Seorang pria sedang duduk disamping ranjang rumah sakit . Lelaki itu memegang tangan seseorang yang sedang terbaring tak sadarkan diri .
Sudah 3 bulan orang itu tak sadarkan diri dari masa komanya . Setelah melakukan operasi yang sangat berbahaya itu , akhirnya orang itu selamat meskipun hanya 10% dari keberhasilan operasi itu .
"Sya , bangun sayang " ucap Faeyza yang masih setia menggenggam tangan Syakilla , namun tak ada jawaban .
Faeyza hanya tersenyum tipis , meratapi nasibnya yang hanya bisa melihat orang yang ia sayangi tak sadarkan diri sudah terlalu lama .
"Mimpi kamu indah banget ya sampai kamu betah tidurnya "
Faeyza terus berceloteh ria , berharap Syakilla mendengarkanya .
Ana dan Gavin memasuki ruangan itu dan melihat Faeyza yang selalu setia menemani Syakilla .
"Za , istirahat dulu gih , sekarang giliran gue sama Gavin " ujar Ana
Faeyza menoleh ke sumber suara " gue disini aja dulu Na , gue rasa hari ini Syakilla bangun deh " ujar Faeyza
Ana dan Gavin menghela nafas , sudah berapa kali Faeyza mengatakan hal itu .
"Mau berapa kali lo bilang gitu Za " ucap Ana
"Lo juga harus jaga kesehatan lo , kalo kaya gini Syakilla yang sedih " ujar Ana
Faeyza hanya menggeleng " gue yakin , hari ini Syakilla bangun dari tidur panjangnya " Faeyza mengarahkan pandanganya kembali pada Syakilla
"Iya kan sayang , hari ini kamu pasti bangun " ujar Faeyza kepada Syakilla , namun hanya ada bunyi monitor pendeteksi jantung yang menjawab .
Faeyza tertunduk lesu , mau sampai kapan Syakilla tertidur . Faeyza rindu , rindu senyum dan tawa Syakilla , Faeyza rindu mata indah Syakilla , Faeyza rindu kejudesan Syakilla , Faeyza sangat sangat merindukan gadisnya . Entah sejak kapan ia menganggap Syakilla sebagai miliknya , gadisnya .
Ana hanya menatap nanar melihat Syakilla dan Faeyza , Ana juga merindukan Syakilla . Saudara kembarnya yang selalu perhatian kepadanya . Andai saja ia mengetahui semuanya . Ana rela membiarkan Faeyza bersama Syakilla . Harusnya ia tahu bahwa selama ini Syakilla menderita lahir dan batin . Setelah mendengar cerita dari Gavin , bahwa sebenarnya Syakilla sangat mencintai Faeyza , Ana menangis histeris , bukan karena benci namun karena penyesalan tiada tara yang telah mengambil cinta dari Syakilla , yang telah memisahkan dua orang yang saling mencintai .
Namun , hari hari Ana membaik meskipun selalu ada rasa sedih ketika mengingat keadaan Syakilla . Tapi setidaknya Gavin selalu menemaninya , selalu memberinya semangat .
"Ssstt.. Tenanglah " ujar Gavin yang berusaha menenangkan Ana dalam pelukannya .
Ana masih terisak , tanpa ia sadari Ana mengusap air hidungnya menggunakan kemeja Gavin . Hal itu membuat Gavin terkejut , awalnya Gavin jijik , namun kemudian ia tersenyum . Biarlah , baju tak apa asalkan orang yang ia sayangi tenang .
"Kalo bermesraan jangan didepan gue . Gue berasa jadi nyamuk " ketus Faeyza , sedangkan Gavin terkekeh .
"Aish..gak didengerin gue , ya udah gue titip Syakilla dulu . Gue dapet telpon dari papa " ujar Faeyza
Sebelum pergi , Faeyza membisikan sesuatu kepada Syakilla lalu mencium keningnya " aku pergi dulu sayang , aku harap ketika aku datang lagi kamu sudah bangun " ujar Faeyza
Tapi sepasang kekasih itu hanya terkekeh . Ana kembali tersenyum , ketika Faeyza mau meninggalkan ruangan itu .
Setelah sebulan Syakilla koma , Ana dan Gavin resmi menjadi sepasang kekasih . Itu semua karena Gavin yang telah berjuang mendapatkan Ana . Awalnya Ana terkejut , karena ia fikir Gavin mencintai Syakilla . Jelas saja Ana berfikir seperti itu , karena Gavin selalu bersama Syakilla bukan dengan Ana .
Ana terkekeh mengingat takdirnya . Semuanya seperti tertukar . Ana yang selalu bersama Faeyza , namun Faeyza mencintai Syakilla , dan Syakilla yang selalu bersama Gavin , namun Gavin mencintai Ana .
"Ngapain senyum senyum sendiri , tadi nangis sekarang senyum ? " tanya Gavin sambil memicingkan matanya curiga
"Ish Gavin ah .. Ganggu orang lagi melamun aja " protes Ana
"Melamunkan apa sih sayang " ujar Gavin sambil menaikan satu alisnya yang kemudian tersenyum jahil .
"Oh aku tau , kamu tenang aja . Bentar lagi kita akan tunangan kok "
"Whatever" Ana memutar bola matanya malas serta mengedikan bahunya .
"Nih makan tunangan ! " Ana melemparkan bantal sofa kepada Gavin namun berhasil di tangkis oleh Gavin .
"Mau perang bantal nih ceritanya " ujar Gavin tersenyum jahil
" siapa takut " tantang Ana
Dan terjadilah perang bantal di ruangan itu .
----
" Tolong aku , bawa aku keluar dari sini " teriak seorang gadis dengan nada pilu
"Aku takut .. Semuanya gelap . Aku ingin pergi "
" apakah ada orang " teriaknya kembali
Gadis itu melihat sebuah cahaya kecil , yang ia perkirakan sangat jauh . Terkadang ia mendengar suara suara sedih dan menyakitkan terkadang dirinya juga mendengarkan suara tawa dan terkadang suara lemah lembut dan penuh kasih sayang . Terkadang pula ia merasa keningnya disentuh entah oleh siapa .
Gadis itu menangis , sudah lama ia berdiam diri sendiri di gelapan ini . Gadis itu mulai frustasi .
Samar sama ia mendengarkan seseorang berbicara .
"Sya , bangun sayang "
"Mimpi kamu indah banget ya sampai kamu betah tidurnya "
Syakilla menangis , ia masih bingung siapa yang berbicara itu . Apakah dia berbicara kepadanya ?
"Tolong aku " teriak Syakilla
Samar samar ia kembali mendengar perdebatan entah siapa itu . Tak lama kemudian ia merasakan keningnya disentuh . Gadis itu masih menangis .
" aku pergi dulu sayang , aku harap ketika aku datang lagi kamu sudah bangun "
"Tidak , jangan ! jangan pergi " teriak Syakilla , namun ia sudah tak lagi mendengar suara apapun lagi . Gadis itu terjatuh setelah berlari dan berteriak menyuruh orang yang berbicara tadi agar tak meninggalkannya .
