Jujur sebelum ini aku belum biasa melakukan pekerjaan rumah tangga karena aku dulu bekerja di sebuah perusahaan. Dan dulu aku sering lembur jadi saat pulang rumah, rumah sudah bersih. Ya tapi itu bukan jin yang ngebersihin rumah tapi ibu tercintaku.
Wah hari pertama kerja aku sangat kerja keras karena rumahnya banyak debu dan sangat kotor jadi aku benar-benar serius dalam membersihkannya sampai-sampai tak terasa aku membersihkan satu ruangan saja membutuhkan waktu sejam-an gitulah. Dan karena hari ini adalah hari pertama aku kerja jadi si majikan masih sedikit menjakan aku. Oya di dalam rumah itu ada 5 anggota keluarga yang terdiri dari kakek,nenek,tuan,nyonya dan 1anak kecil yang berusia 7 tahun.
Dan aku lupa memperkenalkan diriku,,, aku Nur Mariam Putri. Tapi di sini aku di panggil Ati. Haduhhhh padahal kan nama aku itu bagus banget ya?? Tapi setelah aku jadi TKW lha namaku berubah menjadi ATI. Huuufffhh
Hoammm mataku sudah merasa berat tak terasa jam menunjukan pukul 11:00 PM. Saatnya menuju ke alam mimpi.
Kriiingggzzz….. alarm hapeku membangunkan aku pukul 05:00 AM.
Saat ini di Taiwan masuk musim dingin jadi hawanya sangat dingin, ya walaupun begitu aku harus semangat menjalankan tugas di hari kedua. Ketika aku mulai membuka pintu dan jendela ruang tamu aku masih melihat kalau hari masih gelap, mungkin ini masuk musim dingin jadi mataharinya sedikit malu-malu gitu.
Tak lama kemudian si nenek turun dari lantai atas langsung menuju ke dapur. Aku sempet kaget, ya maklum kan baru kerja dan aku masih belum paham dan terbiasa dengan kehidupan disini. Dan tanpa basa-basi aku pun langsung menuju dapur dan menghampuri si nenek. Namun saat aku sudah di dapur aku bingung apa yang harus aku kerjakan. Karena aku tidak tahu apa yang harus aku kerjakan jadi aku hanya melihat si nenek mempersiapkan makanan untuk sarapan. Dan juga bekal untuk nyonya dan tuan pergi ke kantor. Jujur aku sangat kebingungan sekali tidak tahu apa yang harus aku kerjakan, di dapur aku hanya bantu nenek cuci dan bersih-bersih alat dapur yang kotor. Dikarenakan aku masih anak baru ya jadi sedikit dimaklumi.
Pekerjaan hari ini tidak ada beda dengan hari kemarin yakni beres-beres beres setiap ruangan, malahan pekerjaan di tambah. Waduh pekerjaannya mulai semakin berat. Semua orang baik kepadaku. Dan tak terasa malampun tiba, dan tubuhku sudah tak kuat lagi untuk berdiri lebih lama lagi dan mata ini pun sepertinya ingin bermanjaan dengan bantal yang sudah dari tadi merayuku untuk segera tidur.
Keesokan harinya akupun melalui seperti hari kemarin, jadi ceritanya sama saja.
Hari ini sudah masuk hari yang kelima. Namun kali ini ada yang sedikit berbeda aku sudah mulai mempersiapkan sarapan, jika kemaren-kemaren aku hanya bantu bersihin barang yang kotor saja namun kali ini aku sudah belajar memasak. Tapi untuk menunya aku masih nunggu perintah dari si nenek. Dan kebetulan pagi ini si nenek bangunnya agak telat sedikit, tapi aku mah EGP.
Saat si nenek turun dan menuju dapur sepertinya dia sudah mulai panik karena telat bangun. Jam sudah menunjukan pukul 06:45AM saatnya memberi makan si anak. Jam 07:10AM bekal untuk nyonya dan tuan harus siap karena nyonya dan tuan berangkat jam 07:15AM. Karena berhubung si nenek telat bangun jadi persiapan bekal untuk nyonya dan tuan juga telat. Aku memberikan bekal mereka saat mereka sudah naik mobil, dengan tergesa-gesa aku langsung mengejar mereka untuk memberikan bekal makanan untuk mereka. Namun saat aku memberikan makanan tersebut di tuan mengatakan sesuatu dan aku hanya menjawab hao (baik/ok) tanpa aku mengerti apa yang dia katakan.
Setelah mobil si tuan melaju, aku pun mulai berpikir “Tadi si tuan ngomong apa ya?”
Aku mencoba berpikir keras untuk mengingat kalima yang keluar dari mulutnya dan mengajak otakku untuk menerjemahkan bahasa dia. Dan dengan segala kemungkina menerjemahkannya “Oh mungkin si tuan akan pergi liburan minggu ini, karena tadi aku dengar ada kata chu chi wan. Kan itu artinya berlibur.”
Dengan PD aku datang kepada si nenek dan mengatakan “nenek, tuan akan pergi berlibur (dengan bahasa mandarin yang terbata-bata)”
Lalu si nenek kaget dan bingung. Ya dia bingung karena dia masih belum paham dengan bahasa mandarin saya yang masih belum fasih. Aku merasakan kebingungan nenek, lalu aku melihat si kakek dan menunjuk ke arah kakek dan bermaksut untuk tanya kepada si kakek sebab si tuan saat ngomong itu ada kakek. Tapi alhasil si nenek belum ngerti juga. Tapi dia tanya kepada kakek “Kek, dia ngomong apa? Emangnya si tuan ngomong sesuatu tentang berlibur?” dan jawaban kakek “Hah???? Berlibur? Aku kurang tahu.” Lalu si nenek bilang lagi kepada kakek “Jadi kamu gak tahu?”
Lalu aku langsung mengatakan kepada si kakek dengan tebata-bata “Tadi saat di mobil, tuan ngomong apa kek? Kan tadi ada kakek juga?” lalu si kakek menjawab “Aku tidak tahu.” Dalam pikiranku, aku langsung menyimpulkan bahwa si kakek itu pikun atau juga budek. Padahal sudah jelas-jelas saat si tuan ngomong dia ada di dekat saya.
*****