Aku sudah tidak bisa menahan tawaku saat Ayu melancarkan aksi cemberutnya yang sudah menyaingi angsa karena dia memajukan bibirnya. Belum lagi pipinya yang tembam itu ia kembungkan seperti balon. Dia melirikku tajam yang berarti jika itu adalah peringatan untukku agar berhenti tertawa.
“Kenapa?” Kucubit satu pipinya yang tembam itu.
“Ish!” Ia menepis tanganku dan bersidekap dada.
“Uuuu… Ayu marah,” Aku menusuk-nusuk pinggangnya yang merupakan kelemahannya, karena Ayu paling tidak tahan jika digelitiki.
“Iiish, Farhan!” Ia terus berusaha menepis tanganku. Tapi aku tidak peduli dan terus berusaha menggelitinya dan membuat tawanya pecah.
Aku mengejar Ayu yang melarikan diri dari gelitikan mautku. Tingkah kami sukses membuat perhatian murid-murid di sekitar kami tertuju pada kami. Tapi kami sudah terbiasa dengan pandangan mereka karena kami sudah terlalu sering bertingkah konyol seperti ini di depan umum.
Ayu masuk ke dalam mobil dengan sedikit membanting pintu mobil. Aku terkekeh pelan melihat wajahnya yang di tekuk. Aku mengitari mobil dan masuk ke dalam. Aku duduk di kursi kemudi.
“Udah dong gak usah di tekuk gitu mukanya,” Aku memasangkan seatbelt untuk Ayu yang masih memasang wajah ditekuknya.
Ia menatap padaku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku balas menatapnya. “Kenapa?” Tanyaku penuh kelembutan.
“Ayu malu..” Rengeknya. “Tadi orang-orang pada liatin Ayu yang lagi dihukum di tengah lapang sambil hormat. Terus Farhan malah ngejek Ayu tadi. Kan Ayu jadi kesel,” Tangannya sudah mulai mengusap air mata yang jatuh di pipinya.
Aku segera menjauhkan tangannya dari wajahnya dan menggantinya dengan tanganku yang mengusap air matanya. “Makanya jangan keseringan tidur di kelas.”
“Ish! Farhan bukannya bikin adem hati Ayu, malah bikin tambah kesel!” Ayu bersidekap dada dan memalingkan wajahnya ke arah jendela di sampingnya.
Aku menggelengkan kepala. Sifat manjanya sudah keluar. Satu-satunya yang bisa mengobati sifatnya ini adalah toko boneka.
~
Aku menatap keluar jendela ruang tamu. Sudah dua hari ini gadis menyeramkan itu terdiam di trotoar depan rumahnya sembari menatap ke rumahku. Aku semakin menatapnya horor terutama pada boneka beruang usang miliknya itu. Hari sudah sore dan gadis menyeramkan itu masih saja berdiri. Apa dia tidak kelelahan berdiri dari pagi hingga sore.
Terdengar suara derungan mobil dari sebelah kiri. Gadis menyeramkan itu mengalihkan pandangannya pada sebuah mobil yang baru saja berhenti di dekatnya. Salah satu penumpangnya turun. Dari yang kuliat wanita yang turun dari mobil itu seumuran dengan bunda. Wanita itu membuka gerbang agar mobil mengkilap itu masuk.
Aku melihat gadis menyeramkan itu mulai melangkahkan kakinya menuju wanita itu sembari menggusur boneka beruang usangnya. Tapi aku melihat wanita itu melotot ke arah gadis menyeramkan itu. Gadis itu diam tidak kembali melangkah mendekat dan menundukannya kepalanya. Bersamaan dengan itu aku melihat pintu gerbang dikunci dari dalam dan wanita itu berjalan masuk meninggalkan gadis menyeramkan itu terdiam sendirian di trotoar jalan.
~
Aku menghentikan mobil di parkiran sebuah mall. Aku menatap Ayu yang matanya sudah berbinar. Dia bukan gadis yang suka berbelanja setiap akhir pekan. Yang ia tahu dari luasnya mall ini adalah toko boneka. Tak ada benda lain yang ia beli selain boneka di sini.
“Tu-“ Belum juga aku selesai berbicara Ayu sudah turun dan melesat menuju mall. Aku membuka pintu dan segera menyusul Ayu yang sudah melangkah riang menuju dalam mall.
