Loading...
Logo TinLit
Read Story - Meja Makan dan Piring Kaca
MENU
About Us  

Usaimengantar Maliq, Bu Asri bergegaske sekolah Shandy yang terletak di pusat kota. Jarak antara sekolah Maliq dansekolah Shandy tidak terlampau jauh, tapikemacetan lalu lintas pada jam kerja, mengakibatkan waktu tempuh semakin panjang.

Saat terjebak lampu merah, BuAsri mengecek aplikasi media sosialnya. Melihat unggahansonia_sweet yang memakai segala bentuk perhiasandi ruang pertemuan ibu-ibu murid.Bu Soniaadalah wanita keturunan Batak namun lahir di Jakarta, keluarganya kembali ke Medan saat Bu Sonia masuk Sekolah Menengah Atas, dan sekarang Bu Sonia menjadi istri seorang pejabat di kota itu. Bu Sonia dan Bu Asri adalah teman satu Sekolah Menengah Atas, mereka bertemu kembali saat putri kedua Bu Sonia dan putra Bu Asri satu sekolah. Bu Asritidak pernah menganggap Bu Sonia sebagairivalnya, tapi Bu Sonia selalu merasa tersaingi.Sifat wanita ini masih sama saja seperti dulu -- kekanak-kanakan.Bu Asri melajukan mobilnya kembali saat lampu hijau menyala.

Tibalah Bu Asri disekolah Shandy. Setelah memarkirkan mobilnya, diamengambil cermin untuk melihat tampilan kerudungnya dan membenarkanriasannya. Keluar dari mobil dan melangkah menuju ruang pertemuan ibu-ibumurid. Saatmasuk ke ruangan tersebut, banyak sorot mata yang tertuju padanya. Bu Asri terlihat sangat elegan, menggunakan gamis panjang berwarna peach dengan corak bunga-bunga di bagian dalam,cardigan berwarna hijau toscadi bagian luarnya, dankerudung berwarna peach yang senada. Bu Asri juga menjinjingtas Gucci Leather Handle Baglimited edition berwarna hijau dan memakai sepatu high heels 3 cm berwarna emas yang jugalimited edition. Tidak terlalu memakai banyak perhiasan, hanya kalung emas berukir huruf 'A' dengan beberapa butir berlian,jam tangan berlapis emas, dancincin pernikahannya.

Bu Sonia langsung menyambut Bu Asri untuk cipika-cipikidan mengucapkankata basa-basi,"Wah ... Semakin cantik aja, Bu Asri."

Setelah melihat Bu Sonia dari jarak dekat, ternyata dia lebih berkilau dari bayanganBu Asri dibandingkan saat melihat unggahannya dimedia sosial. Menggunakan dressmerah dengan kalung emas menyerupai rantai kapal, gelang emas di pergelangan tangan kanandan kiri, serta anting emas yang hampir menutupi daun telinganya. Dia terlihat seperti toko emas berjalan. "Bu Sonia juga terlihat makin berkilau,"sapa Bu Asri kemudian. Basa-basi itu ditutup dengan senyuman terpaksa dari keduanya.

Pertemuan ibu-ibu murid di mulai setelah Istri Ketua Yayasandatang ke ruang pertemuan. "Selamat pagi, Ibu-ibu. Terima kasih sudah datang ke pertemuan hari ini," ucap Istri Ketua,"sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat kepada Bu Asri, karena putranya ShandyPrasetya telah memenangkan olimpiade Matematika tingkat provinsi. Beri tepuk tangan!"

Suara tepuk tangan meriah terdengar di dalam ruangan. Bu Asri sangat senang, mengucapkan terima kasih, dan memberi senyum tulus.

"Selain itu, saya juga mengucapkan selamat kepada BuSonia, karena putrinyaRaisa Putri Sundoro telah memenangkan debat Bahasa Indonesia tingkat provinsi. Beri tepuk tangan!" sambung Istri Ketua.

Bu Sonia langsung berdiri dan tersenyum."Terima kasih atas tepuk tangannya. Sebagai hadiah atas kemenanganputri saya, kami akan melakukan perjalanan ke Jepang saat liburansemester." Setelah mengatakan itu, Bu Sonia duduk kembali dan memberi tatapan mengejek ke arah Bu Asri.

