Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rumah Laut Chronicles
MENU
About Us  

“Iya iya,” kata Joanna kesal sambil mengepit ponsel di antara pundak dan pipinya. Dia menahan diri untuk tidak berdecak jengkel sambil kedua tangannya sibuk membuat kopi di dapurnya yang mungil. Setelah itu dia memasukkan roti ke dalam pembuat roti bakar.

“Enggak kok Sandra, aku jamin aku bakal jadiin ini prioritas,” tegasnya akhirnya, mulai merasa tidak bisa menahan ketidaksabarannya lagi.

Beberapa menit kemudian dia menyelesaikan pembicarannya dan akhirnya bebas menyuarakan kejengkelannya.

“Jadi orang kok nggak sabar banget!”

Dia mengambil kopi dan roti bakarnya, lalu menuju kamarnya. Dinyalakannya laptopnya dan dihempaskannya dirinya ke kursi. Dia lalu mengucir rambutnya yang ikal sepunggung dengan asal-asalan. Dipakainya kaca matanya. Dia berusaha fokus pada layar.

Lima menit kemudian, dia harus mengakui kegagalannya. Dipeganginya pelipisnya, terlihat frustasi. Tangannya sibuk dengan kursor. Dia sudah berusaha selama tiga hari ini, namun tidak kunjung mendapat ide. Dirinya mulai dilanda perasaan down yang sudah akrab dirasakannya, sama parahnya dengan writing block.

Sebagai penulis misteri nyata, dia menulis kisah-kisah horor nyata yang terjadi di suatu tempat. Dia sudah membukukan tiga buku dengan masing-masing judul: “10 Kisah Horor di SMA Sabda Karya”, “10 Mitos Menyeramkan di Desa Randu Wingit, dan “10 Fakta Seram di Balik Pabrik Boneka Juwana”. Ketiganya memperoleh sambutan yang meriah. Ini karena dia menyajikan kisah-kisah horor yang tidak biasa. Kisah-kisah yang tidak banyak diketahui orang, dan yang membuat pembacanya tidak berhenti membaca hingga ke halaman terakhir. Pendek kata, dia pengumpul kisah horor.

Namun kini, untuk buku keempatnya, dia mentok. Tak punya ide lagi. Dia butuh suatu tempat baru, yang tidak banyak diketahui orang, dan yang menyimpan paling tidak 10 kisah seram untuk diceritakan.

Dia sudah mencari di internet selama berhari-hari, membaca banyak koran, bertanya pada teman-temannya, namun semuanya nihil.  Semalam saja dia begadang sampai jam 1 demi mencari di aneka situs-situs horor.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sambil menguap dia membukanya. Rupanya dari Yara, juniornya waktu kuliah dulu.

Kak, aku barusan dapet cerita keren dari grup Line misteri

Joanna mengerutkan kening lalu mengetikkan balasannya.

Cerita apa?

Balasannya muncul dengan cepat.

Kakak tahu soal Rumah Laut? Rumah di atas tebing Pantai X. Kabarnya rumah itu udah menelan banyak korban. Nggak terhitung berapa banyak orang yang meninggal di sana

Kantuk Joanna menghilang.

Serius? ketiknya.

Serius Kak, ini ada yang lagi cerita di grup. Abis ini aku kirim screenshot-nya ya  

Sebuah senyum muncul di wajahnya setelah itu. Joanna Larasati sudah mendapatkan apa yang diinginkannya.

***

“Saya ingin meminta cerita lengkap mengenai rumah itu,” kata Joanna tegas. Sekali punya keinginan, dia tidak akan mau melepaskannya sebelum mendapatkannya. Keras kepala, kata orang-orang terdekatnya. Manja, kata orangtuanya, yang hanya memiliki seorang anak, dirinya. Sejak kecil dia memang terbiasa dipenuhi segala permintaannya, sehingga karakter manja itu terbentuk dan berkembang ke tingkat maksimal hingga dia dewasa.

Pak Husein hanya menyesap rokoknya semakin dalam, sambil memandang lekat-lekat padanya. Dia berpandangan dengan istrinya. Joanna menunggu, tak digubrisnya udang saus manis dan es kelapa muda yang ada di depannya. Dia sengaja memesan makanan itu agar bisa mengobrol dengan si pemilik rumah makan.

