Read More >>"> Black Lady the Violinist (Kapitel xxiv) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Black Lady the Violinist
MENU
About Us  

“Nona –“

“Aku sungguh berharap kalau kau takkan bilang apa-apa lagi, Vince.”

“Sungguh Saya bersalah karena menyebabkan semua ini. Andai saja –“

“Tak ada yang perlu diandaikan,” mata Kenan melirik ke arah jendela yang tertutup salju, “yang telah terjadi tak bisa diapa-apakan.”

“Maafkan Saya, Nona. Sungguh ini salah Saya,” sergah Vincent putus asa.

Kenan melirik pelayannya yang bersedih. “Jangan iba melihatku, Vince. Kau tahu? Aku juga sudah lelah dengan ini semua. Memang ini akhirnya. Aku akan kembali ke rumahku di Indonesia. Kau bisa kembali pada keluarga paman.”

Vincent tersentak. “Nona!”

“Aku sudah bilang jangan pandang aku begitu.” Kenan tersenyum sinis. “Meskipun pahit tapi akhirannya lebih baik dari dugaanku, Vince. Sebelum semuanya jatuh mengerikan, aku puas karena aku berakhir seperti manusia yang di setiap pembuluh darahku ada rasa marah, sedih, senang, dan lega selama dua tahun ini.” Vincent bertatapan empat mata dengan Nonanya. “Aku ingat lagi apa itu perasaan.”

 “Nona? Nona mau kemana? Nona tidak bersungguh-sungguh hendak pergi, bukan?” tanya Vincent gelisah karena Kenan hendak keluar dari rumah pagi-pagi benar. Kemanapun ia mau pergi, di luar pasti masih sangat dingin. Ia masih trauma dengan kejadian yang menimpa Nonanya di Inggris beberapa minggu lalu. Ia sama sekali tidak ada di sana saat Nona-nya hampir mati beku karena frustasi di atap rumah sakit Nasional Hospital of Neurology. “Nona..” Vincent meringis.

Kenan melirik Vincent setelah satu hembusan nafas.

“Kau pikir aku mau kemana? Memangnya aku bisa pulang ke rumah dengan satu tas violin ini saja, Vince? Aku hanya ingin keluar karena ada resital kecil.”

Vincent menunduk malu. “Maaf, Nona.”

 

“Lagu Amazing Grace?” tanya seseorang dari depan tangga di bawah atap gedung resital tua.

Kenan tidak mempedulikan orang-orang yang sinis menatapnya ketika bermain biola seorang diri di atas atap. Perhatian pada lagu pertama yang bisa ia mainkan untuk sahabatnya yang tetap terus berumur 14 tahun itu takkan buyar.

“Ada apa dengan itu?” tanya seorang yang lainnya.

Orang itu tertawa sinis. “Mungkin dia sedang mengucapkan syukur karena sempat berhasil mendapat reputasi dengan cara curang.”

 “Kenapa begitu?” tanya temannya.

“Siapa yang tahu kalau si ‘Alexa’ diam-diam mendapat sokongan dari ‘keluarganya’? Murahan sekali,” maki orang itu sambil melangkah pergi. “Sekarang juga dia sedang mencari perhatian dengan lagu pura-pura sedihnya.”

“Kata-katamu terlalu kejam, Charlotte,” sahut temannya yang mengikuti temannya pergi meninggalkan atap.

Saat yakin kedua orang tak diundang itu pergi, Kenan berhenti main.

Trang. Bow yang Kenan pegang jatuh dan menimbulkan suara yang cukup nyaring di atap yang sunyi. Di sebelah bow yang tergeletak, Kenan jatuh berlutut. Violin didekap erat-erat. Guratan halus violin kesayangan Kenan tersebut sedikit demi sedikit basah oleh tetesan air mata pemiliknya. Setiap kali mendengar kata penolakan tentang musiknya, saat itu juga air mata tak pernah bisa ia tahan lagi.

 

 

 

“Kenan!?” seru Jerish yang kaget setengah mati ketika mengetahui isak tangis yang menggaung di atap bangunan tua itu tenyata dari Kenan.

Dengan langkah terburu-buru Jerish menghampiri Kenan yang menangis tersedu-sedu. Hatinya hancur melihat tetes demi tetes lelehan air mata Kenan.

