Loading...
Logo TinLit
Read Story - CATCH MY HEART
MENU
About Us  

“Gimana? Ini cukup?” tanya Handoko kepada Cempaka yang hanya terduduk di balik meja kafe bersama Soraya. Handoko pulang setelah beberapa hari yang lalu Soraya menelepon dan mengutarakan keinginan untuk kuliah.

Tentu saja, selama ini Handoko meminta Soraya untuk kuliah tapi anak itu menolak. Dan, sekarang beliau tidak akan menyia-nyiakan kesempatan. Terlebih, semua ini berkat Cempaka. Soraya memang sangat menyayangi Cempaka, mereka bersahabat sejak di sekolah menengah atas. Soraya seringkali mengutarakan keinginannya untuk memiliki saudara dan dengan adanya Cempaka membuat Soraya begitu ceria.

“Om, ini berlebihan banget, deh! Cemcem nggak bisa nerima semua ini. Cemcem nggak enak sama Om, tante, Soraya juga,” jawab Cempaka tampak tak enak hati saat melihat Handoko menyimpan banyak tas belanjaan ke atas meja.

“Om nggak boleh ngasih hadiah buat anaknya sendiri?”

“Tapi, Om—”

“Udah, Cem! Nggak usah banyak protes, deh!” ucap Soraya memotong percakapan Cempaka dengan Handoko. Handoko tampak tersenyum lalu ikut duduk bersama dua gadis yang sejak tadi menemaninya di mall tersebut.

“Betul kata Aya. Lagian, Om beliin barang yang sama kayak Aya buat kamu. Nggak ada tolak-menolak. Om akan marah kalau kamu terus menolak.”

Cempaka menghela napas sesaat. Sebetulnya, ia merasa begitu sungkan dengan semua kebaikan keluarga Soraya. Mereka membiayai kuliah dan membelikan Cempaka perlengkapan kuliah serta kebutuhan pribadi. Cempaka hanya tidak ingin banyak berhutang budi karena dikasihani oleh keluarga Soraya. Tapi, perkataan Handoko membuat Cempaka tak dapat berkata-kata.

“Ya udah, Cemcem terima, Om. Makasih banyak. Tapi—“

“Cukup! Nggak pakai tapi,” potong Handoko, membuat mulut Cempaka akhirnya terkatup dengan rapat. “Hmm, untung aja pendaftaran mahasiswa baru masih dibuka. Kalian suka seenaknya kalau buat keputusan. Bukannya kuliah dari dulu, malah keluyuran nggak jelas. Makasih, ya, Cempaka. Karena kamu, Aya jadi mau kuliah. Walaupun Om tetap menyayangkan waktu dua tahun kalian terbuang percuma.”

“Papa apa-apaan, sih? Yang penting Aya mau kuliah, kan?”

“Hah, iya, iya! Ngomong-ngomong, tes masuknya bagaimana? Bisa jawab?”

“Waaa! Susah banget, Pah! Tapi, Aya sama Cemcem lolos tes, yeay!” teriak Soraya sumringah. Handoko mengacak-acak rambut anak gadisnya diiringi tawa riang.

Sementara, Cempaka membeku di tempat. Rasanya seperti sebilah bambu runcing menohok jantung. Menyesakkan dan menyakitkan. Tetapi, menyelipkan sebuah kerinduan.

Tanpa terasa sebutir air mata membasahi pipi Cempaka. Namun, dengan cepat gadis itu menghapus dan menghilangkan jejak kesedihannya dengan rapi. Tak ingin dua orang yang tengah tenggelam dalam romantisme ayah dan anak merasa terganggu oleh kesedihan klasik yang ia rasakan.

“Oke. Kalau gitu, Papa pergi dulu, ya? Emm, Cempaka!”

Cempaka langsung menoleh saat mendengar namanya disebut.“Ya, Om?”

“Mulai hari ini, kamu tinggal di rumah Om. Bukan cuma saat Om dan Tante nggak ada. Tapi, setiap hari. Setiap waktu. Kamu tanggung jawab Om sekarang.” Handoko mengakhiri ucapannya dengan senyuman yang hangat.

Pandangan mata Cempaka beralih berkali-kali dari Soraya dan Handoko. Tetapi, raut wajah dua orang yang teramat baik itu sama sekali tidak menampakkan gurauan. Senyuman mereka jelas menandakan senyuman kebahagiaan dan ketulusan.

“M-maksud Om?” tanya Cempaka tergagap.

“Om mau kamu jadi saudara perempuannya Soraya, jadi anak Om,” tutur Handoko lalu saling melempar senyuman dengan Soraya. Soraya mengangguk bersemangat dan langsung memeluk papanya seraya mengucapkan terima kasih, meluapkan kebahagiaan ala anak manja, seperti biasanya.

