Read More >>"> Sahara (10. Terlalu dipikirkan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Sahara
MENU
About Us  

Sambil membuka buku cetak Biologi, gadis itu memikirkan banyak hal yang seharusnya tidak melekat di pikirannya. Dia menopang dagu, menggigit ujung pensil mekaniknya sebelum mulai mengisi jawaban di latihan soal buku Biologinya. Dia mendesah kecil, membuka halaman materi untuk mencari jawaban kemudian kembali ke lembar soal. Kini otaknya buntu, dia benci pikiran tentang Hara dengan semangatnya yang tak pernah habis terus menghantuinya.

            Kring..

            Deringan telepon mengagetkan gadis itu dari lamunan tidak pentingnya. Nama Hara dengan simbol anjing terpampang di layar ponselnya yang bergetar. Dia mengernyit, tumben. Biasanya di jam segini dia masih di lapangan belakang rumahnya, apalagi kalau bukan latihan voli. Gadis itu menggeser tombol hijau ke kanan, meletakkan ponselnya di telinga kiri.

            “Halo? Lagi apa?” suara Hara menyambut telinga gadis itu, lembut dan ringan. Yura selalu suka obrolan mereka tiap malam, Hara apalagi. Katanya, obrolan singkat dan tidak jelas mereka tiap malam adalah aktivitas favorit Hara selain berlatih.

            Yura memutar kursinya sehingga membelakangi meja belajarnya, tersenyum. “Belajar.”

            “Kirain lagi mikirin gue,” balas Hara asal. Cowok itu tertawa karena dia membayangkan wajah memerah Yura dengan senyum kecut. “Gimana nih? Bukannya lusa pengumpulan puisi?” Cowok itu memperbaiki duduknya, memantulkan bola volinya pelan-pelan.

            Yura menegak, senyumnya perlahan pudar. Dia nggak yakin, sebenarnya. Apa ini adalah pilihannya yang tepat? Dia takut dia kalah lagi. “Hm,” gadis itu berdeham, kembali memutar kursi menghadap meja belajar. Menjawab soal Biologi yang ternyata lebih mengasyikkan dari nulis puisi.

            “Kok jawabnya lemes?”

           “Emang kenapa?” Yura malah balik bertanya, menatap pensil mekaniknya seakan benda tersebut adalah Hara. Dia ingin sekali mematahkannya, membuat cowok itu merasakan apa yang selama ini ia rasakan, tapi... kenapa? Kenapa Yura sepengecut ini?

            Hara berdeham, senyumnya mengembang. “Kita harus semangat, Ra. Nggak peduli sebanyak apapun kita kalah, yang penting semangat kita gak boleh menipis!” kata laki-laki itu dengan menggebu. “Btw, minggu ini tim gue udah mulai tanding loh dibabak penyisihan,” ia berhenti sejenak dengan Yura yang menunggu kelanjutannya. “Nanti dateng, ya!”

            Senyum yang tadi hilang dari wajahnya kini terbit, entah untuk alasan apa tapi serius Yura jadi pengin senyum. Bahkan lebih lebar. “Oke!”

            Lalu sambungan telepon putus, dengan Yura yang kembali mengerjakan soal Biologi yang kini lebih terlihat mudah. Entah untuk alasan apa.

***

Pagi itu, Yura bisa datang tepat waktu. Benar-benar tepat waktu dan ini karena Hara! Bayangin aja, deh. Biasanya mereka bakalan sampai di sekolah lima menit atau tepat di bel masuk, tapi kini keduanya datang di waktu tiga puluh menit sebelum bel masuk! Benar-benar di luar dugaan.

            Hara menyombongkan diri di sepanjang jalan mereka, sedangkan Yura mencibir tapi tidak dapat menyembunyikan tawa kecilnya. Sesampainya di kelas, Yura dapat melihat Nita yang tengah mendengarkan musik sembari memilih barang di toko online. Selain hobi menyontek di pagi hari, Nita juga hobi belanja online padahal cuman liat-liat selama menunggu bel masuk, dan ujung-ujungnya cuman beli satu barang. Padahal yang diliat adalah jenis barang yang berbeda.

            “Pagi, Nitaku!” seru Yura, mengagetkan Nita yang tengah serius berbelanja.

