Zen:
Hari ini matahari sedang terik-teriknya, tapi ia tetap berdiri di tengah lapangan sambil mengadahkan kepala. Aku memperhatikan dari tempat yang teduh, tepat di sisi lapangan. Jadi, kapan pesawat itu lewat? Aku ingin pulang.
-
Vino:
Aku tahu ini hari yang panas, wajahku seperti terbakar. Zen pasti marah-marah karena aku belum juga mau pulang. Aku ingin lihat pesawat itu lewat. Sekali saja.
-
Haya:
Mereka berdua anak yang aneh, yang satu wajahnya sudah memerah sedangkan yang satu sudah cemberut. Lihat, yang di pinggir itu! Ia duduk dengan tangan bersilang di dada, sepertinya ia kesal. Bukankah ini hari yang terlalu panas untuk menunggu pesawat lewat?
Tapi syukurlah mereka masih datang hari ini, aku jadi punya sesuatu untuk diamati.
great story :)
Comment on chapter Batas ke 1