Melihat id caller yang tertera pada ponselnya dia terkejut bahwasannya sejak tadi wanita itu adalah yang dibicarakan oleh Raffa dan teman temannya sejak tadi mengenai keselamatannya
“siapa Raf. Kok lo kaget?” tanya Fino melihat perubahan ekspresi Raffa
“Ola!” Raffa menunjukkan layar ponselnya
“angkat Raf” kata keempat temannya lalu Raffa mengangguk
Halo
--Raf tolong gue Raf
kenapa?
--mobil gue mogok di tengah jalan. Mana nih jalan sepi banget
lo dimana?
--di jalan deket gedung tua Raf
lo ngapain disana?
--tadi gue abis balik dari rumah Mawar gue tadi dikejar kejar sama orang Raf. Gue takut mereka banyak banget. Terus gue belok deh kemana aja. Sampai akirnya di jalan ini
gue kesana sekarang. Lo jangan kemana mana. Lo di dalem mobil lo aja, kunci mobil lo
Tut...Tut...Tut
Sambungan telpon di putus oleh Raffa, setelah sambungan itu terputus layar ponsel Raffa kembali menyala tertanda ada pesan masuk
Ini baru permulaan Raffa! Gue selalu tau apa yang dilakuin Viola
Itu adalah isi pesan singkat yang dikirim kepada Raffa, dan Raffa sangat yakin bahwa itu dari Danu
“anjing!” Raffa membanting ponselnya ke sembarang arah lalu pergi meninggalkan keempat temannya
“lo mau kemana?”
“kemana?”
“kemana lo jing?”
“nanti gue jelasin” teriak Raffa
“buset dah tuh anak main banting aja hpnya”
“bego emang tuh anak” sahut Sandi
~~~~
Sekarang Raffa sudah sampai di lokasi dimana tadi Viola bilang sewaktu di telpon. Raffa langsung menghampiri mobil berwarna putih milik Viola yang terparkir di pinggir jalan sepi ini
Tok..tok..tok
Raffa mengetuk jendela mobil terlebih dahulu agar Viola tidak kaget dan nyatanya Viola sedang tidur di dalam mobilnya, mendengar ketukan itu Viola sadarkan diri dan melihat Raffa dari balik kaca mobilnya. Viola membuka pintu mobilnya lalu keluar dan sekarang berdiri di hadapan Raffa mereka berdiri berhadapan
“lo gapapa?” kata Raffa
“gue baik baik aja kok”
“gak ada yang sakit” Raffa memegang kedua pipi Viola lalu melihat pipi kanan dan kirinya memastikan tidak ada yang terluka sedikitpun lalu memutar tubuh Viola 180 derajat
“gak ada yang luka. Atau lebam atau semacamnya” kata Raffa setelah memutar tubuh Viola dan sekarang kedua tangannya telah berada di pundak Viola
“lo kenapa sih? Kok khawatir gitu?”
“gapapa” Raffa nadanya agak gugup. Viola merasakan ada yang di sembunyikan oleh Raffa, tapi Viola memutuskan untuk tidak bertanya sekarang
“oh yaudah”
“lho?! Muka lho kok bonyok lagi sih?” tanya Viola yang menyadari luka babak belur di wajah Raffa
“ini” Raffa menunjuk salah satu luka di wajahnya, lalu Viola mengangguk meng’iya’kan
“gapapa”
“apa banget setiap luka lo bilang gapapa”
“biar gue obatin” Viola mengambil kotak p3k yang ada di mobilnya
“aww” Raffa meringis karena lukanya sedang di bersihkan oleh Viola menggunakan kapas dan alkohol, sekarang mereka sedang duduk di bangku di depan minimarket karena paksaan Viola
“makanya jangan berantem mulu” kata Viola setelah selesai mengobati luka luka Raffa
“iya. Biar gue anter lu balik”
“terus mobil gue?”
“nanti gue telpon orang bengkel”
“thanks ya” Viola tersenyum
Setelah mengantar Viola kembali ke rumahnya Raffa melajukan motornya ke Kafe dimana teman temannya sudah menunggunya untuk menjelaskan yang tadi belum sempat ia jelaskan, teman temannya sempat bilang kalau mereka akan menunggu Raffa di Kafe
Raffa sudah memarkirkan motornya dan dia segera melangkahkan kakinya ke dalam Kafe lalu ia mendapati teman temannya di meja sudut kafe itu lalu dia menghampiri teman temannya
“lama” cetus Dimas
“tau lama banget sih lu” kata Fino
“bacot! mau gue jelasin apa engga?”
“udah lu duduk dah” kata Sandi lalu Raffa menurut dan duduk di bangku yang kosong
“jelasin sekarang” lanjut Sandi setelah Raffa duduk
“tadi dia ngajak gue ketemu perkara...”
