Read More >>"> You Are The Reason (Tentang artikel itu) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - You Are The Reason
MENU
About Us  

Aku berjalan melewati lorong sekolah. Lorong tampak tak seramai dari biasanya. Bagiku ini berita baik. Aku tak perlu bertemu Gale dan segerombolan marmutnya. 

 

Aku menuju loker sambil menyematkan kode sandi, kemudian mengambil beberapa buku paket dari dalamnya. 

 

"Minggir!" Segerombol anak saling mendorong dan berlari memenuhi lorong dalam sekejap. Sampai-sampai kepalaku terjerumus kedalam loker dan membuat dahiku bertemu pinggiran silabus biologi yang setebal dosa. 

 

"Sial!" 

 

Kepalaku sedikit terantuk bahkan badanku hampir sedikit oleng. Aku menengok ke kanan kearah segerombol siswa rusuh itu berlari sambil mengusap bagian dahiku yang terbentur silabus. Nampaknya mereka menuju aula. Haruskah aku pergi kesana untuk memastikan apa yang terjadi? Tidak. Bisa diprediksi aula tengah penuh saat ini layaknya gedung pemerintahan yang tengah diamuk massa demi meminta keadilan.

 

—————-

 

Akhirnya suara merdu menggema, membangkit selera dan mengobarkan semangat merdeka serta menyulut ambisi untuk berkompetisi. Ya, berkompetisi demi mendapat antrean pertama dikantin. 

 

Dalam sekejap, kantin penuh oleh anak-anak dengan perut lapar. Penjaga kantin pun hampir kewalahan melayani anak-anak manusia yang meronta meminta asupan. 

 

Rasanya begitu menyenangkan. Aku tak perlu mengeluarkan tenaga demi semangkuk nasi lembek dan sekotak susu. Selapis roti selalu siap sedia setia di kotak makan. Aku juga tak perlu menarik urat untuk mendapat duduk di tempat strategis. Aku selalu memilihi barisan paling belakang dipojok ruangan. Selama tempatku tak terjamah oleh  pasukan Cole dan kalangan remaja populer lainnya, tak ada yang perlu dikhawatirkan, semua berjalan lebih mudah dan tanpa halangan. Ini adalah sebuah keuntungan bagi seorang penyendiri sepertiku. Rasanya lucu saat kau melihat dua orang bertengkar sedangkan kau hanya duduk manis di singgasana. Jadi jika kalian pikir menjadi penyendiri sungguh membosankan, coba pikir lagi dua kali. 

 

Aku sebenarnya sedikit bosan dengan roti. Tapi apa boleh buat? Aku tak bisa membuat apapun selain membuat roti dengan selai kacang yang 2 hari lagi akan kedaluwarsa. Aku pernah sekali mencoba untuk menggoreng kentang. Tapi usahaku gagal. Alasannya karena aku pegal memegang tutup panci untuk melindungiku dari cipratan minyak. Agak konil. Tapi aku tidak bergurau. Aku terkadang suka heran melihat mama terciprat minyak namun tak mengeluarkan reaksi apapun. Tersentak pun tidak. Sedangkan aku? Jangan heran. Untuk memasak satu buah kentang goreng pun aku harus melemparnya dari jarak 15 cm dan setelah melemparnya, aku akan mundur 3 langkah kebelakang dengan kecepatan cahaya, tentu dengan perisai tutup panciku yang sangat kuat bagai palu dari karakter Thor di film Avengers.

 

Aku menyisir seisi kantin. Kantin tak pernah sepi pengunjung. Area yang satu ini adalah tempat yang selalu ramai dan berisik. Bagaimana tidak? Hampir satu sekolah berkumpul di waktu dan tempat yang sama. Murid-murid bersenda gurau dengan temannya, berkumpul dengan kubu masing-masing, bertemu dengan kekasihnya. Dan kantin adalah tempat untuk ajang tebar pesona paling tepat. 

 

"Hei freak!" 