Ibu-ibu murid yang hadir memberikan komentar-komentar menyenangkan, tapi di dalam hati, mereka menyebutkan umpatan-umpatan untuk Bu Sonia.

"Semoga perjalanannya nanti menyenangkan, Bu Sonia," ucap Istri Ketua,"inti dari pertemuan ini adalah kita akan membahas studi lapangan ke pabrik pengolahan aluminium yang akan diadakan tigaminggu lagi. Program ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada murid-murid tentang dunia kerja, memberipengetahuan tentang pengolahan aluminium, danjuga memberi pengaruh psikologiskepada murid-murid untuk lebih berhemat karena untuk mendapatkan uang kita membutuhkan usaha, tenaga, dan otak. Dalam hal ini kita masih membutuhkan dana untuk transportasi, konsumsi, seragam, dan spanduk," kata Istri Ketua memberikan penjelasan,"jadi, adakah yang bersedia untuk memberikan donasi dalam studi lapanganini?"

Bu Sonia langsung bukasuara, "Saya akan memberi donasi untuk biaya transport dan konsumsi."Dalam melakukan hal-hal besar, orang-orangakan menganggap akusangat penting.

"Baiklah. Terima kasih, Bu Sonia," ucapIstri Ketua.

Bu Asri juga ikutbuka suara, "Bagaimana jika menggunakan bus dari perusahaan transportasi suami sayadan untuk konsumsi daricatering saya?"

"Saya tidak setuju!" ketus Bu Sonia.

Bu Asri tersenyum ke arahnya dan berkata, "Begini Bu Sonia. Perusahaan transportasi kami yang terbaik di kota ini, bukankah begitu Ibu-ibu?" Ibu-ibu murid menganggukkan kepala mereka. "Kemudian untuk konsumsi, saya bukaningin mengatakancateringsaya lebih enak atau lebih baik, tapi yang pasti, makanan daricatering saya akan lebih higieniskarena putra saya juga akan ikut memakannya," sambung Bu Asri.

"Ide yang bagus dari Bu Asri. Bagaimana Ibu-ibu sekalian?" tanya Istri Ketua. Ibu-ibu murid mengungkapkan kata 'setuju', tapi Bu Sonia memberikan komentar, "Baiklah! Saya akan membayar semua biayanya!"

Bu Asri tersenyum kembali, tapi kali ini senyumnya mengandung arti. "Bukankah tujuan dari studi lapanganini adalah untuk memberi pengaruh psikologismurid-murid untuk berhemat, jadi simpan saja uang Bu Sonia untuk keperluan yang lain. Saya melakukan ini karena semua sudah tersedia. Masalah pembelian bahan bakar transport dan bahan makanancatering,saya sudah menghitungnya, tidak akan mengeluarkan dana yang besar dari kantong saya."

Warna wajah Bu Sonia berubah ungu, ia merasa tersaingi dalam hal ini. Istri Ketua melihat perubahan warna wajahBu Sonia. Dia sangat memahami sifat Bu Sonia dan rasa tidak sukanya pada Bu Asri. "Bagaimana jika Bu Sonia memberikan donasi berupa seragam perjalanan untuk studi lapangan ini?" usul Istri Ketua.

Bu Sonia merenung sejenak. Dalam benaknya, dia sangat menyetujui saran dari Bu Asri. Transportasi dari perusahaan suami Bu Asriadalah yang terbaik, maka dia tidak akan khawatir tentang keselamatan putrinya. Selain itu,cateringBu Asri juga sudah terkenal dengan masakankhas Jawa yang lezat. Tapi dalam lubuk hatinya paling dalam, dia tidak menerima saran itu karena biaya transportasi dan konsumsi memakan biaya tinggi.Jika dia yang mendonasikannya, maka popularitasnya akan naik. Angka satu dapat membuat seseorang tinggi hati dan untuk mendapatkannya akan mengalahkan akal pikiran mereka.

Bu Sonia menghela napas."Baiklah!Saya akan memberikan donasi untuk seragam dan spanduk dalam studi lapangan kali ini."

"Terima kasih, Bu Sonia. Terima kasih juga, Bu Asri," kata Istri Ketua danmemberi senyum untuk mereka berdua."Beri tepuk tangan!" dia bertepuk tangan dan diikuti ibu-ibu murid lainnya.