            Nita menegakkan tubuhnya kemudian menatap sahabatnya penuh minat. Minat banget, minta diulek sampe alus kayak sambal. “Ganggu, deh!” sungut gadis itu, kembali melihat layar ponselnya yang menampilkan berbagai macam tas wanita.”Eh, eh, Ra. Menurut lo, bagusan yang merah atau yang item?” Nita bertanya sembari menunjukkan layar ponselnya pada Yura.

            Yura memperhatikan tas tersebut, model sama tapi warnanya berbeda. Jika disandingkan dengan Nita yang genit dan juga sungguh perempuan penuh semangat (Semangat dalam mendekati cowok, maksudnya),  Nita sepertinya sangat cocok dengan tas warna merah. “Merah, Nit. Itu cocok buat lo,” katanya, kemudian membuka novel yang baru dia baca di chapter awal.

            Nita tersenyum senang, kemudian kembali melihat-lihat tas-tas yang ada di web tersebut. Tidak benar-benar membelinya. Yura sudah terbiasa akan hal itu. Baru beberapa detik dia fokus dengan novelnya, suara yang tidak menyenangkan terdengar lagi. Kali ini datang dari cowok yang sempat menyombongkan diri karena berhasil tidak datang telat.

            “Sayuraaa! Woi, Sayur! Eh, Yura deng,” cowok itu duduk dengan senyum yang sangat lebar. “Tadi gue liat pengumumannya di mading. Katanya, pengumpulan dimajuin hari ini,” kata cowok itu, sangat up to date dibandingkan dirinya yang kadang, malas membaca mading. Soalnya pengumuman di sana sangat banyak dan menumpuk. Yura gumoh.

            “Hah?!” Gadis itu menggebrak mejanya, mengagetkan seluruh penghuni kelas. “Demi apa?!” teriak Yura kemudian berlari keluar menuju mading terdekat. Letaknya di antara X IPA 5 dan IPA 4. Ketika melihat pengumuman itu, mata Yura membulat sempurna. Masalahnya, dia pikir pengumpulannya besok sesuai jadwal yang ada di instagram OSIS dan Sekolah, juga mading dua Minggu lalu.

            “Kenapa emang? Belum selesai?” Hara bertanya khawatir, menatap gadisnya penuh penasaran.

            Yura mendongak, kemudian menggeleng. “Nggak, gue cuman masih... nggak yakin? Lo tau, ini pertama kalinya semenjak dua tahun lalu gue milih berhenti ikut lomba yang gak guna karena gue selalu kalah. Terus kalian maksa gue, buat gue mau ikutan lomba tersebut dan sekarang? Gue takut,” katanya dengan suara sedikit  parau, Yura menahan sesak di dadanya.

            Senyum Hara terbit, dia mencubit kedua pipi gadisnya. “Haduh,  kalo lo nggak yakin terus, kapan yakinnya? Udah sih, kalah menang udah biasa. Toh, yang penting lo harus selalu berusaha dan berdoa, pasti semua cita-cita lo bakal tercapai kalo lo yakin dan percaya,” laki-laki itu berkata dengan tenang, dengan tatapan lembut. Beda dari Hara yang kekanakan, usil, dan tidak pekaan.

            Karena lo udah sering menang, kan, Har? Makanya lo berkata kayak gini.

            Ingin sekali kalimat itu meluncur dengan lancar di mulutnya, tapi ia tahan. Dia merasa bahwa kalimat tersebut tidak pantas muncul. Namun, kenapa hatinya menginginkan itu?

            Akhirnya Yura memilih mengangguk. “Iya, gue yakin.” Tapi dia sama sekali nggak menyangkal bahwa dia ragu dengan semua tindakan yang dia lakukan.

 


a.n

Haloo semunyaaa. Maaf banget aku ngilang beberapa minggu ini karena sibuk kuliah, nugas, dan kepanitiaan huhuhu. Novel ini juga belum lanjut lanjut karena masih stuck di chapter 16 (kalo gak salah wkwkwkwk) semoga chapter 10 ini bisa menghapus segala rindu kalian pada Hara yaaa. See ya!