Gadis itu menutup matanya dengan tanganya , gadis itu terus menangis ketakutan . Hingga ia merasakan sebuah cahaya menghampirinya . Cahaya itu semakin dekat dan terang . Meneranginya dan gadis itu kembali menutup matanya yang merasa silau dengan cahaya itu .
"Kembalilah Syakilla " suara itu menggema begitu saja seolah menyuruh Syakilla mengikuti cahaya itu .
---
Jari jari lentik itu bergerak lemah , namun hal itu adalah perkembangan yang bagus .
Perlahan manik mata yang indah itu terbuka , namun kembali tertutup karena merasa silau dengan cahaya ruangan itu .
Sintia merasa ada pergerakan pun terusik dari tidurnya . "Astaga , Syakilla ! " pekik Sintia senang
Semua orang yang sedang tertidur pun terbangun karena pekikan Sintia . Memang malam ini orang tua Syakilla dan Faeyza juga menginap , bersama sama menamani Syakilla .
Hendra dengan cepat menghampiri Sintia " ada apa dengan Syakilla " tanya Hendra khawatir , namun kekhawatiranya hilang ketika melihat Syakilla yang perlahan membuka matanya . Sintia menangis haru melihat putrinya telah kembali .
Semua orang nampak berkumpul ingin melihat keadaan Syakilla . Lebih tepatnya mengelilingi Syakilla dan itu sangat membantu Syakilla karena cahaya yang tertutup .
"Alhamdulillah " ucap mereka bersamaan saat Syakilla dengan sepenuhnya membuka matanya .
Gavin langsung memanggil ibunya untuk memeriksa Syakilla . Terpancar kebahagiaan yang terlihat jelas dari orang orang itu .
"Syukurlah Syakilla sudah sadar dan perkembangannya sangat baik , hanya saja ia masih harus menjalani beberapa perawatan di sini agar dia sembuh total " ujar dokter Jeny
Mendengar itu semuanya kembali tersenyum .
Dokter Jenny tersenyum kepada Syakilla " Tante tau kamu gadis yang kuat Syakilla " ujar dokter Jenny lalu pamit meninggalkan ruangan itu .
Setelah semua orang mengatakan kebahagiannya kepada Syakilla , kini tinggalah Faeyza yang menghampirinya .
Faeyza menghampiri Syakilla " apa aku bilang , kamu pasti bangun setelah aku kembali " ujar Faeyza bangga , namun ada air mata yang menetes dari matanya , bukan air mata kepedihan namun kebahagiaan .
Syakilla hanya terdiam , ia tak mengerti kenapa Faeyza bersikap lembut padanya , meskipun ia merasa senang tapi ia takut Ana sakit hati .
Melihat Syakilla yang terdiam Faeyza tersenyum tipis " ah iya kamu butuh istirahat , tidurlah lagi . Tapi jangan terlalu lama lagi . Aku tak mau kehilanganmu sayang " ujar Faeyza yang mengusap kening Syakilla .
Syakilla membulatkan matanya tak percaya , apa tadi yang dikatakan Faeyza kepadanya .
Melihat itu pun Ana tertawa , membuat Syakilla mengarahkan pandanganya kepada Ana . Sungguh ia merasa bingung saat ini.
Datanglah Gavin disamping Ana " kau membuatnya bingung baby " ujar Gavin kepada Ana , dan itu kembali membuat Syakilla bingung.
"Oke baiklah . Killa , kamu tidur terlalu lama . Sampai kamu tak tau kejadian apa yang telah kamu lewati . Aku tau Killa , kamu mencintai Faeyza kan . Kamu ini sok kuat banget sih . Padahal Faeyza cintanya sama kamu . Oh ya , selama ini Faeyza setia banget disini nunggu kamu sadar . Tentang aku sama Gavin , kami sudah resmi pacaran sejak dua bulan yang lalu " terang Ana
Syakilla tersenyum " selamat ya Gavin , udah dapetin Ana " ujar Syakilla
Gavin membalas ucapan Syakilla "it's oke . Jadi kapan lo jadian sama Faeyza . Kasihan banget si Faeyza tiap hari sedih mulu " Gavin terkekeh
Syakilla menoleh kepada Faeyza dan tersenyum " maaf , sudah membuatmu sedih " ujar Syakilla
Faeyza tersenyum lalu menghampiri Syakilla kemudian mengusap puncak kepala Syakilla yang masih di perban " tak apa , yang penting sekarang kamu sudah kembali " ujar Faeyza lembut
Faeyza mengajukan badanya menyembunyikan kepalanya dicengkuk leher Syakilla lalu berbisik " I love you Syakilla Andreani "
Semburat rona merah menghiasi wajah pucat Syakilla , membuat orang orang yang berada di ruangan itu tertawa .
Di hari itu semua orang nampak bahagia .
---
" Za , kenapa kamu disini setiap hari , gimana dengan sekolah kamu " tanya Syakilla
Faeyza tersenyum menanggapi pertanyaan Syakilla , ia bahagia Syakilla telah kembali seperti dulu . Seperti ia mengenalnya pertama kali .
" Sekolah itu milikku terserah aku mau sekolah atau tidak . Lagi pula semenjak kamu koma , aku hanya home schooling . Jadi , kamu tak perlu khawatir tentang sekolahku " jawab Faeyza
"Apa itu tidak menganggumu ? " tanya Syakilla
Faeyza hanya menggeleng " Lebih baik seperti ini , aku tak mau meninggalkan mu sendiri " ujar Faeyza
"Ibu pasti menemaniku " ujar Syakilla
"Sayangnya hanya sesekali aku memperbolehkan keluargamu menjengukmu , karena aku yang akan selalu menemanimu " ujar Faeyza
Syakilla mendengus " aku juga rindu mereka tau " protes Syakilla
"Tenang saja , salurkan saja rindumu itu padaku " Faeyza merentangkan tanganya bersiap memeluk Syakilla
Namun sebelum itu terjadi Syakilla hanya memasang wajah cemberutnya " Aku bahkan tak pernah merindukanmu " ucap Syakilla kesal , Faeyza tertunduk lesu mendengar perkataan Syakilla
Syakilla terkekeh geli " bagaimana bisa aku merindukan seseorang yang setiap detik bersamaku , karena jika aku merindukannya orangnya saja sudah berada di hadapanku " tambahnya
Faeyza mendongakan kepalanya dengan senyuman indahnya , entah kenapa perkataan Syakilla membuatnya bahagia .
"Jadi kamu selalu merindukanku , hm ? " tanya Faeyza , Syakilla hanya mengangguk malu .
"Good girl " ujar Faeyza lalu memeluk Syakilla .
"Um..Za , aku ingin belajar , pasti banyak materi yang tertinggal " ujar Syakilla
"Kamu belum boleh berfikir berat sayang " ujar Faeyza lembut , tentu saja Faeyza melarang , karena dokter mengatakan Syakilla harus benar benar sembuh dan belum bisa berfikir kritis .
