"So..give applause for Uli.Thankyou Uli." ucap pak ketua HIMA yang sampai saat ini aku belum tahu namanya siapa. Aku pun dipersilahkan duduk kembali.Jantung ini masih berdentum sangat kencang ketika melihatnya,apa perasaan ini sesungguhnya masih ada,pikirku. Aku pun buru-buru kembali untuk duduk dilantai bersama teman-teman yang lainnya,tak ku hiraukan tatapan yang mematikan itu. Aku acuhkan,seolah-olah tidak melihat dan mengenalnya.
"Oke,guys.Karena kalian semua sudah memperkenalkan diri kalian masing,kini giliran senior-senior kalian yang berada didepan sini untuk memperkenalkan diri." ucap pak ketua HIMA. "Sini lu an,ngpain lu bengong doang disitu.Lu datang di moment yang pas."
"Oke baiklah,perkenalkan nama abang Aldzian Saputra biasa dipanggil Zian atau Putra.Saat ini abang duduk di semester 5,dah tuaaa but masih gantenglah kan wkwkwk.Posisi abang disini sebagai Kage (ketua) dari HIMASABI (Himpunan Mahasiswa Sastra Bahasa Inggris)." ucapnya panjang lebar.
Seperti dugaanku sebelumnya,benar kan dia itu ketuanya. Wibawa dan kharisma nya luar biasa tak bisa dipungkiri lah,ga salah ni orang jadi ketua,pikir Uli. "Baiklah,selanjutnya,disebelah abang ada,siapa bang?."ucap bang zian sembari merangkul pundak salah satu senior yang berada disamping kirinya. "Good morning guys,nama abang Erza Atmajaya biasa dipanggil Ejaa,semester 5 juga." "Oke,giliran gue,nama gue Adrian Farizi,kalian bisa panggil rian,ian,adri,fariz ataupun izi.Gue semester 5,salam kenal buat kalian semua." ucap salah satu senior yang menyagilku saat aku telat tadi. "Slengekan dan tampang playboy." ucapku dalam hati. "Next,kita punya princess yang berdiri diantara kita ini.Silahkan kakak cantik." cagil bang Zian terhadap senior yang berada disamping kanannya. Kakak itu pun tertawa sembari mengambil microphone yang diberikan oleh bang Zian. "Hello guys,welcome to orange campus.Perkenalkan nama kakak Azzahra Jelita,biasa dipanggil Ara atau Zahra. Saat ini kakak duduk di semester 5,sekelas dengan abang Eja.Posisi kakak disini sebagai Wakage (Wakil Ketua) dari HIMASABI periode 2016/2017,so salam kenal buat kalian semua dan selamat datang."
Cantik,Cerdas,Elegant,Sopan. Empat kata yang mendeskripsikan tentang kak Ara. Sangat serasi sekali dipasangkan dengan Bang Zian yang wibawa dan kharismanya tak terkalahkan. Pasangan yang Perfecto. I really ship them.
"Last,kita masih punya satu senior lagi yang ada disini,sebenarnya masih banyak but yang lainnya udah ada yang keburu pergi naik ke ruangan atas.Silahkan perkenalkan diri bang." ucap bang Zian kepada "DIA" sembari merangkulnya.
"Hmm.. Perkenalkan nama abang Candrakumara Gibran , biasa dipanggil ian.Abang lulusan Angkasa Senior High School.Ada yang lulusan dari SMA itu juga gak disini?" tanyanya. Aku hanya terdiam,tak ingin menjawab. "Bang..bang.. abang semester berapa yaa?." tanya seorang maru cewek yang duduk di sisi kanan depan. "Bang..bang..hobi abang apa yaa?." tanya seorang maru lagi. "
"Bang..bang..bang.."
Bang..bang..bang.."
Arrggghh! bang..bang dan bang lagi yang aku dengar saat itu,begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh maru-maru cewek tersebut. Mereka seakan-akan tak begitu sabar untuk bertanya dan mendapatkan respond darinya.Tak ada merasa segan atau takut dengan apa yang mereka lakukan itu,padahal mereka adalah maru tapi sudah berani membuat kegaduhan seperti itu di hari pertama PKK prodi. Sementara aku hanya terdiam dan tak berkutik,namun ada rasa kesal,sesak didada melihat antusias dari teman-teman baru ku itu. Karena keadaan sudah tidak cukup kondusif lagi,bang zian pun mencairkan suasana agar lebih kondusif lagi. Ia pun langsung mengambil microphone yang ada di tangan "DIA".
"Stop..stop..stop.. dah yaa,semuanya tenang.Bakal abang ini jawab satu-satu kok."tegas bang zian. Beberapa pertanyaan akhirnya di jawab olehnyaa. "Tadi ada yang nanya hobi apa ya kan,hobi abang lumayan banyak abang suka hal-hal yang berbau fotografi,kemudian design lalu abang juga suka nonton anime." jawabnya secara santai. "Oke..oke abang rasa,cukup sekian perkenalan dari abang,masih ada satu tugas lagi yang harus lakuin dari tadi.Memberi konsekuensi pada salah satu teman kalian yang telat tadi.Sorry,buat yang ngerasa telat tadi boleh temuin abang diluar aula,terimakasih.Nice to see you guys."