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (13)
  • wizardfz

    @[plutowati wahh emang ku buat manis manis biar abis itu kalian aku kasih pait paitnya dari cerita ini :v

    Comment on chapter Prolog
  • plutowati

    suka sama akhirnya, manis aja gitu

    Comment on chapter Prolog
  • DekaLika

    Ya udah besok janjian di kelas ya :p

    Comment on chapter Prolog
  • wizardfz

    @Sherly_EF waw makasihh wkwkwk, Yura bilang katanya sini kalo berani maju :'D wkwkwk

    Comment on chapter 4. Hara Semakin Sibuk
  • DekaLika

    Yura jangan nantang deh, rayuanku lebih mujarap dari puisimu wkwkwk

    Comment on chapter 4. Hara Semakin Sibuk
  • DekaLika

    Ter ter aku cuka, aku cuka :* :*
    Cerita bagus hihi

    Comment on chapter 4. Hara Semakin Sibuk
  • wizardfz

    @Sherly_EF wkwk iyaa kayak nama jepang jepang gitu hehe, btw kalo mau jadi pacar Hara harus adu puisi sama Yura dulu kata Yura wkwk

    Comment on chapter 3. Latih Tanding
  • DekaLika

    Aah gitu. Iya sih Hara itu kayak nama2 jepang kan yaa hehe

    Comment on chapter 3. Latih Tanding
  • DekaLika

    Hara kamu sweet, jadi pacar aku ajaa haha aku ga sensian kayak Yura kok wkwkwk

    Comment on chapter 3. Latih Tanding
  • wizardfz

    @Sherly_EF Soalnya aku mau nama yang beda dari tokoh cowok lain kebanyakan, makanya pake nama dari Maehara alias dipanggil Hara hehehe

    Comment on chapter 2. Percakapan Aneh Kemal
Similar Tags
Secret Garden
234      199     0     
Romance
Bagi Rani, Bima yang kaya raya sangat sulit untuk digapai tangannya yang rapuh. Bagi Bima, Rani yang tegar dan terlahir dari keluarga sederhana sangat sulit untuk dia rengkuh. Tapi, apa jadinya kalau dua manusia berbeda kutub ini bertukar jiwa?
Iblis Merah
8033      2205     2     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...
14 Days
796      575     1     
Romance
disaat Han Ni sudah menemukan tempat yang tepat untuk mengakhiri hidupnya setelah sekian kali gagal dalam percobaan bunuh dirinya, seorang pemuda bernama Kim Ji Woon datang merusak mood-nya untuk mati. sejak saat pertemuannya dengan Ji Woon hidup Han Ni berubah secara perlahan. cara pandangannya tentang arti kehidupan juga berubah. Tak ada lagi Han Han Ni yang selalu tertindas oleh kejamnya d...
Not Alone
466      226     3     
Short Story
Mereka bilang rumah baruku sangat menyeramkan, seperti ada yang memantau setiap pergerakan. Padahal yang ku tahu aku hanya tinggal seorang diri. Semua terlihat biasa di mataku, namun pandanganku berubah setelah melihat dia. "seseorang yang tinggal bersamaku."
Dear Vienna
333      252     0     
Romance
Hidup Chris, pelajar kelas 1 SMA yang tadinya biasa-biasa saja sekarang jadi super repot karena masuk SMA Vienna dan bertemu dengan Rena, cewek aneh dari jurusan Bahasa. Ditambah, Rena punya satu permintaan aneh yang rasanya sulit untuk dikabulkan.
Unexpected You
346      244     0     
Romance
Pindah ke Indonesia dari Korea, Abimanyu hanya bertekad untuk belajar, tanpa memedulikan apapun. tapi kehidupan tidak selalu berjalan seperti yang diinginkannya. kehidupan SMA terlalu membosankan jika hanya dihabiskan untuk belajar saja. sedangkan Renata, belajar rasanya hanya menjadi nomor dua setelah kegemarannya menulis. entah apa yang ia inginkan, menulis adalah pelariannya dari kondisi ke...
Ketos pilihan
441      293     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
A D I E U
1837      675     4     
Romance
Kehilangan. Aku selalu saja terjebak masa lalu yang memuakkan. Perpisahan. Aku selalu saja menjadi korban dari permainan cinta. Hingga akhirnya selamat tinggal menjadi kata tersisa. Aku memutuskan untuk mematikan rasa.
Sweet Scars
222      185     1     
Romance
TRAUMA
73      68     0     
Romance
"Menurut arti namaku, aku adalah seorang pemenang..akan ku dapatkan hatimu meskipun harus menunggu bertahun lamanya" -Bardy "Pergilah! Jangan buang waktumu pada tanaman Yang sudah layu" -Bellova