#flashback on#
Setelah menerima telpon dari Danu Raffa segera menuju parkiran sekolah dan menaiki motornya beruntung pak satpam sedang tidak ada di ruang jaganya jadi Raffa bisa dengan mudahnya keluar
Raffa melajukan motornya menuju gang di dekat sekolah menemui Danu, setelah sampai disana ia menemui sosok Danu yang telah berdiri membelakanginya. Dia hanya sendiri
“dateng juga lo” Danu tersenyum miring sekarang posisi tubuhnya telah menghadap ke arah Raffa
“apa mau lo” kata Raffa tanpa basa basi
“santai bro gausah ngegas” Danu mendekati Raffa lalu sebelah tangannya menyentuh pundak Raffa
“anjing! Gausah pegang gue” nadanya ketus
“wiss” Danu tersenyum meremehkan
“mau lo apa sih? bertele tele banget anjing” emosi Raffa mulai membeludak
“gue mau Ola”
Bugh,
tinjuan mendarat dari Raffa di pipi mulus Danu
“kenapa? Lo gak suka gue deket deket Ola?” Danu tersungkur di tanah sambil memegangi sudut bibirnya yang berdarah
“jelas gak. Lo tuh brengsek anjing!”
Bugh,
“ga suka banget gue deketin Ola. Oh iya lupa lo kan cowoknya ya” Danu tersenyum meremehkan
“sekali aja lo berniat nyentuh Viola. Gue pastiin lo gabisa hidup lagi Dan”
Danu tersenyum sinis “lo gak tau Ola pernah bahagia bareng gue” Raffa diam mencerna perkataan Danu tadi, maksud dari bahagia bareng Danu apa. Apakah Viola mantan Danu, atau apa banyak sekali pertanyaan di benak Raffa
“maksud lo?” Raffa bingung
“lo tanya aja sendiri sama orangnya” Danu berlalu pergi meninggalkan Raffa sendirian
“bangsat!” teriak Raffa
#flashback off#
“jadi maksud Danu itu apa?” kata Dimas yang masih bingung
“gue gak ngerti”
“mungkin Viola sama Danu pernah saling berhubungan” kata Fino
“maksudnya?”
“semacam pacaran?” kata Sandi
“iya itu” kata Fino
“tapi gue gak pernah denger ya Ola punya pacar” kata Sandi
“mungkin dia gak ngasih tau lo, lagipula rumah lo jauh kan sama dia. Dan Ola sekolah di Amerika” kata Fino
“sekolah di Amerika? Terus darimana Danu kenal Ola?” kata Raffa bingung
“mungkin pas SMP. atau pas sekolah di Amerika” kata Vero
“mending lo tanya deh sama Ola, Raf” kata Dimas
“gak sekarang”
“yaudah, sekarang kenapa tadi lo tiba tiba banting hp lo sampe remuk kek gitu?” tanya Dimas yang penasaran
Lalu Raffa menjelaskan semuanya di mulai dari Viola yang minta pertolongan kepada Raffa karena mobilnya mogok, soal pesan Danu kepada Raffa sampai Raffa mengantar Viola ke rumah
“anjing! Bangsat banget” kata Sandi
“anceman anjing mainnya” kata Fino
“emang cari musuh tuh anak” kata Vero
“tapi kok aneh ya kenapa dia ngehubunginnya lo sih bukan orangtuanya tau pun Sandi?” kata Dimas lalu perhatian langsung tertuju pada Dimas
“iya kok bisa ya?” tanya Sandi yang ikut bingung
“aneh!” kata Vero
“tadi Ola cerita ke gue”
#flashback on#
“La?” panggil Raffa saat Viola sedang mengobati luka lukanya
“iya” kata Viola namun fokusnya masih tertuju pada luka Raffa
“udahan dulu coba” Raffa menarik tangan Viola menjauhi luka lukanya
“apa sih?”
“kenapa lo milih ngehubungin gue disaat banyak kontak hp yang lain” Raffa mulai serius
“kan lo cowok gue”
“selain itu?”
“gatau juga sih Raf, kontak gue tiba-tiba aja gaada semua. Untung aja gue hafal nomor lo”
#flashback off#
“sumpah kejadian ini aneh tau gak” kata Vero
“ya dimulai dari Danu yang minta ketemu Raffa digang deket sekolah. Anceman. Terus tawuran itu. Mobil Viola mogok sampe kontak hp Viola ilang” kata Dimas
“gue rasa semua rekayasa Danu deh” kata Sandi
“itu sih bisa jadi, tapi gimana caranya” kata Vero
“lo inget tadi si Ola bilang dia abis ke rumah Mawar dan abis itu dia dikejar banyak orang gitu” kata Fino lalu semuanya mengangguk
“lo tau gak, rumah Mawar itu deket sama Arka” lanjut Fino
“arka?”
“iya, dan fiks gue yakin banget mereka sekongkol ditambah juga Dinar beberapa hari lalu”
“kita bener-bener harus waspada kita gatau akan gimana selanjutnya”
“iya bener”