Read More >>"> Aku Mau (Gagal) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Aku Mau
MENU
About Us  

Aku menghela napas lega saat melihat kak Baba yang dengan tergesah-gesah mengambil sebuah kantung plastik besar di salah satu tangannya. Aku menyingkir, memberikan ruang agar kak Baba dapat melewat.
Ayu menatap bingung ke arah kak Baba. “Kok kak Baba masih di sini, sih? Bukannya ke Bandung?” Tanya Ayu bingung.
“Ada yang ketinggalan, Yu,” Jawab Kak Baba sambil menyalakan kembali motornya setelah menyimpan kantung plastik di motornya.
“Hati-hati kak Baba,” Ayu melambaikan tangannya dan dibalas anggukan singkat dari kak Baba.
Setelah kak Baba menghilang dari pandangan, aku dan Ayu berjalan masuk ke dalam rumah. hidung kami langsung disuguhkan aroma super sedap yang berasal dari dapur.
“Bunda, Ayu pulang!” Ucap Ayu agak berteriak dan berjalan dengan riang menuju dapur.
Aku tersenyum dan menggelengkan kepala pelan. Kututup pintu utama rumah dan berjalan menuju dapur juga.
Hal pertama yang aku lihat saat sampai di dapur adalah Ayu yang tengah asik berceloteh ria mengenai kegiatannya tadi sore. Bunda yang tengah menyiapkan makan malam hanya menanggapinya dengan sebuah gumaman. Aku berjalan masuk semakin dalam dan duduk di salah satu kursi, di susul oleh Ayu.
“Lain kali kalau mau main jangan sampe sore banget kayak gini. Bunda cuman takut kalian sakit karena masuk angin atau kehujanan. Belum lagi nanti kalian kecapean, terus gak belajar. Kan kalian bentar lagi mau ujian kenaikan kelas,” Nasehat Bunda yang membuat Ayu menunduk.
“A-“
“Maaf, bunda,” Cicit Ayu yag memotong ucapanku. “Ayu janji gak main lagi besok.”
Aku segera menatap bunda. Bunda yang menyadari tatapanku kembali berbicara. “Bunda gak larang kamu main, sayang. Bunda cuman takut kalian sakit atau kecapean.”
“Iya, bunda.”
Bunda tersenyum padaku dan mengangkat bahunya. Aku berdecak pelan, kesal. Bagaimana tidak rencana aku dan teman-teman yang lain akan terancam tidak selesai karena ucapan Ayu tadi. Aku menyandarkan punggungku pada kursi.
“Yaudah, kalian ganti baju dulu sana. Abis itu turun, makan malam.”
“Baik, bunda.”
Aku dan Ayu bangkit berdiri dan melangkah keluar dari dapur. Kulihat Ayu kembai murung. Aku merangkul bahunya dan menepuk lengannya pelan. “Bunda gak marah kok. Bunda cuman khawatir aja.”
“Tapi kan-“
“Bunda tadi bilang gak ngelarang kita buat main. Jadi tenang aja,” Ujarku mencoba menenangkannya.
Kami berhenti tepat di depan pintu kamar yang selama beberapa hari ini menjadi kamar Ayu. Aku masih merangkulnya, entahlah rasanya nyaman.
“Farhan?”
“Hm?”
Ayu melepaskan kembali tangannya dari kenop pintu kamarnya. “Ayu kok ngerasa kalo Farhan sama yang lain ngerencanain ini.”
“Ngerencanain apa?”
“Ngajak Ayu main ke sana sini.”
“Em…” Aku menatap sekitar, mengalihkan perhatianku dari Ayu.
“Eh, Ayah udah pulang. Cepet ganti baju biar kita makan malam bareng,” Aku meninggalkan Ayu dan segera menuju kamarku. Beruntung deruman mobil ayah datang di waktu yang tepat.
~
Saat makan Ayu bungkam, tidak biasanya. Mungkin masih merasa takut pada bunda. Aku terus memakan makan malamku.
“Gimana sekolahnya hari ini, nak?” Tanya Ayah yang telah lebih dulu menyelesaikan makan malamnya.
“Baik,” Jawabku dengan Ayu bersamaa.
“Tidak ada yang menarik?” Baik aku maupun Ayu tidak ada yang memberi jawaban.
“Hei, kok ayah dikacangin,” Ujar ayah dengan nada kesal. Aku terkekeh pelan melihat wajah ayah yang kesal.
“Ayah sih ngajak ngobrolnya gak pas. Mereka kan lagi makan,” Balas bunda yang juga baru selesai makan.
“Iya-iya.”
Aku dan Ayu kembali terkekeh melihat wajah ayah yang cemberut. “Sudah habiskan makan malam kalian.”
