Read More >>"> Switched A Live (Academy) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Switched A Live
MENU
About Us  

Rasanya malam berlalu sangat cepat, pagi ini aku sudah rapih menggunakan baju seragam yang kata Elon ini adalah baju seragam akademi yang akan kami masuki di tahun ini. Aku sedikit risih karena seragam ini menggunakan rok pendek diatas lutut, sungguh aku tidak biasa memamerkan kakiku didepan umum.

Berkali-kali aku menarik rok karena tidak percaya diri. Elon terus meneriaki aku untuk tidak peduli dengan rok yang kupakai. Dengan susah payah aku mencoba berdiri tegak dan berjalan di sampingnya. Beberapa pasang mata melihatku dengan tatapan yang sulit aku artikan, antara mereka menatapku karena kagum atau sebaliknya.

“Elon, kenapa mereka menatapku seperti itu?” bisikku pelan, Elon membusungkan dadanya. Aku tidak mengerti mengapa dia bertingkah seperti itu.

“Karena kau terlihat sangat cantik Naya. Di kota ini tidak akan ada yang menandingi kecantikanmu, percayalah!” ucapnya sambil tersenyum lebar. Dia menggandeng tanganku dan mengayun-ayunkannya seperti dia menggandeng anak kecil.

“Kalian sudah terlihat seperti anak kembar yang bodoh.” ucap seseorang di belakang kami. Aku menengok ke belakang, disana Alden sudah berdiri memakai seragam yang sama dengan kami dia terlihat sangat keren. “kau masih tidak malu digandeng seperti itu oleh kakakmu?” tanyanya.

“Alden! Bilang saja kau iri!” pekik Elon dia melepas tangannya dariku dan beralih menggandeng tangan Alden. “ini sebagai gantinya.”

“Jangan berbuat hal yang memalukan di kota El,”

“Aku tidak mau,”

“Atau kau...”

“Kau apa? Mau mengancamku? Aku sudah kebal dengan ancamanmu akan menusukkan aku dengan tombak perak yang sering kau ocehkan itu Al. Tombak perak apanya, nyatanya itu hanya mitosmu saja.” cibir Elon.

“El, daripada aku digandeng olehmu lebih baik Naya yang menggandengku. Aku laki-laki normal kau tahu itu, kan?”

“Siapa bilang kau laki-laki tidak normal? Ahaha!”

“Sudahlah, aku lelah berdebat denganmu El.”

“Sepertinya kalian yang lebih cocok menjadi saudara kembar,” ucapku pelan, seketika mereka memberiku tatapan tajam dan memberi jarak satu sama lain. Aku tertawa melihat kelakuan mereka yang kadang terlihat seperti anak kecil.

“Lalu, kenapa kita ke kota dan memakai baju akademi ini? Apa kita hanya akan melihat-lihat saja?” tanyaku, mereka terdiam sejenak lalu El menepuk jidatnya, air wajahnya menjadi cemas.

“Al, jujur aku lupa memberitahukan tentang ujian ini kepada Naya.” ujar Elon, Al mengendikkan bahu dan memilih untuk jalan melewati kami.

“Amnesia adikmu itu belum selesai, kan? Aku rasa dia baru bisa masuk tahun depan jika tahun ini dia gagal.”

“Tunggu, kenapa kau tidak memberitahuku Elon? Kenapa tadi malam kau tidak memberitahuku tentang ujian hari ini?” aku sedikit kecewa, aku bingung harus melakukan apa saat ujian nanti. Tidak didunia ini atau pun diduniaku yang lama hal yang paling aku benci adalah ujian dadakan seperti ini.

“Naya, kemarilah aku akan memberitahukanmu tentang peraturan dan apa saja yang akan di nilai dalam ujian masuk kali ini.” ujar Alden sambil berteriak, dia sudah cukup jauh berjalan di depan. Aku melirik Elon sebentar lalu mengejar Alden yang sudah hampir masuk kedalam gang kecil yang terdapat tangga yang menjulang ke atas.

Sejenak saat aku di depan gang, aku melihat jarak dari bawah hingga keatas sana. Tinggi sekali untuk menuju akademi. Aku rasa aku tak akan sanggup menaiki satu persatu anak tangga itu hingga kedepan gerbang akademi.