"Aku hanya membaca buku Eyza " ujar Syakilla
"Aku tau , setiap kamu membaca kamu selalu penasaran dengan soal soal " gerutu Faeyza
"Aku hanya membacanya Eyza " kekeuh Syakilla
Faeyza hanya pasrah " baiklah , tapi hanya membaca " ujar Faeyza
"Siap bosque" ujar Syakilla . Gadis itu merasa bosan , setelah satu minggu ia berada di rumah sakit setelah sadar dari komanya ,gadis itu hanya terdiam melihat Faeyza yang serius belajar . Terkadang Faeyza mengajaknya ngobrol tapi diselingi dengan belajar .
Faeyza memberikan buku catatanya selama ini , yang telah ia buat khusus untuk Syakilla . Karena Faeyza tahu , Syakilla sangat suka membaca buku dan suka belajar .
"Za , ini gimana aku nggak faham deh " tunjuk Syakilla pada sebuah soal fisika yang berada di buku catatan itu.
Faeyza menghela nafas " kamu bilang hanya membacanya kan ? "
"Hehe , aku penasaran " ucap Syakilla
Daripada membuat Syakilla berfikir kritis sendiri , Faeyza pun mengajarkan soal yang tak dipahami oleh Syakilla .
Setelah satu jam belajar Faeyza pun mengambil buku yang masih setia di baca oleh Syakilla .
"Ih , aku belum selesai membaca " protes Syakilla
"Sekarang waktunya istirahat , kamu belum boleh belajar terlalu lama " ujar Faeyza
"Aku sudah sembuh Za " ucap Syakilla
" siapa bilang kamu sudah sembuh , jelas jelas dokter Jenny bilang kamu harus banyak istirahat " ujar Faeyza
"Aku tadi bilang aku sudah sembuh " ujar Syakilla dengan wajah tak berdosanya .
Dengan gemas Faeyza mencubit pipi Syakilla " bandel ya kamu " ucap Faeyza
" sakit ih " protes Syakilla
"Uhh..mana yang sakit " ujar Faeyza dengan wajah bersalah
"Yang ini " tunjuk Syakilla pada pipinya .
Cup
"Udah nggak sakit lagi kan " ujar Faeyza tersenyum jahil
Syakilla hanya tertunduk malu , akhir akhir ini Faeyza selalu bersikap lembut padanya . Padahal mereka tidak pacaran .
Sesungguhnya Syakilla sangat bahagia mendengar keluarganya dengan keluarga Faeyza telah berdamai . Apalagi mendengar Faeyza yang mencintai Syakilla , tentu saja membuat Syakilla terbang bahagia . Namun , Syakilla belum memberikan Faeyza kesempatan untuk menjadi kekasihnya .
Faeyza pun menerima keputusan Syakilla . Ia tak akan memaksa Syakilla . Asalkan Syakilla tak keberatan jika Faeyza menyayanginya dan selalu bersikap lembut padanya .
"Za , aku ingin jalan jalan keluar ya . Bosen disini terus " ujar Syakilla
"Nggak boleh " jawab Faeyza singkat
"Ih kan cuma sebentar " ujar Syakilla
"Nggak boleh " tegas Faeyza , bagaimana bisa Faeyza mengizinkan Syakilla yang keadaanya belum sembuh total itu jalan jalan .
"Ishh..kamu mah " ujar Syakilla kesal . Gadis itu hanya mengerucutkan bibirnya lalu mendiamkan Faeyza .
" kamu marah ? " tanya Faeyza
Syakilla hanya terdiam dan memalingkan wajahnya .
"Itu kenapa bibirnya di manyun manyunin , kode ya " ujar Faeyza terkekeh geli
Syakilla nampak bingung dengan perkataan Faeyza, namun gadis itu kekeuh dengan ego nya untuk mendiamkan Faeyza
"Minta di cium ya " ujar Faeyza yang bangkit dari tempat duduk nya menghampiri Syakilla .
Melihat hal itu Syakilla membulatkan matanya " Aish...fikiranmu kotor sekali " protes Syakilla , tapi Faeyza hanya tersenyum jahil .
Faeyza mencondongkan badanya , membiarkan wajahnya tepat dihadapan wajah Syakilla . Syakilla terkejut bukan main , gadis itu memejamkan matanya antara gugup , takut , dan penasaran .
Ia takut Faeyza benar benar menciumnya , namun tak lama kemudian terdengar gelak tawa Faeyza .
Kesal
Satu kata itu mampu mewakili perasaan Syakilla saat ini , gadis itu pun melempar bantal kepada Faeyza , tepat sasaran mengenai wajah Faeyza dan Faeyza langsung terdiam. Kini , giliran Syakilla yang tertawa .
"Pergi sana ! Aku mau bakso " ujar Syakilla
"Nggak boleh " ujar Faeyza
"Aish..kenapa kamu selalu melarangku" gerutu Syakilla
" Aku hanya melakukan hal yang baik untuk kamu " ujar Faeyza
" ya udah , aku minta nasi padang sambelnya dibanyakin " ujar Syakilla
Kontan Faeyza membulatkan matanya " Astaga , kenapa permintaan mu aneh aneh sih " ujar Faeyza
"Ya udah aku nggak mau makan " Syakilla memalingkan wajahnya
" kalo kamu nggak makan , kapan sembuhnya " ujar Faeyza , lelaki itu berusaha sabar menghadapi Syakilla
" emang kamu nggak mau ke sekolah lagi , ketemu sama temen temen . Belajar bareng main bareng gitu " tutur Faeyza lembut
Syakilla mengerucutkan bibirnya lalu menghela nafas " aku kangen sekolah " gumam Syakilla
"Ya sudah sekarang kamu makan buburnya , setelah itu minum obat lalu tidur " ujar Faeyza diikuti dengan Syakilla yang mengangguk patuh .
Faeyza tersenyum karena Syakilla menurut . " Gadis pintar " Faeyza memberikan dua jempolnya .
Setelah menyuapi Syakilla makan , dan Syakilla selesai meminum obatnya . Perlahan mata itu tertutup karena obatnya yang mulai bekerja . Faeyza mengusap kening Syakilla pelan lalu mengecupnya " Get well son baby " bisik Faeyza .
Faeyza pun kembali sibuk dengan buku bukunya .
---
Seperti biasa Gavin menunggu Ana di depan kelas jika jam istirahat telah tiba . Sudah menjadi kebiasaanya untuk terus bersama atau memperhatikan kekasihnya itu .
Namun kali ini Ana tak kunjung keluar dari kelasnya . Karena cemas Gavin pun memasuki kelas yang nampak sepi itu . Hanya ada seseorang yang sedang menyembunyikan wajahnya di balik tanganya di meja . Dan Gavin tau siapa gadis itu .
Gavin terkekeh , ternyata gadisnya itu sedang tertidur . Gavin mengusap puncak kepala Ana dengan lembut . Lelaki itu merasa bersyukur karena telah mendapatkan Ana , orang yang selama ini ia cintai .
