Loading...
Logo TinLit
Read Story - Alya Kirana
MENU
About Us  

Januari 2018

Di salah satu kedai kopi di daerah Jakarta yang tidak terlalu ramai akan pengunjung, atau mungkin, kedai kopi itu bisa dibilang sepi, karena hanya terdapat beberapa pengunjung di sana. Kedai kopi itu adalah tempat favorit seorang perempuan yang selalu menghabiskan waktunya untuk membaca novel di kursi paling pojok dekat jendela, yang merupakan kursi favoritnya juga. Alya Kirana, mahasiswi Universitas swasta di Jakarta, jurusan Sastra Indonesia, semester 2. Siang ini, Alya sedang membaca novel di kursi favoritnya dengan ditemani cheesecake dan cappucino di atas meja.

"Hai, permisi. Kursi ini ada orangnya gak, ya?" ucap seseorang yang saat ini berdiri didepan Alya, membuat Alya sedikit mendongak untuk melihat orang tersebut. Ternyata, orang tersebut merupakan seorang laki-laki bertubuh tinggi, dengan kaos putih polos yang dilapisi dengan jaket levis.

"Gak ada, kok."

"Boleh, saya duduk di sini?"

"Iya, duduk aja." ucap Alya, dan tersenyum tipis. Lalu, ia kembali tenggelam dalam novel yang sedang ia baca. Hingga ia tersadar, kalau laki-laki yang sedang duduk didepannya itu terlihat sedang memperhatikannya. "Sorry, kenapa, ya?" tanya Alya. Ditanya seperti itu, laki-laki itu justru tersenyum, yang membuat Alya semakin bingung dan mengerutkan keningnya.

"Gak pa-pa, lanjut aja bacanya." Alih-alih melanjutkan bacaannya, Alya justru menutup novelnya. "Loh, kok ditutup? Gak dilanjut?" taanya laki-laki itu.

"Enggak, udah gak fokus." lalu, ia meminum cappucinonya. Laki-laki itu hanya mengangguk.

"Eh, iya. Saya Aldi, kamu?" ucapnya memperkenalkan diri, dan mengulurkan tangannya, Alya meletakkan gelas cappucinonya ke atas meja, lalu membalas uluran tangan Aldi.

"Alya." Ia tersenyum sangat tipis. Lalu, melepaskan uluran tangannya.

"Sering kesini, ya?"

"Iya, hampir setiap hari."

"Setiap kesini, pesennya cappucino?" Alya hanya mengangguk. "Kenapa gak coba yang lain? Caramel macchiato, gitu?"

"Udah, kok."

"Espresso sama americano?" Alya hanya menggeleng, tanda ia belum pernah mencobanya. "Gak ada niat buat coba?"

"Enggak, kayaknya. Pahit kan, itu?"

"Iya, tapi, kalau kamu mau, kamu bisa coba affogato, pasti belum pernah?" Alya lagi-lagi menggeleng, membuat Aldi terkekeh, "Affogato itu sama kayak espresso. Cuma bedanya, diatas espressonya itu ada setangkup es krim. Pahitnya jadi gak begitu terasa." Alya mengangguk.

"Oke, lain waktu gue coba." Aldi tersenyum mendengarnya.

"Lain waktu kamu juga harus coba espresso sama americano, ya?" tanya Aldi yang sebenarnya lebih terdengar seperti pernyataan. Aldi tertawa kecil, pun Alya, ia ikut tertawa mendengar pertanyaan, atau lebih tepatnya pernyataan dari Aldi. Namun, ia tetap menganggukkan kepala.

"Biasanya, kalau kesini jam berapa?"

"Pulang kuliah."

"Kalau lagi libur kayak gini?"

"Kalau lagi bosen di rumah, ya, gue ke sini."

"Kampusnya berarti deket sini, ya?" Alya mengangguk. "Jurusan apa?"

"Sastra Indonesia. Eh iya, kayaknya gue baru liat lo di kedai ini." Aldi terkekeh, yang membuat Alya sedikit bingung.

"Saya gak tinggal di Jakarta sebenernya."

"Loh, terus?"

"Saya cuma liburan di Jakarta. Kebetulan, Bapak saya kerja di Jakarta." Alya mengangguk, tanda mengerti.

