Sinar matahari berhasil membangunkan Viola dari tidurnya. Sekarang Viola telah siap dengan seragam sekolahnya. Lain halnya dengan Sandi yang masih berada diatas kasurnya. Viola memutuskan untuk membangunkan sepupunya itu
“astagfiirullah ni anak, ngapain coba” Viola menggelengkan kepala melihat Sandi tidur yang posisinya memutar
“sandi bangun! Bangun cepatan ih” Viola menggoyangkan lengan Sandi
“masih pagi ini”
“pagi pagi pala lo peang, bangun atau gue siram nih pake air”
“silahkan” Sandi tak takut karena dia anggap ancaman ini hanya candaannya Viola
Byurr,
“anjir kamar gue bocor” Sandi sekarang sudah buka mata karena tadi Viola benar benar menyiramkan air segayung kepada Sandi
“makanya bangun jangan susah” Viola disela tawanya yang menggelegar
“anjir gue kira lo boong”
“gue gapernah boong tay”
“udah sana mandi cepetan ih” Viola mendorong tubuh Sandi menuju kamar mandi
“cepet! Gue tunggu dibawah sarapan” Viola melangkahkan kakinya menuju lantai bawah dan menemukan sosok Raffa di ruang tengah
“udah dateng?”
“kalau gue belum dateng terus siapa yang duduk disini” Viola terkekeh
“tadi gue denger berisik banget diatas”
“itu gue bangunin sepupu gue susah banget anjay, gue siram pake air baru tuh dia bangun”
“lo siram dia pake air?” Viola menganggguk mengiyakan
“kenapa sih?”
“gapapa lucu aja”
“hallo everybody” teriak Sandi yang turun dari kamarnya da sudah memakai seragam sekolahnya
“berisik lau, udah sana sarapan dulu” Viola menengok ke arah Sandi
“eh sorry, maaf ya ganggu waktu pacarannya” Sandi terkekeh
“lo? Raffa?” Sandi sekarang berada disamping Viola dan melihat keberadaan Raffa
“Sandi?” kata Raffa mereka tos ala laki laki
“kalian berdua saling kenal?”
“iyalah, kita itu temen waktu smp” Sandi menjelaskan
“oh pantesan kaya yang akrab”
~~~~
Tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi, itu artinya mereka telah diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Halnya dengan Viola dan Raffa kini mereka telah sampai di depan rumah Viola
“thanks ya, mau masuk dulu”
“ga deh, duluan” Raffa melajukan motornya, dan sudah mulai menjauh. Viola melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumahnya dan melihat Sandi yang duduk sambil ditemani cemilan dan kartun Transformers, dia sudah berganti pakai
“baru pulang lo? Dianter pacar lo ya?” Sandi menyadari kalau kini Viola sudah duduk di sebelahnya
“apa banget bukan pacar gue”
“apa kata lo dah” Sandi kembali fokus ke kartunnya
“gue ke kamar dulu dah mau ganti” Sandi mengangguk
“cape gue minumin ini mulu” ucap Viola yang hendak meminum obatnya
Setelah selesai membersihkan diri, dia berniat untuk turun ke bawah karena ingin menonton animasi Transformers dengan sepupunya. Sebelumnya dia kedapur untuk mengambil beberapa camilan
“anjir! Gue kaget” Sandi terlonjak kaget saat Viola yang tiba-tiba ada di hadapannya
“biasa aja kali lu emang lu kira gue apaan” Sandi terkekeh
“dugong! Abis pea, gue yang ngambil lu yang makan enak lu hidup”
“sorry, abis keliatannya enak banget”
“udah ah gue mau lanjut nonton”
10 menit kemudian...
“ah gaasik anjir, gue baru nonton sebentar udahan coba”
“lu sih dateng jadi udahan kan” Sandi menyalahkan Viola
“apa lu ke gue gue”
“udah ah gue mau ke kamar bete liat muka lu”
“anjir! Degong si Ola” Teriak Sandi karena Viola sudah berjalan menaikki tangga