Loading...
Logo TinLit
Read Story - Aku Mau
MENU
About Us  

“Farhan?” Panggil Ayu sambil menggoyongkan tanganku.
“Hem??” Aku menatapnya.
“Bunda gak bakalan marah kalo kita gak langsung pulang?” Tanya Ayu sambil menatap ke depan.
“Enggak.”
“Kok bisa?” Tanya Ayu sambil kembali menggoyangkan tanganku, lucu.
Aku tersenyum padanya dan merapihkan anak rambut yang menempel pada pipi dan pelipisnya. “Udah ijin kok sama bunda.”
“Kapan? Kok Ayu gak tau,” Ayu mengerutkan dahinya.
“Tadi malem, abis ngerjain tugas matematika.”
“Oh, waktu itu Ayu ketiduran, ya?” Aku mengangguk sebagai jawaban.
“Terus sekarang kita mau kemana? Kok jalan kaki terus? Mana panas lagi,” Ayu mengibas-ngibaskan tangannya pada wajahnya yang memerah, kepanasan.
“Bentaran lagi juga sampai, tenang aja,” Jawab Esti yang kini menjadi pemandu.
Sore ini hanya ada aku, Ayu, dan Esti. Sedangkan yang lain tidak bisa ikut karena kepentingan masing-masing. Rencananya hari ini Esti ingin mengajak Ayu ke sebuah tempat sederhana, tidak terlalu bising, dan katanya cukup menyenangkan.
Aku mengerutkan keningku saat nampak ada beberapa pedagang yang berjejer di pinggiran jalan. Beberapa anak juga tengah mengerumuni para pedagang itu, di samping mereka ada orang tua mereka. Saat melihat lebih dekat, aku tahu kemana Esti ingin membawa kami.
Sampai di depan gerbang masuk, Esti merentangkan tangannya dan berkata, “Selamat datang di wanaha paling mengasyikan,” Ujarnya demikian. Ayu yang melihatnya tertawa kecil.
Esti memimpin kami untuk memasuki taman. Walaupun sudah cukup sore, tapi taman ini masih ramai. Ayu menatap senang sekitarnya. Aku mengulurkan tanganku menepuk pelan kepalanya. Ayu menatapku dan tersenyum lebar. Aku ikut tersenyum.
Perlahan suara bising di sekitar kami lenyap. Tak ada yang memulai dengan sadar, aku yang semakin mengeratkan rangkulan dan Ayu yang terus saja menatapku dan tersenyum lebar.
Untuk beberapa saat kami saling menatap sebelum, “Ayu?” Panggil Esti.
Ayu yang lebih dulu memutuskan kontak mata kami. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali sebelum melepaskan rangkulanku dan menatap ke samping. Dapat kulihat dari ekor mataku jika Esti tengah menahan tawanya.
“Kita ke sana, yuk?” Ajak Esti sambil menunjuk kepada tempat penuh permainan anak-anak.
Kulihat Ayu menganggukkan kepalanya dan menghampiri Esti. Aku menghela napas lega saat mereka berdua berjalan di depan lebih dulu, jika beriringan bisa mati malu aku.
Aku berjalan mengekori mereka. Terlihat beberapa kali mereka tertawa bersama, entah apa yang mereka bicarakan berdua tapi yang pasti aku tahu jika esti tidak akan membiarkan Ayu kembali murung.
Saat kami sampai di tempat yang tadi, kami disambut dengan banyaknya anak-anak yang hilir mudik kesana kemari.
“Ayu mau main ayunan,” Ucap Ayu sambil menunjuk ke arah ayunan dan menatap ke arahku.
Aku menata ke arah ayunan yang Ayu maksud, dan mengangguk. Ayu segera menyeret Esti menuju ayunan tersebut. Aku menatap sekitar dan menemukan sebuah bangku taman. Aku duduk di bangku taman tersebut dan mengawasi Ayu dari sini.
Ayu tengah tertawa bersama dengan Esti. Aku sengaja tidak ikut dengan Ayu, karena pada akhirnya aku juga akan didiamkan oleh mereka berdua yang asik mengobrol tentang masalah wanita.
Aku menyandarkan punggungku pada kepala kursi dan memejamkan mataku. Dua hari ini rencana cukup berhasil. Dan tinggal lima hari lagi, atau lebih tepatnya, tiga puluh jam lagi rencana ini akan berakhir. Bisa saja waktu yang digunakan lebih dari itu jika saja bunda tidak memberi batas waktu. Bunda mengatakan jika kami harus sudah berada di rumah sebelum jam enam dan lagi keluarga Ayu akan menjemputnya minggu sore.