“Entah, Cemcem mesti bahagia ataukah sebaliknya. Tapi, apa semua ini nggak berlebihan buat anak menyedihkan kayak Cemcem?”

“Hei, kamu ngomong apa, sih? Sini, peluk Papa!” ujar Handoko lalu menarik Cempaka turut serta.
Beberapa saat kemudian, Handoko melepas pelukan lalu berpamitan kepada Soraya dan Cempaka. Ia hendak kembali ke kantor.

Sementara, Soraya dan Cempaka menikmati beef burger yang mereka pesan. Soraya dengan bersemangat mengunyah burger. Sedangkan, Cempaka masih terdiam. Ia lalu mendongak dan meraih lengan Soraya.

“Aya, gue nggak bisa—“

“Stop!” Soraya memotong perkataan Cempaka dan menatapnya. Ia tersenyum lalu menghela napas. “...kau mencuri hatiku, hatiku!”

Cempaka menjitak kepala Soraya dan menyandarkan tubuh pada sandaran kursi dengan sebal. Ia mendelik malas sementara Soraya yang tertawa terpingkal-pingkal, tak menghiraukan tatapan kesal Cempaka.

Cempaka mengalihkan pandangan ke arah lain sekadar menetralisir kekesalan. Namun, ia tertegun saat bertemu pandang dengan si pemilik iris mata hitam pekat. Hanya sesaat. Tatapan mata itu teralih saat Cempaka menyadari, seolah menghindari tatapan mereka bertemu.


Senyuman manis tampak dari bibir mungil Cempaka, ia beranjak lalu berjalan cepat meninggalkan Soraya. Soraya gelagapan, ia berusaha mengikuti langkah Cempaka. Hanya saja, tas belanjaan yang banyaknya tiada terkira menyulitkan Soraya. Hingga Soraya memutuskan untuk duduk dan menunggu Cempaka kembali.

Sedikit berlari kecil, Cempaka mengikuti lelaki yang terlihat berhenti di depan teller sebuah kafe lalu memesan coklat dingin. Cempaka tak melakukan pergerakan, ia hanya terdiam sambil tersenyum dalam jarak sekitar satu meter di belakang pria itu. Hingga dalam hitungan dua menit kemudian, lelaki itu berbalik dan tampak terkejut saat melihat Cempaka berdiri menatapnya sambil tersenyum.

“Hai,” sapa Cempaka lantas berjalan menghampirinya, namun lelaki itu melengos pergi tanpa berniat membalas sapaan Cempaka. Cempaka mengikuti lelaki itu, bahkan berusaha menyejajarkan langkah kakinya.

“Lo lupa sama gue? Gue yang waktu itu di food fair pakai kostum ayam!” ucap Cempaka kembali, menarik perhatian lelaki tersebut. Namun, sama sekali lelaki itu tak menghiraukan perkataan gadis di sampingnya.

“Emm, kata orang, kalau kita ketemu sama seseorang tanpa disengaja lagi dan lagi, mungkin itu jodoh namanya!” Cempaka terkikik geli. Sedikit terkejut ketika lelaki itu menghentikan langkah dengan tiba-tiba.
Lelaki itu tersenyum sebal, lalu berbalik menatap Cempaka. Senyuman itu menjelma menjadi senyuman manis tiada terkira.

Cempaka membalas senyuman itu dengan riang. Lalu tanpa ada kata terucap lagi, air berwarna coklat yang tadinya berada dalam wadah di tangan lelaki itu sukses berpindah ke kepala Cempaka. Lelaki itu tersenyum licik lalu pergi begitu saja.

Cempaka mengusap wajah yang basah karena siraman cinta si coklat dingin. Ia menatap kepergian lelaki itu dengan senyuman penuh tekad.

“Gue bakalan dapatin hati lo, kita jodoh Mas tampan. Gue yakin. Sarang tawon, Oppa!” tutur Cempaka lantas berjalan kembali menghampiri Soraya yang sudah menggembungkan pipi. Namun, langsung tertawa keras saat melihat kondisi Cempaka.

“Lo kenapa, Cem? Ya ampun! Hahaha!”

“Gue abis ketemu pangeran gue, Aya! Ah, gue yakin dia jodoh gue. Sumpah, dia ganteng banget!”

“Lha, terus ngapa rambut lo jadi bau coklat kayak gitu?”

“Ish, ini tuh tanda sayang dia ke gue. Xixixi!”

Soraya mengerutkan kening. Ia merasa Cempaka sudah sedikit kehilangan kewarasan. Tapi, Soraya merasa penasaran akan sosok yang disebut-sebut Cempaka sebagai pangerannya.