Seperti menjawab kekhawatiranku Alden menepuk pundakku. Refleks aku menoleh padanya dan aku dapat melihat wajahnya yang bersih itu tersenyum tipis.

“Tenang saja, setelah kau dinyatakan lolos masuk ke akademi ini kau akan tinggal di dalam asrama yang sudah disediakan oleh pihak akademi.”

“Lalu, jika nanti aku ingin kembali kerumah menengok ibu dan ayahku bagaimana?”

“Kau belum melihat sekelilingmu ya?”

Aku menggeleng dan mulai melihat sekelilingku yang aku rasa sungguh ajaib. Setiap orang memiliki tunggangannya masing-masing dari hewan yang ukurannya tidak bisa dikatakan normal. Bahkan aku bisa melihat burung elang besar melintasi langit.

“Bagaimana caranya agar aku bisa mendapatkan tunggangan seperti itu?”

“Lolos masuk akademi, dan kau akan mendapatkan semuanya. Hmm apa ya, setidaknya kau akan berucap ‘keren’ dan ucapan menakjubkan lainnya keluar dari mulutmu yang kecil itu.”

“Baiklah, aku akan lolos dan masuk akademi ini Al.”

“Coba saja dengan ingatanmu yang belum kembali itu. Akademi ini bukan akademi biasa, akademi ini hanya akan menerima murid yang sangat bertalenta dalam perang. Karena murid di akademi ini dituntut untuk bisa melindungi dunia dari segala kejahatan yang sudah tertulis dalam maya.” ujar Alden menatapku berapi-api. Dari tatapannya saja aku bisa melihat jika ia ingin sekali lolos ujian akademi ini.

“Baiklah, kita lihat saja nanti.” balasku, aku harus percaya walau aku masih belum mengerti apa-apa tentang dunia ini.

“Permisi, jika kalian tidak segera menaiki tangga sialan ini kalian akan terlambat.” ucap Elon yang sudah berada didepan kami.

“Sejak kapan kau ada disana?” tanyaku, aku segera berlari menyusulnya. Rasanya dadaku sudah mulai sesak, padahal baru sekitar 10 anak tangga.

“Naya! Jangan lari, tenagamu akan terkuras habis nanti. Tangga ini, semakin kau berusaha menaikinya dengan beban dia akan memberikanmu beban setiap kau menaiki anak tangganya. Jadi kau santai saja.”

“Benar kata Elon, tangga ini tidak bisa kau naiki dengan cara tergesa-gesa seperti itu. Santai saja, dan jangan biarkan hatimu berbicara tentang beban menaiki tangga ini.”

“Baiklah, aku akan berjalan santai dan menganggap ini bukan tangga melainkan aku berjalan biasa.” balasku, sedikit aneh saat aku mulai menaiki satu-persatu anak tangga ini aku merasa sangat ringan. Bahkan aku tidak sadar bahwa sudah meninggalkan Alden dan Elon di bawah.

“Wow! Kau cepat sekali belajar ya Naya. Jika sampai diatas sana tunggu kami di depan gerbang!” teriak Elon, aku mengangguk dan melanjutkan lagi perjalananku menuju akademi.

Sesampainya didepan gerbang akademi aku dapat merasakan hembusan angin yang sama saat aku sampai di dunia ini. Hembusan angin yang seolah menyapa kedatanganku.

“Kau sedang menunggu seseorang?” ucap seorang laki-laki paruh baya yang menggunakan baju akademi tapi berwarna sedikit coklat gelap. Sepertinya dia salah satu guru yang mengajar di akademi ini. “Sebentar lagi upacaranya akan segera dimulai, jadi sepertinya kau harus segera masuk nak.”

“Tapi, kakak dan temanku belum sampai.” ucapku khawatir sesekali menengok kebawah tapi aku belum melihat sosok Elon ataupun Alden disana.

“Mungkin sudah ada yang membantu mereka. Mari, kebetulan saya juga akan kesana.” ujarnya sambil tersenyum ramah kepadaku. Aku berusaha membalas senyumannya tapi rasanya sangat kaku.

