Tingtong.. tingtong
“iya sebentar” teriak Viola
“biar gue buka dulu” Sandi mengangguk
“Neng Viola calik weh, Ibu nu ningali sareng muka pintuna” Kata Bu Sri
“oh iya makasih bu”
“nya sawangsulna”
Tingtong
“nya sakedap”
“eh Pak Bu ntos rengse acarana”
“iya Bi ini udah selesai” kata Indah
“sok atuh Bu ka lebet”
“makasih ya Bi" kata Raka Bu Sri tersenyum dan mengangguk
“hey akur kalian” kata Indah
“baru aja selesai berantem” kata Sandi polos
“kalian ini” kata Raka
“papah sama mamah mau bicara sama kalian” Raka mulai serius
“iya sayang” kata Indah
“ada apa?” Viola bingung
“iya om tante ada apa ko mukanya serius banget?”
“jadi gini papah di tugasin di Semarang sekitar semingguan, dan mamah juga harus ikut soalnya suruh bawa istri buat memberi kata sambutan” kata Raka
“kalian gapapa kami tinggal?” tanya Indah
“si papah mamah aku kira ada apa. Taunya ini doang, gapapa kali mah lagipula disini ada Bu Sri sama Sandi yang jadi temen Ola”
“iya tan gapapa. Pasti Sandi bakal jaga Viola kok”
“iya makasih ya kalian udah ngertiin keadaan kami” kata Raka keduanya mengangguk
“iya makasih, kamu Viola jaga kesehatan dan pola makan jangan lupa vitaminnya di minum. Dan juga Sandi jangan jaga Viola aja jaga diri kamu juga jangan berantem bolos apalagi tawuran” kata Indah
“iya mah”
“iya tante”
Kini Viola sudah siap untuk berangkat sekolah, sebelum dia membangunkan Sandi dia berniat untuk sarapan terlebih dahulu. Setelah itu dia langsung ke kamar Sandi dan membangunkannya
“eh kebo bangun lo” kata Viola
“hm”
“ham hem ham hem aja, bangun pea udah siang”
“10 menit lagi"
“gaada gaada 10 menit 10 menitan, bangun gak kalau engga gue sir..” belum saja Viola meneruskan perkataannya Sandi sudah memotong perkataannya
“iya iya gue bangun” Sandi membuka selimutnya dan mendudukan dirinya
“bagus kalo lo udah ngerti” Viola tersenyum miring lalu beranjak pergi
“punya sepupu udah kaya mak lampir anjir” kata Sandi pelan namun terdengar oleh Viola
“apa?Lu bilang apa?” Viola membalikkan badannya
“apa gue gabilang apa-apa”
“gue denger pea tapi gak jelas”
“oh itu gue cuman bilang makasih sama lo karena lo udah bangunin gue terus” Sandi tersenyum paksa namun Viola tidak menjawab apa apa dia langsung beranjak pergi
~~~~
Siang ini Viola harus ke bandara untuk mengantar Orang tuanya yang pergi ke Semarang untuk beberapa hari ini. Setelah bel berbunyi Viola langsung bergegas dia takut kalau dia akan tertinggal oleh pesawat orang tuanya
“Sandi, cepet ih kita kan mau ke bandara” Viola menyusuri koridor dengan cepat
“bentar napa lu jalan cepet amat dah. Lagian lu kan balik ama Raffa” Sandi berteriak karena Viola jauh dengannya
“ga gue balik ama lo” Viola berhenti dan membalikkan badannya dia melihat dua orang laki laki yang ia kenali
“lo sama gue” kata Raffa
“tapi kan...” omongannya terpotong oleh Raffa
“lo gaboleh bantah inget perjanjian lu”
“udah udah, ayo kita ke bandara sekarang. Keburu om sama tante berangkat” Sandi berusaha melerai keduanya
“mana sih?” Viola celingukkan mencari orang tuanya di bandara
“itu tuh” Raffa menunjuk orangtua Viola yang sedang duduk di tempat tunggu keberangkatan pesawat, dia langsung berlari menghampirinya
“tunggu la” Sandi berlari mengikuti Viola dan Raffa mengekor dibelakang Sandi
“mamah” Viola memeluk mamahnya
“sayang, mamah kira kamu gak akan kesini”
“ga mungkin lah Ola gak kesini mah”
“iya sayang kita tau itu” kata Raka
Bagi seluruh penumpang pesawat Garuda Indonesia tujuan Semarang harap segera bersiap karena sebentar lagi pesawat akan segera landing, terimakasih
“eh udah mau berangkat tuh mah” kata Viola yang mendengar pengumuman itu
“iya sayang, jaga diri kamu baik baik ya” Indah mengusap puncak kepala Viola
“kamu juga Sandi jaga diri kamu ya, jangan berantem lagi” lanjutnya sambil mengusap pundak Sandi
“iya tante Sandi bakal jaga diri”
“nak Raffa juga ya, tante minta tolong banget sama nak Raffa kalau mereka berdua butuh bantuan nak Raffa tolong bantuin mereka ya” lanjutnya
“iya tan” Raffa mengangguk sopan
“yaudah papah sama mamah berangkat dulu. Kalian semua jaga diri baik baik kalau ada apa apa hubungi saja kami” kata Raka
“iya pah. Kalau udah sampe kabarin Ola ya”
“iya sayang" Raka memeluk Viola
“yaudah bye sayang” Raka melepas pelukannya dan mengecup kening Viola lalu beranjak pergi
“hati hati mah pah. Kabarin Ola kalau udah sampe” teriak Viola karena Raka dan Indah sudah mulai jauh dari hadapannya dan dibalas anggukan beserta senyuman dari Indah