 

Tolonglah. Suara itu lagi. Padahal aku sudah mencari kursi paling pojok tapi Cole tetap saja mendapatiku sendirian. 

 

"Kenapa lo sendirian? Butuh temen gak?" Ujarnya sambil setengah berteriak. Tanpa berteriak, suaranya hanya akan terdengar seperti bisikan. Cole dan fandom nya hanya tertawa. Apa aku harus memakan makan siangku di ruang guru agar dia tak dapat menemuiku? Kapan aku bisa hidup bebas dan tentram tanpa penganggu bajingan itu? 

 

"Hai Cole!" 

 

Seorang gadis berambut maroon datang menghampiri meja Cole dan disambut dengan penuh suka cita oleh landak-landaknya. 

 

Apa yang baru saja kulihat? Si rambut semut itu? Calsey? Siswi tahun pertama yang baru masuk kemarin setelah hampir 1 bulan? Kini ia menjalin hubungan bersama pria kampung yang selalu menjiplak karyaku? Ya Tuhan, kukira tak akan ada yang lebih buruk dari jamu langsing milik Elliot. 

 

Mereka terlihat mesra dan menjijikan. Cole mengelus pelipis Calsey beberapa kali. Sampai mereka mulai melakukan hal-hal 17+, demi batu akik Thanos aku bersumpah akan muntah diatas roti lapisku sendiri. 

 

Calsey mendapatiku tengah memperhatikannya dengan seksama. Whoops! Aku tertangkap basah. Tak ada lagi yang bisa kulakukan selain kembali pada roti lapisku dan meletakkannya masuk kedalam tampat makan dan bergegas pergi. Aku takut Calsey akan mengatakan hal-hal yang tidak benar terhadapku. 

 

Kurasa sebaiknya aku pergi ke kelas fisika untuk menunggu bel masuk sambil melanjutkan hubunganku dengan roti lapis. Kalian tak tahu saja aku dan roti lapis punya ikatan spesial. Aku bertemu dengannya rutin setiap pagi, siang, dan malam. 

 

——————

 

Bel pulang sekolah memeka diseluruh indra pendengaran siswa Beverly. Kami segera bergegas keluar kelas dan pulang.

 

"Hei Cam!" 

 

Seseorang menepuk pundakku dari arah kanan. Aku beralih padanya dan menemukan Elliot dengan senyum sumringahnya. Bagaimana dia bisa terlihat bahagia sedangkan wajahku pucat seperti baru keluar dari ruang bimbingan konseling. 

 

"Wow lo baik-baik aja kan Cam? Muka lo kayak udah gamakan seminggu. Lo sakit?" 

 

"Gue gak apa-apa kok. Sehat-sehat aja. Cuman tadi kata Egsy gua pingsan abis baca silabus fisika" Elliot tertawa terbahak-terbahak. Aku tak tahu apa yang membuatnya begitu senang melihatku tertindas oleh fisika dengan rumus dan hukum-hukumnya. Sejujurnya, yang kulakukan selama 2 jam pelajaran fisika tidak lain dan tidak bukan adalah memperhatikan papan tulis dengan mulut terbuka lebar dan dahi mengerut sambil berusaha menjawab pertanyaan yang terus berkecamuk seperti "Apa yang sedang kulakukan disini?" "Apa yang sedang terjadi?" "Dimana aku?" "Siapa aku?" 

 

"Oh iya. Ben, ketua BMC yang baru mau ngajak kumpul besok abis pulang sekolah"

 

"Mau bahas apa?"

 

"Lo gamungkin gatau beritanya kan?"

 

"Berita apa?" Elliot mengelus dadanya dan menghela napas. Aku tak tahu apa arti dari bahasa tubuhnya. Aku juga tak tahu apa yang Elliot ingin aku tahu karena aku memang terlihat tidak tahu saat orang-orang tahu tentang apa yang tidak kutahu. Apa yang kubicarakan? Sudahlah, cobalah untuk mengerti, fisika telah membuat otakku sembelit saat ini, kurasa aku akan meminum obat batuk dirumah nanti. 