Aku membuka mataku saat ada yang menggoyang-goyangkan kakiku. Kulihat beberapa anak kecil sudah mengerubuniku. Aku mencondongkan tubuhku kepada mereka. “Ada apa?”
Dengan kompak mereka menunjuk ke arah Esti dan Ayu berada. Kulihat Esti mengayun-ayunkan tangannya, mengisyaratkan agar aku menghampiri mereka. “Terima kasih,” Ucapku pada anak-anak tersebut dan segera bangkit menghampiri Esti dan Ayu.
Kulihat jika Ayu tengah duduk di atas pasir bersama beberapa anak perempuan yang tengah membuat sesuatu dengan pasir. Jarang sekali Ayu dapat berinteraksi dengan anak kecil. Aku berhenti tepat di samping Esti.
“Gue hebat, kan?” Bisik Esti. Tentu saja aku mengerti apa maksudnya. Aku mengangguk pelan sebagai jawabannya. Esti menepuk tangannya girang.
“Sini biar kakak bantu,” Ayu bergerak mendekati anak perempuan yang kesulitan mengeluarkan pasir dari sepatu yang dikenakannya.
Ayu meraih anak perempuan ini dan mendudukannya di atas pangkuannya. Dengan perlahan ia membuka sepatu anak itu dan mengeluarkan pasirnya. Setelah selesai ayu memakaikan kembali sepatu itu. “Selesai.”
“Makasih, kak,” Ucap anak perempuan itu, yang kemudian bangkit dan berlari ke arah ibunya menunggu.
Kutatap anak perempuan itu yang dituntun ibunya keluar dari taman. Beberapa orang mulai meninggalkan taman ini. kulihat jam tangan yang melingkar di tanganku. Sudah jam setengah enam sore.
“Ayu?” Panggilku. Ayu menatap kepadaku. “Yuk, pulang. Udah jam setengah enam.”
Ayu mengangguk lesu dan bangkit. Ia membersihkan rok dan kakinya dari pasir yang menempel.
“Esti, Ayu sama Farhan pulang dulu, ya? Makasih udah  ngajak Ayu ke sini,” Ayu memeluk Esti. Dalam pelukan Ayu, Esti mengangguk.
“Hati-hati di jalan,” Ucap Esti saat Ayu melepaskan pelukannya.
“Esti juga hati-hati.”
Ayu menghampiriku. Aku tersenyum padanya. “Kita balik, ya? Makasih.”
Aku meraih tangan Ayu dan menggandengnya menjauhi taman. Kurasakan Ayu yang melangkah dengan lesu, sepertinya dia masih ingin bermain di sini. Tanganku beralih mengusap kepalanya dan merangkulnya.
“Udah jangan cemberut. Nanti kita ke sini lagi,” Hiburku.
“Janji?”
“Hm.”
Kami berhenti di pinggir trotoar, menatap kanan kiri menunggu sebuah angkutan umum melewat. Saat ada sebuah taksi yang menghampiri, aku segera mengulurkan tanganku memberi isyarat agar taksi itu menepi. Taksi menepi, aku dan Ayu segera masuk ke dalam taksi. Taksi mulai berjalan meninggalkan taman.
“Langitnya gelap banget,” Ucap Ayu seraya melihat langit mendung di luar sana.
“Hm.”
“Farhan, bunda beneran gak bakalan marah kita pulang telat?”
Aku menatap Ayu. Memberi senyuman kecil padanya. “Bunda gak bakal marah kok. Farhan udah izin ke bunda kalo hari ini dan tiga hari seterusnya kita bakalan pulang telat.”
Ayu mengerutkan keningnya. Sepertinya dia bingung dengan apa yang aku katakana. “Tiga hari?”
Wajahku berubah tegang. Aku salah berucap. “E..e..ee...maksudku mungkin beberapa hari ke depan kita bakalan pulang telat,” Ucapku gelagapan.
“Emang nanti kita bakalan kemana sampe pulang telat?”
“Em..itu..anu,” Aku melirik sekitar, tak berani menatap Ayu. “Karena sekarangkan lagi musim hujan. Terus yang lain suka ngajak kita main mulu,” Semoga jawaban ini bisa memuaskan Ayu.