“Siapa?” tanya Soraya semakin heran.
Cempaka tersenyum tidak jelas lalu mengedikkan bahu. “Gue belum tahu, sih, siapa dia. Tapi, gue super yakin kalau dia jodoh gue!”
Soraya memutar bola mata. “Lo memang udah gila.”

Cempaka tersenyum semakin tidak jelas. “Gue yakin lo jodoh gue, lelaki Korea KW super! Kita juga udah main siram-siraman coklat cinta. Uh! Hati gue ada krenyes-krenyesnya!”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    nice story

    Comment on chapter 1. Balada Gadis Siluman Ayam
Similar Tags
Loker Cantik
555      420     0     
Short Story
Ungkapkan segera isi hatimu, jangan membuat seseorang yang dianggap spesial dihantui dengan rasa penasaran
Aku Benci Hujan
7557      1979     1     
Romance
“Sebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...
14 Days
999      692     1     
Romance
disaat Han Ni sudah menemukan tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupnya setelah sekian kali gagal dalam percobaan bunuh dirinya, seorang pemuda bernama Kim Ji Woon datang merusak mood-nya untuk mati. sejak saat pertemuannya dengan Ji Woon hidup Han Ni berubah secara perlahan. cara pandangannya tentang arti kehidupan juga berubah. Tak ada lagi Han Han Ni yang selalu tertindas oleh kejamnya d...
JEOSEUNGSAJA 'Malaikat Maut'
10979      2597     1     
Fan Fiction
Kematian adalah takdir dari manusia Seberapa takutkah dirimu akan kematian tersebut? Tidak ada pilihan lain selain kau harus melaluinya. Jika saatnya tiba, malaikat akan menjemputmu, memberikanmu teh penghilang ingatan dan mengirim mu kedimensi lain. Ada beberapa tipikel arwah manusia, mereka yang baik akan mudah untuk membimbingnya, mereka yang buruk akan sangat susah untuk membimbingny...
Dua Warna
685      470     0     
Romance
Dewangga dan Jingga adalah lelaki kembar identik Namun keduanya hanya dianggap satu Jingga sebagai raga sementara Dewangga hanyalah jiwa yang tersembunyi dibalik raga Apapun yang Jingga lakukan dan katakan maka Dewangga tidak bisa menolak ia bertugas mengikuti adik kembarnya Hingga saat Jingga harus bertunangan Dewanggalah yang menggantikannya Lantas bagaimana nasib sang gadis yang tid...
Batagor (Menu tawa hari ini)
393      253     4     
Short Story
Dodong mengajarkan pada kita semua untuk berterus terang dengan cara yang lucu.
Kisah yang Tak Patah
15356      2442     5     
Romance
Kisah cinta pertama yang telah usai. Sebuah cerita untuk mengenang pada suatu waktu yang menghadirkan aku dan kamu. Meski cinta tidak selalu berakhir luka, nyatanya aku terluka. Meski bahagia tak selalu ada usai sedih melanda, memang nyatanya untuk bahagia itu sulit meski sekedar berpura-pura. Bagaimanapun kisah yang ada memang akan selalu ada dan takkan pernah patah meski kadang hati sedikit ...
The Journey Of F
2297      1127     1     
Romance
beberapa journey, itu pasti ada yang menyenangkan dan ada yang menyedihkan, bagaimana kalau journey ini memiliki banyak kesan di dalamnya. pastilah journey seseorang berbeda beda. dia adalah orang yang begitu kecil lugu dan pecundang yang ingin menaklukan dunia dengan caranya. yaitu Berkarya
Warna Warni Rasa
1301      593     2     
Romance
Rasa itu warna. Harus seperti putih yang suci. Atau seperti hijau yang sejuk. Bahkan seperti merah jambu yang ceria. Rasa itu warna. Dan kau penentunya. Banyak gradasi yang harus di lalui. Seperti indahnya pelangi. Bahkan jika kelabu datang, Kau harus menjadi berani seperti merah. Jangan seperti biru yang terlihat damai, Tapi jika marah akan menghancurkan bumi seperti tsunami. R...
Kisah Kasih di Sekolah
813      521     1     
Romance
Rasanya percuma jika masa-masa SMA hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Nggak ada seru-serunya. Apalagi bagi cowok yang hidupnya serba asyik, Pangeran Elang Alfareza. Namun, beda lagi bagi Hanum Putri Arini yang jelas bertolak belakang dengan prinsip cowok bertubuh tinggi itu. Bagi Hanum sekolah bukan tempat untuk seru-seruan, baginya sekolah ya tetap sekolah. Nggak ada istilah mai...