 

"Sekarang lo ke aula. Disitu ada pemberitahuan baru. Terus lo baca kenceng-kenceng sampai masuk ke otak. Oke? Gua cabut duluan ya. Jangan lupa besok, abis pulang sekolah, di sekretariat BMC" ujar Elliot sambil beranjak pergi. Sebenarnya yang kuingat dari seluruh ucapannya hanyalah aula dan pemberitahuan, lebih dari itu? Jangan harap. 

 

Aku segera memulihkan pikiran dan pergi ke aula sebelum sekolah ditutup karena suasana sudah mulai sepi. Bahkan aku bisa mendengar suara sepatuku yang menghantam lantai. 

 

Aku sampai diambang pintu aula. Agak tersentak saat melihat ada yang berdiri membelakangiku. Ia menghadap papan dengan telapak tangan yang mengusap salah satu flyer. 

 

Si gadis berambut merah. Calsey memutar tubuhnya karena merasakan kehadiran seseorang, dan dia lagi-lagi mendapatiku tengah terpaku padanya. 

 

Aku memberanikan diriku untuk menghampirinya. Maksudku, untuk menghampiri papannya. 

 

Kurasa tak ada yang berbeda. Mading-mading masih dipenuhi dengan banner dan selebaran dengan tanggal yang sudah tak valid. 

 

"Lo nyari apa?" Suara itu datang dari arah kiri tempat Calsey berdiri. 

 

"Sesuatu yang baru" jawabku sarkas. Hah! Aku berhasil menjawab seolah aku tak peduli padahal sekarang ini hatiku sedang bunggee jumping dengan pembuluh darahku sebagai talinya. 

 

"Maksud lo ini?" Calsey menunjuk selebaran yang ditempel didepannya. 

 

'Queen of December'

 

Kubaca headline  dari selebaran tersebut dan menyadari bahwa judul tersebut tak asing bagiku. Sungguh lucu. Aku baru saja membaca artikelnya kemarin. Sebuah kesengajaan yang tak kebetulan. 

 

"Lihat aja. Gue yang akan menang di Queen of December" 

 

Aku hanya memutar bola mata dan terkikik. Tentu saja orang-orang seperti Calsey akan berbicara seakan ia memiliki peluang besar untuk menang. Ini cukup menjelaskan mengapa ia menjalin hubungan dengan Cole. Kalian tebak saja. 

 

Calsey mengangkat kaki pergi dari aula. Sepatu beralas tajamnya meninggalkan suara nyaring seperti suara langkah kaki di film horror. Akhirnya aku memiliki kesempatan untuk melihat brosur itu dengan leluasa. 

 

Biar kubaca dalam hati. Jika aku membacanya dengan kencang seperti yang disarankan Elliot, itu akan lebih terlihat seperti mengucapkan mantra di sebuah ritual pengusiran setan. 

 

                            Queen of December

 

Terbuka untuk seluruh siswi Beverly!

Segera daftarkan dirimu!

Be Empress and Impress! 

 

 

Brosur ini cukup besar dan memuat cukup banyak informasi, namun aku terlalu malas untuk membaca hal-hal yang tidak menyangkut diriku. Hanya tulisan-tulisan yang dibuat tebal dan besar. Lagipula, mau bagaimanapun aku tidak akan daftar meskipun aku mau, itu adalah sebuah perbuatan yang melanggar hukum. 

 

Kurasa tak ada lagi yang harus kulakukan. Rumah adalah destinasiku selanjutnya.

How do you feel about this chapter?

1 0 2 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • dede_pratiwi

    love this story :)

    Comment on chapter Beverly
  • Thereee

    Egsy kayak di kingsman????

