Loading...
Logo TinLit
Read Story - CINTA DALAM DOA
MENU
About Us  

“ Udah ah Ram, aku capek lari-lari ngejar kamu”

“ Baru juga sekali ngejar aku udah capek, gimana aku yang bertahun-tahun ngejar kamu Rei” ujar Rama

Keduanya lalu duduk di sebuah bangku panjang yang terdapat di taman rumah sakit. Ditemani semilir angin sore yang berlalu lalang. Rama menatap Reina yang tengah terdiam cukup lama di bangku tersebut. Dilihatnya wajah yang penuh ceria itu dengan seksama. Rasanya sudah lama sekali, Rama tidak melihat wajah itu. Melihat senyum dan tawa yang dulu tak pernah lepas dari wajah Reina. Mendengarkan cerita demi cerita yang dulu selalu keluar tanpa henti dari bibir Reina. Bahkan menyaksikan sikap kekanak-kanakkan Reina yang selalu membuat Rama kualahan.

Terakhir kali mereka berjumpa, Rama justru harus menatap airmata yang turun tanpa henti di wajah Reina. Mendengarkannya menyebut nama orang lain, seseorang yang berhasil mengisi ruang hatinya. Dia yang mampu membuat Reinanya menangis dan merasakan “patah hati”

 

Kamu tau Re, bagiku cukup melihat kamu bahagia dan tersenyum maka hariku akan sempurna. Seandainya kamu tahu itu. Seandainya aku punya ruang yang berarti seperti Dia di hatimu. Seandainya waktu dan jarak tak pernah memisahkan kita. Maka mungkin hanya aku yang ada dihatimu, bukan Dia” Batin Rama

 

Tiba-tiba seorang pelayan menghampiri mereka, “Dokter Rama” ujarnya. Rama menoleh begitu juga Reina. “Ini pesanannya” ujarnya lagi sambil memberikan pesanan. Rama pun mengambil pesanan tersebut. “Terimakasih” ujar Rama. Pelayan tersebut lalu tersenyum dan pergi meninggalkan mereka. Reina menatap pesanan yang kini tengah ada di pangkuan Rama. Matanya terbelalak tak percaya, dingatnya berulang-ulang pesanan yang tadi dia pesan. “Seharusnya tidak sebanyak ini yang datang” batinnya

 

“ Dia engga salah kasih pesanan Ram?”

“ Engga kok”

“ Makan nih” ujar Rama menyodorkan sebuah burger ke tangan Reina

“ Aku gak pesan ini”

“ Tapi kamu suka ini kan, aku ingat dulu pas SMA kamu selalu pesan ini. Semoga setelah pisah 4 tahun kesukaan kamu engga berubah ya Re. Biar aku engga perlu berjuang terlalu keras “

“ Masih sama kok” ujar Reina tersenyum

 

*****

Masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah. Persahabatan, cinta, perjuangan, semua akan ditemukan dimasa ini. Begitupula dengan Rama. Ia tidak tahu sejak kapan Reina menempati hatinya.  Anak perempuan yang dulu rambutnya selalu dikucir satu ini seolah tidak pernah berhenti menganggu dan merepotkan dirinya. Reina terlalu cerewet, terlalu suka berbicara, terlalu suka tertawa, terlalu manja.  Namun semua sifat-sifat buruk Reina di masa itu justru adalah sesuatu yang berhasil menghiasi hari-hari Rama. Membuat masa abu-abunya menjadi penuh warna dan tantangan.

 

Pelajaran kimia baru saja dimulai, Rama yang biasanya duduk di bangku paling belakang kali ini justru tengah duduk dibangku nomor dua bersama Reina. Kebetulan pada hari itu, Angel teman sebangku Reina tidak masuk sekolah karena sakit. Sesekali keduanya tertawa pelan lalu menulis beberapa kata dibelakang buku polio mereka dan kembali tertawa.

