Loading...
Logo TinLit
Read Story - Black Lady the Violinist
MENU
About Us  

“Nona –“

“Aku sungguh berharap kalau kau takkan bilang apa-apa lagi, Vince.”

“Sungguh Saya bersalah karena menyebabkan semua ini. Andai saja –“

“Tak ada yang perlu diandaikan,” mata Kenan melirik ke arah jendela yang tertutup salju, “yang telah terjadi tak bisa diapa-apakan.”

“Maafkan Saya, Nona. Sungguh ini salah Saya,” sergah Vincent putus asa.

Kenan melirik pelayannya yang bersedih. “Jangan iba melihatku, Vince. Kau tahu? Aku juga sudah lelah dengan ini semua. Memang ini akhirnya. Aku akan kembali ke rumahku di Indonesia. Kau bisa kembali pada keluarga paman.”

Vincent tersentak. “Nona!”

“Aku sudah bilang jangan pandang aku begitu.” Kenan tersenyum sinis. “Meskipun pahit tapi akhirannya lebih baik dari dugaanku, Vince. Sebelum semuanya jatuh mengerikan, aku puas karena aku berakhir seperti manusia yang di setiap pembuluh darahku ada rasa marah, sedih, senang, dan lega selama dua tahun ini.” Vincent bertatapan empat mata dengan Nonanya. “Aku ingat lagi apa itu perasaan.”

 “Nona? Nona mau kemana? Nona tidak bersungguh-sungguh hendak pergi, bukan?” tanya Vincent gelisah karena Kenan hendak keluar dari rumah pagi-pagi benar. Kemanapun ia mau pergi, di luar pasti masih sangat dingin. Ia masih trauma dengan kejadian yang menimpa Nonanya di Inggris beberapa minggu lalu. Ia sama sekali tidak ada di sana saat Nona-nya hampir mati beku karena frustasi di atap rumah sakit Nasional Hospital of Neurology. “Nona..” Vincent meringis.

Kenan melirik Vincent setelah satu hembusan nafas.

“Kau pikir aku mau kemana? Memangnya aku bisa pulang ke rumah dengan satu tas violin ini saja, Vince? Aku hanya ingin keluar karena ada resital kecil.”

Vincent menunduk malu. “Maaf, Nona.”

 

“Lagu Amazing Grace?” tanya seseorang dari depan tangga di bawah atap gedung resital tua.

Kenan tidak mempedulikan orang-orang yang sinis menatapnya ketika bermain biola seorang diri di atas atap. Perhatian pada lagu pertama yang bisa ia mainkan untuk sahabatnya yang tetap terus berumur 14 tahun itu takkan buyar.

“Ada apa dengan itu?” tanya seorang yang lainnya.

Orang itu tertawa sinis. “Mungkin dia sedang mengucapkan syukur karena sempat berhasil mendapat reputasi dengan cara curang.”

 “Kenapa begitu?” tanya temannya.

“Siapa yang tahu kalau si ‘Alexa’ diam-diam mendapat sokongan dari ‘keluarganya’? Murahan sekali,” maki orang itu sambil melangkah pergi. “Sekarang juga dia sedang mencari perhatian dengan lagu pura-pura sedihnya.”

“Kata-katamu terlalu kejam, Charlotte,” sahut temannya yang mengikuti temannya pergi meninggalkan atap.

Saat yakin kedua orang tak diundang itu pergi, Kenan berhenti main.

Trang. Bow yang Kenan pegang jatuh dan menimbulkan suara yang cukup nyaring di atap yang sunyi. Di sebelah bow yang tergeletak, Kenan jatuh berlutut. Violin didekap erat-erat. Guratan halus violin kesayangan Kenan tersebut sedikit demi sedikit basah oleh tetesan air mata pemiliknya. Setiap kali mendengar kata penolakan tentang musiknya, saat itu juga air mata tak pernah bisa ia tahan lagi.

 

 

 

“Kenan!?” seru Jerish yang kaget setengah mati ketika mengetahui isak tangis yang menggaung di atap bangunan tua itu tenyata dari Kenan.