"Emang, kuliah di mana?" Alya bukan tipe orang yang ingin tahu, atau bertanya duluan, apa lagi jika dengan lawan jenisnya, tapi, entah dorongan dari mana yang membuat ia menanyakan hal itu. Alya juga tipe orang yang cuek, bahkan, wajahnya terlihat sangat jutek. Walaupun begitu, ia selalu memperhatikan sekitar, tingkat pekanya terhadap sekitar sangatlah tinggi, ia selalu memperhatikan setiap perubahan yang ada disekitarnya. Ia juga memiliki banyak teman di kampus, atau di sekolahnya dulu. Jika berteman dengannya, kesan pertama yang akan kalian beri adalah pendiam, namun, sebenarnya kebalikannya.

"Saya kuliah di Malang."

"Di mana? Brawijaya?" Aldi mengangguk. "Jurusan?"

"Jurusan Ilmu Komunikasi."

"Wah, keren."

"Lebih keren kamu, Sastra Indonesia. Pasti jago buat puisi, kan?"

"Enggak, boro-boro. Ada tugas buat puisi aja gue malah buat karangan cerita." ucapnya sembari tertawa kecil membayangkan ketika dosennya memberi tugas untuk membuat puisi, namun yang ia buat adalah sebuah karangan cerita. Saat itu, ia merasa sangat malu. Saat teman-temannya membuat puisi, justru ia membuat karangan cerita. Hasilnya, saat mengumpulkan tugas, ia menaruh tugasnya dibawah tugas teman-temannya.

"Coba dong, buatin saya puisi."

"Ah, gak bisa." Lagi-lagi ia tertawa. Entah, padahal tak ada yang lucu. "Lo aja yang buatin gue puisi."

"Loh, kok saya? Nanti saya contek di google dulu, kalo gitu."

"Ih, masa nyontek di google." Alya dan Aldi pun tertawa. Mereka pun larut dalam obrolan. Hingga tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Udah sore, kamu gak pulang?"

"Iya, ini mau pulang, kok." Alya pun segera memasukkan novel yang ia bawa ke dalam sling bagnya.

"Mau saya antar?"

"Gak usah, gue naik bus aja. Makasih." Lalu tersenyum tipis pada Aldi.

"Oh, oke. Kalau gitu, saya temenin sampai kamu naik ke bus, ya?" Alya hanya mengangguk. Mereka pun keluar dari kedai dan berjalan ke halte yang berada tepat didepan kedai itu. Tidak lama, bus datang, Alya bergegas untuk masuk ke dalam bus. "Hati-hati, ya. Sampai ketemu lagi." Ucap Aldi saat Alya akan masuk ke dalam bus.

•••

Sampai di rumah, Alya segera masuk ke dalam kamarnya, dan bergegas untuk membersihkan diri. 15 menit cukup bagi Alya untuk membersihkan diri. Setelah itu, ia mulai tenggelam dengan pikiran-pikirannya. Pikirannya melayang ke mana-mana, karena ia juga merupakan tipe yang suka berpikir dan menghayal tentunya. Hingga, tiba-tiba ia teringat dengan sosok yang sejak tadi siang menemaninya di kedai kopi favoritnya itu. Laki-laki itu seperti memiliki daya tarik tersendiri, sehingga ia bisa membuat Alya merasa ditemani. Biasanya, Alya akan merasa risih jika ada orang baru yang mengganggu atau mengusik kegiatan membacanya. Tapi, entah kenapa rasanya beda, Alya merasa nyaman berbicara dengan Aldi. Padahal, yang mereka bicarakan hanya seputar kuliah, kegiatan kampus, dan hobi.

"Gue cari sosmednya kali, ya. Coba, ah, instagram. Kali aja dia punya, keliatannya gak mungkin sih kalo cowok kayak dia gak punya instagram." Alya pun mulai membuka aplikasi instagram di ponselnya, ia mengetikkan nama "Aldi" dikolom pencarian. Namun, banyak sekali nama Aldi yang muncul di sana. Ia lupa, kalau ia tidak tahu nama lengkap Aldi. Yang ia tahu dari obrolannya di kedai tadi, Aldi kuliah di Universitas Brawijaya, Malang, jurusan Ilmu Komunikasi, semester 4. "Gue kan gak tau nama lengkap dia, ya. Terus, gimana, dong? Ah, gak tau lah. Pusing. Mending gue nge-game aja deh." Ia pun membuka aplikasi game MOBA yang sering ia mainkan dan mulai tenggelam ke dalam game tersebut.