“Aku mencarimu dan pemilik gedung resital mengatakan kalau kau ada di sini. Kau kenapa??” tanyanya dengan wajah panik.

Jari-jari Jerish memaksa mengangkat dagu Kenan karena perempuan itu tak mau jawab. Kenan memperlihatkan matanya yang merah dan pipinya yang sembab. Timbul belas kasih yang meremukkan hati Jerish.

“Kenapa? Kenapa kau tidak hina aku seperti mereka? Ketika Lena pergi karena aku yang membunuhnya, aku sudah kehilangan segalanya. Sekarang juga aku sudah kehilangan hidupku ketika musikku yang menjadi alasan untuk aku hidup pun diinjak orang. Kenapa bukan aku saja yang mati menggantikan Lena!?”

“Jangan mengambinghitamkan hal lain untuk lari dari masalah, Kenan.”

“Memang! Aku membuat Lena menjadi alasanku hidup seperti ini!”

“Lalu kau puas setelah belasan tahun hidup dengan cara seperti itu? Kau puas dengan rasa bersalah? Kau puas mengutuki dirimu sendiri? Aku memang tak tahu semua masa lalumu tapi untuk apa kau menyalahkan diri sendiri? Bukan kau yang membunuh sahabatmu itu, Kenan!! Berhenti menjadikan orang yang sudah mati sebagai harapan dan tujuan hidupmu! Bukan untuk itu Tuhan menciptakan kau, Kenan!!”

Kenan terperangah. Belum ada seorang pun yang terang-terangan mengatakan hal itu padanya, sekalipun itu keluarga Challysto dan tante Merry yang sangat menyayanginya. Tidak ada seorang pun yang mau mengatakan itu–yang terlalu jujur dan terkesan kejam–dan memaksa membuka matanya dari kegelapan yang disembunyikannya.

“Lalu siapa yang membunuhnya? Siapa? Siapa!? Kalau waktu itu aku bisa merendahkan diriku ke keluarga Challysto, dia tak perlu mati dengan cara seperti itu!!” Kenan menjerit frustasi. “Lalu untuk apa Tuhan ciptakan aku? Untuk apa aku menanggung semua ini? Kejam sekali Ia padaku!”

Jerish mendekap pundak Kenan erat-erat. “Dengarkan aku, Kenan.” Sejenak kekalapan Kenan tenang. “Tidak ada yang membunuhnya. Tidak ada seorang pun yang membunuhnya. Kalau sekarang dia tidak ada di sini, pasti ada alasannya. Berhenti menyalahkan dirimu sendiri dan berhenti menyalahkan orang lain. Tuhan itu tidak kejam seperti yang kau pikirkan. Ia berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Dengarkan aku, Kenan. Sampai mati pun kau akan tetap seperti ini kalau kau masih menggenggam perasaanmu. Kau mau seperti itu? Memangnya sahabatmu itu mau kau seperti ini?? Ia bisa bangkit lagi dan menampar wajahmu.”

Mata Kenan berkaca-kaca. Pesan-pesan yang terpotong-potong dari Lena, Vincent, juga Jerish telah tersambung menjadi pesan yang membuat hatinya kelu.

“Berhenti menyalahkan dirimu sendiri lagi,” ulang Jerish yang kesekian kalinya. “Jangan diam di tempat setelah hal buruk terjadi tapi teruslah jalan ke depan karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang, Kenan.”

Air mata Kenan berhenti mengalir. Akhir dari adu debat, Jerish tak sadar tubuhnya bergerak merangkul Kenan seperti seseorang yang takut ketika benda rapuh yang dipegangnya hancur.

 

Vincent datang menjemput Kenan setelah ditelepon oleh Jerish–entah darimana dapat nomor teleponnya. Selang beberapa menit sebelum pelayannya datang, Jerish pergi supaya Kenan bisa lebih nyaman.

Mirip ketika Kenan pertama kali datang ke hall saat debutante, sepanjang perjalanan pulang dalam mobil ia hanya diam saja. Tangannya sibuk mengetuk-ketuk tas violin. Di sisi lain, Vincent yang menyupir pun tetap terus diam.

Aku bisa menyindirnya seperti pejabat korupsi yang mencari-cari perhatian polisi untuk minta didakwa. Padahal, akulah orang yang sebenarnya mencari-cari orang lain yang bisa mendakwaku. Sudah cukup aku ditimang-timang seperti bayi. Otakku yang korslet ini memang butuh dakwaan.

