinta sampai dia menyukai salah satu penyanyi bernama Gafa Aileen, sebenarnya sebelum Gafa menjadi penyanyi terkenal Adeeva sudah menyukainya. "Gafa itu punya suara yang lembut, dia pembawa warna baru di hidup gue. Meskipun sekarang gue tau Gafa ga suka Gue tapi Gue yakin bakal bisa bikin Gafa jatuh cinta sama gue" ~Adeeva Af...