"Erghh.." Ana merasakan sakit di perutnya , saat ini ia sedang mendapat seorang tamu disetiap bulannya .
Gadis itu masih belum menyadari jika Gavin masih setia menemani Ana .
"Kok sakit banget sih " gerutu Ana
Gavin merasa bingung dengan ucapan Ana , gadis itu tadi nampak tenang tertidur tapi sekarang mengaduh sakit .
"Yang mana yang sakit ? " kini Gavin pun mengeluarkan suaranya
Ana mendongak terkejut ketika Gavin berada di sampingnya , sungguh Ana tak menyadari keberadaan Gavin .
Ana hanya meringis sambil memegang perutnya lalu menggeleng " ah nggak papa " alibi Ana , meski sebenarnya ia sedang menahan sakit . Sudah menjadi kebiasaanya , jika dirinya haid maka ia akan kesakitan seperti ini .
"Nggak papa gimana , kamu pucet gitu . Ke UKS yuk " ujar Gavin khawatir
"Eh nggak usah , aku cuma..eh Gavin ! " Tak mendengar kan perkataan Ana , Gavin sudah menggendong Ana terlebih dahulu ala brida style menuju UKS .
Gavin benar benar khawatir dengan keadaan Ana yang nampak pucat pasi itu .
"Gavin , turunkan ih malu " protes Ana
"Diamlah , kamu sakit gitu . Aku nggak mau kamu kenapa kenapa "
Dan tibalah mereka di ruang UKS . Gavin merebahkan Ana di ranjang UKS , di panggilnya petugas PMR yang bertugas hari ini .
Petugas PMR itu terkekeh geli melihat kekhawatiran Gavin " Tenanglah Gavin , Ana hanya sedang PMS , jadi dia merasa sakit . Lebih baik berikan dia minuman pereda nyeri khusus PMS "
Ana menutup wajahnya karena malu . Sedangkan Gavin memasang wajah cengo nya kemudian bertanya " emang PMS sakit ya ? "
Terdengar gelak tawa di ruangan UKS itu . Ana pun tak bisa menahan tawa nya . Gavin terlalu polos untuk itu .
"Ya begitulah , terkadang cewek kesakitan kalau sedang PMS , makanya dia sensitif banget dan mudah marah . Itu juga pengaruh dari rasa sakitnya "
"Oh gitu , ya sudah sebutkan apa yang harus di beli " ujar Gavin
Petugas PMR itu tersenyum jahil " yakin mau beliin "
"Buruan , kasihan Ana kesakitan gitu "
"Baiklah "
Petugas PMR itu memberikan secarik kertas yang bertuliskan apa saja yang harus di beli Gavin . Gavin segera melesat ke koperasi . Namun perlakuan Gavin membuat orang orang yang berada di kooperasi tersenyum geli , bagaimana tidak , seorang Gavin yang terkenal badboy pergi ke kooperasi hanya untuk membeli minuman jamu khusus cewek yang lagi PMS tanpa ada rasa malu sedikit pun .
"Ini di minum " ujar Gavin
"Makasih" ujar Ana
Ana segera meminum jamu itu , sampai habis . Gavin hanya mengelus puncak kepala Ana " tidurlah agar sakitmu hilang , kalau masih sakit kamu boleh kok nyakar aku atau remesin tanganku , aku nggak mau kamu merasakan sakit sendirian "
Ana hanya mengangguk sebagai jawaban , gadis itu nyaman dengan perlakuan lembut Gavin . Perlahan matanya tertutup akibat kenyamanan yang telah diberikan oleh Gavin .
"Get well son baby "bisik Gavin lalu mengecup kening Ana pelan .
---
Dua minggu kemudian..
Kini Faeyza , Ana dan Gavin tengah sibuk berkemas , karena hari ini Syakilla sudah diperbolehkan pulang .
Syakilla mengerucutkan bibirnya , ia sangat kesal karena tiga orang itu melarangnya untuk membantu mereka . Syakilla hanya di suruh duduk di sofa menunggu aktivitas mereka selesai .
" cemberut aja sih neng " cetus Faeyza
Syakilla memalingkan wajahnya kesamping karena masih kesal .
" cie marah " goda Faeyza
Syakilla hanya berdecak sebal .
"Ya udah Za , tinggalin aja . Kita pulang sekarang " seru Ana
"Iya Za tinggalin aja lah " tambah Gavin
Faeyza pun bangkit " Iya , kita pulang yuk , Rea masih betah di rumah sakit " ujar Faeyza
Syakilla , Ana dan Gavin menoleh lalu bertanya " Rea siapa ? " tanya mereka bersamaan
Faeyza terkekeh geli " oh itu , nama panggilan sayang ku ke Syakilla , kan Andreani jadi aku panggil Rea aja " terang Faeyza
Mereka hanya ber'o' ria , lalu berjalan meninggalkan Syakilla yang duduk manis di sofa
Sedangkan Rea alias Syakilla langsung berdiri " eh tungguin dong , aduh " Syakilla terjatuh karena tersandung kakinya sendiri
Faeyza , Ana dan Gavin langsung menghampiri Syakilla " Astaga , lo kok ceroboh sih " pekik Ana khawatir
" Rea , kamu masih pusing? " tanya Faeyza
"Hehe nggak kok , cuma kesandung" jawab Syakilla dengan cengiran kudanya .
Faeyza mengulurkan tanganya " ya sudah pegangan ya " ujar Faeyza
Syakilla mengangguk lalu membalas uluran tangan Faeyza .
"Modus ae lo Za " celetuk Gavin
"Modus lah selama modus itu belum dilarang " ujar Faeyza bangga , Ana dan Syakilla terkekeh mendengar jawaban Faeyza
Hanya butuh waktu 30 menit mereka sudah sampai dirumah , sambutan hangat dari keluarga pun membuat Syakilla bahagia . Terlihat juga ada Rani dan Keke teman dekat Syakilla selama ini .
Rumah sederhana itu sudah di hias dan terdapat tulisan ' Welcome back Syakilla Andreani '
Syakilla berdecak kagum , muncul lah Sintia sang ibu membawa sebuah kue coklat favorit Syakilla .
" selamat datang sayang " ujar Sintia
"Terimakasih bu " ujar Syakilla . Tak lama setelah itu munculah Kania , ibunda Faeyza yang langsung memeluk Syakilla .
"Akhirnya calon mantu kesayangan mama udah sembuh " ujar Kania senang
Syakilla hanya tersenyum malu " terimakasih tante " ujar Syakilla
Kania memasang wajah lesu nya " kok tante sih , kamu kan calon menantu mama jadi panggil mama dong bukan tante "
Syakilla terkekeh geli " baik tan- eh mama "
Semua orang nampak bahagia dengan acara syukuran yang sederhana itu , tapi Syakilla tak bisa mengikuti acara hingga selesai , karena gadis itu harus istirahat .