Mendengar kalimat itu. Jantung ini kembali berdentum sangat cepat,ku terdiam tak tau harus berkata apa-apa. "Why? why him?.. no,please.. i don't want to speak with him anymore,but why we meet again? No,God..huh." rutuknya dalam hati. Bang eja pun datang mendatangi tempat aku duduk,agar dapat segera menemui kumara. Dengan sangat terpaksa aku berdiri dan melangkah keluar untuk menemuinya.
"Calm down..calm down.. anggap saja tidak pernah kenal sebelumnya." mencoba menyemangati dirinya sendiri. Tampak dari kejauhan dirinya yang sudah lama menunggu di taman depan lab komputer. Candrakumara Gibran. Putra Rembulan yang cerdas. Makna indah dari sebuah namamu yang begitu antik,sesuai dengan artinya memang. Kau tumbuh menjadi seorang Putra Rembulan yang cerdas. Rembulan yang dikelilingi oleh banyak bintang. Terlihat seperti tadi,baru bertemu denganmu saja sudah banyak teman-teman ku yang mengagumi dan ingin kenal lebih dekat denganmu. Dan kini,seorang putra rembulan bertemu kembali dengan salah satu banyak bintang yang mengelilinginya,bintang yang cahayanya tak terlihat namun hanya ia yang bisa melihat dan merasakan cahaya itu. Ada rasa lucu,ketika mengingat hal itu.
Aku pun memberanikan diri melangkah menuju tempatnya berdiri dan memanggil namanya. "Candrakumara Gibran."ucapku.
Mendengar suara itu,Ia pun langsung terkaget,seolah suara itu sangat tidak asing baginya.Ia pun menduga-duga lalu membalikan badannya,melihat siapa sebenarnya orang yang berada dibelakangnya itu apa dugaanya benar. "Lavani... Deepika Lavani Fulki. Ternyata memang benar itu kamu,suaramu itu. Tidak aku sangka,kita bakalan ketemu lagi disini." ucapnya sembari tersenyum. "Yaa..satu tahun sudah berlalu,sejak saat itu.. hahaha." tertawa sinis. Dia hanya terdiam dan mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. "Oh,jadi maru yang telat tadi itu kamu yaa,tak disangka bakal dipertemukan lagi disini dan situasi seperti saat ini." ucapnya "Stop deh basa..basinya,so apa konsekuensi yang harus aku lakuin sebenarnya,langsung to the point aja napa." Ucapku dengan sangat kesal. "Kok jadi galak amat si neng,galak-galak ntar malah makin suka loh." cagilnya. "Bacoot..diem lu."
"So,konsekuensinya sebenarnya mudah banget buat kamu,ga perlu di tes pun aku udah tau kamu pasti dengan sangat gampangnya bisa jawab."ucapnya. "Jadi gausah yaa nih,yaudah kalo gitu gua balik ke aula lagi nih." balasku dengan cetus. "Wait,kalo kamu balik ke aula sekarang bakal ketauan lah kalo kamu ga jadi jalanin konsekuensinya,jadi tunggu 5 menit lagi lah." "Hmm..Okee fine,gua mau kekantin aja kalo gitu,kantin disana dimana?" "Kalo kamu ke kantin sekarang,ntar ada yang liat juga,so stay disini aja dulu sama gue,ngobrol-ngobrol santai aja kita toh udah lama ga ketemu juga kan ya." ucapnya "Ah,males.. modus lu mah." ketusku. Mendengar ucapanku yang begitu ketus barusan,ia pun langsung terdiam.Sadar kalo sebenarnya aku tidak ingin sama sekali bicara dengannya. Kami berdua pun akhrinya hanya terdiam. Tak ada satu pun yang ingin memulai pembicaraan. 5 menit yang penuh dengan kesunyian.5 menit yang begitu awkward.
Akhirnya aku pun pamit dan meninggalkannya di taman sendirian. "Hmmm... thanks ya,gua balik ke aula dulu," ucapku sembari melangkah menuju ke aula. "Nevermind.lagian tu konsekuensi terlalu mudah buat orang kayak kamu,bye... sampe ketemu lagi." balasnya. Ntah kenapa,mendengar kata-katanya barusan refleks bibir ini langsung tersenyum ada rasa atau gejolak kebahagiaan. "Duhh.. apaan sih li,stop... stop.. stop.. kamu kan mau move on.. Ga..ga..gaa.. kamu ga boleh senang dan mikirin dia lagi." gerutuku dalam hati. Aku pun membuang jauh-jauh pikiran itu dan kembali berjalan menuju aula.