Bunda bangkit dari duduknya dengan piring kotor di tangannya. Ayah menyeruput teh hangat dalam cangkirnya.
“Em…ayah?” Tanya Ayu yang baru menyelesaikan makan malamnya.
“Hm?” Gumam ayah dengan bibir cangkir yang masih menempel di mulutnya.
“Em,” Ayu memilin ujung bajunya. “Ayu mau beli boneka lagi boleh?”
Aku mengangkat sebelah halisku, bingung. Biasanya Ayu tidak meminta ijin terlebih dahulu untuk membeli boneka.
“Ya boleh lah,” Jawab ayah cepat. “Kenapa pake ijin segala?”
“Em…itu, Ayu..”
“Kenapa, hem?” Tanya bunda yang kembali bergabung di meja makan.
“Ayu gak punya uang buat beli,” Ucap Ayu dengan nada pelan.
Aku menghela napas dan membungkukkan pelan tubuhku setelah menyingkirkan piring kotor dari hadapanku. “Itu kenapa Ayu ngelamun mulu di mall kemarin?”
Ayu mengangguk kecil. “Kenapa gak bilang?”
Ayu menggelengkan kepalanya. “Ayu malu. Farhan juga udah traktir Ayu makanan di sana.”
Sebuah tangan terulur mengusap pelan kepala Ayu. Bunda tersenyum dan berkata. “Ayu sayang, dengerin bunda.”
Ayu mengangguk. “Dari dulu ayah, bunda, kak Baba, sama Farhan udah nganggap Ayu keluarga. Jadi Ayu gak perlu malu buat minta apapun, kita kan keluarga.”
Ayu menatap bunda dengan matanya yang telah berkaca-kaca. Ia tersenyum, lalu memeluk bunda dengan erat. “Jadi, besok Ayu boleh dong beli boneka baru?”
Kami semua tertawa memecah keheningan sebelumnya.
~
Oleh luthfita

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
DREAM
619      384     1     
Romance
Bagaimana jadinya jika seorang pembenci matematika bertemu dengan seorang penggila matematika? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah ia akan menerima tantangan dari orang itu? Inilah kisahnya. Tentang mereka yang bermimpi dan tentang semuanya.
Piromaniak
4963      1462     5     
Romance
Dia merubah apiku dengan cahayanya
How to Love
1064      402     3     
Romance
Namanya Rasya Anggita. Sosok cewek berisik yang selalu penasaran dengan yang namanya jatuh cinta. Suatu hari, dia bertemu cowok aneh yang mengintip pasangan baru di sekolahnya. Tanpa pikir panjang, dia menuduh cowok itu juga sama dengannya. Sama-sama belum pernah jatuh cinta, dan mungkin kalau keduanya bekerja sama. Mereka akan mengalami yang namanya jatuh cinta untuk pertama kalinya. Tapi ter...
Chrisola
518      293     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Sunset In Surabaya
324      233     1     
Romance
Diujung putus asa yang dirasakan Kevin, keadaan mempertemukannya dengan sosok gadis yang kuat bernama Dea. Hangatnya mentari dan hembusan angin sore mempertemukan mereka dalam keadaan yang dramatis. Keputusasaan yang dirasakan Kevin sirna sekejap, harapan yang besar menggantikan keputusasaan di hatinya saat itu. Apakah tujuan Kevin akan tercapai? Disaat masa lalu keduanya, saling terikat dan mem...
ARTURA
270      216     1     
Romance
Artura, teka-teki terhebat yang mampu membuatku berfikir tentangnya setiap saat.
Petrichor
5270      1226     2     
Romance
Candramawa takdir membuat Rebecca terbangun dari komanya selama dua tahun dan kini ia terlibat skandal dengan seorang artis yang tengah berada pada pupularitasnya. Sebenarnya apa alasan candramawa takdir untuk mempertemukan mereka? Benarkah mereka pernah terlibat dimasa lalu? Dan sebenarnya apa yang terjadi di masa lalu?
EXPOST
9550      2035     3     
Humor
Excecutive people of science two, mungkin itu sebutan yang sering dilayangkan dengan cuma-cuma oleh orang-orang untuk kelas gue. Kelasnya excecutive people, orang-orang unik yang kerjaannya di depan laptop sambil ngapalin rumus kimia. So hard. Tapi, mereka semua ngga tau ada cerita tersembunyi di dalam kelas ini. Di sini ada banyak species-species langka yang hampir ngga pernah gue temuin di b...
SEA OF THIEVES
382      268     1     
Short Story
This story is about Pirates hunting for treasure and uncovering secrets in the seven seas.
I Hate My Brother
346      243     1     
Short Story
Why my parents only love my brother? Why life is so unfair??