 “Setelah ini Nona ada acara?” tanya Vincent tiba-tiba.

“Kuliah sore,” jawab Kenan singkat.

Tanpa banyak bicara Vincent mengangguk. Meskipun tak ada niat, mata Kenan sempat melihat ke arah kaca spion juga dan melihat anggukan kecil itu.

Aku memang perlu seseorang yang bisa membuka pemikiranku yang sempit dan angkuh.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Jendral takut kucing
863      437     1     
Humor
Teman atau gebetan? Kamu pilih yang mana?. Itu hal yang harus aku pilih. Ditambah temenmu suka sama gebetanmu dan curhat ke kamu. Itu berat, lebih berat dari satu ton beras. Tapi itulah jendral, cowok yang selalu memimpin para prajurit untuk mendahulukan cinta mereka.
In Love With the Librarian
13786      2613     14     
Romance
Anne-Marie adalah gadis belia dari luar kota walaupun orang tuanya kurang mampu, ia berhasil mendapatkan beasiswa ke universitas favorite di Jakarta. Untuk menunjang biaya kuliahnya, Anne-Marie mendaftar sebagai pustakawati di kampusnya. Sebastian Lingga adalah anak tycoon automotive yang sombong dan memiliki semuanya. Kebiasaannya yang selalu dituruti siapapun membuatnya frustasi ketika berte...
Aku Mau
9412      1824     3     
Romance
Aku mau, Aku mau kamu jangan sedih, berhenti menangis, dan coba untuk tersenyum. Aku mau untuk memainkan gitar dan bernyanyi setiap hari untuk menghibur hatimu. Aku mau menemanimu selamanya jika itu dapat membuatmu kembali tersenyum. Aku mau berteriak hingga menggema di seluruh sudut rumah agar kamu tidak takut dengan sunyi lagi. Aku mau melakukannya, baik kamu minta ataupun tidak.
IMAGINATIVE GIRL
2052      1084     2     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
I'll Be There For You
1032      489     2     
Romance
Memang benar, tidak mudah untuk menyatukan kembali kaca yang telah pecah. Tapi, aku yakin bisa melakukannya. Walau harus melukai diriku sendiri. Ini demi kita, demi sejarah persahabatan yang pernah kita buat bersama.
Grey
182      153     1     
Romance
Silahkan kalian berpikir ulang sebelum menjatuhkan hati. Apakah kalian sudah siap jika hati itu tidak ada yang menangkap lalu benar-benar terjatuh dan patah? Jika tidak, jadilah pengecut yang selamanya tidak akan pernah merasakan indahnya jatuh cinta dan sakitnya patah hati.
Abay Dirgantara
5285      1222     1     
Romance
Sebenarnya ini sama sekali bukan kehidupan yang Abay inginkan. Tapi, sepertinya memang semesta sudah menggariskan seperti ini. Mau bagaimana lagi? Bukankah laki-laki sejati harus mau menjalani kehidupan yang sudah ditentukan? Bukannya malah lari kan? Kalau Abay benar, berarti Abay laki-laki sejati.
My Soul
117      84     1     
Fantasy
Apa aku terlihat lezat dimatamu? Meski begitu,jiwaku hanya milikku bukan untuk siapapun. ---- -Inaya- Jika dikira hidupku ini sangat sempurna dan menyenangkan,memiliki banyak teman,keluarga dan hidup enak,tidak semua benar,aku masih harus bersembunyi dari para Soul Hunter,aku masih harus berlari dari kejaran mereka setiap saat,aku juga harus kabur dari setiap kejadian yang melibatkan So...
Letter hopes
809      454     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
THE HISTORY OF PIPERALES
1719      622     2     
Fantasy
Kinan, seorang gadis tujuh belas tahun, terkejut ketika ia melihat gambar aneh pada pergelangan tangan kirinya. Mirip sebuah tato namun lebih menakutkan daripada tato. Ia mencoba menyembunyikan tato itu dari penglihatan kakaknya selama ia mencari tahu asal usul tato itu lewat sahabatnya, Brandon. Penelusurannya itu membuat Kinan bertemu dengan manusia bermuka datar bernama Pradipta. Walaupun begi...