Dengan langkah terburu-buru Jerish menghampiri Kenan yang menangis tersedu-sedu. Hatinya hancur melihat tetes demi tetes lelehan air mata Kenan.

“Aku mencarimu dan pemilik gedung resital mengatakan kalau kau ada di sini. Kau kenapa??” tanyanya dengan wajah panik.

Jari-jari Jerish memaksa mengangkat dagu Kenan karena perempuan itu tak mau jawab. Kenan memperlihatkan matanya yang merah dan pipinya yang sembab. Timbul belas kasih yang meremukkan hati Jerish.

“Kenapa? Kenapa kau tidak hina aku seperti mereka? Ketika Lena pergi karena aku yang membunuhnya, aku sudah kehilangan segalanya. Sekarang juga aku sudah kehilangan hidupku ketika musikku yang menjadi alasan untuk aku hidup pun diinjak orang. Kenapa bukan aku saja yang mati menggantikan Lena!?”

“Jangan mengambinghitamkan hal lain untuk lari dari masalah, Kenan.”

“Memang! Aku membuat Lena menjadi alasanku hidup seperti ini!”

“Lalu kau puas setelah belasan tahun hidup dengan cara seperti itu? Kau puas dengan rasa bersalah? Kau puas mengutuki dirimu sendiri? Aku memang tak tahu semua masa lalumu tapi untuk apa kau menyalahkan diri sendiri? Bukan kau yang membunuh sahabatmu itu, Kenan!! Berhenti menjadikan orang yang sudah mati sebagai harapan dan tujuan hidupmu! Bukan untuk itu Tuhan menciptakan kau, Kenan!!”

Kenan terperangah. Belum ada seorang pun yang terang-terangan mengatakan hal itu padanya, sekalipun itu keluarga Challysto dan tante Merry yang sangat menyayanginya. Tidak ada seorang pun yang mau mengatakan itu–yang terlalu jujur dan terkesan kejam–dan memaksa membuka matanya dari kegelapan yang disembunyikannya.

“Lalu siapa yang membunuhnya? Siapa? Siapa!? Kalau waktu itu aku bisa merendahkan diriku ke keluarga Challysto, dia tak perlu mati dengan cara seperti itu!!” Kenan menjerit frustasi. “Lalu untuk apa Tuhan ciptakan aku? Untuk apa aku menanggung semua ini? Kejam sekali Ia padaku!”

Jerish mendekap pundak Kenan erat-erat. “Dengarkan aku, Kenan.” Sejenak kekalapan Kenan tenang. “Tidak ada yang membunuhnya. Tidak ada seorang pun yang membunuhnya. Kalau sekarang dia tidak ada di sini, pasti ada alasannya. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri dan berhenti menyalahkan orang lain. Tuhan itu tidak kejam seperti yang kau pikirkan. Ia berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Dengarkan aku, Kenan. Sampai mati pun kau akan tetap seperti ini kalau kau masih menggenggam perasaanmu. Kau mau seperti itu? Memangnya sahabatmu itu mau kau seperti ini?? Ia bisa bangkit lagi dan menampar wajahmu.”

Mata Kenan berkaca-kaca. Pesan-pesan yang terpotong-potong dari Lena, Vincent, juga Jerish telah tersambung menjadi pesan yang membuat hatinya kelu.

“Berhenti menyalahkan dirimu sendiri lagi,” ulang Jerish yang kesekian kalinya. “Jangan diam di tempat setelah hal buruk terjadi tapi teruslah jalan ke depan karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang, Kenan.”

Air mata Kenan berhenti mengalir. Akhir dari adu debat, Jerish tak sadar tubuhnya bergerak merangkul Kenan seperti seseorang yang takut ketika benda rapuh yang dipegangnya hancur.

 

Vincent datang menjemput Kenan setelah ditelepon oleh Jerish–entah darimana dapat nomor teleponnya. Selang beberapa menit sebelum pelayannya datang, Jerish pergi supaya Kenan bisa lebih nyaman.