Gadis itu tengah terbaring di ranjang nya , ia rindu kasur empuknya ini , ia rindu kamarnya ini . Tak ada yang berubah dari ruangan ini . masih nampak sama .
Gadis itu kembali teringat cerita dari Faeyza , tentang ayahnya yang benar benar mengabulkan permintaan Syakilla . Pria paruh baya itu langsung menghubungi Abraham untuk meminta maaf dan mengajak berdamai . Tentu saja hal itu disambut baik oleh Abraham , Abraham tak pernah egois jika menyangkut kebahagiaan putranya yang sangat mencintai Syakilla .
Setelah itu Abraham dan Hendra kembali berdamai dan kembali menjalin persahabatan yang telah lama hancur itu . Itu semua karena Syakilla dan Faeyza . Putra putri mereka yang saling mencintai . Apalagi Syakilla mengatakan bahwa itu adalah permintaan terakhirnya , tentu saja Hendra panik dan langsung mengabulkan permintaan Syakilla , tanpa ada rasa gengsi dan ego yang tinggi . Ayah dari dua putri kembar itu dengan ikhlas berdamai dengan masalalunya .
Syakilla tersenyum karena ayahnya yang sangat menyayanginya , sungguh ia merasa bersyukur telah diberi kesempatan untuk melihat dunia kembali .
Perlahan manik mata indah itu tertutup beralih meninggalkan dunia nyata menuju dunia mimpi .
Keesokan harinya , sebuah ketukan pintu membuatnya terbangun dari tidurnya . Gadis itu menggerutu karena mimpi indahnya yang terganggu .
"Sebentar " gumam Syakilla yang melenturkan otot dan sendinya .
"Ada apa ? Hoamm" tanya Syakilla
"Astaga , kamu baru bangun !? Faeyza sudah menunggu dibawah , katanya mau sekolah " ujar Sintia
Syakilla membulatkan matanya " Astaga ibu , aku lupa " gadis itu langsung berlari ke dalam kamar mandi
"Ibu !! " teriak Syakilla
Sintia menggeleng kepalanya " apa !? "
"Handukku ketinggalan , hehe "
"Kamu ini ada ada saja " ujar sintia lalu memberikan handuk kepada Syakilla
"Makasih bu " ujar Syakilla lalu kembali menutup pintu kamar mandi .
Hanya dengan waktu 20 menit gadis itu sudah selesai bersiap , setelah itu ia menuju dapur untuk sarapan .
" Pagi " sapa Syakilla dengan ceria
"Pagi juga " jawab keluarga Syakilla serempak tak ketinggalan dengan Faeyza
Gadis itu segera duduk dan mengambil nasi goreng .
" kamu mau ngapain ? " tanya Sintia
" Sarapan lah bu " ujar Syakilla santai
" 15 menit lagi sekolah udah ditutup kan " ujar Sintia
"Uhuk uhuk" gadis itu tersedak langsung mengambil minumnya rakus .
"Sekarang jam berapa ? " tanya Syakilla
"Oh jam 06.45 , hah apa !? " pekik Syakilla kaget
Faeyza hanya terkekeh geli .
"Kenapa gak kasih tau sih " gerutu Syakilla , gadis itu menyalami kedua orang tuanya lalu berangkat sekolah .
"Syakilla Andreani ! " teriak Sintia
Syakilla kembali kedalam rumah " apalagi sih bu , sebentar lagi masuk ih " protes Syakilla
" Faeyza nungguin kamu dari tadi , tapi malah kamu tinggal ! " cetus Sintia
Syakilla menyengir kuda karena lupa " hehe iya lupa "
"Ya udah tante , om . Eyza berangkat dulu ya . Assalamualaikum " pamit Faeyza
"Aku juga berangkat , Assalamualaikum" ujar Syakilla
"Walaikumsalam , hati hati " jawab Sintia dan Hendra
Akhirnya mereka sampai di sekolah , namun mereka terlambat .
"Yahh yah.. Gerbangnya udah ditutup " keluh Syakilla
"Tenang aja , bentar lagi juga di buka . Kamu duduk dekat gerbang aja , panas " ujar Faeyza
Syakilla mengangguk patuh , tak lama kemudian gerbang telah dibuka . Semua siswa yang terlambat sudah di sambut oleh guru BK dan kesiswaan .
Hukuman telah menanti mereka .
" Bu , jangan hukum Syakilla . Dia baru sembuh , biar saya saja yang menggantikan " ujar Faeyza
"Baiklah , hukuman kami bertambah . Lari keliling lapangan 30 putaran "
"What !?" pekik Syakilla
"Itu kebanyakan bu , kasihan Faeyza . Lagi pula ini kesalahan saya " ujar Syakilla
" Tidak ada tawar menawar Syakilla "
"Udah , aku nggak papa kok " ujar Faeyza
"Kamu masuk kelas aja gih " tambahnya
Syakilla hanya menggeleng " kita ke kelasnya bareng lagian kita terlambat kan gara gara aku " ujar Syakilla
" ya udah , kamu duduk aja ya " ujar Faeyza
Syakilla mengangguk patuh .
Faeyza menjalani hukumanya bersama yang lain . Ketika orang lain berlari 20 keliling , tapi Faeyza harus 30 keliling karena hukuman tambahan menggantikan Syakilla . Faeyza sendiri tidak keberatan , lagi pula ia merasa senang karena Syakilla tidak perlu capek capek berlari .
Syakilla sudah khawatir karena teman teman yang lain sudah selesai dengan hukumannya , sedangkan Faeyza masih setia berlari . Gadis itu sudah menyiapkan air mineral yang ia beli dari kantin untuk Faeyza .
Faeyza telah menyelesaikan hukumannya , lelaki itu berjalan menghampiri Syakilla lalu berbaring mejadikan paha Syakilla sebagai bantalnya . Sebenarnya Syakilla terkejut dan risih namun permintaan dari Faeyza yang terlihat lelah itu pun ia tak bisa menolak .
" Biarkan lah sebentar saja " ujar Faeyza
" e..um..baiklah " jawab Syakilla
Gadis itu menatap kasihan pada Faeyza , karena dirinya Faeyza kelelahan .
" Maaf ya , gara gara aku , kamu jadi kecapekan gini " ujar Syakilla
" Santai aja kalik , aku nggak papa kok , lebih baik aku yang kecapekan dari pada kamu " ucap Faeyza lembut dan menampilkan senyumnya
Untuk sesaat Syakilla terpesona . Namun perkataan Faeyza membuyarkan lamunannya .
"Ke kelas yuk " seru Faeyza
Syakilla mengangguk patuh .
---
2 bulan lagi ujian nasional akan tiba , semua siswa nampak sibuk dengan belajar , ada pula yang terlihat tenang tenang saja . Ujian itu akan menjadi penentu masa depan mereka .
Gavin sudah di sibukkan dengan kisah cinta nya , laki laki itu secara jantan mengutarakan keinginannya untuk bertunangan dengan Ana kepada orang tuanya . Laki laki itu tak mau kehilangan Ana dan sudah sangat mencintai gadisnya itu .
