Raffa melajukan mobilnya diajalan Jakarta yang cukup lengang dia menuju salon dimana Viola ingin dandan untuk ulang tahun Dian kali ini
Sesudah itu mereka langsung berangkat menuju rumah Raffa yaitu tempat dimana berlangsungnya acara ulang tahun Dian
Viola terlihat sangat cantik ditambah Raffa yang berjalan beriringan dengannya mereka menjadi sangat serasi jika berdampingan seperti itu
“kaka” ucap Viola setelah sampai dihadapan Dian lalu memeluknya
“uhhh ade gue” membalas pelukan Viola
“kulot yo” Viola melepaskan pelukannya lalu mengenggam tangan Dian
“anjiran yo”
“sorrykan gue ka. Hbd ya ka semoga apa yang disemogakan tersemogakan”
“dan ini dari gue sama Raffa” lanjutnya
“hbd ka” ucap Raffa sambil memeluk kakanya
“thanks de”
“ka Dion ga dateng ka?”tanya Viola
“engga. Dia ada study di Bandung buat akhir semesternya coba”
“uhhh sabar ka”
“always atuh” keduanya terkekeh
“yaudah ka langsung aja udah banyak yang dateng juga” kata Viola
“oke. Selamat malam semuanya, baiklah sekarang langsung ke acara inti aja. Dimana yang ulang tahun bakalan potong kue tiup lilin dan my wish oke” ucap MC lalu semuanya bertepuk tangan tapi tiba tiba lampu mati. Dian spontan memeluk Viola yang ada di sampingnya dan tangan Raffa langsung menggenggam tangan Viola
Setelah beberapa menit lampu mati dan tiba tiba ada sebuah sorotan lampu yang tersorot ke arah Dian dan ketengah
Terdengar suara petikan gitar, Dian melihatnya dengan tatapan kaget karena itu adalah Dion kekasihnya. Lalu Dion mulai membuka suaranya. Dia menyanyikan lagu perfect-ed sheran
setelah selesai bernyanyi Dion menaruh gitar di kursi yang tadi ia duduki lalu berjalan menghampiri Dian, terlihat dari sorot lampu yang menyinari Dian, mata Dian sudah berkaca-kaca
“Dian” ucap Dion namun Dian tidak menanggapi
“maaf, saya udah boong ke kamu”
“maaf, saya udah bilang kalau saya gabakal ada di pesta ulang tahun kamu”
“maaf, kalau selama menjalani hubungan ini bersama saya kamu merasa terbebani”
“kamu ngomong apa si?” jawab Dian
“maaf, atas segala kekurangan saya”
“maaf, atas segala keegoisan saya”
“kita harus putus”
Deg,
Dian bagai tersambar petir di siang hari, kenapa Dion tiba tiba minta putus padahal sebelumnya mereka belum terlibat cekcok apapun, bahkan sebelumnya Dion dan Dian tidak ada permasalahan sedikitpun. Dian langsung memeluk Viola dan menangis di pelukan Viola. Viola membalas pelukan Dian, Viola berusaha menenangkan Dian
“kenapa? Emang aku salah apa?” tanya Dian dengan suara berat karena baru saja menangis
“kamu gak salah”
“terus kenapa?”