    Comment on chapter Beverly
Similar Tags
A Story
241      193     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?
Power Of Destiny
11349      2602     4     
Fan Fiction
Lulu adalah seorang wanita yang mempunyai segalanya dan dia menikah dengan seorang cowok yang bernama Park Woojin yang hanya seorang pelukis jalanan di Korea. Mereka menikah dan mempunyai seorang anak bernama Park Seonhoo. Awal pernikahan mereka sangat bahagia dan sampai akhirnya Lulu merasa bosan dengan pernikahannya dan berubah menjadi wanita yang tidak peduli dengan keluarga. Sampai akhirnya L...
Behind Friendship
4107      1154     9     
Romance
Lo harus siap kalau rasa sahabat ini bermetamorfosis jadi cinta. "Kalau gue cinta sama lo? Gue salah? Mencintai seseorang itu kan hak masing masing orang. Termasuk gue yang sekarang cinta sama lo," Tiga cowok most wanted dan dua cewek receh yang tergabung dalam sebuah squad bernama Squad Delight. Sudah menjadi hal biasa jika kakak kelas atau teman seangkatannya meminta nomor pon...
Kamu, Histeria, & Logika
54620      5539     58     
Romance
Isabel adalah gadis paling sinis, unik, misterius sekaligus memesona yang pernah ditemui Abriel, remaja idealis yang bercita-cita jadi seorang komikus. Kadang, Isabel bisa berpenampilan layaknya seorang balerina, model nan modis hingga pelayat yang paling berduka. Adakalanya, ia tampak begitu sensitif, tapi di lain waktu ia bisa begitu kejam. Berkat perkenalannya dengan gadis itu, hidup Abriel...
Enigma
1404      769     3     
Inspirational
Katanya, usaha tak pernah mengkhianati hasil. Katanya, setiap keberhasilan pasti melewati proses panjang. Katanya, pencapaian itu tak ada yang instant. Katanya, kesuksesan itu tak tampak dalam sekejap mata. Semua hanya karena katanya. Kata dia, kata mereka. Sebab karena katanya juga, Albina tak percaya bahwa sesulit apa pun langkah yang ia tapaki, sesukar apa jalan yang ia lewati, seterjal apa...
Salendrina
2220      799     7     
Horror
Salendrina adalah boneka milik seorang siswa bernama Gisella Areta. Dia selalu membawa Boneka Salendrina kemanapun ia pergi, termasuk ke sekolahnya. Sesuatu terjadi kepada Gisella ketika menginjakan kaki di kelas dua SMA. Perempuan itu mati dengan keadaan tanpa kepala di ruang guru. Amat mengenaskan. Tak ada yang tahu pasti penyebab kematian Gisella. Satu tahu berlalu, rumor kematian Gisella mu...
My Sweety Girl
10077      2257     6     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...
Camelia
547      296     6     
Romance
Pertama kali bertemu denganmu, getaran cinta itu sudah ada. Aku ingin selalu bersamamu. Sampai maut memisahkan kita. ~Aulya Pradiga Aku suka dia. Tingkah lakunya, cerewetannya, dan senyumannya. Aku jatuh cinta padanya. Tapi aku tak ingin menyakitinya. ~Camelia Putri
G E V A N C I A
866      476     0     
Romance
G E V A N C I A - You're the Trouble-maker , i'll get it done - Gevancia Rosiebell - Hidupnya kacau setelah ibunya pergi dari rumah dan ayahnya membencinya. Sejak itu berusaha untuk mengandalkan dirinya sendiri. Sangat tertutup dan memberi garis keras siapapun yang berniat masuk ke wilayah pribadinya. Sampai seorang cowok badboy selengean dengan pesona segudang tapi tukang paksa m...
Dessert
889      455     2     
Romance
Bagi Daisy perselingkuhan adalah kesalahan mutlak tak termaafkan. Dia mengutuk siapapun yang melakukannya. Termasuk jika kekasihnya Rama melakukan penghianatan. Namun dia tidak pernah menyadari bahwa sang editor yang lugas dan pandai berteman justru berpotensi merusak hubungannya. Bagaimana jika sebuah penghianatan tanpa Daisy sadari sedang dia lakukan. Apakah hubungannya dengan Rama akan terus b...