Read More >>"> Why Joe (3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Why Joe
MENU
About Us  

Raisa benar-benar menemui Profesor Ham. Dia telah sampai di gedung pusat penelitian kota. Gedung penelitian ini sama dengan gedung penelitian pada umumnya, hanya saja di ujung koridor gedung ada sebuah ruangan khusus milik Profesor Ham. Konon, tak ada yang pernah masuk ke ruangan itu kecuali Profesor Ham sendiri. Sebab didalamnya ada satu project besar yang sedang dilbuat oleh profesor itu. Ruangannya unik, tak begitu besar, pintunya berjenis pintu geser berwarna silver semacam pintu besi berlapis aluminium tapi ringan.

Tok…tok…tok

“Siapa diluar? Tetap disana dan jangan masuk!”

“Huh, sudah kuduga,” gerutunya

 Tak sampai lima menit ia menunggu, pintu sudah terbuka. Raisa berusaha melihat dalam ruangan tersebut, di miringkan kepalanya. Tapi sayangnya, profesor itu lekas-lekas menutup pintunya seakan menyimpan rahasia besar didalamnya.

“Ada apa?” tanya Profesor Ham menatap tajam pada Raisa.

“Emm… saya Raisa, Prof, mendapat tugas dari dosen sejarah saya, Pak Gatot untuk menemui Profesor”

“Ha…ha…ha Gatot?” Tawa profesor itu meledak, “Kamu mau saja jadi budak dosen keparat itu”

“emm.. memangnya ada apa dengan Pak Gatot, Prof?”

“Aku dan Gatot dulu berteman. Sebenarnya sampai sekarang pun masih berteman. Dia sangat cerdas di bidang sejarah, sehigga kami pernah bekerja sama untuk menciptakan teknologi masa depan melalui sejarah ilmu pengetahuan yang ia miliki. Namun pertemanan kami mulai renggang semenjak dia bertemu gadis itu. Kami sama-sama menanggung konsekuensi untuk tidak menikah agar fokus pada pengembangan teknologi ini. Tapi, si keparat itu ingkar dan memilih menikahi gadis itu. Dia izin dengan ku dan bilang jika ia menikah, ia akan tetap fokus pada project ini. Tapi nyatanya dia punya anak dan kebutuhan adan keluarganya lebih ia prioritaskan. Ia pun mulai jarang ke kantor ini dan bahkan tidak pernah. Rupanya ia kini menjai dosen. Pantas saja masih bertahan hidup. Jadi, Akulah yang sekarang mengembangkannya sendiri”

“Prof mengembangkan sendiri? apa Prof nggak menikah? kenapa nggak menikah, Prof? apakah profesor nggak pernah merasakan cinta?”

“Kamu ini muda banyak tanya ya. Hmm.. baiklah, cukup sakit bicara cinta untuk orang sepertiku. Aku tak banyak bergelut di dunia luar. Mereka mengenalku sebagai profesor jenius, bukan seorang teman, bukan juga orang yang dicintai. Pernah Aku menyesali kenapa Aku dilahirkan dalam keadaan jenius, yang untuk berteman saja sulit sekali karena mereka menganggapku berbeda. Mungkin aku sekarang sampai tak bisa merasakannya karena terlalu sering. Aku kehilangan gatot pun gara-gara cinta. Cinta menyatukan Gatot dan Vina, dan sikapnya berubah padaku. Aku seorang diri, tak punya keluarga, tak punya teman, tak punya cinta,” keluhnya “ah.. Aku malah menceritakan ini padamu”

“Nggak apa-apa, Prof. Aku pun bisa merasakan bagaimana menjadi seorang Prof. Ternyata kejeniusan dan kedudukan tidaklah selalu membuat kita bahagia ya”

“Ada sisi bangga sebenarnya ketika kau bisa bermanfaat untuk orang lain dengan apa yang kau punya. Tapi tetap saja, merasa tak punya teman meskipun orang-orang mengelu-elukan namaku, bahkan seluruh dunia tau tentangku” profesor mendesah “jadi bagaimana keperluanmu?”