 

“ Kamu pindah kesini, aku jadi malas belajar kan Ram”

“ Jelas jelas yang mulai duluan itu kamu Rei”

“ Udah ah, aku mau belajar. Biar pande”

 “ Oke, aku diam. Selamat belajar”

“ Hmm, iya”

 

Keduanya pun mendengarkan penjelasan guru. Rama mulai memasang wajah seriusnya. Mendengarkan setiap penjelasan guru di depan dan menuliskannya ke buku. Begitu juga Reina. Meskipun tidak mengerti, ia tetap mencatat semua yang dijelaska guru di bukunya. Setidaknya saat ujian nanti ada yang bisa dibacanya.Reina memang tidak begitu menyukai kimia. Menurutnya kimia adalah pelajaran tersulit. Selain karena unsur-unsur kimia nya yang sangat banyak (bisa lihat di sistem periodic unsur) juga karena perhitungannya yang rumit. Meskipun begitu nilai ulangan kimia nya selalu dapat angka 80. Bebeda dengan Rama, yang seolah telah diciptakan dengan kepintaran luar biasa. Ia bisa semua mata pelajaran fisika, kimia, matematika semua soalnya dapat ia taklukan. Reina sendiri tidak mengerti makanan apa yang telah membuatnya sepintar itu.

“ Ram, kamu dulu pas kecil makan apa?” ujar Reina pelan

“ Makan nasi lah Rei, jadi makan apa? “

“ Nasi putih? Lauknya apa? “

“ Yaiyalah nasi putih, pake ikan. Ngapain sih kamu nanyak begituan? Mau masakin aku makanan. “

“ Terus kok bisa pintar? Kamu ada minum obat pintar ya?”

“ Entah engga tahu, takdir kali. Soalnya pas di dalam perut, aku suka minta ke Allah agar diberikan kepintaran “ ujar Rama sambil menahan tawanya

“ Di dalam perut, kamu berdoa? Kok bisa”

“ Bisalah, kamu pasti di dalam perut tidur aja kan. Yauda sekarang kamu kan udah keluar dari perut. Jadi sekarang berdoa ya biar pintar. Wajib rajin belajar juga” ujar Rama menahan tawanya yang sudah diujung

 

Reina hanya diam, dan kembali memikirkan perkataan Rama. Di dalam perut bisa berdoa? Kok Aku baru dengar.  Gimana cara berdoa ya? Kan masih kecil. Terus apa semua anak yang pintar itu karena mereka berdoa pas di dalam perut ya? pertanyaan-pertanyaan itu terus berlalu lalang dalam benak Reina.  

 

Pelajaran kimia masih terus berlanjut. Papan tulis yang semula putih bersih kini telah di penuhi dengan unsur-unsur kimia, seperti: CaCl (calcium clorida), H20 (air), Be (OH)2 (berilium dioksida) dan sebagainya. Siang itu jam menunjukkan pukul 12 lewat 10 menit, jam dimana orang-orang tengah malas-malasnya. Termasuk juga Reina, yang daritadi bersikap seperti cacing kepanasan. Entah apa saja yang dikerjakannya, dari membolak-balik lembaran bukunya, memainkan pensil mekaniknya bahkan menghembus poni di rambutnya. Namun semakin lama justru kebosanannya kian menjadi-jadi. Ia lalu melirik ke samping, dilihatnya Rama yang tengah duduk dengan tenang mendengarkan penjelasan guru dan mencatat beberapa tulisan di buku polionya. Reina kemudian membaca tulisan-tulisan tersebut dan menulisnya ulang ke buku miliknya.

 

“ Kamu ngapain Rei? Nyontek ya? Aku aduhin sama pak guru ya” ujar Rama seketika

Reina yang kala itu kaget pun, langsung menjatuhkan pena nya dan mencubit tangan Rama

“ Ini bukan ujian jadi gimana bisa disebut menyontek” ujar Reina kesal

“ Pokoknya menurutku itu namamnya mencontek “

“ Bodo amat” ujar Reina yang kembali menulis ke bukunya

 

Rama yang kala itu tidak mau berdebat pun hanya diam dan kembali memerhatikan penjelasan guru. Reina masih terus menyalin tulisan di buku Rama ke bukunya. Hingga akhirnya matanya tiba-tiba mengarah ke wajah Rama. Dilihatnya wajah yang cerah dan bersih itu. Saat SMA dulu, Rama belum memiliki berowok di wajahnya. Tidak seperti sekarang.