Pertemuan ibu-ibu murid itu dilanjutdengan acaramakan-makan yang berakhir pada siang hari.

****

Di depankelas, seorang Ketua Kelas mulai berbicara agar semua murid memperhatikannya. "Perhatian semuanya!Kita akan melakukan perjalanan studi lapangan ke pabrik aluminiumseperti pengumuman di mading dalam tigaminggu lagi. Untuk itu persiapkan diri kalian karena akan ada tugas berikutnya."

Setelah mengatakan kata 'tugas', Ketua Kelas itu langsung mendapat sorakan dari murid yang lain. "Huuu .... "

"Oh, iya!Transportasi dan konsumsi perjalanan kita kali ini disponsori oleh keluargaShandy," kata Ketua Kelas sambil memberikan tepuk tangan dandiikuti oleh murid-murid lainnya.

Di sudut kelas, Shandy sibuk mengirim pesan ke papanyamenanyakan transferan dana untuk pembelian ponsel baru, jadipengumuman dari Ketua Kelassepenuhnya tidak dia dengar. Dia tersadar setelah diberitahukan oleh Jerry dan hanyamemberikan senyuman biasa saja atas ulah mamanya kali ini.

Tidak jauh dari baris kursi Shandy, Raisa melihat senyuman Shandy dengan salah arti. Buah memang tidak jatuh dari pohonnya, ungkapan ini sesuai untuk Raisa dan mamanya -- Bu Sonia. Raisa selalu merasa iri dengan Shandy, apa pun yangShandy lakukan, Raisa akan menganggap itu sebagai pencitraan.

"Juga terima kasih kepada Raisa, karena keluarganya telah mendonasikan biaya pembelian seragam dan spanduk untuk studi lapanganini," sambung Ketua Kelas.

Raisa merasa senang kali ini, mamanya sudah melakukan hal penting. Walau itu hanya seragam dan spanduk. Diamemberikan senyuman bangga kemurid-murid lain yang bertepuk tangan. Dan saat melihat ke arah Shandy, Raisamelihat ekspresi Shandy yang kegirangan. Diaberpikir bahwa Shandy sedang mengejeknya dengan girang. Warna wajahnya langsung berubah ungu.

Di kursinya, Shandy baru saja menerima pesanbahwa papanya sudah mentransfer dua puluh juta ke rekeningnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (29)
  • ditastar

    Kenapa aku sangat bodoh?! (pakai tanda tanya di depannya, Bung).

    Comment on chapter Prolog
  • ddherdi

    Sobat, boleh kasih saran? Coba pelajari lagi tentang kalimat bercetak miring. Dan dialog tag.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    Terima kasih @TaniaWahab Siap, saya akan pelajari lagi.

    Comment on chapter Prolog
  • TaniaWahab

    Ceritanya bagus. Saya suka. Sarannya adalah pelajari lagi tentang partikel, awalan, dan akhiran. Dan penulisan kata apa pun ditulis terpisah. Bukan apapun.

    Comment on chapter Prolog
  • SusanSwansh

    @lanacobalt semangat terus Kak. Anjing menggonggong, biarin aja. Nanti kalau capek juga diam. Hehe. I like your story. Good luck.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    Terima kasih @SusanSwansh nanti aku koreksi lagi penulisannya.

    Comment on chapter Prolog
  • SusanSwansh

    @Limlaui kata siapa jelek. Bagus, kok. Inspiratif. Diksinya juga bagus. Cuma ada beberapa kata yang tidak sesuai dengan KBBI. (fikiran--pikiran) Novel jelek itu, novel yang ditulis tidak dengan hati. Tapi ini feelnya dapet, kok. Mungkin, selera kamu saja Kawan yang berbeda. Tapi, ya, nggak perlu mindikte karya orang juga. Itu tidak baik. Dan seburuk-buruknya orang itu adalah yang suka mencela.