“Em, mungkin saya hari ini cuma minta izin. Saya akan kesini setiap hari, Prof. Tugas ini memintaku untuk menemuimu setiap hari dan mewawancarai apapun tentang sejarah dan ilmu pengetahuan. Barangkali sekalian saya bisa jadi teman profesor”

Senyum profesor itu mengembang manis, seakan-akan ini pertama kalinya ia mengembangkan senyum, matanya berbinar menunjukkan sebuah harapan, “Kau boleh kesini. Aku akan sangat senang. Besok, bawakan Aku makanan juga, jangan Cuma datang dengan tangan kosong. Sekarang kau boleh pulang. Hati-hati, jalanan kota tidak begitu menyenangkan”

“Baik, Prof, terima kasih”

Raisa pulang dengan senyum mengembang. Dia dapat satu pelajaran hari ini. Bahwa apa yang dikatakan orang tak selalu benar. ia melihat sisi lain dari orang terhebat di dunia itu. Esok ia akan mengunjunginya lagi. Tak sabar untuk segera esok.

Perjalanannya terhenti, ia teringat bahwa hari ini Joe latihan basket. Lekas-lekas ia kembali ke kampus menuju ke gedung lapangan basket tempat latihan Joe. Tak lupa, seperti biasa ia sempatkan untuk mampir ke kantin terlebih dahulu. Hari ini tak banyak uang yang dibawanya.

Di depan warung langganannya ia membuka showcase minuman dingin dan mengambil dua botol minum dengan merek yang berbeda. Diamatinya satu per satu sisi kanan dan kiri. Satu di sisi kiri ia kembalikan lalu diambilnya lagi botol merek lain. Begitu seterusnya sampai ia tak sadar di sebelahnya ada orang yang sedang mengamatinya.

“Hey, serius amat Lo. Mau beli apa?”

“Eh, kamu Bee. Ini gue lagi milih minuman yang tepat buat mengurangi dehidrasi”

“Oh, ini aja. Ini favorit Joe. Gue ngerti lo pasti beliin ini buat Joe kan?”

“Apaan sih. Sok tau kamu”

“Eh jangan cemberut gitu dong. Tadi gimana tugas sama Pak Gatot?”

“Ya begitu deh, tau sendiri kan Lo, Pak Gatot kaya gimana”

Raisa akhirnya memilih minuman yang disarankan sahabatnya itu dan segera membayar.

“Gue pergi dulu ya. Dah” Raisa berjalan sambil melambaikan tangannya.

“Eh.. gue ditinggal? Tunggu!”

Bee hendak ikut menyusul raisa.

“Oy..bayar dulu!” Teriak salah satu penjual

Sontak Bee kaget dan menoleh kebelakang.

Sementara Raisa menuju gedung lapangan basket. Langkahnya dipercepat, kampus sedang tak terlalu ramai hari ini, karena mungkin masih banyak yang ladi ada kelas. Sekelilingnya sepi. Ia berjalan sendiri, tapi perasaannya seperti ada yang mengikuti. Matanya melirik kanan kiri sambil mempercepat langkahnya. Sekarang ia benar-benar yakin kalau dia diikuti. Ia berhenti sejenak menoleh kebelakang. Tak ada siapa-siapa.

“Pasti kerjaannya si Bee,” gerutunya

Ia lanjutkan berjalan pelan, kali ini suara langkah kaki dibelakangnya semakin jelas. Sekarang ia merinding. Pikiranya kemana-mana, ia percepat lagi langkahnya. Tak ada lagi suara langkah kaki dibelakangnya. Ia kembali berjalan tenang.

Brakk…

Sekelebat ada yang masuk ke dalam ruangan kelas dengan cepat.

Raisa terkejut. “apa itu?”

***

Joe akhirnya berhasil keluar dari jendela. Ia berjalan menuju kampus yang jaraknya hanya 500 meter saja dari rumah. Ia pergi tanpa membawa apa-apa. Hanya remot yang ia bawa untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu.