 

“ Kamu sekarang ngapain lagi sih Rei? “

“ Engga ada kok, uda kamu lihat ke depan aja” ujar Reina

“ Tadi katanya mau belajar, sekarang main-main”

“ Aku engga lagi main-main Ram, beneran. Cuman lagi gambar wajah kamu aja nih” ujar Reina sambil melengkungkan senyum terbaiknya

“ Belajar gih, ntar kalau ujian engga bisa baru deh nyesal”

 “ Kan ada kamu Ram, nyontek lah”

“ Aku duduk di belakang, kamu lihat disamping pria perfeksionis itu” ujar Rama menunjuk bangkunya yang tengah kosong, disamping seorang pria yang berbadan cukup besar dengan wajah muram

“ Ngelihat nando buat aku ngantuk “ujar Reina

“ Engga pernah semangat wajahnya kan” Sahut Rama

“ Banyak beban hidupnya. Seperti bilangan oksidasi”

“ Lelah dia harus menghafal periodic unsur”

“ Begadang dia, anaknya nangis tadi malam”

“ Anak apaan? Nikah aja belum dia. Yang ada nonton bola dia itu”

“ Kan ecek-eceknya”

“ Udah belajar lagi kita yok”

“ Iyaa “ ujar Reina 

 

***

 

Reina masih memakan lahap burger ditangannya. Rasanya begitu bahagia ketika melihat Reina makan burger tersebut. Rama mampu melihat wajahnya dengan sempurna kini. Seorang Reina yang cantik apa adanya, yang makan tinggal makan, tidak ribet minta garpu, sendok, pisau atau semacamnya. Reina sudah berubah. Reina yang sekarang bukan lagi Reina yang tujuh tahun lalu dikenal Rama, anak perempuan manja yang tidak bisa melakukan apa apa sendiri. Sekarang Reina benar-benar lebih dewasa, entah itu dari segi pemikiran maupun sikap.

 

 

“Waktu benar-benar telah berubah dan semoga aku masih memiliki waktu untuk bisa menetap dihatimu dan membuatmu melupakan Dia, seutuhnya. Jika tidak bisa, tak apa. Asalkan bersama denganmu, maka aku rela menjadi pilihan kedua. Yang penting bisa terus mendengar tawamu dan melihat wajahmu yang memerah setiap kali tersipu malu” batin Rama

 

“ Enak engga burgernya?” ujar Rama yang masih memerhatikan Reina makan dengan lahapnya

“ Enak banget Ram” ujar Reina setelah berhasil menelan makanannya tersebut

“ Kalau udah habis, makan yang ini juga” ujar Rama menyodorkan beberapa makanan ke pangkuan Reina

“ Kamu mau buat aku gemuk Ram. Entar aku pulang dari jogja bisa macam boboho”

“ Biar aja kan lucu”

“ Tapi aku kan Rapunzel enggak boleh gemuk, mana ada princess yang gemuk”

“ Ada, kamu”

“ Aku engga mau temenan sama kamu lagi”

“ Yah engga apa-apa sih kalo enggak mau, palingan enggak akan aku temenin buat daftar ujian di kampus “

“ Aku berani kok sendiri” ujar Reina kesal

 

Reina lalu mengubah posisi duduknya, membelakangi Rama. Dengan wajah yang kesal, Reina memakan satu per satu makanan di pangkuannya. Hingga tanpa sadar, semuanya habis hanya dalam beberapa menit. Melihat itu Rama segera menyabitkan senyum di bibirnya dan kembali menggoda Reina 

 

“ Ternyata benar ya kata orang, kalo lagi kesal pasti lapar. Ini buktinya“

“Aku mau pulang aja” ujar Reina setelah selesai melahap habis semua makanan di tangannya

“ smp banget sih Rei, siap makan pulang”

“ Biar”

“ Nanti aku antar, tunggu urusanku di rumah sakit siap dulu. Mau ya”

“ Males. Aku berani kok pulang sendiri”

“ Iya tahu kalo kamu berani pulang sendiri, kamu kan udah besar sekarang bukan anak-anak sma lagi. Tapi aku pingin antar kamu “

“ Supaya apa?”

“ Supaya bisa terus gangguin kamu dan buat wajah kamu berwarna. Sesuatu yang engga pernah bisa aku lakukan selama empat tahun belakangan ini. Aku ingin menembus itu sekarang.”