Aku segera menyeimbangkan langkahku dengan Ayu. “Mau beli boneka apa sekarang?” Tanyaku yang sudah tahu jika Ayu tidak akan membeli boneka yang sama setiap kali datang ke mall.
“Ayu lagi pengen beli boneka kucing yang warnanya item,” Ayu terus melangkah menuju toko boneka yang sudah menjadi langganannya.
Aku mengerutkan keningku. “Bukannya takut kucing?”
“Ish! Farhan kok oon,” Aku mendengus kasar mendengar perkataannya. “Kan ini boneka kucing, bukan kucing hidup yang bisa nyuri ikan yang ada di aquarium di rumahnya Ayu.”
Ayu langsung melasat masuk ke dalam toko. Aku lagi-lagi menggelengkan kepalaku pelan mengingat tingkah Ayu yang luar biasa diluar nalar itu.
~
Aku sedang makan di ruang makan bersama Ayah, dan kak Baba. Aku sedari tadi celingak celinguk mencari bunda yang menghilang entah kemana. Ayah dan kak Baba juga tidak mengatakan bunda kemana.
Aku memutar kepalaku saat aku mendengar pintu depan rumah di buka. Dan bulu kudukku langsung berdiri saat sosok gadis menyeramkan itu sedang berdiri di bibir pintu ruang makan dan langsung menatap ke arahku.
Seingatku gadis itu tadi masih ada di trotoar, duduk sambil memeluk boneka beruang usang miliknya yang sekarang berada di tangan kirinya.
“Ayo, masuk,” Aku mengalihkan padanganku pada ibu yang berada di belakang gadis menyeramkan itu.
Gadis itu melangkah dengan ragu dan hal itu malah membuatku semakin ketakutan. Aku terus menggeserkan tubuhku hingga di ujung kursi. Gadis menyeramkan itu duduk di hadapanku. Rambut panjang hitamnya menjuntai menutupi wajahnya.
Rasanya aku sudah mau mengompol di celana saat bunda meletakkan boneka beruang usang milik gadis menyeramkan itu di kursi yang berada di sampingku.
“Bunda..” Rengekku pada bunda yang duduk di sebelah kananku. Bunda menatap ke arahku yang sudah memegang celana karena aku benar-benar sudah mengompol di celana.
“Ya ampun, kamu ngompol di celana?” Aku sudah mulai menangis pada bunda. Bunda menggelengkan kepalanya pelan dan meraih diriku.
~
Ayu melihat beragam pakaian boneka yang ada di hadapannya dengan serius. Di dalam pelukannya sudah ada boneka kucing berwarna hitam yang tadi membuatnya teriak kegirangan di dalam toko.
“Farhan! Bantu pilihin baju buat Jojo dong. Ayu bingung milihnya,” Jojo adalah nama untuk boneka kucing hitam yang baru di beli Ayu.
“Udah jelas warnanya hitam bukannya di kasih nama Tamtam malah Jojo.”
“Suka-suka Ayu dong kan ini kucing Ayu bukan kucing Farhan!” Jawabnya cepat.
Ayu tetaplah Ayu. Ia keras kepala, manja, cengeng, kebo, malas, ngeselin, dan masih banyak lagi sifatnya yang menguras kesabaran. Beruntung aku sudah terbiasa menghadapi sifatnya itu.
“Farhan, bagusan yang mana? Yang kuning atau pink?” Ayu mengangkat dua potong baju.
“Bukannya Jojo itu buat nama cowok, ya? Kenapa milih warna kayak cewek gitu?”
“Eh! Iya ya? Ayu lupa,” Ia menunjukan cengiran konyolnya dan meletakkan kembali pakaian itu.
“Kenapa gak beli yang warnanya putih aja?” Aku menyambar asal pakaian yang ada dan menyodorkan pada Ayu.
“Ihh..Fahran kan itu cuman nutup atasnya Jojo doang. Nanti kalo Jojo kedinginan gimana?”
Pramuniaga yang sedang mendampingi kami hanya terkekeh pelan melihat tingkah konyol Ayu. Aku mengusap pelan dada sambil menggumamkan kata ‘sabar’ berulang kali.