Ayu semakin dalam mengerutkan keningnya. “Kalo gitu besok kita gak usah main aja. Kasian bunda, pasti sekarang bunda lagi khawatr kita pulang telat. Walaupun bunda udah ngasih izin.”
“O..oke,” jawab Aku dengan sedikit kaku.

Oleh Luthfita

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Rasa yang Membisu?
2242      1011     4     
Romance
Menceritakan 4 orang sahabatnya yang memiliki karakter yang beda. Kisah cerita mereka terus terukir di dalam benak mereka walaupun mereka mengalami permasalahan satu sama lain. Terutama kisah cerita dimana salah satu dari mereka memiliki perasaan terhadap temannya yang membuat dirinya menjadi lebih baik dan bangga menjadi dirinya sendiri. Pertemanan menjadikan alasan Ayu untuk ragu apakah pera...
[END] Ketika Bom Menyulut Cinta (Sudah Terbit)
1523      748     5     
Action
Bagaimana jika seorang karyawan culun tiba-tiba terseret dalam peristiwa besar yang mengubah hidupnya selamanya? Itulah yang dialami Maya. Hari biasa di kantor berubah menjadi mimpi buruk ketika teror bom dan penculikan melanda. Lebih buruk lagi, Maya menjadi tersangka utama dalam pembunuhan yang mengejutkan semua orang. Tanpa seorang pun yang mempercayainya, Maya harus mencari cara membersihka...
Ellipsis
2357      985     4     
Romance
Katanya masa-masa indah sekolah ada ketika kita SMA. Tidak berlaku bagi Ara, gadis itu hanya ingin menjalani kehidupan SMAnya dengan biasa-biasa saja. Belajar hingga masuk PTN. Tetapi kemudian dia mulai terusik dengan perlakuan ketus yang terkesan jahat dari Daniel teman satu kelasnya. Mereka tidak pernah terlibat dalam satu masalah, namun pria itu seolah-olah ingin melenyapkan Ara dari pandangan...
Premium
Sakura di Bulan Juni (Complete)
20332      2253     1     
Romance
Margareta Auristlela Lisham Aku mencintainya, tapi dia menutup mata dan hatinya untukku.Aku memilih untuk melepaskannya dan menemukan cinta yang baru pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi dariku barang hanya sekalipun.Seseorang yang masih saja mau bertahan bersamaku meski kesakitan selalu ku berikan untuknya.Namun kemudian seseorang dimasa laluku datang kembali dan mencipta dilemma di h...
Satu Koma Satu
16137      2906     5     
Romance
Harusnya kamu sudah memudar dalam hatiku Sudah satu dasawarsa aku menunggu Namun setiap namaku disebut Aku membisu,kecewa membelenggu Berharap itu keluar dari mulutmu Terlalu banyak yang kusesali jika itu tentangmu Tentangmu yang membuatku kelu Tentangmu yang membirukan masa lalu Tentangmu yang membuatku rindu
Story of Rein
328      221     1     
Short Story
#31 in abg (07 Mei 2019) #60 in lifestory (07 Mei 2019) Mengisahkan sosok anak perempuan yang kehilangan arah hidupnya. Setelah ia kehilangan ayah dan hartanya, gadis bernama Reinar Lani ini mengalkulasikan arti namanya dengan hidup yang sedang ia jalani sekarang. Bunda adalah sosok paling berharga baginya. Rein menjadi anak yang pendiam bahkan ia selalu di sebut 'si anak Bisu' karena ia me...
GEANDRA
444      357     1     
Romance
Gean, remaja 17 tahun yang tengah memperjuangkan tiga cinta dalam hidupnya. Cinta sang papa yang hilang karena hadirnya wanita ketiga dalam keluarganya. Cinta seorang anak Kiayi tempatnya mencari jati diri. Dan cinta Ilahi yang selama ini dia cari. Dalam masa perjuangan itu, ia harus mendapat beragam tekanan dan gangguan dari orang-orang yang membencinya. Apakah Gean berhasil mencapai tuj...
DREAM
834      524     1     
Romance
Bagaimana jadinya jika seorang pembenci matematika bertemu dengan seorang penggila matematika? Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah ia akan menerima tantangan dari orang itu? Inilah kisahnya. Tentang mereka yang bermimpi dan tentang semuanya.
Kisah Kemarin
7185      1733     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
Aku & Sahabatku
17743      2487     4     
Inspirational
Bercerita tentang Briana, remaja perempuan yang terkenal sangat nakal se-SMA, sampai ia berkenalan dengan Sari, sifatnya mengubah hidupnya.