Ya, dari Yara dia mendapatkan informasi mengenai Rumah Laut. Rumah Laut itu berdiri di atas tebing. Umurnya sudah lebih dari 50 tahun, kata Yara. Asal mulanya nggak diketahui, tapi banyak cerita-cerita seram berkembang tentangnya. Joanna sudah mencari info di internet, melihat surat kabar-surat kabar lama. Memang benar rumah itu sudah menelan banyak korban. Paling tidak sudah ada belasan lebih orang yang meninggal di sana. Lalu selama kurun beberapa tahun rumah itu kosong dan tidak mengambil korban lagi. Namun rumah itu selalu mendapat penghuni baru. Dan korban baru.

Setelahnya Joanna mulai merencanakan perjalanan ke lokasi langsung rumah itu. Rupanya hanya berjarak 3 jam. Dia berangkat pukul 8, sehingga bisa sampai di lokasi pada waktu jam makan siang. Lokasi rumah itu di dekat kota pantai kecil. Di sana pasti ada rumah makan yang menyajikan makanan khas laut. Dia akan memesan makanan, lalu mengajak ngobrol si pemilik rumah makan. Gampang. Dia sudah menerapkan strategi semacam itu di buku-bukunya yang sebelumnya. Dia tahu dia harus mendapatkan informasi dari sumber di lokasinya langsung. Di buku pertamanya dia mendapatkan informasi dari penjaga sekolah. Di buku kedua dari kepala desa, dan di buku ketiga dari mantan pekerja pabrik.

Biasanya sumber-sumbernya enggan memberi informasi. Tapi Joanna bisa sangat persuasif jika dia mau. Dia juga bisa menjadi orang yang sangat memaksa. Kata teman-temannya dia berhasil memanfaatkan kecantikan dan pesonanya dengan baik, dua hal yang biasanya tidak sanggup ditolak oleh kebanyakan orang. Akhirnya, dia selalu bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Sumbernya akhirnya mau memberikannya apa yang dibutuhkannya, cerita.

Joanna mulai terganggu dengan asap rokok Pak Husein. Tapi dia enggan menunjukkannya. Dia hanya mengernyit. Pak Husein rupanya peka dan meletakkan rokoknya. Dia lalu kembali memandang Joanna.

“Mbak tahu cerita-cerita tentang rumah itu sudah tidak terhitung lagi. Beberapa bahkan terlalu...ya saya bilang tragis dan sadis.” Dia masih ragu. Menurutnya tak seharusnya orang-orang luar tahu kisah tentang rumah itu. Lebih jauh lagi, dia takut. Kisah akan rumah itu selalu membuatnya takut. Kematian keluarga Hadiwijaya masih membayanginya. Dia ingat pagi itu orang yang biasa datang untuk membersihkan halaman rumah itu pingsan ketika menemukan mayat Bram Hadiwijaya yang kondisinya mengerikan dan tak lazim. Kepalanya berada di bawah, lehernya menekuk dalam posisi yang memualkan, sementara badan dan kakinya masih melayang di udara. Matanya membelalak. Dan ada darah, tentu saja. Banyak darah.

“Bapak filter saja kalau begitu. Mulai dari sejarah awal mulanya, penghuni-penghuni awalnya, dan kematian-kematian yang paling mengerikan. Pembaca saya justru lebih suka cerita yang paling seram. Saya menyerahkan pilihan cerita pada Bapak, asal ada cerita mengenai asal mula rumah itu dan sejarahnya,” kata Joanna, kembali membujuk dengan bersemangat.

“Rumah itu juga berbahaya Mbak,” tambah Pak Husein segera, menganggap bahwa hal itu mungkin akan membuat Joanna mundur dari niatnya.

Tapi Joanna menggeleng. Tidak, dia tidak mau. Dan dia sudah hampir kehabisan waktu, dia tak akan mundur. Sandra, editornya yang kejam itu, sudah mencecarnya selama dua bulan ini, hampir membuatnya gila, dan dia tak akan sanggup dicecar lebih lama lagi. Dan Rumah Laut sudah membangkitkan rasa penasarannya hingga ke batas maksimal. Dia ingin tahu kisah-kisah di balik rumah itu. Rumah semacam apa yang bisa menelan begitu banyak korban? Dan dia yakin, pembacanya juga tidak sabar untuk ingin tahu.