~
TBC
BY L U T H F I T A
Kau dan Aku Tahu Itu
1762
914
5
Short Story
Sungguh kau tidak akan pernah mengerti sampai kamu membaca cerita ini lengkap. Saya tidak bermaksud menyinggung agama mana pun, saya hanya membagi kisah ini atas nama persahabatan. Dan dari narasumber yang bersedia membagikan kisahnya.
Sekotor itukah Aku
22415
3853
5
Romance
Dia adalah Zahra Affianisha. Mereka biasa memanggilnya Zahra. Seorang gadis dengan wajah cantik dan fisik yang sempurna ini baru saja menginjakkan kakinya di dunia SMA. Dengan fisik sempurna dan terlahir dari keluarga berada tak jarang membuat orang orang disekeliling nya merasa kagum dan iri di saat yang bersamaan. Apalagi ia terlahir dalam keluarga penganut islam yang kaffah membuat orang semak...
Gugur Bunga di Andhang Pangrenan
517
365
0
Short Story
\"Mungkin Tuhan berniat baik. Tidak mempertemukan kita dalam waktu yang cepat. Agar ada sedikit waktu untuk kebersamaan kita. Sebelum akhirnya pertemuan itu menjadi cerita terakhir.”
The Boy Between the Pages
1541
929
0
Romance
Aruna Kanissa, mahasiswi pemalu jurusan pendidikan Bahasa Inggris, tak pernah benar-benar ingin menjadi guru. Mimpinya adalah menulis buku anak-anak. Dunia nyatanya membosankan, kecuali saat ia berada di perpustakaantempat di mana ia pertama kali jatuh cinta, lewat surat-surat rahasia yang ia temukan tersembunyi dalam buku Anne of Green Gables. Tapi sang penulis surat menghilang begitu saja, meni...
Roger
2098
876
2
Romance
Tentang Primadona Sial yang selalu berurusan sama Prince Charming Menyebalkan.
Gue udah cantik dari lahir.
Hal paling sial yang pernah gue alami adalah bertemu seorang Navin. Namun siapa sangka bertemu Navin ternyata sebuah keberuntungan.
"Kita sedang dalam perjalanan"
Akan ada rumor-rumor aneh yang beredar di seluruh penjuru sekolah. Kesetiaan mereka diuji.
.
.
.
'Gu...
Bukan Pemeran Utama
43
42
0
Inspirational
Mina, Math, dan Bas sudah bersahabat selama 12 tahun. Ketiganya tumbuh di taman kanak-kanak, sekolah dasar, hingga sekolah menengah yang sama. Dalam perjalanan persahabatan itu, mereka juga menemukan hobi yang mirip, yakni menonton film.
Jika Bas hanya menonton film di sela waktu luang saat ia tak sibuk dengan latihannya sebagai atlet lari , maka kegandrungan Math terhadap film sudah berubah m...
Sebuah Penantian
2595
904
4
Romance
Chaca ferdiansyah cewe yang tegar tapi jauh didalam lubuk hatinya tersimpan begitu banyak luka. Dia tidak pernah pacaran tapi dia memendam sebuah rasa,perasaanya hanya ia pendam tanpa seorangpun yang tau. Pikirnya buat apa orang lain tau sebuah kisah kepedihan.Dulu dia pernah mencintai seseorang sangat dalam tapi seseorang yang dicintainya itu menjadi milik orang lain.
Muh.Alfandi seorang dokt...
A & O
1673
799
2
Romance
Kehilangan seseorang secara tiba-tiba, tak terduga, atau perlahan terkikis hingga tidak ada bagian yang tersisa itu sangat menyakitkan.
Namun, hari esok tetap menjadi hari yang baru. Dunia belum berakhir. Bumi masih akan terus berputar pada porosnya dan matahari akan terus bersinar.
Tidak apa-apa untuk merasakan sakit hati sebanyak apa pun, karena rasa sakit itu membuat manusia menjadi lebih ma...
Junet in Book
3332
1288
7
Humor
Makhluk yang biasa akrab dipanggil Junet ini punya banyak kisah absurd yang sering terjadi. Hanyalah sesosok manusia yang punya impian dan cita-cita dengan kisah hidup yang suka sedikit menyeleweng tetapi pas sasaran.
-Notifikasi grup kelas-
Gue kaget karena melihat banyak anak kelas yang ngelus pundak gue, sambil berkata, "Sabar ya Jun."
Gue cek grup, mata gue langsung auto terbel...