Ia memilih melewati pintu belakang kampus untuk menghidari bertemu dengan dirinya di masa lalu. Pintu belakang masih buka dan kantin langsung menyambutnya. Berjalan 500 meter membuatnya haus sehingga ia memilih untuk mampir ke kantin.

Joe pun mengambil minuman dingin dan duduk lalu meminumnya tanpa membayarnya terlebuh dahulu. Dua teguk ia minum, baru ia ingat kalau ia tak punya uang sepeserpun. Gawat, bisa mampus gue. Samar-samar terdengar suara yang tak asing baginya. Suara Raisa sedang bersama Bee. Mereka tepat di warung nomor dua sedangkan Joe duduk di warung nomor empat tanpa ada dari mereka yang mengetahuinya.

Karena tak bisa membayar, Joe pun berjalan diam-diam meninggalkan warung dan menyusul Raisa dan Bee. Sayangnya, Raisa sudah pergi terlebih dahulu sebelum Joe sampai, dan Bee hendak ikut menyusul Raisa.

“Oy..bayar dulu!” Teriak salah satu penjual

Sontak Bee kaget dan menoleh kebelakang.

“Loh, Joe. Lo kok disini? Bukannya Lo latihan basket?”

“Emm, Gue haus, jadi beli minum dulu, tapi duit Gue ketinggalan, udah di teriakin penjualnya lagi. Lo paham kan maksud Gue”

“Ah elah, Lo minta Gue bayarin minum Lo? Gue bayarin, tapi utang yah”

“Cuma goceng aja, masa utang, sih”

“Yaudah, Gue bayarin”

“Nah, gitu dong, Gue mau latihan dulu, duluan ya”

“Yah Gue ditinggal lagi?”

“Btw, thanks ya, udah bayarin”

Joe pun bergegas menyusul Raisa, tanpa menghiraukan Bee. Tak butuh waktu lama, Raisa sudah terlihat di depannya. Joe pun memperlambat jalannya persis beberapa meter di belakang Raisa. Sambil sedikit mengendap-endap agar tak ketahuan. Tiba-tiba Raisa menoleh, beruntungnya salah satu pintu kelas terbuka dan Joe sempat masuk ke ruangan itu sebelum Raisa menoleh. Lalu diintipnya lagi, raisa sudah berjalan lagi. Ia pun kembali mengendap-endap mengikuti. Tak sengaja ia menjatuhkan remotnya itu.

brakk

gila! ini remot keras banget jatuhnya. Segera ia bersembunyi masuk ke kelas yang terdekat. Tanpa ia sadari, di dalam kelas itu masih ada dosen yang mengajar.

“Em… maaf, Pak, salah ruangan.”

Joe segera keluar dan beruntungnya, Raisa sudah pergi.

“Huh, untung Gue nggak ketahuan”

Sekarang ia menuju gedung lapangan basket. Di pintu, ia amati diam-diam di dalam gedung itu tengah ada dirinya sedang berlatih basket.

"Keren juga ya, Gue kalo lagi main basket. Pantes aja banyak yang naksir" gumamnya sendiri. 

Ia kembali mengamati sekeliling gedung itu. Tidak ada Raisa.

"Kemana perginya anak itu?" 

Tiba-tiba ada yang menyentuh bahunya, "Permisi, Mas. Jangan di pintu"

Mampus gue, ini suara Raisa, jangan sampai dia tahu Gue ada dua.