•••

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My Secret Wedding
3076      697     2     
Romance
Pernikahan yang berakhir bahagia adalah impian semua orang. Tetapi kali ini berbeda dengan pernikahan Nanda dan Endi. Nanda, gadis berusia 18 tahun, baru saja menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Sedangkan Endi, mahasiswa angkatan terakhir yang tak kunjung lulus karena jurusan yang ia tempuh tidak sesuai dengan nuraninya. Kedua nya sepakat memutuskan menikah sesuai perjodohan orang tua. Masin...
Mari Collab tanpa Jatuh Hati
4867      1802     2     
Romance
Saat seluruh kegiatan terbatas karena adanya virus yang menyebar bernama Covid-19, dari situlah ide-ide kreatif muncul ke permukaan. Ini sebenarnya kisah dua kubu pertemanan yang menjalin hubungan bisnis, namun terjebak dalam sebuah rasa yang dimunculkan oleh hati. Lalu, mampukah mereka tetap mempertahankan ikatan kolaborasi mereka? Ataukah justru lebih mementingkan percintaan?
Mengejarmu lewat mimpi
2198      878     2     
Fantasy
Saat aku jatuh cinta padamu di mimpiku. Ya,hanya di mimpiku.
Persinggahan Hati
2108      849     1     
Romance
Pesan dibalik artikel Azkia, membuatnya bertanya - tanya. Pasalnya, pesan tersebut dibuat oleh pelaku yang telah merusak mading sekolahnya, sekaligus orang yang akan mengkhitbahnya kelak setelah ia lulus sekolah. Siapakah orang tersebut ? Dan mengakhiri CInta Diamnya pada Rifqi ?
Help Me Help You
2250      1281     56     
Inspirational
Dua rival akademik di sebuah sekolah menengah atas bergengsi, Aditya dan Vania, berebut beasiswa kampus ternama yang sama. Pasalnya, sekolah hanya dapat memberikan surat rekomendasi kepada satu siswa unggul saja. Kepala Sekolah pun memberikan proyek mustahil bagi Aditya dan Vania: barangsiapa dapat memastikan Bari lulus ujian nasional, dialah yang akan direkomendasikan. Siapa sangka proyek mus...
Awesome Me
3395      1205     3     
Romance
Lit Academy berisi kumpulan orang-orang mengagumkan, sebuah wadah untuk menampung mereka yang dianggap memiliki potensi untuk memimpin atau memegang jabatan penting di masa depan. Mereka menjadi bukti bahwasanya mengagumkan bukan berarti mereka tanpa luka, bukti bahwa terluka bukan berarti kau harus berhenti bersinar, mereka adalah bukti bahwa luka bisa sangat mempesona. Semakin mengagumkan seseo...
The Red Eyes
24222      3782     5     
Fantasy
Nicholas Lincoln adalah anak yang lari dari kenyataan. Dia merasa dirinya cacat, dia gagal melindungi orang tuanya, dan dia takut mati. Suatu hari, ia ditugaskan oleh organisasinya, Konfederasi Mata Merah, untuk menyelidiki kasus sebuah perkumpulan misterius yang berkaitan dengan keterlibatan Jessica Raymond sebagai gadis yang harus disadarkan pola pikirnya oleh Nick. Nick dan Ferus Jones, sau...
Meet You After Wound
273      229     0     
Romance
"Hesa, lihatlah aku juga."
Cinta Aja Nggak Cukup!
5063      1660     8     
Romance
Pernah denger soal 'Triangular theory of love' milik Robert Sternberg? The one that mentions consummate love are built upon three aspects: intimacy, passion, and commitment? No? Biar gue sederhanakan: Ini cerita tentang gue--Earlene--dan Gian dalam berusaha mewujudkan sebuah 'consummate love' (padahal waktu jalaninnya aja nggak tau ada istilah semacam itu!). Apa sih 'consummate love'? Penting...
Game Z
6321      1790     8     
Science Fiction
Ia datang ke ibukota untuk menuntut ilmu. Tapi, anehnya, ia dikejar dengan sekolompok zombie. Bersama dengan temannya. Arya dan Denayla. Dan teman barunya, yang bertemu di stasiun.