"Bunda , setelah lulus nanti aku ingin tunangan sama Ana " ujar Gavin
Jenny hanya tersenyum menanggapi perkataan putra bungsunya itu " memangnya Ana setuju ? " tanya Alva sang ayah
"Aku belum membicarakan ini pada Ana . Tapi aku yakin dia akan setuju " ujar Gavin
"Kamu yakin sama keputusanmu itu " tanya Alva
"Yakin ayah , aku tak mau kehilangan Ana . Dan aku mau serius sama dia " ujar Gavin
Melihat keseriusan sang anak , Jenny dan Alva pun setuju . Mereka yakin bahwa Gavin benar benar serius dengan perkataannya. Bagaimana tidak , Ana adalah cinta pertama Gavin , dan Ana adalah satu satunya gadis yang menerima Gavin apa adanya .
"Baiklah , ayah akan membicarakannya pada tuan Hendra " ujar Alva
Gavin tersenyum " ayah serius ? " tanya Gavin antusian
Alva tersenyum lalu mengangguk .
"Ah , terimakasih ayah , bunda " ujar Gavin bahagia
Sementara disisi lain , Ana sedang sibuk bersama Syakilla .
"Na , yang ini gimana sih aku nggak faham " tanya Syakilla pada Ana
"Oh yang ini , ini tuh gini Sya . samakan dulu bilangannya terus hitung semuanya baru deh x nya ketemu " terang Ana kepada Syakilla
"Gimana faham nggak ? " ujar Ana
Syakilla menggeleng , Ana menghela nafas lalu kembali mengajarkan Syakilla . Ana sangat mengerti jika Syakilla tak memahami setiap materi . Itu semua karena Syakilla yang koma , menyebabkan Syakilla ketinggalan pelajaran . Sudah tiga kali Ana mengajarkan materi yang sama namun Syakilla masih belum memahaminya .
"Gimana udah faham belum "
Syakilla menggeleng lalu menyengir kuda
"Bodo amat bodo amat Sya , capek gue " Ana menyerah
Syakilla terbahak " haha , sory sory gue udah faham kok "
Ana memutar bola matanya malas " auk ah capek gue " ujar Ana lalu meninggalkan Syakilla yang masih tertawa
Gadis itu pergi ke dapur lalu membuka kulkas kemudian mengambil beberapa cemilan dan minuman .
"Sya ! Istirahat dulu , nggak usah dipantengin tuh soal " teriak Ana dari ruang keluarga .
Meskipun kesal , Ana tetap perhatian pada Syakilla . Bagaimana pun juga , Syakilla tak boleh terlalu berfikir kritis , karena Syakilla masih dalam tahap penyembuhan .
"Iya , bentar " jawab Syakilla , gadis itu membereskan buku bukunya , lalu pergi ke ruang keluarga . Disana sudah ada ayah dan ibunya , ada pula Ana yang sedang menikmati cemilanya di depan tv .
Syakilla sudah duduk di samping Ana . Ana nampak serius dengan film yang di tonton . Syakilla mendengus , karena Ana menonton film aksi , sedangkan Syakilla tak suka itu .
Senyum jahil muncul di wajah manis Syakilla . Gadis itu mengambil remot tv lalu memindahkan chanel tvnya . Tanpa berdosa Syakilla mengambil cemilan Ana .
"killa ! " pekik Ana kesal
Begitu pun sang ayah dan bunda yang tadi sedang serius menonton , tiba tiba saja sudah berganti chanel . Dan yang paling menyebalkan adalah film aksi yang mereka tonton menjadi sebuah film anak kecil , sebuah film yang menayangkan tentang seorang anak perempuan dengan beruang besar yang telah menjadi temanya .
Syakilla menoleh lalu bertanya " kalian kenapa sih kok mendadak kompak "
"Bodo Sya bodo " kesal Ana
Ana beranjak dari duduk lalu duduk tepat di depan tv , chanel tv kembali berpindah . Syakilla kesal , berakhirlah mereka yang saling berganti chanel tv .
"Kalian ini kaya anak kecil tau nggak " pekik Sintia kesal , kini sang ibu kesal karena tingkah kedua putrinya itu.
"Killa duluan bu "
"Ih kok aku sih "
"Ana duluan bu "
"Lo "
"Lo "
"Berhenti ! Kalian ini astaga , kenapa kalian kekanakan sekali "
"Ayah , lihat tuh anak kamu "
Hendra hanya tersenyum " biarlah , mereka kan kehilangan masa kecil mereka . Lebih baik kita ke kamar , buatin mereka adik baru "
"Ayah ! " pekik Sintia kesal
"Aku nggak mau punya adik lagi " ujar Ana dan Syakilla bersamaan
Hendra tertawa " baiklah baiklah , kalian putri ayah tercinta "
Berakhirlah keluarga itu berpelukan bahagia .
Terimakasih Tuhan engkau telah memberikan ku kesempatan kedua .batin Syakilla
---
Saat ini Faeyza , Syakilla , Ana , dan Gavin sedang berada di kantin . Banyak orang yang memandang mereka kagum , ada juga yang memandang mereka iri . Bagaimana tidak , Syakilla yang menjadi siswi baru yang dulu berpenampilan super cupu berubah menjadi gadis super cantik dan ramah . Ana yang berpenampilan tomboy berubah menjadi gadis yang sedikit feminim dan terlihat manis dengan senyumnya yang menawan . Faeyza , yang dulu seorang cowok badboy dan most wanted itu luluh menjadi cowok yang baik dan sopan . Gavin , yang dulu cowok dingin dan most wanted itu luluh juga menjadi cowok yang perhatian dan supel . Itu semua karena gadis kembar yang bernama Syakilla Andreani dan Syailla Andreana , yang telah memikat dua laki laki idaman di sekolah itu .
Tak ada yang berani memisahkan mereka , karena kepercayaan yang telah dibangun mereka sangat susah di runtuhkan . Cinta dan kasih yang telah menguatkan hubungan mereka .
" eh , bentar lagi kan liburan tuh . Gimana kalo kita ke puncak " usul Gavin
"Betul juga bro , dah lama nih kita nggak liburan bareng " sahut Faeyza
"Ye , masih lama juga , UN juga belum udah rencanain liburan " ujar Syakilla
"Alah Sya , ya nggak papa kan , nggak usah terlalu mikirin UN " ujar Ana
"Iya tuh , kata bunda juga lo nggak boleh berfikir berat Sya " ujar Gavin
"Apa yang dikatakan mereka benar Rea , kamu harus rilex nggak boleh terlalu banyak fikiran " ujar Faeyza
"Serah lah serah " Syakilla pasrah
Faeyza terkekeh geli " uhh.. Ucul nya calon istriku " ujar Faeyza
"Uhuk uhuk..."
"Astaga , maaf maaf " ujar Faeyza yang langsung memijat tengkuk Syakilla
"Kamu nggak papa " tanya Faeyza
Syakilla menggeleng , lalu kembali memakan mie ayamnya .