Joe pun pergi tanpa menoleh dan mengucap sepatah kata pun. Raisa hanya menggeleng-geleng, "Dasar orang aneh"

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bukan kepribadian ganda
8592      1621     5     
Romance
Saat seseorang berada di titik terendah dalam hidupnya, mengasingkan bukan cara yang tepat untuk bertindak. Maka, duduklah disampingnya, tepuklah pelan bahunya, usaplah dengan lembut pugunggungnya saat dalam pelukan, meski hanya sekejap saja. Kau akan terkenang dalam hidupnya. (70 % TRUE STORY, 30 % FIKSI)
After Feeling
4241      1530     1     
Romance
Kanaya stres berat. Kehidupannya kacau gara-gara utang mantan ayah tirinya dan pinjaman online. Suatu malam, dia memutuskan untuk bunuh diri. Uang yang baru saja ia pinjam malah lenyap karena sebuah aplikasi penipuan. Saat dia sibuk berkutat dengan pikirannya, seorang pemuda misterius, Vincent Agnito tiba-tiba muncul, terlebih dia menggenggam sebilah pisau di tangannya lalu berkata ingin membunuh...
you're my special moments
2349      922     5     
Romance
sebenarnya untuk apa aku bertahan? hal yang aku sukai sudah tidak bisa aku lakukan lagi. semuanya sudah menghilang secara perlahan. jadi, untuk apa aku bertahan? -Meriana Lauw- tidak bisakah aku menjadi alasanmu bertahan? aku bukan mereka yang pergi meninggalkanmu. jadi bertahanlah, aku mohon, -Rheiga Arsenio-
Aku Bahagia, Sungguh..!
408      287     2     
Short Story
Aku yakin pilihanku adalah bahagiaku mungkin aku hanya perlu bersabar tapi mengapa ingatanku tidak bisa lepas darinya --Dara--
Kenzo Arashi
1699      598     6     
Inspirational
Sesuai kesepakatannya dengan kedua orang tua, Tania Bowie diizinkan melakukan apa saja untuk menguji keseriusan dan ketulusan lelaki yang hendak dijodohkan dengannya. Mengikuti saran salah satu temannya, Tania memilih bersandiwara dengan berpura-pura lumpuh. Namun alih-alih dapat membatalkan perjodohannya dan menyingkirkan Kenzo Arashi yang dianggapnya sebagai penghalang hubungannya dengan Ma...
I'm Growing With Pain
11844      1721     5     
Romance
Tidak semua remaja memiliki kehidupan yang indah. Beberapa dari mereka lahir dari kehancuran rumah tangga orang tuanya dan tumbuh dengan luka. Beberapa yang lainnya harus menjadi dewasa sebelum waktunya dan beberapa lagi harus memendam kenyataan yang ia ketahui.
27th Woman's Syndrome
10016      1866     18     
Romance
Aku sempat ragu untuk menuliskannya, Aku tidak sadar menjadi orang ketiga dalam rumah tangganya. Orang ketiga? Aku bahkan tidak tahu aku orang ke berapa di hidupnya. Aku 27 tahun, tapi aku terjebak dalam jiwaku yang 17 tahun. Aku 27 tahun, dan aku tidak sadar waktuku telah lama berlalu Aku 27 tahun, dan aku single... Single? Aku 27 tahun dan aku baru tahu kalau single itu menakutkan
TWINS STORY
626      452     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...
When I Found You
2659      883     3     
Romance
"Jika ada makhluk yang bertolak belakang dan kontras dengan laki-laki, itulah perempuan. Jika ada makhluk yang sanggup menaklukan hati hanya dengan sebuah senyuman, itulah perempuan." Andra Samudra sudah meyakinkan dirinya tidak akan pernah tertarik dengan Caitlin Zhefania, Perempuan yang sangat menyebalkan bahkan di saat mereka belum saling mengenal. Namun ketidak tertarikan anta...
Chloe & Chelsea
7048      1532     1     
Mystery
30 cerita pendek berbentuk dribble (50 kata) atau drabble (100 kata) atau trabble (300 kata) dengan urutan acak, menceritakan kisah hidup tokoh Chloe dan tokoh Chelsea beserta orang-orang tercinta di sekitar mereka. Menjadi spin off Duo Future Detective Series karena bersinggungan dengan dwilogi Cherlones Mysteries, dan juga sekaligus sebagai prekuel cerita A Perfect Clues.