    Comment on chapter Prolog
  • lanacobalt

    Terima kasih supportnya

    Comment on chapter Prolog
  • Limlaui

    Novelnya jelek

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
R.A
2453      1227     2     
Romance
Retta menyadari dirinya bisa melihat hantu setelah terbangun dari koma, namun hanya satu hantu: hantu tampan, bernama Angga. Angga selalu mengikuti dan mengganggu Retta. Sampai akhirnya Retta tahu, Angga adalah jiwa yang bimbang dan membutuhkan bantuan. Retta bersedia membantu Angga dengan segala kemungkinan resiko yang akan Retta hadapi, termasuk mencintai Angga. - - "Kalo nanti ka...
No, not love but because of love
3568      805     2     
Romance
"No, not love but because of love" said a girl, the young man in front of the girl was confused "You don't understand huh?" asked the girl. the young man nodded slowly The girl sighed roughly "Never mind, goodbye" said the girl then left "Wait!" prevent the young man while pulling the girl's hand "Sorry .." said the girl brushed aside the you...
Petrichor
5363      1700     2     
Inspirational
Masa remaja merupakan masa yang tak terlupa bagi sebagian besar populasi manusia. Pun bagi seorang Aina Farzana. Masa remajanya harus ia penuhi dengan berbagai dinamika. Berjuang bersama sang ibu untuk mencapai cita-citanya, namun harus terhenti saat sang ibu akhirnya dipanggil kembali pada Ilahi. Dapatkah ia meraih apa yang dia impikan? Karena yang ia yakini, badai hanya menyisakan pohon-pohon y...
Cinta Tak Terduga
5386      1693     8     
Romance
Setelah pertemuan pertama mereka yang berawal dari tugas ujian praktek mata pelajaran Bahasa Indonesia di bulan Maret, Ayudia dapat mendengar suara pertama Tiyo, dan menatap mata indah miliknya. Dia adalah lelaki yang berhasil membuat Ayudia terkagum-kagum hanya dengan waktu yang singkat, dan setelah itupun pertemanan mereka berjalan dengan baik. Lama kelamaan setelah banyak menghabiskan waktu...
Mengejar Cinta Amanda
2305      1211     0     
Romance
Amanda, gadis yang masih bersekolah di SMA Garuda yang merupakan anak dari seorang ayah yang berprofesi sebagai karyawan pabrik dan mempunyai ibu yang merupakan seorang penjual asinan buah. Semasa bersekolah memang kerap dibully oleh teman-teman yang tidak menyukai dirinya. Namun, Amanda mempunyai sahabat yang selalu membela dirinya yang bernama Lina. Selang beberapa lama, lalu kedatangan seora...
Dalam Satu Ruang
189      131     2     
Inspirational
Dalam Satu Ruang kita akan mengikuti cerita Kalila—Seorang gadis SMA yang ditugaskan oleh guru BKnya untuk menjalankan suatu program. Bersama ketiga temannya, Kalila akan melalui suka duka selama menjadi konselor sebaya dan juga kejadian-kejadian yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.
TITANICNYA CINTA KITA
0      0     0     
Romance
Ketika kapal membawa harapan dan cinta mereka karam di tengah lautan, apakah cinta itu juga akan tenggelam? Arka dan Nara, sepasang kekasih yang telah menjalani tiga tahun penuh warna bersama, akhirnya siap melangkah ke jenjang yang lebih serius. Namun, jarak memisahkan mereka saat Arka harus merantau membawa impian dan uang panai demi masa depan mereka. Perjalanan yang seharusnya menjadi a...
Angkara
1172      684     1     
Inspirational
Semua orang memanggilnya Angka. Kalkulator berjalan yang benci matematika. Angka. Dibanding berkutat dengan kembaran namanya, dia lebih menyukai frasa. Kahlil Gibran adalah idolanya.
The Last Name
2268      808     5     
Fan Fiction
Ketika wanita dan pria saling mencintai satu sama lain apakah sebuah hal yangsalah? Tidak, tidak ada yang salah. CInta menjadi salah jika kau mencintai seseorang yang secara takdir memang tidak bisa kau cintai.
SI IKAN PAUS YANG MENYIMPAN SAMPAH DALAM PERUTNYA (Sudah Terbit / Open PO)
6049      1982     8     
Inspirational
(Keluarga/romansa) Ibuk menyuruhku selalu mengalah demi si Bungsu, menentang usaha makananku, sampai memaksaku melepas kisah percintaan pertamaku demi Kak Mala. Lama-lama, aku menjelma menjadi ikan paus yang meraup semua sampah uneg-uneg tanpa bisa aku keluarkan dengan bebas. Aku khawatir, semua sampah itu bakal meledak, bak perut ikan paus mati yang pecah di tengah laut. Apa aku ma...