Tak lama kemudian bel pun berbunyi , akhirnya mereka memasuki kelas masing masing .
Selama jam pelajaran Syakilla hanya terdiam , fikiranya berkelana entah kemana . Tak menyadari jika sekarang waktunya pulang .
"Sya ! " panggil Ana
"Killa ! "
"Astaga naga , adik gue kenapa "
"Syakilla Andreani ! " pekik Ana kesal
Syakilla kembali ke dunia nyata " hah apa iya bu" ucap Syakilla gelagapan
"Eh , kok kelas kosong"
"Udah pada pulang sayangku " ucap Ana geram
"Aduh , lo kenapa sih Sya " ucap Ana kesal
"Nggak papa hehe " ujar Syakilla sambil membereskan buku bukunya .
"Ya udah pulang yuk " tambahnya lalu berjalan mendahului Ana
"Killa ih ! "
Ana mengejar langkah Syakilla yang dengan seenak jidatnya meninggalkan dirinya .
Syakilla terkekeh " apa kakakku sayang"
"Saudara kembar laknat ! " ketus Ana
"Oyy kok gue ditinggal " teriak Faeyza
Ana dan Syakilla menoleh lalu menepuk jidatnya bersamaan , baiklah mereka melupakan Faeyza yang juga satu kelas dengan mereka .
"Lupa gue " ucap Ana dan Syakilla bersamaan , lalu mereka tertawa .
"Teross teross aja lupain pangeran tampan ini " ucap Faeyza sok dramatis
"King drama lo Za " cetus Ana
"Alay ih " kekeh Syakilla
Gavin datang menghampiri " ada apa nih kok kayaknya asik banget " sapa Gavin
"Itu noh Faeyza lagi belajar drama " ujar Ana
Syakilla hanya terkekeh
"Lah , yang punya pacar mah apa apa diceritain " ucap Faeyza mendramalisir
"Makanya cepet cepet jadian sama Rea lo yang tersayang itu " ucap Ana
Syakilla hanya tertunduk malu
" Gue sih bukan tipe pacaran , maunya langsung ke pelaminan" jawab Faeyza santai tanpa beban
"Lagi pula Syakilla pantesnya jadiin istri bukan pacar " tambahnya
Entah bagaimana wajah Syakilla saat ini , yang pasti pipinya terasa panas dan dirinya merasa melayang .
"Cie blushing " ejek Ana dan Gavin bersamaan
"Cie yang mau diseriusin" ucap Ana
"Ntar juga kamu diseriusin kok sayang . Mau kapan , besok pun atau hari ini pun aku siap " celetuk Gavin , kini giliran Ana yang bersemu merah
"Hey bro , kita udah buat cewek kembar berbunga bunga " celetuk Faeyza
Dua laki laki itu pun tertawa , mentertawakan orang orang yang mereka sayang yang sedang berbunga bunga .
Itulah hari mereka terlihat bahagia . Saat ini mereka sedang serius menghadapi ujian nasional.
Ana melihat Syakilla yang nampak kesusahan , ingin membantu tapi ia tak bisa . Sangat miris memang , dampak dari penyakit yang Syakilla derita . Perkembangan otaknya tak seperti dulu lagi . Syakilla menjadi mudah pelupa dan kurang konsentrasi . Hal itu menyebabkan Syakilla kurang dalam memahami soal atau pun materi .
Ana sendiri menjadi tidak fokus karena melihat penderitaan yang diderita saudara kembarnya itu . Namun setelah melihat waktu yang sebentar lagi , Ana pun segera menyelesaikan soalnya .
"Waktunya telah habis , silahkan keluar ruangan "
Syakilla nampak masih menulis
" Sya , udah waktunya selesai " ujar Ana
"Eh iya , udah kok " ujar Syakilla
Mereka pun berjalan keluar ruangan .
"Gimana , tadi bisa nggak ? " tanya Ana
"Ya gitu deh , sedikit kesusahan tapi alhamdulillah lancar " ucap Syakilla
"Syukur deh kalo gitu " ucap Ana
"Akhirnya ujian telah selesai ,bebaslah kita " ujar Ana
Syakilla mengangguk setuju .
---
"Gimana bro , rencana kita jadi nggak " tanya Gavin
"Iya iya jadi kok , gue udah bilang sama bokap nyokap . .Mereka juga setuju dan mereka juga udah bilang ke orang tua Syakilla " jawab Faeyza
" Sip , bagus . Gue juga udah selesai . Sekarang tinggal ngatur jadwalnya , soal dekorasi dan acaranya udah jadi urusan orang tua kita " ujar Gavin
" oke bro , ah gue nggak sabar nunggu hari itu " ujar Faeyza
" Iya bro , gue juga udah nggak sabar "
Entah apa yang mereka rencakan , yang pasti rencana mereka nampak serius karena rencana mereka bersangkutan dengan orangtua mereka .
---
"Sayang , ke salon yuk " ajak Sintia
"Tumben ? " ucap Ana dan Syakilla bersamaan
" Ih , kalian kan udah libur . Jadi sekarang di ajak jalan jalan sama ibu " ujar Sintia
"Sip oke , 5 menit bu " ujar Ana dan Syakilla bersamaan .
Sintia menggeleng kepala melihat kedua putrinya yang selalu kompak .
Lima menit kemudian mereka pun sudah siap . Syakilla dengan kaos putih yang distel dengan rok biru laut selutut dengan flatshoes berwarna putih yang dihiasi pita dan sedikit motif batik . Ana dengan kemeja tak berlengan berwarna merah yang distel dengan rok berwarna putih selutut dengan sepatu kets yang berwarna putih . Rambut mereka sama sama di gerai . Membuat mereka tampil cantik dan imut . Andai saja mereka memakai baju yang sama dapat di pastikan , tak ada yang bisa membedakan mereka .
"Loh , kok ada tante Kania dan tante Jenny " ujar Ana
"Iya , kita semua mau ke salon bersama . Hari ini kita akan puas seharian " ujar Sintia
Ana dan Syakilla menyalimi Kania dan Jenny .
"Kita mau kemana dulu " tanya Syakilla
"Kita salon dulu sayang , setelah itu kita belanja " ujar Kania
Syakilla dan Ana mengangguk patuh , mengikuti para ibu ibu yang nampak bahagia . Bagaimana tidak , setiap ibu ibu pasti sangat suka belanja dan pergi ke salon .
Syakilla dan Ana berjalan gontai , melihat ibu ibu yang nampak heboh dengan barang barang yang mereka temukan . Sedangkan mereka tak tertarik sedikit pun .