“ Gombalan kayak gitu udah enggak mempan Ram”

“ Aku engga lagi gombal Rei, daripada gombal aku lebih suka menyebut namamu kepada Tuhan diantara sujud ku”

 

Reina terdiam, matanya berkaca-kaca. Ia tidak tahu pria macam apa yang ada dihadapannya ini. Rama terlalu sempurna, terlalu baik. Selain kelak ia akan menjadi seorang dokter. Rama juga adalah pria yang masuk dalam kategori cakep maksimal. Wajahnya seperti orang arab, hidungnya mancung, di sepanjang dagunya terdapat bulu-bulu halus, kacamata diwajahnya menunjukkan jika ia adalah seorang pria yang berilmu, senyumnya yang manis membuat siapapun akan langsung terpesona di pandangan pertama. Rama bisa mendapatkan wanita manapun untuk menjadi teman hidupnya. Tidak harus Reina. Reina memiliki banyak kekurangan. Dia juga bukan seorang dokter dan takkan pernah menjadi dokter.

 

“ Semesta seandainya waktu dan jarak tak pernah memisahkan mereka. Mungkin Reina tidak akan terluka karena “cinta”. Tidak akan merasakan bagaimana “patah”. Namun semesta terlalu senang bermain dengannya. Contohnya saja dengan menghadirkan Damar saat ia terpisah dari Rama. Menjadikan Damar sebagai sahabatnya lalu pelan-pelan membuka hatinya. Dan setelah Reina percaya, Damar malah pergi dan mematahkan hatinya sejadi-jadinya. “

Tags: twm18

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
About love
1283      598     3     
Romance
Suatu waktu kalian akan mengerti apa itu cinta. Cinta bukan hanya sebuah kata, bukan sebuah ungkapan, bukan sebuah perasaan, logika, dan keinginan saja. Tapi kalian akan mengerti cinta itu sebuah perjuangan, sebuah komitmen, dan sebuah kepercayaan. Dengan cinta, kalian belajar bagaimana cinta itu adalah sebuah proses pendewasaan ketika dihadapkan dalam sebuah masalah. Dan disaat itu pulalah kali...
JEANI YOONA?
412      295     0     
Romance
Seorang pria bernama Nicholas Samada. Dia selalu menjadi korban bully teman-temannya di kampus. Ia memang memiliki tampang polos dan bloon. Jeani seorang perempuan yang terjebak di dalam nostalgia. Ia sangat merindukan seorang mantan kekasihnya yang tewas di bunuh. Ia susah move on dari mantan kekasihnya hingga ia selalu meminum sebuah obat penenang, karena sangat depresi. Nicholas tergabung d...
Salendrina
2454      911     7     
Horror
Salendrina adalah boneka milik seorang siswa bernama Gisella Areta. Dia selalu membawa Boneka Salendrina kemanapun ia pergi, termasuk ke sekolahnya. Sesuatu terjadi kepada Gisella ketika menginjakan kaki di kelas dua SMA. Perempuan itu mati dengan keadaan tanpa kepala di ruang guru. Amat mengenaskan. Tak ada yang tahu pasti penyebab kematian Gisella. Satu tahu berlalu, rumor kematian Gisella mu...
Dibawah Langit Senja
1634      953     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
Lavioster
4074      1143     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
Bulan Dan Bintang
5405      1400     3     
Romance
Cinta itu butuh sebuah ungkapan, dan cinta terkadang tidak bisa menjadi arti. Cinta tidak bisa di deskripsikan namun cinta adalah sebuah rasa yang terletak di dalam dua hati seseorang. Terkadang di balik cinta ada kebencian, benci yang tidak bisa di pahami. yang mungkin perlahan-lahan akan menjadi sebuah kata dan rasa, dan itulah yang dirasakan oleh dua hati seseorang. Bulan Dan Bintang. M...
Loading 98%
652      399     4     
Romance
TAKSA
406      316     3     
Romance
[A] Mempunyai makna lebih dari satu;Kabur atau meragukan ; Ambigu. Kamu mau jadi pacarku? Dia menggeleng, Musuhan aja, Yok! Adelia Deolinda hanya Siswi perempuan gak bisa dikatakan good girl, gak bisa juga dikatakan bad girl. dia hanya tak tertebak, bahkan seorang Adnan Amzari pun tak bisa.
The Past or The Future
460      366     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
Premium
The Secret Of Bond (Complete)
6459      1485     1     
Romance
Hati kami saling terikat satu sama lain meskipun tak pernah saling mengucap cinta Kami juga tak pernah berharap bahwa hubungan ini akan berhasil Kami tak ingin menyakiti siapapun Entah itu keluarga kami ataukah orang-orang lain yang menyayangi kami Bagi kami sudah cukup untuk dapat melihat satu sama lain Sudah cukup untuk bisa saling berbagi kesedihan dan kebahagiaan Dan sudah cukup pul...