“Saya hanya ingin mengetahui ceritanya saja Pak, tidak lebih. Saya tidak berminat untuk masuk ke dalam. Paling nanti saya cuma ke depan rumah saja buat ambil foto,” desaknya lagi.

“Kayaknya kalo gitu nggak apa-apa Pak. Toh Mbaknya cuma mau tahu ceritanya aja, nggak lebih.” Istrinya berkata lirih. Demi mendengar kata-kata itu Joanna ingin bersorak. Tapi ditahannya dan dia hanya tersenyum dalam hati.

Pak Husein menghela nafas. Joanna bisa melihat keputusan terbentuk di wajahnya.

“Baik Mbak. Saya akan cerita. Tapi saya peringatkan Mbak, ceritanya benar-benar seram,” katanya mewanti-wanti.

Joanna mengangguk. Justru itu yang diinginkannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • dede_pratiwi

    serem euy hehe good job thor

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
Aku dan Dunia
373      285     2     
Short Story
Apakah kamu tau benda semacam roller coaster? jika kamu bisa mendefinisikan perasaan macam apa yang aku alami. Mungkin roller coaster perumpamaan yang tepat. Aku bisa menebak bahwa didepan sana ketinggian menungguku untuk ku lintasi, aku bahkan sangat mudah menebak bahwa didepan sana juga aku akan melawan arus angin. Tetapi daripada semua itu, aku tidak bisa menebak bagaimana seharusnya sikapku m...
Sang Penulis
10575      2361     4     
Mystery
Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat menggambarkan sebuah kejadian di masa depan. Tak ada yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat membuat kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Dan tak ada juga yang menyangka bahwa sebuah tulisan dapat merusak kehidupan seseorang. Tapi, yang paling tak disangka-sangka adalah penulis tulisan itu sendiri dan alasan mengapa ia menuliskan tulisan i...
Cinta Aja Nggak Cukup!
5063      1660     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
My Brother Falling in Love
38428      3904     8     
Fan Fiction
Pernah terlintas berjuang untuk pura-pura tidak mengenal orang yang kita suka? Drama. Sis Kae berani ambil peran demi menyenangkan orang yang disukainya. Menjadi pihak yang selalu mengalah dalam diam dan tak berani mengungkapkan. Gadis yang selalu ceria mendadak merubah banyak warna dihidupnya setelah pindah ke Seoul dan bertemu kembali dengan Xiumin, penuh dengan kasus teror disekolah dan te...
You Are The Reason
2288      937     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
Sanguine
5698      1729     2     
Romance
Karala Wijaya merupakan siswi populer di sekolahnya. Ia memiliki semua hal yang diinginkan oleh setiap gadis di dunia. Terlahir dari keluarga kaya, menjadi vokalis band sekolah, memiliki banyak teman, serta pacar tampan incaran para gadis-gadis di sekolah. Ada satu hal yang sangat disukainya, she love being a popular. Bagi Lala, tidak ada yang lebih penting daripada menjadi pusat perhatian. Namun...
A You.
893      469     1     
Romance
Ciara Leola memiliki ketakutan yang luar biasa kepada Shauda Syeffar. Seorang laki-laki yang dulu selalu membuatnya tersenyum dan menyanyikan lagu-lagu cinta untuknya setiap hari. Ciara melanjutkan hidupnya sebagai orang asing di hadapan Shauda, sedangkan Shauda mengumpat kepada dirinya sendiri setiap hari. Lagu-lagu cinta itu, kemudian tidak lagi dinyanyikan.
Aranka
4446      1481     6     
Inspirational
Aranka lebih dari sebuah nama. Nama yang membuat iri siapa pun yang mendengarnya. Aland Aranka terlahir dengan nama tersebut, nama dari keluarga konglomerat yang sangat berkuasa. Namun siapa sangka, di balik kemasyhuran nama tersebut, tersimpan berbagai rahasia gelap...
Akhir SMA ( Cerita, Cinta, Cita-Cita )
1920      983     1     
Romance
Akhir SMA yang tidak pernah terbayangkan dalam pikiran seorang cewek bernama Shevia Andriana. Di saat masa-masa terakhirnya, dia baru mendapatkan peristiwa yang dapat mengubah hidupnya. Ada banyak cerita terukir indah di ingatan. Ada satu cinta yang memenuhi hatinya. Dan tidak luput jika, cita-cita yang selama ini menjadi tujuannya..
Mengejarmu lewat mimpi
2198      878     2     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.