"Ibu , kita udah 4 jam jalan jalan kesan kesini . Aku laper " ucap Ana
"Kasian juga Syakilla kecapekan gitu " tambahnya
"Astagfirullah , ibu lupa . Ya sudah sekarang kita cari makan dulu ya " ujar Sintia
"Calon besan , kita makan dulu ya , kasian nih pada kelaperan dan kecapekan . Setelah itu kita ke salon " intruksi Sintia kepada Kania dan Jenny
Jenny menghampiri Ana dan Kania menghampiri Syakilla , mereka meminta maaf dan nampak khawatir . Seulas senyum menghiasi wajah Sintia . Ia bahagia , karena kedua putrinya telah beruntung mendapatkan orang yang mereka cintai .
"Kalian mau pesan apa sayang " ucap Sintia
"Aku mau spagetty dan milkshake coklat " ujar Ana
"Kalo aku mau cheseburger dan milkshake strowberry " ujar Syakilla
Setelah selesai makan mereka langsung ke salon lalu pergi ke sebuah butik .
"Ini kenapa kita ke butik kan tadi udah belanja di mall " tanya Syakilla
" ini untuk kalian tau , besok ada acara keluarga jadi kalian juga harus tampil cantik " jawab Kania
Syakilla dan Ana nampak ragu namun kemudian mereka pun mengangguk patuh.
"Ibu , apa ini nggak berlebihan " rengek Ana dan Syakilla
"Nggak sayang , gaun itu cocok buat kalian " ujar Sintia
"Wah , kalian cantik sekali , baiklah gaun ini saja yang kalian pakai " ujar Jenny yang di setujui oleh Sintia dan Kania
Setelah seharian panjang itu pun berakhir dengan setelahnya membeli gaun tersebut .
Keesokan harinya , semua orang nampak sibuk , berlalu lalang dengan berpakaian normal .
Syakilla dan Ana sudah tampil cantik dengan Syakilla yang dengan sebuah gaun bagaikan seorang putri cantik , dengan bunga bunga yang menghiasi dada nya dress yang menjuntai kebawah tanpa motif namun nampak elegan , dengan rambut yang di kepang lalu di gelung dan dihiasi bunga bunga yang indah Sedangkan Ana dengan gaun cantik seperti putri duyung ariel dengan gaun tanpa lengan , namun gaun itu menjuntai ke bawah dengan bagian bawah yang seperti duyung itu terdapat bunga bunga yang menghias indah , dengan rambut yang terurai namun dihiasi pita di samping rambungnya membuat mereka tampil sempurna malam ini .
"Udah siap ?" tanya Hendra
Syakilla dan Ana mengangguk
"Ayo berangkat " ujar Sintia
Setelah perjalanan yang memakan waktu 30 menit mereka pun sampai disebuah geduh yang nampak mewah .
Mereka memasuki ruangan semuanya nampak indah , Syakilla dan Ana nampak terkejut karena disana ada beberapa teman teman mereka .
Tanpa menghilangkan kecurigaan mereka , mereka sudah dikejutkan oleh dua orang tampan yang suah berlutut di hadapan mereka . Ana dan Syakilla saling memandang .
"Kalian ini kenapa ? " tanya Ana dan Syakilla bersamaan
Gavin dan Faeyza saling tersenyum , membuat Ana dan Syakilla semakin terbingung .
Faeyza memberi isyarat kepada Gavin lalu Gavin mengangguk.
Gavin meraih tangan Ana mengecupnya lembut lalu Gavin mendongakan kepalanya sambil tersenyum dia berkata
"Syailla Andreana , apakah kau tau , aku adalah orang yang merasa beruntung saat bertemu denganmu karena hidupku terasa berwarna , aku bukanlah lelaki romantis , aku tak pandai berkata kata tapi aku sangat mencintaimu dan menyayangi mu setulus hati . Izinkan aku untuk membuktikan rasa ini , dengan cara memintamu agar kau ingin menjadi pedamping hidupku dimasa depan bahkan hingga akhir hayatku . Izinkan aku menjadi satu satunya orang yang melihatmu disaat bangun dari tidur , izinkan aku menjadi satu satunya menjadikan pemimpin di keluargamu , keluarga indah yang kita buat bersama . Syailla Andreana maukah kamu mengikuti langkahku ke jenjang yang lebih serius . Kita belum bisa menikah tapi kita bisa bertunangan . Apa kau menerimaku sebagai tunanganmu ? "
Ana menangis terharu , gadis itu menunduk lalu menggelengkan kepalanya , membuat siapapun syok namun sedetik kemudian gadis itu tersenyum " aku menerimamu , ya aku menerimaku Gavin " pekik Ana bahagia menarik Gavin berdiri lalu memeluknya erat . Gavin terus mengucapkan terimakasih kepada Ana dan membalas pelukan Ana lebih erat lagi .
Semua orang nampak bahagia , namun kebahagian mereka tak sampai disana . Kini Faeyza nampak berdiri di hadapan Syakilla dengan senyum terbaiknya .
"Syakilla Andreani , jangan pernah berharap aku menjadi kekasihmu , pacar mu , cinta pertama mu di masa SMA . Dan jangan pernah berharap aku akan seromantis Gavin , jangan harapkan hubungan kita sama seperti mereka , Rea , maafkan aku " ujar Faeyza dengan jeda yang sedikit lama , ia ingin tau bagaimana ekspresi Syakilla , ia tersenyum jahil saat orang yang disayanginya nampak sedih .
"Maafkan aku , karena aku tak ingin kisah cinta mereka seperti mereka , aku tak mau menjadi kekasihmu atau pacar mu atau pun tunanganmu , karena yang ku inginkan kau menjadi istriku , menjadi seseorang yang berarti dalam hidupku menemani hari hariku , menjadi ibu dari anak anakku . Membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia . Aku tak mau menjadi cinta pertama mu tapi aku ingin aku menjadi cinta pertama dan cinta terakhirmu , tempatmu berlabuh dan juga rumahmu "
"Syakilla Andreani , will you marry me "
Syakilla tersenyum disela tangisnya , gadis itu mengangguk
" Yes , I Will Faeyza Abraham " ujar Syakilla lantang .
Faeyza memeluk Syakilla , sungguh ia sangat bahagia tak menyangka jika Syakilla benar benar menerimanya .
"Terimakasih , terimakasih sayang " bisik Faeyza .
Kedua pasang kekasih itu pun saling memasangan cincin pertunangan . Bukti dari cinta mereka yang sangat tulus .
Kisah cinta yang diawali dari sebuah pertemuan tanpa sengaja. Yang mempertemukan Syakilla dengan saudara kembarnya sekaligus Faeyza orang yang saat ini ia cintai . Kisah cinta dimana kisah yang tertukar . Dimana kebersamaan tak menentukan datangnya cinta yang akan berlabuh .
Terbukti dari kebersamaan Gavin dengan Syakilla dan kebersamaan Ana dengan Faeyza , nyatanya mereka tak saling mencintai , namun mencintai orang terdekat kita .
Kedua gadis kembar itu telah menemukan kebahagiaannya , kebahagiaan dari keluarganya dan juga kebahagian dari orang yang mereka cintai .
--END--
Terimakasih telah membaca cerita saya , terimakasih telah memberi saya kesempatan untuk berkarya :)
nice story :)
Comment on chapter prolog