“Because, Will you Marry Me?” Dion jongkok dihadapan Dian sambil menyodorkan sebuah cincin yang telah ia siapkan dalam sakunya. Dian tidak menyangka lalu dia menutup mukanya karena dia lagi lagi menangis bukan karena sedih namun bahagia
“Dian, Will you Marry Me?” tanyanya lagi
“yes, I will Marry you”
“oh are you sure”
“yes sure”
“thank you so much” lalu dia berdiri dan memakaikan cincin yang ia siapkan ke jari manis Dian lalu mengusap air mata Dian yang masih tersisa mengecup keningnya lalu memeluknya
“hmm” ucap temannya
“ehh”
“selamat bro” kata temannya
“selamat ya ka Dion ka Dian” ucap Viola
“selamat” ucap Raffa sambil tos ala laki laki
Seperti biasanya Viola hari ini sedang melakukan khemotherapy tapi tidak dengan mamahnya maupun papahnya tak lain adalah Mawar dia khemotherapy ditemani Mawar Viola telah menceritakan semuanya ke Mawar
Sandi tidak tahu akan semuanya, padahal Sandi adalah sepupunya. Ya, Sandi sudah kembali lagi kerumahnya. Sandi jarang ke rumah Viola sekarang. Mungkin dia sibuk dengan pacarnya, basket atau keluarganya. entahlah
#Flashback on#
Sekarang sudah waktunya para siswa dan siswi meredakan otaknya di kantin sekarang semua siswa sedang melaksanakan jam istirahat nya
“hai Ola” sapa Mawar
“hai” jawab Viola
“lo sakitkah? Muka lo pucet”
“gue gapapa”
“yakin”
“hmmm”
“kantin yuk! Si Angel sama Elen udah disana”
“sok aja duluan”
“yaudah gue duluan okey” belum sempat Mawar melangkahkan kakinya Mawar dikagetkan oleh Viola yang tiba tiba memijit pangkal hidungnya tandanya dia merasakan pusing yang teramat sangat ditambah lagi ada darah yang keluar dari hidungnya
“eh La lo kenapa la”
“Mawar”
“iya kenapa la?”
“gue pusing banget”
“bentar gue punya tisu” Mawar mengambil tissue didalam tasnya
“nih lo pake buat lap idung lo ya”
“ayo kita ke UKS”
“engga”
“la, ayo la gue bantu. Lo jangan ngeyel”
“obat”
“obat? Obat apa? Dimana?”
“tas” Mawar mengambil obat yang Viola katakan
“okey kita ke UKS”
Setelah beberapa lama beristirahat ke UKS Viola sadar, yap Viola sempat pingsan waktu dia berbaring disana
“La?”
“obat?”
“ini ada bentar gue siapin dulu ya”
“makasih” lalu Viola meminum obatnya
“Mawar, gue cape?”
“kenapa? Lo mau istirahat lagi? Mau tidur lagi”
“engga”
“terus lo mau apa?”
“lo tau obat ini?” Mawar mengangguk
“kenapa sih gue harus bersahabat sama obat ini. Dan lo tau kan bukan cuman sekali dua kali gue minum ini” Mawar mengangguk lagi
“gue cape, gue bener bener cape”
“la? Lo yang sabar, kan gue udh pernah bilang kalo lo butuh sandaran atau tempat buat semua beban lo, ada gue la. Lo bisa cerita ke gue, jangan lo tanggung sendiri itu berat la”
“Mawar, lo tau kenapa gue bisa bersahabat sama obat ini?” kali ini Mawar menggeleng
“karena gue lemah, Mawar gue lemah” Viola mulai menitikan air mata
“kalo lo mikir gue anak yang kuat itu salah besar. Gue itu anak lemah yang setiap hari harus bersahabat dengan obat yang setiap minggu harus bolak balik ke rumah sakit buat check up dan khemotherapy”
“khemo check up? sebenernya lo sakit apa La?”
“lo bisa liat obat gue” Mawar melihat obat yang diminum Viola dan disana tertulis Leukimia stadium 3
“leukimia stadium 3?”ucap Mawar tertatih sambil menitikan airmata
“gue mohon lo jangan kasih tau siapapun termasuk raffa, gue mohon”
“la” Mawar memeluk tubuh Viola dengan erat
“Ola, gue yakin lo bisa la gue yakin lo bisa lawan la”
“dan gue yakin umur gue ga akan lama” Viola tersenyum sinis
“ssttt lo ngomong apaansi gue yakin lo sembuh”
#flashback off#
“semangat Ola” Mawar menyemangati Viola, dan dibalas dengan senyuman
Viola memulai tahapan tahapan khemotherapy nya dengan baik, setelah selesai melakukannya mereka menemui Dr.Carla