“Jangan khawatir, aku merasakan keberuntungan akan berpihak padamu.” sambungnya, seperti menjawab kebimbanganku saat melangkahkan kaki masuk kedalam akademi. Aku takut karena aku tahu, aku bukan berasal dari dunia ini. bahkan mengenai kekuatan dan asal muasal sejarah dunia ini saja aku belum tahu.

“Aku ingin bertanya, apakah aku akan dikeluarkan jika tidak mengetahui apa pun tentang dunia ini?”

“Tergantung, jika hal yang kau tidak ketahui itu adalah hal yang bersifat umum mungkin masih bisa dicari tapi jika yang kau tidak ketahui tentang kebijaksanaan dalam hidup ini mungkin kau akan segera terbuang.” jawabnya, aku tertegun dengan jawabannya yang bijaksana. Sungguh disayangkan karena aku memiliki otak yang lamban jadi aku tidak mengerti apa yang dikatakan olehnya.

“Maaf, aku tidak mengerti.”

“Pahami saja, nanti saat kau berhasil masuk kedalam akademi ini. Dan nikmatilah perjalanan hidupmu Naya.” ucapnya lalu meninggalkanku begitu saja. Suara beratnya mengingatkan aku dengan seseorang, tapi aku tidak bisa mengingat siapa orang itu.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Aku menunggumu
4536      955     10     
Romance
Cinta pertamaku... dia datang dengan tidak terduga entahlah.Sepertinya takdirlah yang telah mempertemukan kami berdua di dunia ini cinta pertamaku Izma..begitu banyak rintangan dan bencana yang menghalang akan tetapi..Aku Raihan akan terus berjuang mendapatkan dirinya..di hatiku hanya ada dia seorang..kisah cintaku tidak akan terkalahkan,kami menerobos pintu cinta yang terbuka leb...
Regrets
913      484     2     
Romance
Penyesalan emang datengnya pasti belakangan. Tapi masih adakah kesempatan untuk memperbaikinya?
Pisah Temu
914      493     1     
Romance
Jangan biarkan masalah membawa mu pergi.. Pulanglah.. Temu
Comfort
1167      496     3     
Romance
Pada dasarnya, kenyamananlah yang memulai kisah kita.
Invisible
621      396     0     
Romance
Dia abu-abu. Hidup dengan penuh bayangan tanpa kenyataan membuat dia merasa terasingkan.Kematian saudara kembarnya membuat sang orang tua menekan keras kehendak mereka.Demi menutupi hal yang tidak diinginkan mereka memintanya untuk menjadi sosok saudara kembar yang telah tiada. Ia tertekan? They already know the answer. She said."I'm visible or invisible in my life!"
SUN DARK
368      228     1     
Short Story
Baca aja, tarik kesimpulan kalian sendiri, biar lebih asik hehe
North Elf
1850      823     1     
Fantasy
Elvain, dunia para elf yang dibagi menjadi 4 kerajaan besar sesuai arah mata angin, Utara, Selatan, Barat, dan Timur . Aquilla Heniel adalah Putri Kedua Kerajaan Utara yang diasingkan selama 177 tahun. Setelah ia keluar dari pengasingan, ia menjadi buronan oleh keluarganya, dan membuatnya pergi di dunia manusia. Di sana, ia mengetahui bahwa elf sedang diburu. Apa yang akan terjadi? @avrillyx...
Sweet Scars
237      198     1     
Romance
Gloria
3161      960     3     
Romance
GLORIA, berasal dari bahasa latin, berarti ambisi: keinginan, hasrat. Bagimu, aku adalah setitik noda dalam ingatan. Namun bagiku, kamu adalah segumpal kenangan pembuat tawaku.
Night Wanderers
15849      3761     45     
Mystery
Julie Stone merasa bahwa insomnia yang dideritanya tidak akan pernah bisa sembuh, dan mungkin ia akan segera menyusul kepergian kakaknya, Owen. Terkenal akan sikapnya yang masa bodoh dan memberontak, tidak ada satupun yang mau berteman dengannya, kecuali Billy, satu roh cowok yang hangat dan bersahabat, dan kakaknya yang masih berduka akan kepergiannya, Ben. Ketika Billy meminta bantuan Julie...