Mirip ketika Kenan pertama kali datang ke hall saat debutante, sepanjang perjalanan pulang dalam mobil ia hanya diam saja. Tangannya sibuk mengetuk-ketuk tas violin. Di sisi lain, Vincent yang menyupir pun tetap terus diam.

Aku bisa menyindirnya seperti pejabat korupsi yang mencari-cari perhatian polisi untuk minta didakwa. Padahal, akulah orang yang sebenarnya mencari-cari orang lain yang bisa mendakwaku. Sudah cukup aku ditimang-timang seperti bayi. Otakku yang korslet ini memang butuh dakwaan.

 “Setelah ini Nona ada acara?” tanya Vincent tiba-tiba.

“Kuliah sore,” jawab Kenan singkat.

Tanpa banyak bicara Vincent mengangguk. Meskipun tak ada niat, mata Kenan sempat melihat ke arah kaca spion juga dan melihat anggukan kecil itu.

Aku memang perlu seseorang yang bisa membuka pemikiranku yang sempit dan angkuh.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Haruskah Ku Mati
53008      5874     65     
Romance
Ini adalah kisah nyata perjalanan cintaku. Sejak kecil aku mengenal lelaki itu. Nama lelaki itu Aim. Tubuhnya tinggi, kurus, kulitnya putih dan wajahnya tampan. Dia sudah menjadi temanku sejak kecil. Diam-diam ternyata dia menyukaiku. Berawal dari cinta masa kecil yang terbawa sampai kami dewasa. Lelaki yang awalnya terlihat pendiam, kaku, gak punya banyak teman, dan cuek. Ternyata seiring berjal...
I'll Be There For You
1286      613     2     
Romance
Memang benar, tidak mudah untuk menyatukan kembali kaca yang telah pecah. Tapi, aku yakin bisa melakukannya. Walau harus melukai diriku sendiri. Ini demi kita, demi sejarah persahabatan yang pernah kita buat bersama.
BAYANG - BAYANG JIWA
9368      2333     8     
Romance
Kisah aneh 3 cewek sma yang mempunyai ketidakseimbangan mental. Mereka tengah berjuang melewati suatu tahap yang sangat penting dalam hidup. Berjuang di antara kesibukan bersekolah dan pentingnya karir dengan segala kekurangan yang ada. Akankah 3 cewek sma itu bisa melalui semua ujian kehidupan?
Bottle Up
3066      1266     2     
Inspirational
Bottle Up: To hold onto something inside, especially an emotion, and keep it from being or released openly Manusia selalu punya sisi gelap, ada yang menyembunyikannya dan ada yang membagikannya kepada orang-orang Tapi Attaya sadar, bahwa ia hanya bisa ditemukan pada situasi tertentu Cari aku dalam pekatnya malam Dalam pelukan sang rembulan Karena saat itu sakitku terlepaskan, dan senyu...
F I R D A U S
746      496     0     
Fantasy
Secret Elegi
4330      1272     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
A - Z
3039      1038     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
My Reason
705      466     0     
Romance
pertemuan singkat, tapi memiliki efek yang panjang. Hanya secuil moment yang nggak akan pernah bisa dilupakan oleh sesosok pria tampan bernama Zean Nugraha atau kerap disapa eyan. "Maaf kak ara kira ini sepatu rega abisnya mirip."
TERSESAT (DILEMA)
17259      3416     27     
Mystery
Cerita TERSESAT ( DILEMA ) ini ada juga di situs Storial.co, lho. Sedang diikutkan dalam kompetisistorialmei19, nulissukasuka, ceritainaja. Isi Sinopsis dan beberapa Episode di dalamnya sudah direvisi ulang agar lebih berbeda dengan isi sebelumnya. Bagi yang penasaran, yuk ikuti di link ini: https://www.storial.co/book/tersesat-dilema/ Ditunggu ulasan, saran, masukan, dan kritik kalian di s...
Dinding Kardus
9872      2626     3     
Inspirational
Kalian tau rasanya hidup di dalam rumah yang terbuat dari susunan kardus? Dengan ukuran tak lebih dari 3 x 3 meter. Kalian tau rasanya makan ikan asin yang sudah basi? Jika belum, mari kuceritakan.